Anda di halaman 1dari 15

Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2


Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi DOI: 10.17844/jphpi.2015.18.2.205

KOMPOSISI KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN AKAR, KULIT BATANG


DAN DAUN LINDUR

Chemical Composition, Bioactive Components and Antioxidant Activities from Root,


Bark and Leaf Lindur

Siluh Putu Sri Dia*, Nurjanah, Agoes Mardiono Jacoeb


Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Jalan Lingkar Kampus Darmaga IPB Bogor 16680 Telepon +622518622915
Faks.+622518622916
*Korespodensi: putudia15@gmail.com
Diterima: 30 Juni 2015, Diterima: 10 Agustus 2015

Abstrak
Tanaman lindur (Bruguiera gymnorrhiza) merupakan salah satu tanaman yang
berpotensi sebagai sumber senyawa bioaktif untuk antioksidan. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan komposisi kimia, senyawa bioaktif dan mengetahui aktivitas
antioksidan daun, kulit batang dan akar tanaman lindur (B. gymnorrhiza). Penelitian ini
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu uji proksimat, ekstraksi bertingkat, uji fitokimia,
dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Nilai rendemen tertinggi
dihasilkan dari ekstrak etanol daun yaitu 12,85 % dan yang terendah dihasilkan dari ekstrak
akar n-heksana yaitu 0,18%. Daun mengandung kadar protein, lemak, dan air yang paling
tinggi dari dua bagian sampel lainnya. Kulit batang mengandung kadar abu (4,12 %) dan
kadar karbohidrat (46,02 %). Komponen bioaktif yang terdeteksi pada ekstrak etanol dan
etil asetat daun adalah flavonoid, tanin, fenol, saponin, steroid dan tritepenoid. Ekstrak
etanol kulit batang, etil asetat kulit batang dan etanol akar memiliki komponen bioaktif
flavonoid, tanin, fenol, saponin, dan tritepenoid. Ekstrak etil asetat akar hanya memiliki
komponen bioaktif flavonoid, fenol, saponin, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan yang
potensial adalah ekstrak etil asetat kulit batang lindur dengan nilai IC50 14,21 ppm.

Kata kunci: Antioksidan, fitokimia, akar, etanol, Bruguiera gymnorrhiza

Abstract
Plants lindur (Bruguiera gymnorrhiza) is one of the plants that have a potential as
a source of bioactive compounds for the antioxidant. This study aimed to determine the
chemical composition, bioactive compound and determine antioxidant activity of leaves,
bark and roots of plants lindur (B. gymnorrhiza). This research was conducted through
several stages proximate test, stratified extraction, phytochemical test, and antioxidant
activity test with DPPH. The highest yield value resulting by ethanol extract of the leaves
is 12,85 % and the lowest was produced by n-hexane root extract that is 0,18 %. The leaves
contain high levels of protein, fat, and water which is the higher of the two parts from the
other samples. Bark containing ash content (4,12%) and carbohydrates (46,02%). Root has
the highest levels of carbohydrates that is 25,91 %. Bioactive components were detected on
ethanol and ethyl acetate extracts of the leaves are flavonoids, tannins, phenols, saponins,
steroids and tritepenoid. Bark extract ethanol, ethyl acetate and ethanol root bark has
bioactive components there are flavonoids, tannins, phenols, saponins, and tritepenoid.

205 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

Ethyl acetate extract of the roots only have bioactive components there are flavonoids,
phenols, saponins, and triterpenoids. The potential antioxidant activity produced from
ethyl acetate extracts of bark lindur with IC50 values is 14,21 ppm.

Keywords: Antioxidants, phytochemicals, roots, ethanol, Bruguiera gymnorrhiza

PENDAHULUAN rematik dan jantung (Steinberg 2009;


Tanaman lindur (Bruguiera Theroux dan Libby 2005). Radikal bebas
gymnorrhiza) merupakan salah satu yang terbentuk dalam tubuh terjadi akibat
tanaman yang berpotensi sebagai adanya peristiwa metabolisme sel normal,
sumber senyawa bioaktif yang banyak peradangan, kekurangan gizi dan akibat
ditemukan di wilayah tropis Pasifik respons terhadap pengaruh dari luar
dari Asia Tenggara, Kepulauan Ryukyu, tubuh misalnya polusi lingkungan, sinar
Mikronesia, dan Polinesia (Samoa) ultraviolet, asap rokok dan banyak faktor
hingga wilayah subtropis Australia lainnya, sehingga dibutuhkan antioksidan
(Allen dan Duke 2006). Secara empiris, untuk menetralkan efek radikal bebas
kulit kayunya digunakan mengobati tersebut (Mega dan Swastini 2010). Upaya
luka bakar (Kepulauan Solomon), obat yang dapat dilakukan untuk mencegah
diare, dan malaria (Indonesia, Kamboja) atau mengurangi resiko yang ditimbulkan
(Rahman et al. 2011). Senyawa bioaktif oleh aktivitas radikal bebas adalah dengan
umumnya banyak terdapat pada mengkonsumsi makanan atau suplemen
tumbuhan namun tidak menutup yang mengandung antioksidan serta
kemungkinan terdapat pada hewan yang menjaga pola makan seimbang.
berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa Penelitian yang dilakukan oleh
bioaktif dapat berupa glikosida, alkaloid, Rahman et al. (2011) menyatakan
terpenoid, maupun flavonoid yang bahwa ekstrak metanol akar tanaman
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan ini memiliki senyawa bioaktif berupa
(Suarsana et al. 2008). Senyawa bioaktif diterpen, triterpen, steroid, flavonoid,
dapat ditentukan melalui uji fitokimia. glikosida, saponin dan tannin. Aktivitas
Senyawa ini memiliki peran penting aktioksidan dari akar Rhizophora apiculata
dalam aktivitas antioksidan (Winarsi tergolong kuat dengan nilai IC50 11,4 dan
2007). Antioksidan merupakan senyawa 27,6 pada akar Acanthus illicifolius (Asha
yang dapat menghambat atau mencegah et al. 2012). Penelitian yang dilakukan
terjadinya oksidasi pada substrat yang oleh Jacoeb et al. (2013) memperlihatkan
mudah teroksidasi atau dengan kata lain aktivitas antioksidan yang sangat kuat
dapat menetralkan radikal bebas dengan pada ekstrak metanol buah lindur
cara mendonorkan satu atom protonnya dengan nilai IC50 sebesar 9,42 ppm.
sehingga membuat radikal bebas stabil dan Hidayat et al. (2013) dalam penelitiannya
tidak reaktif (Winarsi 2007). Cadangan memperlihatkan bahwa penggunaan
antioksidan dalam tubuh terbatas tepung buah lindur dengan proporsi
sehingga jika terjadi paparan radikal 70% dapat memberikan kombinasi
bebas berlebih, tubuh membutuhkan terbaik sebagai beras analog. Hasil
sumber antioksidan yang berasal dari penelitian yang telah dilakukan oleh
luar. Radikal bebas merupakan salah satu Sudirman (2013) menunjukkan
penyebab timbulnya penyakit degeneratif adanya kandungan flavonol, flavon,
antara lain kangker, aterosklerosis, stroke, dan glikosilflavon pada buah lindur.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 206


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

Nurjanah et al. (2015) dalam hasil Alat-alat yang digunakan, yaitu orbital
penelitiannya mengemukakan bahwa shaker (WiseShake), rotary evaporator
aktivitas antioksidan kulit batang lindur (Buchi Rot. R-205), spektrofotometer UV-
dari ekstrak etil asetat lebih tinggi Vis (Hitachi U-2800), labu erlenmeyer
dibandingkan dengan ekstrak n-heksana (Pyrex) ukuran 500 mL, tabung reaksi
kulit batang ataupun metanol kulit batang, (Pyrex), beaker glass (Pyrex), labu
dan tergolong antioksidan kuat dengan evaporator nasu flask (Duran).
nilai IC50 37,23 ppm.
Adanya riset pengembangan bahan METODE
dari alam akan dapat meningkatkan Metode Penelitian
nilai guna dan ekonomi tanaman serta Penelitian ini terdiri beberapa tahap
memberikan banyak manfaat bagi yaitu pengukuran morfometrik, uji
kehidupan manusia dan ekosistem. proksimat yang meliputi kadar air, kadar
Penelitian tentang komponen bioaktif dan abu, lemak, protein, dan karbohidrat
antioksidan pada ketiga bagian (akar, kulit (AOAC 2005), ekstraksi bertingkat
batang dan daun) pada tanaman lindur dengan 3 jenis pelarut yang berbeda
yang komprehensif belum pernah dan kepolarannya (Modifikasi Rahman et al.
sangat perlu dilakukan. 2011), pengujian kualitatif komponen
Penelitian ini bertujuan menentukan bioaktif dengan metode fitokimia
komponen kimia dan aktivitas antioksidan (Harborne 1987), dan pengujian aktivitas
daun, kulit batang dan akar tanaman antioksidan ekstrak daun dengan metode
lindur. DPPH (Salazar-Aranda et al. 2009).

BAHAN DAN METODE Ekstraksi Senyawa Bioaktif


Bahan dan Alat (Modifikasi Rahman et al. 2011)
Bahan utama yang digunakan Serbuk daun, kulit batang dan
pada penelitian adalah adalah daun, akar tanaman lindur kering diekstraksi
kulit batang, akar tanaman lindur (B. menggunakan tiga jenis pelarut
gymnorrhiza) dengan usia 5 tahun berdasarkan tingkat kepolarannya, yaitu
(remaja) yang berasal dari Pantai Indah n-heksana (non polar), etil asetat (semi
Kapuk Jakarta Utara. Daun lindur yang polar), dan etanol (polar). Tahapan
digunakan rata-rata memiliki panjang proses ekstraksi daun, kulit batang
17,51 cm dan lebar 5 cm dengan n= dan akar tanaman lindur meliputi
30. Kulit batang lindur yang digunakan penghancuran sampel, maserasi, partisi,
rata-rata memiliki diameter 3,51 cm dan dan evaporasi. Sampel kering ditimbang
akar memiliki rata-rata diameter 3,2 sebanyak 75 g, kemudian dimaserasi
cm. Semua sampel dikeringkan dengan dengan pelarut n-heksana sebanyak
sinar matahari selama 1 hari kemudian 225 mL, perbandingan 1:3 pada suhu
dihaluskan menjadi bubuk. Bahan kimia ruang selama 3x24 jam. Setiap 1x24 jam
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan penyaringan, kemudian filtrat
adalah n-heksana (p.a Merck 1043672500) yang dihasilkan digabungkan dan dipekat
99,9 %, etil asetat (p.a Merck 1096232500) menggunakan rotary evaporator. Filtrat
99,9 % dan etanol (p.a Merck 1009832500) n-heksana dikumpulkan dan dipekatkan
99,9 %, Kristal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil lalu dihitung rendemennya. Residu
(DPPH) p.a (Sigma-Aldrich kode bahan n-heksana dipartisi kembali dengan etil
No.D9132-1G), asam asetat glacial asetat, diulang sebanyak 3 kali. Filtrat
(Merck), kertas saring (Whatman No 42). etil asetat dikumpulkan dan dipekatkan,

207 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

lalu dihitung rendemennya. Residu etil menggunakan persamaan regresi. Nilai


asetat dipartisi kembali dengan etanol, IC50 diperoleh dengan memasukkan y = 50
dan diulang sebanyak 3 kali. Filtrat etanol serta nilai A dan B yang telah diketahui.
dipekatkan dan dihitung rendemennya. Nilai x sebagai IC50 dapat dihitung dengan
persamaan :
Uji aktivitas Antioksidan (Salazar- y = A + B Ln (x)
Aranda et al. 2009)
Uji aktivitas antioksidan dilakukan Keterangan:
menggunakan metode DPPH. Metode y = persen inhibisi
tersebut didasarkan pada kemampuan x = konsentrasi sampel (ppm)
sampel yang digunakan dalam mereduksi A = slope
radikal bebas stabil DPPH. Satu mg ekstrak B = intercept
kasar dan vitamin C sebagai kontrol positif
ditimbang, kemudian ditambahkan etanol HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan perbandingan 1:1000. Sebanyak 1,3 Hasil Ekstraksi Akar,
g DPPH diencerkan dengan 25 mL etanol. Kulit Batang Daun Lindur
Satu μL etanol dimasukkan ke dalam (Bruguiera gymnorrhiza)
microwell plate yang telah disiapkan. Hasil evaporasi yang diperoleh
Pengisian ekstrak dilakukan dengan merupakan ekstrak kasar yang berbentuk
beberapa konsentrasi dan penambahan pasta/gel. Berdasarkan hasil ekstraksi
larutan DPPH. Campuran dihomogenkan sampel diperoleh rendemen ekstrak kasar
dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 dengan urutan nilai rendemen masing-
menit. Serapan yang dihasilkan diukur masing yang dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan spektrofotometer UV-visible pada Hasil penelitian ini menunjukkan
panjang gelombang 517 nm. bahwa sampel yang diesktraksi
Persentase penghambatan menggunakan pelarut etanol memiliki
aktivitas radikal bebas diperoleh dari rendemen lebih besar jika dibandingkan
nilai absorbansi sampel. Persamaan dengan pelarut lainnya kecuali pada kulit
regresi diperoleh dari hubungan antara batang. Data tersebut menunjukkan bahwa
konsentrasi sampel dan presentase senyawa yang paling banyak terekstrak
penghambatan aktivitas radikal bebas. dalam jaringan daun dan akar merupakan
Nilai konsentrasi penghambatan aktivitas senyawa yang bersifat polar. Hasil tersebut
radikal bebas sebanyak 50% (IC50) dihitung menunjukkan bahwa penggunaan

Tabel 1 Rendemen ekstrak daun, kulit batang, dan akar lindur (B. gymnorrhiza)
Sampel Pelarut Berat rendemen (g) Rendemen (%) Warna ekstrak
Daun n-Heksana 2,14 2,85 Hijau kekuningan
Daun Etil Asetat 4,48 5,97 Hijau pekat
Daun Etanol 9,64 12,85 Hijau pekat
Kulit batang n-Heksana 0,60 0,80 Hijau kekuningan
Kulit batang Etil Asetat 3,92 5,23 Hijau pekat
Kulit batang Etanol 3,04 4,05 Coklat kemerahan
Akar n-Heksana 0,14 0,18 Kuning
Akar Etil Asetat 0,26 0,35 Coklat muda
Akar Etanol 3,51 4,68 Coklat

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 208


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

pelarut etanol dapat mengekstrak lebih keberadaan klorofil yang ikut terekstrak,
banyak senyawa bioaktif yang bersifat Klorofil merupakan komponen yang
polar dari tanaman lindur dibandingkan keberadaanya cukup besar pada daun
dengan pelarut n-heksana maupun etil dan etanol merupakan salah satu pelarut
asetat. Hasil rendemen kulit batang terbaik yang dapat mengekstrak klorofil.
yang menggunakan pelarut etil asetat Hasil ekstraksi dari sampel memiliki
menunjukkan hasil yang lebih besar jika warna yang berbeda-beda. Ekstrak
dibandingkan dengan pelarut lainnya n-heksana memiliki warna hijau
pada sampel yang sama. Data tersebut kekuningan hingga kuning, ekstrak
memperlihatkan bahwa senyawa yang etil asetat berwarna hijau pekat hingga
dominan terdapat pada kulit batang coklat muda, sedangkan ekstrak etanol
bersifat semipolar. Etil asetat merupakan memiliki warna hijau pekat hingga coklat
pelarut semipolar dengan indeks polaritas kemerahan. Adanya perbedaan tersebut
4,4 sehingga berbagai senyawa baik polar tidak hanya dilihat dari warna sampel,
maupun nonpolar dapat tertarik ke dalam namun juga dari sisi jumlah rendemen
pelarut (Artini et al. 2013). Rendemen hasil yang mempengaruhi akumulasi warna
ekstraksi tergantung pada beberapa faktor, ekstrak yang dihasilkan. Warna hijau
yaitu metode ekstraksi yang digunakan, pada ekstrak n-heksana dan etil asetat
ukuran partikel bahan ekstrak, kondisi menunjukkan adanya pigmen klorofil.
dan waktu penyimpanan sampel mentah, Klorofil pada tanaman lindur terdapat
lama waktu ekstraksi dan perbandingan di sel-sel epidermis dan korteks. Warna
jumlah pelarut terhadap sampel kehijauan pada ekstrak juga dapat
Chew et al. (2011). disebabkan oleh pigmen kuinon, warna
Hasil pada Tabel 1 menunjukkan pigmen kuinon mulai dari kuning muda
bahwa masing-masing pelarut yang sampai hitam muda. Pigmen ini sering
berbeda jenisnya memiliki sifat kepolaran terdapat dalam kulit, akar, atau dalam
untuk melarutkan komponen bioaktif yang jaringan lain misalnya daun. Warna
berbeda. Pernyataan tersebut didukung merah kecokelatan pada ekstrak etanol
oleh Yim et al. (2009) bahwa besarnya diduga merupakan pigmen antosianin
rendemen ekstrak dari suatu pelarut yang umumnya terdapat pada bunga
dipengaruhi juga oleh sifat kepolaran namun juga ditemukan pada kayu dan
dari pelarut, suhu, waktu ekstraksi serta kulit kayu. Antosianin merupakan pigmen
tingkat kepolaran dari jumlah bahan tanaman yang larut dalam pelarut polar
yang diekstrak yang memiliki polaritas yang memberikan warna merah, ungu
yang sama. Menurut Hougton dan hingga biru pada tanaman tingkat tinggi
Raman (1998), ekstrak n-heksana (non- (Harborne 1987). Warna kecoklatan
polar) mengandung komponen yang dapat pula diakibatkan adanya lignin
bersifat non-polar diantaranya lilin, yang terdegradasi dari dinding sel dan
lemak, dan minyak atsiri, sedangkan terlepas bersama pelarut. Lignin yang
ekstrak etil asetat (semipolar) sebagian diperoleh dengan cara isolasi biasanya
besar mengandung senyawa-senyawa berupa zat padat amorf berwarna coklat
alkaloid, aglikon-aglikon, dan glikosida, (Robinson 1995). Warna coklat pada
sedangkan untuk pelarut polar metanol ekstrak dapat pula disebabkan adanya
dan etanol dapat mengekstrak senyawa tannin, senyawa ini biasanya terdapat
fenolik, steroid, terpenoid, alkaloid, dan khusus dalam jaringan kayu. Menurut
glikosida. Rendemen ekstrak etanol yang Danarto et al. (2011), warna tanin secara
tinggi pada daun diduga dipengaruhi oleh garis besar adalah berwarna coklat atau

209 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

gelap jika dibiarkan di udara terbuka, Krzynowek dan Murphy (1987) adanya
memiliki gugus fenol dan bersifat koloid, perbedaan kadar air untuk beberapa
serta larut dalam air dan pelarut polar spesies tergantung pada musim dan lokasi
lainnya. pengambilan sampel.
Kadar abu hasil penelitian baik itu
Komposisi Kimia Daun, Kulit sampel daun maupun akar memiliki
Batang dan Akar Tanaman Lindur kadar abu berturut-turut 2,55 %, dan
Kandungan daun, kulit batang 4 % yang lebih kecil jika dibandingkan
dan akar lindur ditentukan melalui uji dengan kadar abu dari spesies daun
proksimat. Hasil pengujian proksimat api-api (Jacoeb et al. 2011) dan akar N.
dapat dilihat pada Tabel 2. fruiticans (Osabor et al. 2008). Kadar
Sesuai dengan hasil Tabel 2 dapat abu kulit batang tanaman lindur hasil
diketahui bahwa daun mengandung kadar penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah
air sebesar 74,72 % , dan merupakan yang et al. (2015) lebih kecil dibandingkan
tertinggi dibandingkan dengan kadar dengan kadar abu dalam penelitian ini.
air kulit batang dan akar. Perbedaan Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh
ini diduga terkait fungsi daun dalam waktu pengambilan dan usia sampel
fotosintesis yang menghasilkan air. Kadar penelitian ini yang berbeda dengan
air sampel daun hasil penelitian lebih penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah
besar jika dibandingkan dengan kadar air et al. (2015). Adanya fluktuasi kandungan
daun mangrove api-api hasil penelitian abu dapat dipengaruhi pula oleh adanya
Jacoeb et al. (2011). Hasil tersebut perbedaan habitat atau lingkungan hidup
memperlihatkan bahwa sampel penelitian dan spesies yang berbeda. Perbedaan
yang digunakan masih sangat segar. Kadar kadar abu/mineral pada tanaman
air kulit batang hasil penelitian lebih kecil dipengaruhi banyak faktor, antara lain
jika dibandingkan dengan kadar air dari kesuburan tanah, genetika tanaman, dan
kulit batang mangrove dari jenis lainnya. lingkungan dimana tanaman itu tumbuh
Kadar air kulit batang hasil penelitian yang (Fennema 1996).
rendah mungkin disebabkan oleh habitat Sesuai dengan hasil yang disajikan
mangrove yang bersalinitas tinggi dan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa kadar
suhu habitat yang tinggi. Kadar air akar protein daun, kulit batang dan akar hasil
hasil penelitian lebih besar dibandingkan penelitian berturut-turut 2,16%, 1,84% dan
dengan kadar air akar (N. fruiticans ) hasil 0,96%. Kandungan protein tersebut lebih
penelitian Osabor et al. (2008). Menurut kecil berturut-turut jika dibandingkan

Tabel 2 Komposisi kimia daun, kulit batang dan akar tanaman lindur (%)
Daun api-api Kulit Batang Akar
Kulit
Parameter Daun Akar (Avicennia (Brugueirra (Nypa fru-
Batang
marina)1 gynorhiza)2 iticans)3
Kadar Air 74,72 47,12 68,96 68,16 65,18 65,14
Kadar Abu 2,55 4,12 4,00 4,45 1,99 4,20
Kadar Protein 2,16 1,84 0,96 3,67 1,89 1,27
Kadar Lemak 1,12 0,92 0,18 0,72 0,66 1,56
Kadar
19,45 46,02 25,91 23,00 30,28 24,63
Karbohidrat
Serat Kasar 5,36 13,34 6,81 4,12 6,48 2,47

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 210


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

dengan kadar protein daun A. marina. penelitian Jacoeb et al. (2011). Kadar
dari hasil penelitian Jacoeb et al. (2011) karbohidrat kulit batang mangrove api-
3.67 %; kulit batang tanaman lindur 1.89% api hasil pengujian yang dilakukan oleh
dari hasil penelitian Nurjanah et al. (2015); Nurjanah et al. (2015) yaitu 30,28%
dan kadar protein akar N. fruiticans lebih kecil jika dibandingkan dengan
1,27 % dari hasil penelitian Osabor et al. kadar karbohidrat hasil penelitian.
(2008). Adanya nilai perbedaan ini dapat Kadar karbohidrat yang tinggi tersebut
disebabkan oleh perbedaan habitat bahan disebabkan oleh rendahnya kandungan
baku yang digunakan. Kondisi nutrisi air yang terdapat pada kulit batang,
yang terkandung di habitat memberikan sehingga berdampak pada kandungan
pengaruh terhadap komposisi kimia pada karbohidratnya yang lebih tinggi ketika
organisme yang hidup di wilayah tersebut dihitung secara by difference.
(Megayana et al. 2012). Secara umum Serat banyak terdapat pada dinding
tanaman memiliki kandungan protein sel berbagai tanaman, sayuran dan buah-
yang rendah dibandingkan dengan hewan buahan. Hasil penelitian terhadap kadar
yang kadar proteinnya dapat mencapai serat daun, kulit batang dan akar tanaman
18,71 - 20,67% (Nurjanah et al. 2010). lindur berturut-turut sebesar 5,36%;
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui 13,34% dan 6,81%. Jika dibandingkan
bahwa kadar lemak daun, kulit batang dan dengan kadar serat daun mangrove api-api
akar lindur adalah berturut-turut sebesar hasil penelitian Jacoeb et al. (2011) yaitu
1,12%, 0,92% dan 0,18%. Kadar lemak 4,12%; 6,48% (Nurjanah et al. 2015); dan
daun dan kulit batang hasil penelitian lebih 2,47% (Osabor et al. 2008) maka kadar
besar berturut-turut jika dibandingkan serat daun,kulit batang dan akar lindur
dengan kadar lemak daun mangrove hasil penelitian lebih tinggi. Tingginya
api-api yaitu 0,72% hasil penelitian kadar serat yang terukur terlihat dari
Jacoeb et al. (2011); dan kadar lemak tingginya kadar karbohidrat.
kulit batang tanaman lindur yaitu 0,66%
(Nurjanah et al. 2015). Kadar lemak Komponen Bioaktif Kualitatif
akar hasil penelitian lebih kecil jika Ekstrak Kasar Daun, Kulit Batang
dibandingkan dengan kadar lemak kulit dan Akar Tanaman Lindur
batang N. fruiticans yaitu 1,56% hasil Uji fitokimia dilakukan untuk
penelitian Osabor et al. (2008). Kadar menentukan komponen bioaktif
lemak yang rendah dapat disebabkan oleh yang terkandung dalam suatu bahan.
kandungan kadar air yang cukup tinggi Pengujian fitokimia penelitian ini
sehingga kadar lemak secara proporsional meliputi uji alkaloid, flavonoid, tanin,
menurun. fenol hidrokuinon, saponin, steroid dan
Hasil perhitungan karbohidrat triterpenoid.
dengan metode by difference merupakan Hasil pengujian juga menunjukkan
metode penentuan kadar karbohidrat bahwa ekstrak etil asetat kulit batang
dalam bahan secara kasar. Karbohidrat megandung komponen bioaktif flavonoid,
berperan dalam metabolisme tumbuhan tannin, fenol, saponin dan triterpenoid.
dan hewan. Karbohidrat menghasilkan Menurut Sirait (2007) flavonoid
kalori sebanyak 4,2 kalori setiap g terdapat pada seluruh bagian tanaman,
(Ketaren 2008). Kadar karbohidrat termasuk pada buah, tepung sari dan
daun hasil penelitian lebih kecil jika akar dalam bentuk glikosida. Flavonoid
dibandingkan dengan kadar karbohidrat diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol,
daun mangrove api-api 23,00 % hasil flavanon, flavanonol, isoflavon, calkon,

211 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

Tabel 3 Komponen bioaktif ekstrak kasar daun, kulit batang dan akar tanaman lindur
(B. gymnorrhiza)
Daun Kulit Batang Akar
Parameter n-Hek- n-Hek- Hek-
Etanol Etil A Etanol Etil A Etanol Etil A
sana sana sana
Alkaloid - - - - - - - - -
Flavonoid + +++ + ++++ ++ + +++ ++++ -
Tanin + + - ++ ++ - + - -
Fenol +++ +++ + ++ ++ + ++ ++ -
Saponin + + - ++ + - +++ + -
Streoid +++ ++ + - - + - - -
Triterpenoid + + + +++ ++ + ++++ + +
Keterangan : (-) = tidak terdeteksi ; (+) = positif lemah (++) = positif; (+++) = positif kuat;
(++++) = positif sangat kuat

dihidrokalkon, auron, antosianidin, dan ikatan rangkap terkonjugasi yang


katekin dan flavan-3,4-diol. Ekstrak memungkinkan terjadinya delokalisasi
etanol dan etil asetat akar lindur dominan elektron.
mengandung komponen bioaktif Senyawa fenol yang terdeteksi
flavonoid, saponin dan triterpenoid. pada ekstrak kulit batang disebabkan
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang oleh penggunaan pelarut pada proses
dilakukan oleh Rahman et al. (2011) ekstraksinya (Tabel 3). Senyawa fenol
bahwa pada ekstrak akar B. gymnorrhiza bebas biasanya terdapat dalam jaringan
terdeteksi kandungan flavonoid, kayu, sementara senyawa fenol yang
saponin dan tannin. Kar et al. (2006) berada di tempat lain biasanya dalam
menyatakan bahwa senyawa flavonoid bentuk glikosida. Senyawa fenol dapat
merupakan senyawa yang bersifat non berupa flavonoid, fenol monosiklik
polar dan banyak ditemukan pada batang sederhana, fenilpropanoid, dan kuinon
tumbuhan. fenolik. Fenol hidrokuionon dan senyawa
Tanin merupakan komponen zat turunannya berfungsi sebagai inhibitor
organik turunan polimer glikosida oksidatif untuk mengikat radikal bebas
yang terdapat dalam bermacam-macam dan bereaksi dengan senyawa Reactive
tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping Oxygen Species (ROS) membentuk
dua atau dikotil. Tanin, polifenol, dan senyawa yang lebih stabil (Harbone 1987).
flavonoid merupakan senyawa yang Komponen fenolat bersifat larut air selama
berfungsi sebagai antioksidan karena komponen tersebut berikatan dengan
ketiga senyawa tersebut adalah senyawa- gula membentuk glikosida, dan biasanya
senyawa fenol, yaitu senyawa dengan terdapat dalam vakuola sel (Robinson
gugus –OH yang terikat pada cincin 1995). Senyawa fenolat dapat melindungi
aromatik. Hagerman (1998) menyatakan mangrove dari kerusakan akibat radiasi
bahwa tanin mempunyai kemampuan ultraviolet (Agati et al. 2007).
menangkap radikal bebas. Tanin sangat Hasil indentifikasi pada Tabel 3,
efektif sebagai pendonor elektron dan atom saponin ditemukan pada esktrak daun,
hidrogen serta pengkelat logam, sebab kulit batang dan akar yang menggunakan
senyawa ini memiliki gugus hidroksil pelarut etanol dan etil asetat dan tidak

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 212


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

terdeteksi pada ekstrak kasar yang kandungan triterpenoid secara umum


menggunakan pelarut n-heksana. banyak terdapat ekstrak etanol kulit
Penggunaan pelarut yang memiliki batang dan akar. Terdeteksinya senyawa
tingkat kepolaran berbeda dapat menjadi tritepenoid diduga disebabkan oleh
salah satu faktor tidak terdeteksinya kemampuan pelarut etanol dalam
saponin pada ekstrak yang menggunakan mengekstrak senyawa yang bersifat polar.
pelarut nonpolar seperti n-heksana. Hasil uji positif sangat kuat terhadap
Sumarto et al. (2011) menyatakan bahwa kandungan triterpenoid pada akar lebih
saponin termasuk dalam golongan tinggi dibandingakan dengan daun
glikosida yang umumnya banyak sesuai dengan studi yang dilakukan oleh
ditemukan pada tumbuhan, memiliki Nurainun et al. (2012) bahwa kandungan
karakteristik berupa buih, mudah larut triterpenoid pada mangrove jenis
dalam pelarut polar dan tidak larut Excoecaria agallocha lebih banyak terdapat
dalam pelarut non polar. Senyawa saponin pada bagian akar daripada pada bagian
bersifat antioksidan dan radical scavenger daun. Kandungan triterpenoid pada daun
dengan membentuk hydrogen peroksida mangrove jenis Excoecaria agallocha
sebagai senyawa antara dan dapat adalah 8,4% lebih rendah dibandingkan
menyumbangkan hidrogen pada senyawa pada bagian akarnya yaitu 50,3 %. Riyanto
radikal DPPH sehingga mengakhiri reaksi et al. (2013) menyatakan bahwa senyawa
rantai radikal (Xiong et al. 2010). triterpenoid pada tumbuhan berfungsi
Kandungan steroid terdeteksi sebagai pelindung untuk menolak
pada ekstrak etanol, etil asetat dan serangga dan serangan mikroba. Fitokimia
n-heksana daun serta pada n-heksana pada dasarnya dibagi menjadi dua
kulit batang. Senyawa steroid pada kelompok, yaitu bagian primer dan bagian
mulanya hanya dipertimbangkan terdapat sekunder, tergantung pada fungsinya pada
pada hewan saja, tetapi akhir-akhir metabolisme tanaman. Bagian primer
ini juga ditemukan pada tumbuhan terdiri atas gula, asam amino, protein
(Harborne 1987). Ekstraksi dengan dan klorofi l. Bagian sekunder terdiri atas
pelarut etanol dapat memisahkan senyawa alkaloid, terpenoid, saponin, komponen
fenolik, steroid, terpenoid, alkaloid dan fenol,fl avonoid, tanin, dan lain-lain Koche
glikosida (Hougton dan Raman 1998). et al. (2010)
Schmidt dan Steinhart (2001) menyatakan
bahwa kandungan steroid pada ekstrak Aktivitas Antioksidan Ekstrak
polar dan non-polar tidak menunjukkan Kasar Daun, Kulit Batang dan
hasil yang berbeda nyata. Akar Tanaman Lindur
Steroid dapat dimanfaatkan sebagai Suatu senyawa digolongkan memiliki
sumber antibakteri (Firdayani et al.2015). aktivitas antioksidan apabila senyawa
Bangham dan Horne (2006) menyatakan tersebut mampu mendonorkan atom
bahwa steroid dapat berinteraksi hidrogennya pada radikal bebas DPPH.
dengan membran fosfolipid sel yang Aktivitas antioksidan ditandai dengan
bersifat impermeabel terhadap senyawa- terjadinya perubahan warna ungu menjadi
senyawa lipofilik sehingga menyebabkan kuning pucat (Molynuex 2004).
integritas membran menurun, morfologi Berdasarkan hasil pengujian yang
membran sel berubah, dan akhirnya dapat disajikan pada Tabel 4 dapat diketahui
menyebabkan membran sel rapuh dan bahwa ekstrak daun, kulit batang dan
lisis. akar lindur yang menggunakan pelarut
Sesuai dengan hasil pengujian n-heksana memiliki aktivitas antioksidan

213 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

Tabel 4 Hasil pengujian aktivitas antioksidan daun, kulit batang,akar lindur


dan Vit C
Perbandingan
Nilai IC50 Kategori
Bahan Uji dengan literatur
(ppm) antioksidan*
lain IC50 (ppm)
Daun Heksana 359,2408 Sangat lemah 1003,661
Daun Etil Asetat 30,3964 Sangat kuat 182,331
Daun Etanol 34,2723 Sangat kuat 257,581
0,029g
Kulit Batang Heksana 29,4009 Sangat lemah 177,052
Kulit Batang Etil Asetat 14,2140 Sangat kuat 11,662
Kulit Batang Etanol 19,6193 Sangat kuat 26,1893
0,01976
Akar Heksana 3,17 x 1014 Sangat lemah 2357
Akar Etil Asetat 105,23 Sedang 529,1148
15,6364
Akar Etanol 42,04 Sangat kuat 11,45
27,65
Vitamin C 3,5952 Sangat kuat -
Keterangan : *Molyneux (2004); 1Jacoeb et al. (2011) Avicennia marina); 2Herawati (2012),
Soneratia alba hasil fraksi; 3Putri dan Hidajati 2015 (Xylocarpus moluccencis):
4
Nurani (2013) (pasak bumi); 5Asha et al. (2012) Rhizophora apiculata;
6
Shafaghat (2011) L. persicum; 7Latha et al. (2014) Stereospermum colais;
8
Haq et al. (2011) ekstrak etanol daun B. gymnorrhiza

dengan nilai IC50 yang sangat lemah yaitu dibandingkan secara berturut-turut
>200 ppm. Kecilnya aktivitas antioksidan dengan fraksi n-heksana kulit batang
dari ekstrak yang menggunakan pelarut S. alba yakni 177,05 (Herawati 2012)
n-heksana diduga disebabkan oleh dan ekstrak n-heksana akar tanaman
komponen yang terekstrak bukanlah L. persicum 235 ppm (Shafaghat 2011).
senyawa antioksidan yang kuat melainkan
mengandung komponen non-polar berupa Aktivitas Antioksidan Ekstrak
lemak. Suratmo (2009) menyatakan Kasar Daun, Kulit Batang dan
bahwa pada fraksi ekstrak n-heksana Akar Tanaman Lindur
tidak menunjukkan aktivitas antioksidan Suatu senyawa digolongkan memiliki
karena hanya mengandung senyawa non- aktivitas antioksidan apabila senyawa
polar, misalnya minyak atsiri, lemak dan tersebut mampu mendonorkan atom
minyak. Aktivitas antioksidan ekstrak hidrogennya pada radikal bebas DPPH.
n-heksana daun hasil penelitian lebih besar Aktivitas antioksidan ditandai dengan
dibandingkan dengan ekstrak n-heksana terjadinya perubahan warna ungu menjadi
daun Avicenia marina yang sebesar 1003,66 kuning pucat (Molynuex 2004).
(Jacoeb et al. 2011). Berbeda dengan Ekstrak daun dan kulit batang
aktivitas antioksidan dari ekstrak yang menggunakan pelarut etil asetat
n-heksana kulit batang dan akar hasil memperlihatkan aktivitas antioksidan
penelitian yang lebih rendah jika dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 214


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

30,39 ppm; 14,21 ppm, sedangkan antioksidan ekstrak etanol daun, kulit
ekstrak etil asetat akar memiliki aktivitas batang, dan akar memiliki nilai IC50
antioksidan sebesar 105,23 ppm. Adanya berturut-turut yaitu 34,27 ppm; 19,62
perbedaan nilai IC50 antioksidan ini dapat ppm; 42,04 ppm. Aktivitas antioksidan
dipengaruhi oleh bagian dari bahan ekstrak etanol daun hasil penelitian lebih
baku yang digunakan, dan dari fungsi tinggi jika dibandingkan dengan antivitas
bagian tersebut. Tensiska et al. (2001) antioksidan ekstrak etanol 70% daun sirih
dalam penelitiannya berpendapat bahwa merah dengan nilai IC50 sebesar 85,82 ppm
pelarut etil asetat mungkin lebih banyak Alfarabi (2010). Aktivitas antioksidan
mengandung senyawa isoflavon baik non ekstrak etanol daun hasil penelitian
polar (aglikon) maupun polar (glikon), lebih rendah dibandingkan dengan
ekstrak etil asetat memberikan hasil terbaik ekstrak etanol daun B. gymnorrhiza hasil
dibandingkan dengan ekstrak etanol dan penelitian Haq et al. (2011) yaitu 0,029
ekstrak n-heksana. Aktivitas antioksidan ppm, namun jika dibandingkan dengan
esktrak etil asetat kulit batang merupakan ekstrak metanol daun A. marina yaitu
aktivitas yang tertinggi diantara sampel 257,58 ppm (Jacoeb et al. 2011), aktivitas
penelitian lainnya. Aktivitas antioksidan antioksidan hasil penelitian lebih tinggi.
yang tinggi ini terkait dengan sifat etil Aktivitas antioksidan ekstrak etanol
asetat yang merupakan pelarut semi kulit batang hasil penelitian lebih kecil
polar yang dapat melarutkan komponen dibandingkan dengan ekstrak etanol B.
senyawa antioksidan yang bersifat polar gymnorrhiza yaitu 0,0197 ppm (Haq et
dan non-polar sehingga menghasilkan al. 2011) dan lebih tinggi dibandingkan
beragam senyawa antioksidan yang dengan ekstrak methanol Xylocarpus
memiliki aktivitas sangat kuat walaupun moluccencis sebesar 26,189 ppm (Putri dan
rendemennya lebih rendah dibandingkan Hidajati 2015). Nilai IC50 ekstrak etanol
dengan penggunaan pelarut polar. akar lindur lebih kecil jika dibandingkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan ekstrak etanol pasak bumi yaitu
Jacoeb et al. (2013) menunjukkan bahwa 15,636 ppm (Nurani 2013), ekstrak etanol
aktivitas antioksidan dari ekstrak etil Rhizophora apiculata 11,4 ppm (Asha et
asetat buah lindur hanya 443,61 ppm al. 2012), dan ekstrak etanol Acanthus
lebih rendah jika dibadingkan dengan ilicifolius 27,6 ppm (Asha et al. 2012).
hasil penelitian. Aktivitas antioksidan Perbedaan nilai aktivitas antioskidan
esktrak etil asetat daun dan akar hasil ini dipengaruhi oleh jenis pelarut,
penelitian lebih tinggi jika dibandingakan metode ekstraksi, dan metode pengujian
berturut – turut dengan ekstrak etil asetat (Shalaby dan Sanaa 2012).
daun A. marina yang sebesar 182,33
(Jacoeb et al. 2011) dan ekstrak etil asetat KESIMPULAN
akar tanaman Stereospermum colais Daun mengandung kadar protein
yang sebesar 529,114 (Latha et al. 2014). (2,16 %), lemak (1,12 %), dan air (74,72
Aktivitas antioksidan etil asetat kulit %) yang paling tinggi dari dua sampel uji
batang hasil penelitian yang tergolong lainnya. Kulit batang mengandung kadar
kuat dengan nilai IC50 yang lebih rendah abu (4,12 %) dan kadar karbohidrat (46,02
jika dibandingkan dengan fraksi etil asetat %) yang paling tinggi dari dua sampel
kulit batang S. alba yang sebesar 11,66 uji lainnya. Komponen bioaktif yang
(Herawati 2012). terdeteksi pada ekstrak etanol dan etil
Sesuai dengan hasil pada Tabel asetat daun adalah flavonoid, tanin, fenol,
4 dapat diketahui bahwa aktivitas saponin, steroid dan tritepenoid. Ekstrak

215 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

etanol kulit batang, etil asetat kulit batang AWM, Ho CW. 2011. Eff ect of
dan etanol akar memiliki komponen ethanol concentration, extraction
bioaktif flavonoid, tanin, fenol, saponin, time and extraction temperature on
dan tritepenoid, sedangkan ekstrak etil the recovery of phenolic compounds
asetat akar hanya memiliki komponen and antioxidant capacity of Centella
bioaktif flavonoid, fenol, saponin, dan asiacita extracts. International Food
triterpenoid. Aktivitas antioksidan yang Research Journal 18:566-573.
potensial adalah ekstrak etil asetat kulit Danarto YC, Prihananto SA, Pamungkas
batang lindur dengan nilai IC50 14,21 ppm. ZA. 2011. Pemanfaatan Tanin dari
Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti
DAFTAR PUSTAKA Gugus Fenol pada Resin Fenol
[AOAC] Association of Official Analytical Formaldehid Prosiding Seminar
Chemist. 2005. Official Method of Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta,
Analysis of the Association of Official 22 Februari 2011.
Analytical of Chemist. Arlington: Fennema OR. 1996. Food Chemistry. Ed
The Association of Official Analytical ke-3. New York: Marcel Dekker, Inc.
Chemist, Inc. Firdiyani F, Agustini TR, Ma’ruf WF. 2015.
Agati G, Stefano G, Biricolti S, Tattini Ekstraksi senyawa bioaktif sebagai
M. 2009. Mesophyll distribution of antioksidan alami Spirulina platensis
‘antioxidant’ flavonoid glycosides segar dengan pelarut yang berbeda
in Ligustrum vulgare leaves under extraction of bioactive compounds
contrasting sunlight irradiance. as natural antioxidants from fresh
Journal Annals of Botany 104:853–861. Spirulina platensis using different
Alfarabi M. 2010. Kajian Antidiabetogenik solvents. JPHPI 18(1):28-37.
Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Hagerman AE, Butler LG. 1998. Tannins
crocatum) in vitro. [Tesis]. Bogor: and lignins. In: Herbivores: their
Program Pascasarjana, Institut interactions with secondary plant
Pertanian Bogor. metabolites, Vol I: The chemical
Allen JA, Duke NC. 2006. Bruguiera participants, (Rosenthal GA,
gymnorrhiza (large-leafed mangrove). Berenbaum MR ), Academic Press,
Species Profiles for Pacific Island NY (USA), pp.355-388.Houghton
Agroforestry Apr; Ver 2.I. www. PJ, Raman A. 1998. Laboratory
traditionaltree.org. [12 Juni 2014]. Handbook for the Fractionation of
Artini PEUD, Astuti KW, Warditiani NK. Natutal Extracts. London: Chapman
2013. Uji fitokimia ekstrak etil asetat and Hall.
rimpang bangle (Zingiber purpureum Haq M, Sani W, Hossain ABMS, Taha RM,
Roxb). Jurnal Farmasi Udayana Monneruzzaman KM. 2011. Total
2(4):6-12. phenolic contents, antioxidant and
Asha KK, Suseela M, Laksmanan PT. 2012. antimicrobial activities of Bruguiera
Flavonoid and phenolic compounds gymnorrhiza. Journal of Medicinal
in two mangrove species and their Plants Research 5(17):4112-4118,
antioxidant property. Journal of Geo- Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia.
Marine Science 41(3):259-264. Edisi ke-2. Padmawinata K, Soediro
Bangham AD, Horne RW. 2006. Action of I, penerjemah. Bandung: Institut
saponins on biological cell membranes. Teknologi Bandung. Terjemahan dari:
Journal Nature 196(1):952-953. Phytochemical Methods.
Chew KK, Thoo YY, Khoo MZ, Wan Herawati N. 2012. Total phenolic and

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 216


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

antioxidant activity of Sonneratia alba D, Senthamarai R, Shanthi S,


bark. Jurnal Sainsmat 1(1):93-99. Grace XF. 2014. Comparative
Hidayat T, Suptijah P, Nurjanah. 2013. phytochemical and antioxidant
Karakterisasi tepung buah lindur studies on roots of Stereospermum
(Brugeira gymnorrhiza) sebagai beras colais & Stereospermum
analog dengan penambahan sagu suaveolens. International Journal of
dan kitosan. Jurnal Pengolahan Hasil Phytopharmacology 5(4):301-305.
Perikanan Indonesia 16(3):267-277. Megayana Y, Subekti S, Alamsjah MA.
Houghton,P.J. dan Raman, A. 1998. 2012. Studi kandungan alginate dan
Laboratory Handbook for The klorofil rumput laut Sargassum sp.
Fractionation of Natural Extracts. pada umur panen yang berbeda.
London : Thomson Science Journal of Aquaculture and Fish Health
Jacoeb AM, Purwaningsih S, Rinto. 2011. 1(1):120-127.
Anatomy, bioactive compounds and Mega IM, Swastini DA. 2010. Skrining
antioxidant activity of mangrove api- fitokimia dan aktivitas antiradikal
api (Avicennia marina) leaf. Jurnal bebas ekstrak metanol daun gaharu
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia 4
XIV(2):143-152. (2): 187-192.
Jacoeb AM, Suptijah P, Zahidah. 2013. Molyneux P. 2004. The use of the stable
Bioactive components and antioxidant free radikal diphenylpicrylhydrazyl
activity of large-leafed mangrove fruit (DPPH) for estimating antioxidant
(Bruguiera gymnorrhiza). Journals activity. Journal Science of Technology
Indonesian Fishery Product Processing 26(2):211-219.
16(1):86-94. Nurani LH. 2013. Isolation and free radicals
Kar P, Laight D, Shaw KM, Cummings scavenging activity of isolate-1, ethyl
MH. 2006. Flavonoid rich grapeseed acetate fraction, and ethanolic extract
extracts: a new approach in high of pasak bumi (Eurycoma longifolia
cardiovascular risk patients. Jack) Root. Jurnal Ilmiah Kefarmasian
International Journal Clin Practice 3(1):95-104.
60(11):1484-492. Nurainun Hasbi, Basyuni M, Agustina
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi L, Putri. 2012. Karakterisasi senyawa
Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: isoprenoid sebagai produk alami pada
UI Press. mangrove sejati minor non sekresi
Koche D, Shirsat R, Imran S, Bhadange DG. Excoecaria agallocha l., di hutan
2010. Phytochemical screening of eight mangrove sumatera utara. Jurnal
traditionally used ethnomedicinal Universitas Sumatra 358(1):1-5.
plants from Akola district (MS) India. Nurjanah, Taufiqurrahman, Nurhayati T.
International Journal of Pharma and 2010. Komposisi kimia dan vitamin
Bio Sciences 1(4):253-256. A, B1, B2, B3 daging ikan gurami
Krzynowek J, Murphy J. 1987. Proximate (Osphronemus goramy) pada berbagai
Composition, Energy, Fatty Acid, ukuran. Akuatik 4(1):21-29.
Sodium, and Cholesterol Content of Nurjanah N, Jacoeb AM, Hidayat T,
Finfish, Shellfish, and their Products. Shylina S. 2015. Bioactive compounds
NOAA Technical Report NMFS and antioxidant activity of lindur
55. United of State: Departement of stem bark (Bruguiera gymnorrhiza).
Commerce. International Journal of Plant Science
Latha S, Seethalakshmi S, Chamundeeswari and Ecology 1(5):182-189.

217 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al.

Osabor VN, Egbung GE , Okafor PC. 2008. 42(5):556-564.


chemical profile of Nypa fruiticans Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam
from cross river estuary, South Eastern Farmasi. Bandung: ITB.
Nigeria. Pakistan Journal of Nutrition Sudirman S, Nurjanah, Jacoeb AM.
7(1):146-150. 2014. Proximate compositions,
Putri AAS, Hidajati N. 2015. Activity bioactive compounds and antioxidant
antioxidant test of phenolic compound activity from large-leafed mangrove
methanol extract from stem bark (Bruguiera gymnorrhiza) fruit.
Nyiri Batu (Xylocarpus Moluccensis). International Food Research Journal
Journal of Chemistry UNESA 4(1):37- 21(6):2387-2391.
42. Sumarto, Desmelati, Dahlia, Hasan B,
Rahma MA, Arif Ahmed, IZ Sahid. 2011. Azwar M. 2011. Penentuan senyawa
Phytochemical and pharmacological bioaktif ekstrak daging siput
properties of Bruguiera gymnorrhiza bakau (Terebralia sulcata) dengan
roots extract. International Journal of kromatografi lapis tipis (KLT). Jurnal
Pharmaceutical Research 3(1):63-67. Berkala Perikanan Terubuk 39(2):85-
Robinson T. 1995. Kandungan Organik 96.
Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB. Suratmo. 2009. Potensi ekstrak daun
Riyanto EI, Widowati I, Sabdono A. sirih merah (Piper crocatum) sebagai
2013. Skrining aktivitas antibakteri antioksidan. Jurnal penelitian
pada ekstrak Sargasum polycystum 205(1):1-5.
terhadap bakteri Vibrio harveyi dan Suarsana NI, Priosoeryanto BP, Bintang
Micrococcus luteus di Pulau Panjang M, Wresdiyati T. 2008. Aktivitas
Jepara. Journal of Marine Research hipoglikemik dan antioksidatif
1(1):115-121. ekstrak metanol tempe pada tikus
Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, diabetes. J Veteriner 9:122-127.
Lopez-Arroyo J, Alanis-Garza BA, Steinberg D. 2009. The LDL modification
De Torres JL. 2009. Antimicrobial hypothesis of atherogenesis. Journal of
and antioxidant activities of plants Lipid Research 50:376-381.
from northeast of Mexico. Journal Theroux P, Libby P. 2005. Pathophysiology
Alternative Medicine 201(1):1-6. of coronary artery disease. J.
Schmidt G, Steinhart H. 2001. Impact of Circulation 111:3481-3488.
extraction solvents on steroid contents Tensiska, Wijaya CH, Andarwulan
determined in beef. Journal of Food N. 2001. Aktivitas antioksidan
chemistry 76:83–88. ekstrak buah andaliman
Shafaghat A. 2011. Chemical constituents, (Zanthoxylum acanthopodium DC)
antimicrobial and antioxidant activity dalam beberapa sistem kestabilan
of the hexane extract from root and pangan dan kestabilan aktivitasnya
seed of Levisticum persicum Freyn and terhadap kondisi suhu dan pH. Jurnal
Bornm. Journal of Medicinal Plants Teknol Industri Pangan 14:29-39.
Research 5(20):5127-5131. Wang H, Du YJ, Song HC. 2010.
Shalaby EA, Sanaa MMS. 2012. α-Glucosidase and α-amylase
Comparison of DPPH and ABTS inhibitory activities of guava leaves.
assays for determining antioxidant Journal Food Chem 123:6-13.
potential of water and methanol Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan
extracts of Spirulina platensis. Indian Gizi. Bogor: MBrio Press.
Journal of Geo-Marine Sciences Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 218


Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan, Dia et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 2

Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Yim HS, Chye FY, Ho SK, Ho CW. 2009.
XiongY, Yuan C, Chen R, Dawson TM, Phenolic profiles of selected edible wild
Dawson VL. 2010. Preparation and mushrooms as affected by extraction
biological activity saponin Ophiogon solvent, time and temperature. Asian
japonicas. African Journal of Pharmacy Journal of Food and Agro-Industry
and Pharmacology 6(26):1964-1970. 2(3):392-401.

219 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai