Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
PRODI: FISIOTERAPI

ADLA FAUZATIN NUR EFT10170062


DENDA ANISA PURKAN EFT10170068
HAFITZ ADE RAMADHANI EFT10170074
MEIDA HAYATI EFT10170076
RIZKY KURRATUL ‘AIN EFT10170083

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini,
sebagaimana yang disyaratkan oleh dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dan materi yang di sajikan dalam makalah ini mengacu pada
Sila Kedua Pancasila. Makalah ini di buat dengan sebaik- baiknya agar dapat
dimengerti oleh seluruh pembacanya. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya, sehingga saran bapak ataupun pembaca sangat diharapkan
untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu
pembelajaran mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................. 1
BAB II : SEJARAH ................................................................................. 2
A. Sejarah Singkat Pancasila ................................................ 2
B. Sejarah Lambang Pancasila ............................................. 2
BAB III : PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Pancasila ............................................................................. 4
B. Lambang Pancasila ............................................................ 6
C. Penyimpangan Pada Sila Kedua ...................................... 8
BAB IV : PENUTUP ................................................................................. 13
A. Kesimpulan ........................................................................ 13
B. Saran ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa Negara
Indonesia, terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia. Secara umum sebelum disahkan menjadi dasar
filsafat Negara nilai-nilai Pancasila telah ada yang berasal dari bangsa
Indonesia berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan, dan nilai religius.
Kemudian para pendiri Negara Indonesia mengangkat nilai tersebut untuk
dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur yaitu
dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia Sembilan
menghasilkan Piagam Jakarta yang di dalamnya memuat Pancasila untuk
pertama kali, setelah itu dibahas dalam sidang resmi PPKI yang menyatakan
bahwa Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara yang sudah dibahas dan
disempurnakan kembali. Pada akhirnya tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

B. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui :
 Sejarah Pancasila terutama pada sila kedua.
 Makna lambang Pancasila terutama pada sila kedua Pancasila.
 Permasalahan apa saja yang berkaitan dengan sila kedua Pancasila.

1
BAB II
SEJARAH

A. SEJARAH SINGKAT PANCASILA


Lahirnya Pancasila merupakan judul pidato yang disampaikan oleh
Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato ini muncul rumusan awal serta
konsep Pancasila pertama kalinya, yang dikemukakan sendiri oleh Soekarno
sebagai dasar negara.

B. SEJARAH LAMBANG PANCASILA


Setelah pengakuan tentang kedaulatan bangsa Indonesia pada tahun 1949,
bangsa Indonesia merasa perlu membuat sebuah lambang negara. Kemudian pada
tanggal 10 Januari 1950 dibentuklah sebuah tim yang bertugas untuk merancang
sebuah lambang negara Indonesia. Tim tersebut lebih dikenal dengan Tim Lencana
Negara yang dikoordinatori oleh beberapa menteri negara seperti Zoner Poto Folio,
Sultan Hamid II, dan dipilihlah beberapa orang anggota yaitu: KI Hajar Dewantara
(Ketua), M.A Pellaupesy, Mohammad Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka. Tim
tersebut bertugas untuk mencari, membuat, dan menyeleksi usulan lambang negara
untuk kemudian disetujui dan disahkan oleh pemerintah.

2
Garuda Pancasila merupakan Lambang negara Indonesia, memiliki
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Lambang negara Indonesia berbentuk burung
garuda dengan kepala menghadap ke sebelah kanan dan mempunyai perisai
berbentuk seperti jantung yang digantung menggunakan rantai pada leher Garuda,
dan terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna “Meskipun Berbeda-
beda tetapi tetap satu Jiwa” tertulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Sultan Hamid II yang telah merancang Lambang ini, kemudian disempurnakan oleh
Bung Karno, Setelah itu diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara
pertama kali pada tanggal 11-Februari-1950 dalam Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat dan Garuda Pancasila diperkenalkan pertama kali kepada
masyarakat Indonesia di Hotel Des Indes, Jakarta pada tanggal 15 Febuari 1950.

Lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila penggunaannya diatur dalam


Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

3
BAB III
PEMBAHASAN
A. PANCASILA ( SILA KE-2 )
Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral
kemanusiaan antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi,
hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan
keagamaan. Oleh karena itu, dalam hidup bernegara harus dijiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena
hal itu merupakan suatu bawaan dari kodrat manusia untuk saling menjaga
keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal
ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia
lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan negara, serta adil terhadap lingkungan
sekitarnya.
Sumber hukum dari sila kedua adalah:
a. Pembukaan UUD 1945
- Alinea pertama
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
- Alinea keempat
............, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada .... kemanusiaan yang adil dan beradab.

4
b. Pasal 27, 28 UUD 1945
- Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
- Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
c. Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila. Berikut inilah butir-butir
dari sila kedua:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah
tidak ada perbedaan di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban
dengan sebab dien (agama).
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila
mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha,
Hindu, Konghucu, kaum sekuler, kaum liberal, para demokrat, para
quburiyyun, para thaghut dan orang-orang kafir lainnya.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

5
B. LAMBANG PANCASILA

Lambang Garuda :

- Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi


kuno di sejarah Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu
yang berwujud seperti burung elang rajawali. Garuda dipakai sebagai
Simbol Negara untuk menggambarkan Negara Indonesia merupakan bangsa
yang kuat dan besar.
- Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan
dan keagungan.
- Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga
dan kekuatan pembangunan.
- Jumlah bulu Garuda Pancasila mengambarkan hari / tanggal proklamasi
kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, antara lain,
jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, jumlah bulu pada
ekor berjumlah 8, jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
dan jumlah bulu di leher berjumlah 45.
Lambang Perisai

- Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan
peradaban Nusantara sebagai senjata yang
melambangkan perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk
mencapai tujuan.
- Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan
garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / letak Indonesia, yaitu
indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
- Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara
Pancasila.
- Warna dasar pada ruang perisai
merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih). dan pada bagian
tengahnya memiliki warna dasar hitam.

6
Lambang Sila Kedua :

Makna Sila 2 Pancasila

Pada ruang perisai bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila
kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Apabila diperhatikan, gambar
rantai tersebut terdiri dari dua macam rantai, yaitu rantai yang bagian tengahnya
lingkaran dan rantai yang bagian tengahnya persegi, penjelasannya sebagai berikut:

 Semua rantai saling berkaitan dan tidak putus, rantai yang bagian tengahnya
berbentuk lingkaran melambangkan wanita, sedangkan rantai yang
tengahnya berbentuk persegi melambangkan laki-laki.
 Pada bentuk tengah rantai yang berbeda melambangkan laki-laki dan wanita
saling membutuhkan dan saling membantu.
 Rantai yang tidak putus juga melambangkan sebuah ikatan yang seharusnya
tidak pernah putus antara sesama manusia.
 Warna merah yang menjadi dasar juga menunjukan sikap berani.

7
C. Penyimpangan Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Penyimpangan dan pelanggaran terhadap nilai sila-sila Pancasila terus
terjadi dari setiap tahun ke tahun karena banyaknya kasus-kasus yang bermunculan
di negara Indonesia. Berikut beberapa contoh kasus penyimpangan terhadap sila
kedua Pancasila :
a. Tragedi Trisakti (12 Mei 1998)
b. Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat Miskin
c. Tragedi Kemanusiaan Etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )
d. Kasus Penembakan di Lapas Cebongan (5 April 2013)
e. Kasus Penelantaran 5 Orang Anak di Cibubur
Dari contoh kelima kasus tersebut yang akan kami dibahas disini adalah
tentang kekerasan terhadap anak. Karena kasus ini merupakan salah satu contoh
yang sedang menjadi polemik di negara Indonesia. Dan ini adalah peringatan bahwa
nilai Pancasila belum bisa di amalkan dengan baik di negara kita, sehingga hal ini
berulang kali terjadi dan menjadi contoh yang tidak baik di bangsa ini.
1. Kasus Kekerasan Pada Anak
Kronologi Kejadian Kasus Penelantaran 5 Orang Anak di Cibubur
Pasangan suami Utomo Permono (45) dan istri Nur Indriasari (42)
yang menelantarkan kelima anak mereka resmi menyandang status tersangka.
Penetapan status itu diputuskan setelah penyidik menerima hasil analisis psikologi
Utomo dan Nuri yang menunjukkan keduanya menentarkan anaknya dengan
kesadaran penuh.
Kelima anak yang ditelantarkan itu berinisial D (8) serta 4 saudarinya, C
dan L (10), D (8), Al (5), dan DA (3). Nasib D sangatlah malang. Dia mondar
mandir mengendarai sepeda selama sebulan di Perumahan Citra Gran Cibubur.
Pada siang hari D mondar-mandir di perumahan tersebut, ke rumah tetangga dan ke
tempat-tempat lainnya selain rumah. Kemudian malam harinya, D tidur di pos jaga.
Selain tidak diperbolehkan masuk rumah, Dani juga sudah tidak bersekolah sejak
sebulan lalu.

8
D memang bukan anak jalanan. Tapi hidupnya sama terlantarnya dengan
mereka yang di jalanan. Entah apa yang terjadi padanya, hingga bocah tersebut
mulai berani mencuri. Dari sandal, sepatu, hingga makanan milik warga pernah
diambil bocah tersebut.
Krishna Murti mengatakan, selain hasil kejiwaan pelaku, polisi juga mengantongi
2 alat bukti, yaitu hasil visum fisik anak dan keterangan saksi ahli tentang kondisi
psikis anak. Dari hasil visum et repecentrum, kondisi fisik kelima anak yang
ditelantarkan mengalami gizi buruk. Selain itu ada bekas luka di kaki anak D (8)
yang menunjukkan masa penyembuhan lukanya lama akibat pukulan benda tumpul.
Dari 2 hal tersebut dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh
penyidik.
Dengan ditetapkannya Tomo dan Nuri sebagai tersangka, maka keduanya
dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 76B juncto 77B dan Pasal 80 juncto 76C Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 44 atau
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang KDRT. “Pasal-pasal
tersebut karena kedua pelaku terbukti melakukan penelantaran dan kekerasan
terhadap anak mereka dalam kurun waktu 2014-2015,” jelas Krishna.
Saat menggeledah rumah milik pasangan suami istri UP alias T dan NS, kondisi
rumah 2 lantai itu sangat memprihatinkan, berantakan dan banyak sampah. Polisi
mendapati 4 anak perempuan dalam kondisi fisik yang buruk. Mereka seperti
kekurangan gizi dan tertekan. Saat polisi dan KPAI hendak mengamankan anak-
anak malang tersebut, sang ayah mencoba menghalau dan bersikeras ia berhak
melakukan perbuatan itu karena ia ayah kandung kelima anak.
Keduanya pun digelandang ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai
saksi. Saat pengembangan kasus, polisi menemukan paket sabu di dalam kamar
tidur kedua pelaku. Keduanya lalu ditetapkan sebagai tersangka atas kasus
kepemilikan narkoba dan diserahkan ke Direktorat Narkotika, sembari menjalani
pemeriksaan kejiwaan. (Sumber: liputan6.com tanggal 17 Juni 2015)

9
2. Opini Tentang Kasus Kekerasan Pada Anak
Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual,
penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Sebagian besar terjadi
kekerasan terhadap anak di rumahnya dengan jumlah yang lebih kecil jika terjadi
di sekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Menurut
Undang-undang Perlindungan anak No 23 Tahun 2002, Kekerasan terhadap anak
dalam arti kekerasan dan penelantaran anak adalah semua bentuk perlakuan
menyakitkan secara fisik maupun emosional, penyalahgunaan seksual,
penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain yang mengakibatkan
cidera, kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan
hidup anak, tumbuh kembang anak serta martabat anak-anak atau kekuasaan.
Seharusnya kekerasan terhadap anak bukan menjadi budaya di jaman
sekarang dan inilah yang harus diluruskan dalam program pencegahan deteksi dini.
Serta perlunya pemahaman di sekolah, rumah, dan anggota keluarga, bahwa
memukul anak diklaim sebagai suatu proses pembelajaran agar lebih baik, justru
itu merupakan satu bentuk kekerasan kepada anak.
Kasus kekerasan pada anak ini memang miris jika terdengar oleh telinga
kita sebagai warga Indonesia. Tentu hal ini telah melenceng dari sila kedua
Pancasila, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Karena dalam sila kedua
terkandung nilai-nilai humanistis yang harusnya dapat kita terapkan pada segala
aspek kehidupan, antara lain:
Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala hak asasinya yang
harus dihormati oleh siapapun.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
Pengertian manusia beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan iman,
sehingga nyatalah bedanya dengan makhluk lain.
Nilai-nilai tersebut akan semakin pudar jika kita tidak segera menghentikan
kebiasaan-kebiasaan buruk orang yang mendidik anak-anaknya dengan
menggunakan kekerasan sebagai alat disiplin yang sebenarnya tidak ada pengaruh
positif bagi anak.

10
Bentuk kekerasan pada anak sendiri terdiri dari kekerasan fisik,
kekerasan secara verbal, dan kekerasan secara mental. Hal ini terlihat jelas pada
kasus penelantaran 5 orang anak di Cibubur tersebut. Kedua orang tuanya telah
melakukan ketiga bentuk kekerasan tersebut yaitu berupa adanya bekas luka di kaki
anak akibat pukulan benda tumpul, kelima anak tersebut mengalami gizi buruk, dan
lebih mirisnya menelantarkan mereka di jalanan. Hal ini akan sangat berdampak
buruk pada kelangsungan hidup anak-anak tersebut baik terhadap mental maupun
psikisnya.

3. Solusi Untuk Kasus Kekerasan pada Anak


Sebagai bentuk penegakan hukum di Indonesia, kekerasan terhadap anak
sudah melanggar sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan hal ini tertulis dalam
Undang-undang yang menyinggung tentang perlindungan anak. Hukuman kepada
pelaku sangat penting untuk membuat efek jera dan takut untuk mengulangi tindak
kekerasan yang sama. Kekerasan terhadap anak memiliki dampak sangat dalam
sehingga pelaku haruslah dihukum. Semua sanksi dari bentuk kekerasan sudah
tercantum di dalam undang-undang, hanya saja penerapannya masih perlu
pendalaman lebih jauh tentang kasusnya. Namun, kekerasan tersebut dapat di
minimalisir atau dicegah.
Tindakan pencegahan diperlukan untuk menekan tingkat frekuensi
kekerasan yang melanggar keberadabannya sesama manusia. Hal yang bisa
dilakukan untuk itu adalah :
1). Membantu anak melindungi diri
Dengan memberikan pemahaman dan pengajaran untuk menolak apabila perbuatan
yang tidak senonoh oleh orang lain terhadap dirinya, mengingatkan anak untuk
tidak gampang mempercayai orang asing serta membuatnya selalu menceritakan
apapun jika terjadi sesuatu pada dirinya.
2). Pembekalan ilmu bela diri
Bela diri dapat digunakan untuk pertahanan dari ancaman-ancaman yang ada, tetapi
harus diberikan pengarahan bahwa ilmu bela diri dipelajari bukan untuk melakukan
kekerasan.

11
3). Maksimalkan peran sekolah
Sekolah harus memiliki fungsi kontrol sosial, yakni sekolah memiliki assesment
(penilaian) terhadap perilaku anak dan harus memberikan aktivitas-aktivitas
internal sekolah yang bersifat positif.
4). Pendidikan budi pekerti
Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda di kalangan generasi
penerus bangsa yaitu degan cara mengajarkan budi pekerti, baik di rumah maupun
di sekolah.
5). Melaporkan kepada pihak berwajib
Hal ini bertujuan untuk segera mengambil tindakan lebih lanjut terhadap tersangka
dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam
kehidupan kenegaraan haruslah dengan moral kemanusiaan, saling
menghargai dan bisa berlaku adil.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga
dijadikan pedoman hidup bangsa beserta sila-silanya.
3. Hal yang dapat dipelajari dari sila kedua adalah agar kita lebih
mengutamakan rasa saling menghargai, tenggang rasa dan keadilan
terhadap orang lain.

B. Saran
Melihat dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap, maka penting
bagi bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila
dan kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia agar menerapkan sila
ini di kehidupan sehari-hari sebagai patokan dalam perjalanan hidup .
Dengan demikian, kita akan mampu mewujudkan negara yang bermartabat,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menjalankan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.

13
DAFTAR PUSTAKA

- http://syawal09.blogspot.co.id/2015/05/makalah-kemanusiaan-yang-adil-
dan.html?m=1
- http://ivanadewi30.blogspot.co.id/2016/11/permasalahan-sila-ke-2-
kemanusiaan-yang.html?m=1
- http://blogenas.blogspot.co.id/2013/01/sejarah-singkat-
pancasila.html?m=1
- http://arymisterius.blogspot.co.id/2012/11/pancasila-sila-kedua.html?m=1
- https://www.jatikom.com/2016/12/arti-dan-makna-lambang-pancasila-
garuda.html
- https://balubu.com/makna-lambang-pancasila/amp/

14

Anda mungkin juga menyukai