Uro Sepsis
Uro Sepsis
UROSEPSIS
Oleh:
Pembimbing:
dr. ZUHIRMAN, SpU
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan
judul “UROSEPSIS”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, dr. Zuhirman, Sp.U yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan referat ini dari awal
hingga selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan yang
membangun dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga referat
ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFENISI
Urosepsis adalah sepsis yang disebabkan oleh mikrobakteria yang berasala dari
saluran kemih. Infeksi traktus urinarius dapat bermanifestasi sebagai bakteriuria
dengan siptom klinik yang terbatas, sepsis atau sepsis berat, tergantung dari lokasi
atau penyebaran sistemik. Sepsis didiagnosis jika infeksi disertai oleh tanda-tanda
SIRS ( Systemic Inflamatory Response Syndrome ) yang tandai dengan: 1
Hipotermi
Takikardi
Takipnu
Leukopeni / leukositosis
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Infeksi
saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran
nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65
tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun. Infeksi saluran kemih merupakan
infeksi nosokomial tersering yang mencapai kira-kira 40-60%. 2
Urinary Tract Infection (UTI) atau lebih dikenal Infeksi saluran kemih(ISK) merupakan
masalah yang banyak dijumpai dalam praktek klinis. Menurutsaluran yang terkena maka ISK
dapat dibedakan menjadi bagian atas(pielonefritis) dan bagian bawah (sisititis, prostatitis, uretritis)
(Tisher danWilcox, 1997).Dari segi klinis ISK dibagi menjadi:7
1. Infeksi saluran kemih tidak terkomplikasi (simple / uncomplicated urinarytract
infection) yaitu bila tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguanstruktur maupun
fungsi saluran kemih
2. Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection) yaitu bila
terdapat hal-hal tertentu sebagai penyulit ISK dan kelainanstruktural maupun fungsional yang
merubah aliran urin, seperti:
a. Obstruksi saluran urin
a. Anomali konginetal
b. Batu saluran kemih
c. Oklusi urete
d. Kista ginjal
e. Abses ginjal
f. Tumor ginjalb
b. Refluks vesikouretral
c. Penderita gangguan fungsi dan struktur ginjal
d. Residu urin dalam kandung kemih
a. Neurogenic bladder
b. Struktur uretra
c. Penyakit dengan pembesaran prostate
Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih daripada laki-lakikarena pada wanita panjang
uretranya lebih pendek dibandingkan laki-laki. Padawanita panjang uretra 1,5 inci dan pada laki-
laki panjang uretra 8 inchi.8
Sampai saat ini belum adanya klasifikasi dan standarisasi penatalaksanaan
infeksi saluran kemih dan genitalia pria di Indonesia. Penatalaksanaan infeksi
berkaitan dengan pemberian antibiotika. Penggunaan antibiotika yang rasional
dibutuhkan untuk mengatasi masalah resistensi kuman.9
Oleh karena itu Ikatan Ahli Urologi Indonesia membuat suatu Panduan
Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria. Panduan ini merujuk
panduan yang sudah dibuat oleh EAU (European Association of Urology) dan
IDSA (Infectious Disease Society of America).10
B. EPIDEMIOLOGI
Penelitian di rumah sakit di Amerika Serikat selama kurun waktu antara 1979-
2000 menunjukkan bahwa insidens sepsis menunjukkan peningkatan rata-rata 8,7%
setiap tahunnya. Insiden laki-laki lebih banyak mengalami sepsis dibandingkan
wanita. Sebagian besar kematian disebabkan karena disfungsi organ multiple.
Dikatakan bahwa jika tidak disertai dengan komplikasi disfungsi organ, hanya 15%
pasien sepsis yang meninggal, sedangkan jika diikuti dengan disfungsi organ
multiple angka kematian meningkat menjadi 70%. 11 Penyebab terbanyak urosepsis
ini adalah golongan bakteri gram negative. Urosepsis sama dengan tipe sepsis
lainnya dimana berat ringannya sepsis tergantung pada respon host. Pasien yang
mudah terkena urosepsis adalah :
Pasien usia tua
Pasien diabetes
Pasien dengan imunokompromis
Resepien tranplantasi organ
Pasien kanker yang medapatkan kemoterapi atau kprtikosteroid
Pasien dengam acquired immunodeficiensy syndrome
Urosepsis juga dipengaruhi oleh faktor lokal seperti, kalkulus traktus urinarius,
obstruksi pada traktus urinarius, penyakit neurogenic bladder, atau pemeriksaan
dengan endoskopi.13
Bakteremia simtomatik yang menyebabkan syok dan kematian akibat
bakteri berasal dari traktus urinarius yang merupakan komplikasi dari ISK. 1
Bakteremia :
Bakteri terdapat dalam darah yang dikonfirmasi dengan kultur, dapat
bersifat sementara.3
Septikemia :
Sama seperti bakteraemia, tetapi menunjukkan kondisi yang lebih berat.
Bukti klinis infeksi ditambah bukti respon sistemik terhadap infeksi. Respon
sistemik ini dapat bermanifestasi 2 atau lebih kondisi berikut :
Temperatur > 38°C atau < 36°C
Denyut nadi > 90 kali / min
Frekuensi pernafasan > 20 kali /min or PaCO2 < 32 mmHg (< 4.3 kPa)
Leukosit > 12,000 sel/mm3, < 4,000 sel/mm3 atau 10% bentuk imatur
(batang).3
Sepsis syndrome
Infeksi ditambah bukti gangguan perfusi organ berupa: hipoksemia;
peningkatan laktat; oliguria; gangguan kondisi mental.3
Syok septik
Sepsis dengan hipotensi walaupun telah dilakukan resusitasi cairan yang
cukup dan masih tetap terdapat gangguan perfusi berupa asidosis laktat,
oliguria dan gangguan mental akut. Pasien dengan obat inotropik dan
vasopressor dapat tidak memberikan gambaran hipotensi saat terjadi
gangguan perfusi.
C. ETIOLOGI
Karena merupakan penyebaran infeksi maka kuman penyebabnya sama dengan
kuman penyebab infeksi primer di traktus urinarius yaitu golongan kuman coliform
negatif. E coli merupakan penyebab tersering menimbulkan sepsis. Kelainan
urologi yang sering menimbulkan urosepsis adalah batu saluran kemih, hyperplasia
prostat, dan keganasan saluran kemih yang menyebabkan hidronefrosis dan bahkan
pionefrosis.2
D. PATOFISIOLOGI
Patogenesis dari gejala klinis urosepsis adalah akibat dari masuknya
endotoksin, suatu komponen lipopolisakarida dari dinding sel bakteri kedalam
sirkulasi darah. Dengan adanya endotoksin tersebut memacu terjadinya rangkaian
septic cascade. Keadaan ini menimbulkan sindroma respon inflamasi sistemik atau
systemic inflammation response syndrome. Dikatakan SIRS jika terdapat paling
sedikit dua dari beberapa kriteria berikut:3,4
1. Suhu tubuh > 380C atau <360C
2. Denyut nadi > 90
3. Frekuensi nafas >20 atau PaCO2 <32
4. Leukosit darah >12000 atau <4000/dL atau >10% bentuk leukosit muda
Dikatakan sepsis jika didapatkan SIRS dengan tanda infeksi dan sepsis berat
jika disertai dengan hipotensi (sistole <90mmHg), atau terdapat disfungsi organ,
atau hipoperfusi (terdapat salah satu kondisi berikut, yaitu hipoksemia, peningkatan
asam laktat, atau oliguria). Derajat sepsis paling berat adalah syok septic yaitu
sepsis yang disertai dengan hipotensi dan hipoperfusi.
E. DIAGNOSIS10
Untuk menegakkan diagnosis suatu urosepsis harus dibuktikan bahwa bakteri
yang beredar didalam darah (kultur darah) sama dengan bakteri yang ada dalam
urin (kutur urin). Secara umum dikatakan urosepsis merupakan komplikasi dari
beberapa situasi antara lain:
1. tindakan instrumentasi pada traktus genitourinaria
2. abses renal
3. pielonefritis akut
4. Infeksi akibat obstruksi saluran kemih atau pasien dengan gangguan
kekebalan imunitas
5. bakteriuri akibat pemasangan kateter pada obstruksi dan pasien dengan
gangguan kekebalan imunitas.
Selain itu, dilakukan pemeriksaan untuk mencari sumber infeksi dan akibat dari
kelainan yang ditimbulkan pada beberapa organ. Segera dilakukan pemeriksaan
yang meliputi laboratorium, dan pencitraan.
F. PENATALAKSANAAN 10
Penanganan urosepsis harus dilakukan secara komprehensif dan ditujukan
terhadap:
Penanganan infeksi yang meliputi eradikasi kuman penyebab infeksi serta
menghilangkan sumber infeksi
Akibat dari infeksi yaitu SIRS, syok septic atau disfungsi multiorgan
Toksin atau mediator yang dikeluarkan oleh bakteri
Tindakan umum
– Tegakkan diagnosis : gejala dan tanda serta laboratorium penunjang. Singkirkan
penyebab lain seperti hipovolemia, perdarahan, gangguan jantung, anafilaktik
dll.
– Terapi antibiotika adekuat sesuai kultur darah dan urin serta fungsi ginjal
– Pemberian cairan intravena & agen vasoaktif (dopamin dan dobutamin)
– Pasang alat monitoring cairan : CVP atau Swan Ganz kateter, kateter urin
– Suplementasi O2 dengan atau tanpa ventilator