Dia. 2015 PDF
Dia. 2015 PDF
Abstrak
Tanaman lindur (Bruguiera gymnorrhiza) merupakan salah satu tanaman yang
berpotensi sebagai sumber senyawa bioaktif untuk antioksidan. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan komposisi kimia, senyawa bioaktif dan mengetahui aktivitas
antioksidan daun, kulit batang dan akar tanaman lindur (B. gymnorrhiza). Penelitian ini
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu uji proksimat, ekstraksi bertingkat, uji fitokimia,
dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Nilai rendemen tertinggi
dihasilkan dari ekstrak etanol daun yaitu 12,85 % dan yang terendah dihasilkan dari ekstrak
akar n-heksana yaitu 0,18%. Daun mengandung kadar protein, lemak, dan air yang paling
tinggi dari dua bagian sampel lainnya. Kulit batang mengandung kadar abu (4,12 %) dan
kadar karbohidrat (46,02 %). Komponen bioaktif yang terdeteksi pada ekstrak etanol dan
etil asetat daun adalah flavonoid, tanin, fenol, saponin, steroid dan tritepenoid. Ekstrak
etanol kulit batang, etil asetat kulit batang dan etanol akar memiliki komponen bioaktif
flavonoid, tanin, fenol, saponin, dan tritepenoid. Ekstrak etil asetat akar hanya memiliki
komponen bioaktif flavonoid, fenol, saponin, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan yang
potensial adalah ekstrak etil asetat kulit batang lindur dengan nilai IC50 14,21 ppm.
Abstract
Plants lindur (Bruguiera gymnorrhiza) is one of the plants that have a potential as
a source of bioactive compounds for the antioxidant. This study aimed to determine the
chemical composition, bioactive compound and determine antioxidant activity of leaves,
bark and roots of plants lindur (B. gymnorrhiza). This research was conducted through
several stages proximate test, stratified extraction, phytochemical test, and antioxidant
activity test with DPPH. The highest yield value resulting by ethanol extract of the leaves
is 12,85 % and the lowest was produced by n-hexane root extract that is 0,18 %. The leaves
contain high levels of protein, fat, and water which is the higher of the two parts from the
other samples. Bark containing ash content (4,12%) and carbohydrates (46,02%). Root has
the highest levels of carbohydrates that is 25,91 %. Bioactive components were detected on
ethanol and ethyl acetate extracts of the leaves are flavonoids, tannins, phenols, saponins,
steroids and tritepenoid. Bark extract ethanol, ethyl acetate and ethanol root bark has
bioactive components there are flavonoids, tannins, phenols, saponins, and tritepenoid.
Ethyl acetate extract of the roots only have bioactive components there are flavonoids,
phenols, saponins, and triterpenoids. The potential antioxidant activity produced from
ethyl acetate extracts of bark lindur with IC50 values is 14,21 ppm.
Nurjanah et al. (2015) dalam hasil Alat-alat yang digunakan, yaitu orbital
penelitiannya mengemukakan bahwa shaker (WiseShake), rotary evaporator
aktivitas antioksidan kulit batang lindur (Buchi Rot. R-205), spektrofotometer UV-
dari ekstrak etil asetat lebih tinggi Vis (Hitachi U-2800), labu erlenmeyer
dibandingkan dengan ekstrak n-heksana (Pyrex) ukuran 500 mL, tabung reaksi
kulit batang ataupun metanol kulit batang, (Pyrex), beaker glass (Pyrex), labu
dan tergolong antioksidan kuat dengan evaporator nasu flask (Duran).
nilai IC50 37,23 ppm.
Adanya riset pengembangan bahan METODE
dari alam akan dapat meningkatkan Metode Penelitian
nilai guna dan ekonomi tanaman serta Penelitian ini terdiri beberapa tahap
memberikan banyak manfaat bagi yaitu pengukuran morfometrik, uji
kehidupan manusia dan ekosistem. proksimat yang meliputi kadar air, kadar
Penelitian tentang komponen bioaktif dan abu, lemak, protein, dan karbohidrat
antioksidan pada ketiga bagian (akar, kulit (AOAC 2005), ekstraksi bertingkat
batang dan daun) pada tanaman lindur dengan 3 jenis pelarut yang berbeda
yang komprehensif belum pernah dan kepolarannya (Modifikasi Rahman et al.
sangat perlu dilakukan. 2011), pengujian kualitatif komponen
Penelitian ini bertujuan menentukan bioaktif dengan metode fitokimia
komponen kimia dan aktivitas antioksidan (Harborne 1987), dan pengujian aktivitas
daun, kulit batang dan akar tanaman antioksidan ekstrak daun dengan metode
lindur. DPPH (Salazar-Aranda et al. 2009).
Tabel 1 Rendemen ekstrak daun, kulit batang, dan akar lindur (B. gymnorrhiza)
Sampel Pelarut Berat rendemen (g) Rendemen (%) Warna ekstrak
Daun n-Heksana 2,14 2,85 Hijau kekuningan
Daun Etil Asetat 4,48 5,97 Hijau pekat
Daun Etanol 9,64 12,85 Hijau pekat
Kulit batang n-Heksana 0,60 0,80 Hijau kekuningan
Kulit batang Etil Asetat 3,92 5,23 Hijau pekat
Kulit batang Etanol 3,04 4,05 Coklat kemerahan
Akar n-Heksana 0,14 0,18 Kuning
Akar Etil Asetat 0,26 0,35 Coklat muda
Akar Etanol 3,51 4,68 Coklat
pelarut etanol dapat mengekstrak lebih keberadaan klorofil yang ikut terekstrak,
banyak senyawa bioaktif yang bersifat Klorofil merupakan komponen yang
polar dari tanaman lindur dibandingkan keberadaanya cukup besar pada daun
dengan pelarut n-heksana maupun etil dan etanol merupakan salah satu pelarut
asetat. Hasil rendemen kulit batang terbaik yang dapat mengekstrak klorofil.
yang menggunakan pelarut etil asetat Hasil ekstraksi dari sampel memiliki
menunjukkan hasil yang lebih besar jika warna yang berbeda-beda. Ekstrak
dibandingkan dengan pelarut lainnya n-heksana memiliki warna hijau
pada sampel yang sama. Data tersebut kekuningan hingga kuning, ekstrak
memperlihatkan bahwa senyawa yang etil asetat berwarna hijau pekat hingga
dominan terdapat pada kulit batang coklat muda, sedangkan ekstrak etanol
bersifat semipolar. Etil asetat merupakan memiliki warna hijau pekat hingga coklat
pelarut semipolar dengan indeks polaritas kemerahan. Adanya perbedaan tersebut
4,4 sehingga berbagai senyawa baik polar tidak hanya dilihat dari warna sampel,
maupun nonpolar dapat tertarik ke dalam namun juga dari sisi jumlah rendemen
pelarut (Artini et al. 2013). Rendemen hasil yang mempengaruhi akumulasi warna
ekstraksi tergantung pada beberapa faktor, ekstrak yang dihasilkan. Warna hijau
yaitu metode ekstraksi yang digunakan, pada ekstrak n-heksana dan etil asetat
ukuran partikel bahan ekstrak, kondisi menunjukkan adanya pigmen klorofil.
dan waktu penyimpanan sampel mentah, Klorofil pada tanaman lindur terdapat
lama waktu ekstraksi dan perbandingan di sel-sel epidermis dan korteks. Warna
jumlah pelarut terhadap sampel kehijauan pada ekstrak juga dapat
Chew et al. (2011). disebabkan oleh pigmen kuinon, warna
Hasil pada Tabel 1 menunjukkan pigmen kuinon mulai dari kuning muda
bahwa masing-masing pelarut yang sampai hitam muda. Pigmen ini sering
berbeda jenisnya memiliki sifat kepolaran terdapat dalam kulit, akar, atau dalam
untuk melarutkan komponen bioaktif yang jaringan lain misalnya daun. Warna
berbeda. Pernyataan tersebut didukung merah kecokelatan pada ekstrak etanol
oleh Yim et al. (2009) bahwa besarnya diduga merupakan pigmen antosianin
rendemen ekstrak dari suatu pelarut yang umumnya terdapat pada bunga
dipengaruhi juga oleh sifat kepolaran namun juga ditemukan pada kayu dan
dari pelarut, suhu, waktu ekstraksi serta kulit kayu. Antosianin merupakan pigmen
tingkat kepolaran dari jumlah bahan tanaman yang larut dalam pelarut polar
yang diekstrak yang memiliki polaritas yang memberikan warna merah, ungu
yang sama. Menurut Hougton dan hingga biru pada tanaman tingkat tinggi
Raman (1998), ekstrak n-heksana (non- (Harborne 1987). Warna kecoklatan
polar) mengandung komponen yang dapat pula diakibatkan adanya lignin
bersifat non-polar diantaranya lilin, yang terdegradasi dari dinding sel dan
lemak, dan minyak atsiri, sedangkan terlepas bersama pelarut. Lignin yang
ekstrak etil asetat (semipolar) sebagian diperoleh dengan cara isolasi biasanya
besar mengandung senyawa-senyawa berupa zat padat amorf berwarna coklat
alkaloid, aglikon-aglikon, dan glikosida, (Robinson 1995). Warna coklat pada
sedangkan untuk pelarut polar metanol ekstrak dapat pula disebabkan adanya
dan etanol dapat mengekstrak senyawa tannin, senyawa ini biasanya terdapat
fenolik, steroid, terpenoid, alkaloid, dan khusus dalam jaringan kayu. Menurut
glikosida. Rendemen ekstrak etanol yang Danarto et al. (2011), warna tanin secara
tinggi pada daun diduga dipengaruhi oleh garis besar adalah berwarna coklat atau
gelap jika dibiarkan di udara terbuka, Krzynowek dan Murphy (1987) adanya
memiliki gugus fenol dan bersifat koloid, perbedaan kadar air untuk beberapa
serta larut dalam air dan pelarut polar spesies tergantung pada musim dan lokasi
lainnya. pengambilan sampel.
Kadar abu hasil penelitian baik itu
Komposisi Kimia Daun, Kulit sampel daun maupun akar memiliki
Batang dan Akar Tanaman Lindur kadar abu berturut-turut 2,55 %, dan
Kandungan daun, kulit batang 4 % yang lebih kecil jika dibandingkan
dan akar lindur ditentukan melalui uji dengan kadar abu dari spesies daun
proksimat. Hasil pengujian proksimat api-api (Jacoeb et al. 2011) dan akar N.
dapat dilihat pada Tabel 2. fruiticans (Osabor et al. 2008). Kadar
Sesuai dengan hasil Tabel 2 dapat abu kulit batang tanaman lindur hasil
diketahui bahwa daun mengandung kadar penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah
air sebesar 74,72 % , dan merupakan yang et al. (2015) lebih kecil dibandingkan
tertinggi dibandingkan dengan kadar dengan kadar abu dalam penelitian ini.
air kulit batang dan akar. Perbedaan Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh
ini diduga terkait fungsi daun dalam waktu pengambilan dan usia sampel
fotosintesis yang menghasilkan air. Kadar penelitian ini yang berbeda dengan
air sampel daun hasil penelitian lebih penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah
besar jika dibandingkan dengan kadar air et al. (2015). Adanya fluktuasi kandungan
daun mangrove api-api hasil penelitian abu dapat dipengaruhi pula oleh adanya
Jacoeb et al. (2011). Hasil tersebut perbedaan habitat atau lingkungan hidup
memperlihatkan bahwa sampel penelitian dan spesies yang berbeda. Perbedaan
yang digunakan masih sangat segar. Kadar kadar abu/mineral pada tanaman
air kulit batang hasil penelitian lebih kecil dipengaruhi banyak faktor, antara lain
jika dibandingkan dengan kadar air dari kesuburan tanah, genetika tanaman, dan
kulit batang mangrove dari jenis lainnya. lingkungan dimana tanaman itu tumbuh
Kadar air kulit batang hasil penelitian yang (Fennema 1996).
rendah mungkin disebabkan oleh habitat Sesuai dengan hasil yang disajikan
mangrove yang bersalinitas tinggi dan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa kadar
suhu habitat yang tinggi. Kadar air akar protein daun, kulit batang dan akar hasil
hasil penelitian lebih besar dibandingkan penelitian berturut-turut 2,16%, 1,84% dan
dengan kadar air akar (N. fruiticans ) hasil 0,96%. Kandungan protein tersebut lebih
penelitian Osabor et al. (2008). Menurut kecil berturut-turut jika dibandingkan
Tabel 2 Komposisi kimia daun, kulit batang dan akar tanaman lindur (%)
Daun api-api Kulit Batang Akar
Kulit
Parameter Daun Akar (Avicennia (Brugueirra (Nypa fru-
Batang
marina)1 gynorhiza)2 iticans)3
Kadar Air 74,72 47,12 68,96 68,16 65,18 65,14
Kadar Abu 2,55 4,12 4,00 4,45 1,99 4,20
Kadar Protein 2,16 1,84 0,96 3,67 1,89 1,27
Kadar Lemak 1,12 0,92 0,18 0,72 0,66 1,56
Kadar
19,45 46,02 25,91 23,00 30,28 24,63
Karbohidrat
Serat Kasar 5,36 13,34 6,81 4,12 6,48 2,47
dengan kadar protein daun A. marina. penelitian Jacoeb et al. (2011). Kadar
dari hasil penelitian Jacoeb et al. (2011) karbohidrat kulit batang mangrove api-
3.67 %; kulit batang tanaman lindur 1.89% api hasil pengujian yang dilakukan oleh
dari hasil penelitian Nurjanah et al. (2015); Nurjanah et al. (2015) yaitu 30,28%
dan kadar protein akar N. fruiticans lebih kecil jika dibandingkan dengan
1,27 % dari hasil penelitian Osabor et al. kadar karbohidrat hasil penelitian.
(2008). Adanya nilai perbedaan ini dapat Kadar karbohidrat yang tinggi tersebut
disebabkan oleh perbedaan habitat bahan disebabkan oleh rendahnya kandungan
baku yang digunakan. Kondisi nutrisi air yang terdapat pada kulit batang,
yang terkandung di habitat memberikan sehingga berdampak pada kandungan
pengaruh terhadap komposisi kimia pada karbohidratnya yang lebih tinggi ketika
organisme yang hidup di wilayah tersebut dihitung secara by difference.
(Megayana et al. 2012). Secara umum Serat banyak terdapat pada dinding
tanaman memiliki kandungan protein sel berbagai tanaman, sayuran dan buah-
yang rendah dibandingkan dengan hewan buahan. Hasil penelitian terhadap kadar
yang kadar proteinnya dapat mencapai serat daun, kulit batang dan akar tanaman
18,71 - 20,67% (Nurjanah et al. 2010). lindur berturut-turut sebesar 5,36%;
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui 13,34% dan 6,81%. Jika dibandingkan
bahwa kadar lemak daun, kulit batang dan dengan kadar serat daun mangrove api-api
akar lindur adalah berturut-turut sebesar hasil penelitian Jacoeb et al. (2011) yaitu
1,12%, 0,92% dan 0,18%. Kadar lemak 4,12%; 6,48% (Nurjanah et al. 2015); dan
daun dan kulit batang hasil penelitian lebih 2,47% (Osabor et al. 2008) maka kadar
besar berturut-turut jika dibandingkan serat daun,kulit batang dan akar lindur
dengan kadar lemak daun mangrove hasil penelitian lebih tinggi. Tingginya
api-api yaitu 0,72% hasil penelitian kadar serat yang terukur terlihat dari
Jacoeb et al. (2011); dan kadar lemak tingginya kadar karbohidrat.
kulit batang tanaman lindur yaitu 0,66%
(Nurjanah et al. 2015). Kadar lemak Komponen Bioaktif Kualitatif
akar hasil penelitian lebih kecil jika Ekstrak Kasar Daun, Kulit Batang
dibandingkan dengan kadar lemak kulit dan Akar Tanaman Lindur
batang N. fruiticans yaitu 1,56% hasil Uji fitokimia dilakukan untuk
penelitian Osabor et al. (2008). Kadar menentukan komponen bioaktif
lemak yang rendah dapat disebabkan oleh yang terkandung dalam suatu bahan.
kandungan kadar air yang cukup tinggi Pengujian fitokimia penelitian ini
sehingga kadar lemak secara proporsional meliputi uji alkaloid, flavonoid, tanin,
menurun. fenol hidrokuinon, saponin, steroid dan
Hasil perhitungan karbohidrat triterpenoid.
dengan metode by difference merupakan Hasil pengujian juga menunjukkan
metode penentuan kadar karbohidrat bahwa ekstrak etil asetat kulit batang
dalam bahan secara kasar. Karbohidrat megandung komponen bioaktif flavonoid,
berperan dalam metabolisme tumbuhan tannin, fenol, saponin dan triterpenoid.
dan hewan. Karbohidrat menghasilkan Menurut Sirait (2007) flavonoid
kalori sebanyak 4,2 kalori setiap g terdapat pada seluruh bagian tanaman,
(Ketaren 2008). Kadar karbohidrat termasuk pada buah, tepung sari dan
daun hasil penelitian lebih kecil jika akar dalam bentuk glikosida. Flavonoid
dibandingkan dengan kadar karbohidrat diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol,
daun mangrove api-api 23,00 % hasil flavanon, flavanonol, isoflavon, calkon,
Tabel 3 Komponen bioaktif ekstrak kasar daun, kulit batang dan akar tanaman lindur
(B. gymnorrhiza)
Daun Kulit Batang Akar
Parameter n-Hek- n-Hek- Hek-
Etanol Etil A Etanol Etil A Etanol Etil A
sana sana sana
Alkaloid - - - - - - - - -
Flavonoid + +++ + ++++ ++ + +++ ++++ -
Tanin + + - ++ ++ - + - -
Fenol +++ +++ + ++ ++ + ++ ++ -
Saponin + + - ++ + - +++ + -
Streoid +++ ++ + - - + - - -
Triterpenoid + + + +++ ++ + ++++ + +
Keterangan : (-) = tidak terdeteksi ; (+) = positif lemah (++) = positif; (+++) = positif kuat;
(++++) = positif sangat kuat
dengan nilai IC50 yang sangat lemah yaitu dibandingkan secara berturut-turut
>200 ppm. Kecilnya aktivitas antioksidan dengan fraksi n-heksana kulit batang
dari ekstrak yang menggunakan pelarut S. alba yakni 177,05 (Herawati 2012)
n-heksana diduga disebabkan oleh dan ekstrak n-heksana akar tanaman
komponen yang terekstrak bukanlah L. persicum 235 ppm (Shafaghat 2011).
senyawa antioksidan yang kuat melainkan
mengandung komponen non-polar berupa Aktivitas Antioksidan Ekstrak
lemak. Suratmo (2009) menyatakan Kasar Daun, Kulit Batang dan
bahwa pada fraksi ekstrak n-heksana Akar Tanaman Lindur
tidak menunjukkan aktivitas antioksidan Suatu senyawa digolongkan memiliki
karena hanya mengandung senyawa non- aktivitas antioksidan apabila senyawa
polar, misalnya minyak atsiri, lemak dan tersebut mampu mendonorkan atom
minyak. Aktivitas antioksidan ekstrak hidrogennya pada radikal bebas DPPH.
n-heksana daun hasil penelitian lebih besar Aktivitas antioksidan ditandai dengan
dibandingkan dengan ekstrak n-heksana terjadinya perubahan warna ungu menjadi
daun Avicenia marina yang sebesar 1003,66 kuning pucat (Molynuex 2004).
(Jacoeb et al. 2011). Berbeda dengan Ekstrak daun dan kulit batang
aktivitas antioksidan dari ekstrak yang menggunakan pelarut etil asetat
n-heksana kulit batang dan akar hasil memperlihatkan aktivitas antioksidan
penelitian yang lebih rendah jika dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar
30,39 ppm; 14,21 ppm, sedangkan antioksidan ekstrak etanol daun, kulit
ekstrak etil asetat akar memiliki aktivitas batang, dan akar memiliki nilai IC50
antioksidan sebesar 105,23 ppm. Adanya berturut-turut yaitu 34,27 ppm; 19,62
perbedaan nilai IC50 antioksidan ini dapat ppm; 42,04 ppm. Aktivitas antioksidan
dipengaruhi oleh bagian dari bahan ekstrak etanol daun hasil penelitian lebih
baku yang digunakan, dan dari fungsi tinggi jika dibandingkan dengan antivitas
bagian tersebut. Tensiska et al. (2001) antioksidan ekstrak etanol 70% daun sirih
dalam penelitiannya berpendapat bahwa merah dengan nilai IC50 sebesar 85,82 ppm
pelarut etil asetat mungkin lebih banyak Alfarabi (2010). Aktivitas antioksidan
mengandung senyawa isoflavon baik non ekstrak etanol daun hasil penelitian
polar (aglikon) maupun polar (glikon), lebih rendah dibandingkan dengan
ekstrak etil asetat memberikan hasil terbaik ekstrak etanol daun B. gymnorrhiza hasil
dibandingkan dengan ekstrak etanol dan penelitian Haq et al. (2011) yaitu 0,029
ekstrak n-heksana. Aktivitas antioksidan ppm, namun jika dibandingkan dengan
esktrak etil asetat kulit batang merupakan ekstrak metanol daun A. marina yaitu
aktivitas yang tertinggi diantara sampel 257,58 ppm (Jacoeb et al. 2011), aktivitas
penelitian lainnya. Aktivitas antioksidan antioksidan hasil penelitian lebih tinggi.
yang tinggi ini terkait dengan sifat etil Aktivitas antioksidan ekstrak etanol
asetat yang merupakan pelarut semi kulit batang hasil penelitian lebih kecil
polar yang dapat melarutkan komponen dibandingkan dengan ekstrak etanol B.
senyawa antioksidan yang bersifat polar gymnorrhiza yaitu 0,0197 ppm (Haq et
dan non-polar sehingga menghasilkan al. 2011) dan lebih tinggi dibandingkan
beragam senyawa antioksidan yang dengan ekstrak methanol Xylocarpus
memiliki aktivitas sangat kuat walaupun moluccencis sebesar 26,189 ppm (Putri dan
rendemennya lebih rendah dibandingkan Hidajati 2015). Nilai IC50 ekstrak etanol
dengan penggunaan pelarut polar. akar lindur lebih kecil jika dibandingkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan ekstrak etanol pasak bumi yaitu
Jacoeb et al. (2013) menunjukkan bahwa 15,636 ppm (Nurani 2013), ekstrak etanol
aktivitas antioksidan dari ekstrak etil Rhizophora apiculata 11,4 ppm (Asha et
asetat buah lindur hanya 443,61 ppm al. 2012), dan ekstrak etanol Acanthus
lebih rendah jika dibadingkan dengan ilicifolius 27,6 ppm (Asha et al. 2012).
hasil penelitian. Aktivitas antioksidan Perbedaan nilai aktivitas antioskidan
esktrak etil asetat daun dan akar hasil ini dipengaruhi oleh jenis pelarut,
penelitian lebih tinggi jika dibandingakan metode ekstraksi, dan metode pengujian
berturut – turut dengan ekstrak etil asetat (Shalaby dan Sanaa 2012).
daun A. marina yang sebesar 182,33
(Jacoeb et al. 2011) dan ekstrak etil asetat KESIMPULAN
akar tanaman Stereospermum colais Daun mengandung kadar protein
yang sebesar 529,114 (Latha et al. 2014). (2,16 %), lemak (1,12 %), dan air (74,72
Aktivitas antioksidan etil asetat kulit %) yang paling tinggi dari dua sampel uji
batang hasil penelitian yang tergolong lainnya. Kulit batang mengandung kadar
kuat dengan nilai IC50 yang lebih rendah abu (4,12 %) dan kadar karbohidrat (46,02
jika dibandingkan dengan fraksi etil asetat %) yang paling tinggi dari dua sampel
kulit batang S. alba yang sebesar 11,66 uji lainnya. Komponen bioaktif yang
(Herawati 2012). terdeteksi pada ekstrak etanol dan etil
Sesuai dengan hasil pada Tabel asetat daun adalah flavonoid, tanin, fenol,
4 dapat diketahui bahwa aktivitas saponin, steroid dan tritepenoid. Ekstrak
etanol kulit batang, etil asetat kulit batang AWM, Ho CW. 2011. Eff ect of
dan etanol akar memiliki komponen ethanol concentration, extraction
bioaktif flavonoid, tanin, fenol, saponin, time and extraction temperature on
dan tritepenoid, sedangkan ekstrak etil the recovery of phenolic compounds
asetat akar hanya memiliki komponen and antioxidant capacity of Centella
bioaktif flavonoid, fenol, saponin, dan asiacita extracts. International Food
triterpenoid. Aktivitas antioksidan yang Research Journal 18:566-573.
potensial adalah ekstrak etil asetat kulit Danarto YC, Prihananto SA, Pamungkas
batang lindur dengan nilai IC50 14,21 ppm. ZA. 2011. Pemanfaatan Tanin dari
Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti
DAFTAR PUSTAKA Gugus Fenol pada Resin Fenol
[AOAC] Association of Official Analytical Formaldehid Prosiding Seminar
Chemist. 2005. Official Method of Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta,
Analysis of the Association of Official 22 Februari 2011.
Analytical of Chemist. Arlington: Fennema OR. 1996. Food Chemistry. Ed
The Association of Official Analytical ke-3. New York: Marcel Dekker, Inc.
Chemist, Inc. Firdiyani F, Agustini TR, Ma’ruf WF. 2015.
Agati G, Stefano G, Biricolti S, Tattini Ekstraksi senyawa bioaktif sebagai
M. 2009. Mesophyll distribution of antioksidan alami Spirulina platensis
‘antioxidant’ flavonoid glycosides segar dengan pelarut yang berbeda
in Ligustrum vulgare leaves under extraction of bioactive compounds
contrasting sunlight irradiance. as natural antioxidants from fresh
Journal Annals of Botany 104:853–861. Spirulina platensis using different
Alfarabi M. 2010. Kajian Antidiabetogenik solvents. JPHPI 18(1):28-37.
Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Hagerman AE, Butler LG. 1998. Tannins
crocatum) in vitro. [Tesis]. Bogor: and lignins. In: Herbivores: their
Program Pascasarjana, Institut interactions with secondary plant
Pertanian Bogor. metabolites, Vol I: The chemical
Allen JA, Duke NC. 2006. Bruguiera participants, (Rosenthal GA,
gymnorrhiza (large-leafed mangrove). Berenbaum MR ), Academic Press,
Species Profiles for Pacific Island NY (USA), pp.355-388.Houghton
Agroforestry Apr; Ver 2.I. www. PJ, Raman A. 1998. Laboratory
traditionaltree.org. [12 Juni 2014]. Handbook for the Fractionation of
Artini PEUD, Astuti KW, Warditiani NK. Natutal Extracts. London: Chapman
2013. Uji fitokimia ekstrak etil asetat and Hall.
rimpang bangle (Zingiber purpureum Haq M, Sani W, Hossain ABMS, Taha RM,
Roxb). Jurnal Farmasi Udayana Monneruzzaman KM. 2011. Total
2(4):6-12. phenolic contents, antioxidant and
Asha KK, Suseela M, Laksmanan PT. 2012. antimicrobial activities of Bruguiera
Flavonoid and phenolic compounds gymnorrhiza. Journal of Medicinal
in two mangrove species and their Plants Research 5(17):4112-4118,
antioxidant property. Journal of Geo- Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia.
Marine Science 41(3):259-264. Edisi ke-2. Padmawinata K, Soediro
Bangham AD, Horne RW. 2006. Action of I, penerjemah. Bandung: Institut
saponins on biological cell membranes. Teknologi Bandung. Terjemahan dari:
Journal Nature 196(1):952-953. Phytochemical Methods.
Chew KK, Thoo YY, Khoo MZ, Wan Herawati N. 2012. Total phenolic and
Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Yim HS, Chye FY, Ho SK, Ho CW. 2009.
XiongY, Yuan C, Chen R, Dawson TM, Phenolic profiles of selected edible wild
Dawson VL. 2010. Preparation and mushrooms as affected by extraction
biological activity saponin Ophiogon solvent, time and temperature. Asian
japonicas. African Journal of Pharmacy Journal of Food and Agro-Industry
and Pharmacology 6(26):1964-1970. 2(3):392-401.