Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok

MANUSIA SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

A. Manusia, sains, teknologi dan seni


Manusia “modern” dibekali dengan ilmu pengetahuan modern. Dimulai dari
pengamatan terhadap gejala-gejala alam, kemudian mempertanyakan kenapa
gejala-gejala ini timbul. Kemudian membuat penjelasan mengapa pola-pola gejala
tersebut berulang, melahirkan ilmu-ilmu alam yang sifatnya eksak. Seiring dengan
berjalannya waktu dan kuantitas kegiatan meneliti, maka akumulasi stok ilmu
pengetahuan luar biasa banyaknya. Kendati masih banyak rahasia-rahasia alam
masih menjadi misteri bagi manusia, pemahaman manusia terhadap alam semakin
bertambah.
Dalam mengatasi hambatan fisik, tangan yang lemah dan tumpul
memungkinkan untuk merobohkan pohon besar. Manusia kemudian
menggunakan peralatan seperti kampak, parang, atau gergaji. Tindakan manusia
dalam membuat dan menghasilkan alat-alat tersebut mendekati arti bahwa
manusia bertingkahlaku secara teknologi dan alat-alat seperti yang disebutkan di
atas adalah artefak teknologi. Manusia modern melahirkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai instrumennya.
Pada perkembangan berikutnya, kegiatan memperindah benda – benda ini
tidak terbatas pada memperindah alat – alat atau artefak teknologi yang digunakan
saja, melainkan berkembang ke arah kegiatan aktualisasi diri dengan
menghasilkan bentuk-bentuk benda indah, baik yang berhubungan dengan nilai
pakainya. Hasil kegiatan tersebut terwujud dalam karya yang kemudian disebut
seni. Bahkan dalam perkembangan berikutnya, karya seni tidak hanya berfungsi
ekspresif, tetapi juga menjadi saran komunikasi gagasan dan citrarasa seniman
kepada masyarakat pemerhati karyanya.

1
B. Ilmu Pengetahuan (Sains)
Dalam bahasa inggris, kata pengetahuan disebut knowledge, dan ilmu
pengetahuan disebut science. Pengetahuan dikenal dari berbagai jenisnya.
Misalnya seorang mengetahui bagaimana menyetel karburator. Orang lain
mengetahui tentang seorang pribadi, dan mereka yang telah belajar ilmu kimia
mengetahui bahwa campuran antara bleach dan ammonia berbahaya bagi
manusia. Yang pertama dapat dijelaskan mempunyai keterampilan (skill); yang
kedua artinya orang tersebut mengenal seseorang; dan yang ketiga orang yang
mengetahui fakta ata disebut jug sebagai pengetahuan proposisional.
Ada alasan yang mendasari mengapa ahli-ahli membedakan antara
pengetahuan (knowledge) dan ilmu pengetahuan (sience) walaupun kedua-duanya
harus mengarah kepada pernyataan yang benar. Kebenaran ilmu pengetahuan
menghasilkan output berupa model atau teori. Dalam pengertian sederhana, ilmu
pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematik
dengan menggunakan metode yang benar untuk menjelaskan fenomena-fenomena
alam maupun social yang berpola teratur.

1. Induksi dan Deduksi


Agar berlaku universal, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
ilmuan tidak dapat mengandalkan metode induktif dengan menarik suatu
kesimpulan umum dari statement yang bersifat tunggal. Menurut Karl Popper,
suatu ilmu pengetahuan haruslah tidak menggunakan logika induktif melainkan
deduktif. Dengan menggunakan logika deduktif maka ilmu pengetahuan
tidaklah harus dapat dibuktikan benar (verifiability) tetapi juga harus bisa
dibuktikan salah. Ilmu pengetahuan harus terbuka untuk dapat disalahkan agar
pengetahuan makin mendekati kebenaran. Jika suatu hipotesa terbukti salah
maka harus diganti dengan hipotesa baru. Dengan demikian ilmu pengetahuan
semakin mendekati kebenaran kendati demikian azaz falsiabilitas tetap berlaku.

2
2. Bebas Nilai
Kuhn dalam Lasey (1999) mengatakan bahwa ada hokum yang tak
tertulis dalam kehidupan ilmiah yaitu pemerintah atau warga kebanyakan tidak
boleh melarang kegiatan-kegiatan sains. Kelompok anggota professional
ilmuwan adalah pemilik tunggal hukum – hukum keilmuan.
Pemikiran ilmu pengetahuan bebas nilai berasal dari pendapat tentang
fakta-fakta alam yang merupakan tatanan utama yang mengandung struktur,
proses, dan hokum. Semua objek-objek alam dapat dihitung melalui
persamaan-persamaan matematis sehingga kita mendapatkan hokum-hukum
alam. Kesemua hokum-hukum adalah fakta tidak berhubungan dengan
kehidupan manusia. Selain dari hokum-hukum alam, kiranya alas an
metodologi turut menyumbang bahwa ilmu pengetahuan adalah bebas nilai.
Alasan metodologinya adalah suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak
berdasarkan bukti empiric tidak ada pertimbangan nilai di sana “stok” ilmu
pengetahuan semakin lama semakin bertambah sehingga melahirkan
penemuan-penemuan atom, radiasi elektromagnetik, virus, gen, dan lain-lain.

3. Sosial dan Budaya


Dari pada meneliti subject matter antropologi tradisional seperti
(kekerabatan, mitos, ritual) lebih baik memfokuskan pada tema-tema
kontemporer seperti: korupsi, arena public, pemerintah local, dan pelayanan
publik.
Berkaitan dengan kepentingan pembelajaran ISBD kita berkepentingan
untuk memenuhi kompetensi yang telah dirancangkan sangatlah tergantung
kepada kepedulian mahasiswa dan dosen terhadap masalah-masalah sosial dan
budaya: misalnya saja persoalan-persoalan dunia pendidikan kontemporer,
mengembangkan etika-etika ilmiah pada era digital yang memudahkan, isu-isu
korupsi, lingkungan dan lain-lain. Dengan demikian kita terlibat dalam
persoalan nilai.

3
4. Revolusi Pengetahuan
Beberapa dekade sekitar tahun 1600-an terjadi perubahan dalam
pengetahuan yang sebelumnya tidak kelihatan dalam filsafat tentang alam.
Perubahan itu menyangkut tiga yaitu:
1. Galileo dan kepler menjadikan matematika yang merupakan warisan
Yunani dan diperkaya oleh peradaban islam serta Ranaissance, sebagai
matematisasi alam yang prosesnya didukung dan diartikulasi melalui
eksperimen
2. Descartes memperkaya pengetahuan tentang atom, sebagai warisan
paling tua yunani, dengan konsepsi matematika tentang gerak
3. Francis Bacon melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi
seorang empiristik dan berorientasi praktek dari sains eksperimental.

C. Teknologi
1. Secara Tradisional
Sebelum revolusi industri pada abad ke-18, teknologi didefenisikan
secara luas dan juga berkaitan denagan konsep seni. Plato mengkategorikan
teknologi sebagai berikut:
Teknologi menyangkut cara untuk mencapai tujuan penggunanya dalam
menggunakan alat-alat yang bersifat artifisial dan yang merupakan hasil
implementasi kecerdasan manusia. Dengan demikian teknologi secara umum
merupakan sebuah cara. Secara terbatas teknologi adalah hasil menifestasi
manusia yang berupa artefak, misalnya bajak, traktor, komputer, dan lain-lain.
Pengertian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pengertian terbatas
yang berhubungan dengan persoalan pengetahuan yang telah dibahas diatas.
Banyak orang memahami teknologi sebagai ilmu terapan.
Ferre membagi teknologi berdasarkan penalaran praktis dan penerapan
teoritis. Teknologi pramodern merupakan penalaran praktis sedangkan
teknologi modern merupakan penerapan teoritis. Penalaran praktis adalah
kemampuan untung merancang, memahami, dan mengulang metode-metode
yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah dibayangkan secara

4
mental. Metode yang dibuat melalui proses coba-coba dan kesalahan,
dilestarikan oleh tradisi dan aturan umum.
Sedangkan penalaran teoritis merupakan teori yang mulai mengarah
kepada aplikasi teknologi dan munculnya penemuan baru yang menurut
Whitehead sebagai metode penemuan. Teknologi tidak lagi harus muncul
melalui peristiwa-peristiwa pada saat krisis dan dilestarikan oleh tradisi.
Selama abad industri, defenisi teknologi semakin disempit menjadi cara untuk
menguasai alam, mengontrol alam, cara mengubah dan mengontrol lingkungan
eksternal. Didalam industri efisiensi sangat diperlukan. Namun kenyataannya
terdapat faktor-faktor non teknologis yang mempengaruhi produktifitas.
Manusia selalu berusaha untuk tidak gagal sehingga perlu perencanaan
matang dalam menjalankan perekonomian dan industri. Berkenaan dengan
teknologi, para ahli dalam sistem kapitalis berusaha untuk merumuskan
kembali teknologi dipersempit sebagai sistem alat dan penggunaannya untuk
efisiensi industri namun dalam perjalananya ternyata efisiensi ridaak tercapai
karena tidak menyangkut faktor-faktor lainnya. Akhirnya lagi-lagi dalam
rangka efisiensi dalam industri defenisi tentang teknologi meluas kembali
kendati berlainan dengan kategori teknologi dari plato.

2. Pemahaman Baru
Teknologi bisa didefenisikan secara luas dan secara terbatas. Secara luas
teknologi adalah sebuah metode tentang bagaimana cara-cara mencapai tujuan
dan yang menyangkut penggunaan caraa-cara. Sebuah cara adalah: sebuah
medium yang menengahi antara titik awal dan hasil yang diinginkan.
Kalau hard tecnology lebih menekan faktor sistem peralatan, soft
technology menekan faktor-faktor manusia dari aspek simbolik dan manajerial.
Jin (2006 : 22) membuat kategori soft technology sebagai berikut:
1. Tecnology software: teknologi ini merupakan hasil rekayasa simbol-
simbol digital untuk menghasilakan program-program komputer.
Teknologi ini sangat strategis bagi industri dan mendominasi sebanyak
61% sedangkan, technology hanya 39%.

5
2. Teknologi tentang transfer teknologi, demi kepentingan efisiensi industri
pembagian kerja internasional adalah perlu. Karena menyangkut
bagaimana membangun kerjasama dengan peusahaan-perusahaan lain,
sharing dalam platform, investasi asing, regulasistandar mutu.
Kesemuanya bermuara kepada efisiensi industri.
3. Teknologi komersil seperti manajemen global: penanaman modal dalam
perubahan, inovasi pasar uang, teknik-teknik merger transnasional, tekni
organisasi meelalui dunia maya dan bioteknologi
4. Teknologi sosial. Teknologi ini merupakan cara mengatasi problem-
problem sosial seabagi dampak manusia, etika, pendidikan, psikologi
5. Teknologi kultural. Teknologi ini menenekan pemenuhan kebutuhan
batin dan gaya hidup tertentu yang masuk kategori adalah puisi, lukisan,
musik dan lain-lainnya.
6. Pengobatan cina
7. Teknologi human mind. Teknologi ini memfokuskan pikiran manusia
dalam rangka mencari keseimbangan psikis dan fisik untuk mencapai
kesehatan jiwa.

D. Seni
Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika menonton Tv, kita mendengarkan lagu, menikmati seni peran dan tayangan
iklan, baik iklan produk industri maupun perumahan. Dari kegiatan diatas dapat
dipernyatakan bagaimana reaksi permirsa terhadap kesnian-kesenian yang dionton
tersebut dan bagaimana hubungan antara seniman dan pemirsanya, kajian ini
menajadi kajian teoretesi seni.

1. Jenis – Jenis Seni


Secara umum dikenal lima jenis utama seni yaitu seni rupa (visual), seni
suara (Audio) seni tari (gerak) seni sastra (imajinasi berdasrkan makna kata)
dan seni drama (seni peran). Dalam perkembangannya, muncul seni-seni hasil
kombinasi dari kedua atau lebih dari lima seni. Seperti seni audio visual dan
kemudian berkembang lagi menjadi seni-seni multi media.

6
Batas-batas tegas lingkup jenis-jenis seni tidak mudah dijelaskan karena
adanya spesifikasi karakter dan juga irisan makna antara lebih dari satu jenis
seni. Seni tari misalnya, pada dasarnya diindradengan-dengan penglihatan
karena untuk didengarkan.
Seni drama adalah seni kata yang disajikan untuk dilihat dan didengar
(audio visual) tetapi terikat juga dengan alur cerita yang merupakan ranah seni
kata. Demikian juga pertunjukan musik yang sering menampilkan akting gerak
dan permainan kata yang mengundang dari seni suara, rupa dan sastra tapi
dominasinya adalah keindahan suara.
Seni musik terdiri dari seni musik vokal dan instrumental dan dewasa ini
sering digabung dengan suara-suara alam, seni dramapun tidak melulu tampil
dengan elakonkan cerita-cerita sastra ttapi selalu diiringi musik pengiring yang
mendukung suasana cerita dan lakon pemainnya. Dalam perkembangannya
muncul jenis seni kombinasi dari dua jenis seni yang disebut sebagai seni audio
visual, dan terakhir seni multi media

2. Seni Sebagai Intraestetik dan Extraestetik


a. Seni Sebagai Intraestetik
Sebagai intraestetik, fenomena – fenomena seni hanya didekati dari
keberadaan seni itu sendiri. Pendekatan seperti ini bersifat formalistik dalam
arti hanya mendekati suatu karya seni terbatas pada tatanan bentuknya saja.
Di dalam seni visual misalnya ada prinsip – prinsip harmoni, keseimbangan,
proporsi, pusat perhatian dan unity. Karya seni yang baik adalah karya seni
yang baik adalah karya seni yang tertata menurut hukum komposisi. Hal ini
berlaku bagi semua seni. Persoalan – persoalannya adalah bagaimana
mengharmonikan elemen – elemen dalam bentuk masing – masing seni
menjadi suatu tatanan yang menarik. Dalam seni rupa misalnya ada prinsip
– prinsip keseimbangan, yaitu dimana penataan – penataan unsur – unsur
tadi haruslah mencapai keseimbangan (dalam persepsi) dimana harus
mengelompokkan unsur tadi yang tidak berat sebelah (dalam persepsi) tetapi
juga tidak berlaku.

7
Masalah proporsi juga penting karena hal ini menyangkut
perbandingan ukura. Dalam menggambar manusia misalnya, dibuat proporsi
8 – 8,5 kali panjang kepala melebihi ukuran normal 7,5 kali panjang kepala.
Pusat perhatian adalah hal yang paling menarik dan utama didalam karya
seni. Suatu karya seni harus menonjolkan subject matter utamanya dengan
cara membuatnya mencolok mata. Semua unsur – unsur seni tadi haruslah
berupa kesatuan sehingga terbentuk suatu harmoni didalam suatu karya seni.

b. Seni Sebagai Ekstraestetik


Arti dari ekstraestetis menyadarkan bahwa kita hidup dalam
masyarakat yang sangat beragam seperti mozaik. Seni sebagai ekstraestetis
berarti menempatkan seni di dalam konteks kebudayaan dimana seni
tersebut dipertontonkan, dipamerkan, digunakan dalam kehidupan sehari –
hari. Berkenaan dengan ini seni selalu berada dalam konteks kebudayaan
dimana seni tersebut dilahirkan. Karena persoalannya bersifat ekstraestetis
maka persoalan – persoalannya menjadi berbeda dengan yang disebutkan
formalistik. Persoalannya adalah bagaimana seni digunakan, siapa yang
memiliki, kapan ia dipertunjukkan, siapa yang membawakan dan siapa yang
membuatnya, peranan apa yang dimainkan, bagaimana mulainya dan lain –
lain. Bukan hanya persoalan estetis tetapi juga berkaitan dengan mitos,
kehidupan sehari – hari, perdagangan, kehidupan kekerabatan, dan lainnya.
Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni dilihat tidak dalam
bingkai hasil suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistik,
tetapi dalam memahaminya harus dilihat secara holistik yang tertanam
dalam konteks kebudayaan. Untuk memahaminya mau tidak mau harus
membuang etnosentrisme kita tetapi dengan relativisme budaya. Artinya
seni tidak dipandang secara baik buruk dari perangkat pengetahuan yang
kita miliki yang berasal dari kebudayaan atau teori seni kita, melainkan arus
meletakkan dalam konteks kebudayaan dimana seni itu dilahirkan.

8
3. Hubungan Seni dan Ilmu Pengetahuan
Dunia seni dan ilmu pengetahuan adalah dua dunia yang berbeda. Seni
lebih melibatkan kesadaran emosi manusia, sedangkan ilmu pengetahuan
melibatkan kesadaran pikir. Sains bukan hanya mengenai problem – problem
praktis tentang mengasimilasi alam kedalam kebutuhan fisik manusia tetapi
juga kebutuhan psikologis untuk memahami dunia. Seni membantu manusia
mengasimilasi aspek – aspek perceptual secara langsung dari pengalaman
kedalam struktur tital harmoni dan keindahan.
Namun dalam perjalanannya upaya harmonisasi ilmu pengetahuan sering
disalahgunakan, sehingga mengahsilkan akibat yang destruktif : perang,
penjarahan, dan perbudakan. Untuk menciptakan harmoni maka harus ada
spirit ilmiah. Dengan belajar dari keharmonisan dalam alam, manusia harus
memanage pendekatan total dalam kehidupan dengan menerapkan apa yang
telah dilakukan oleh pengetahuan, seni, agama pada masa ketika mitos,
pengetahuan, seni, religi nasih merupakan satu kesatuan namun harus sesuai
dengan kondisi kehidupan modern. Dalam rangka menghubungkan seni dan
sains agar ia menyatu adalah dengan berorientasi kepada keindahan. Sekarang
keindahan penekanannya lebih sebagai respon subyektif manusia didasarkan
pada kesenangan – kesenangan yang ia dapat dalam memandang apa yang
menarik untuk kesenangannya.

Anda mungkin juga menyukai