Anda di halaman 1dari 42

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparartur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai ASN diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

ASN memiliki tugas sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik serta


sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, dibutuhkan ASN yang berkompeten sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional.

Berdasarkan Pasal 63 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan kepada Instansi Pemerintah
untuk menyelenggarakan masa percobaan terhadap Calon PNS melalui
proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga tinggi Negara


dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang membawahi badan
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer dan lingkungan peradilan tata usaha
negara bertekad untuk memiliki PNS yang menjiwai kode etik, kode
perilaku dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI dalam

1
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta dalam melaksanakan
pelayanan publik kepada para pencari keadilan. Calon PNS pada lingkup
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan badan peradilan dibawahnya
harus dididik dan dilatih dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik
Indonesia demi mengaktualisasikan Nilai nilai dasar PNS serta
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.

Dalam proses pendidikan dan pelatihan, Calon PNS diajarkan Nilai nilai
dasar PNS serta Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI. Dalam proses
pendidikan dan pelatihan ini pula, setiap peserta pendidikan dan pelatihan
memiliki tugas untuk menyusun dokumen atau laporan Rancangan
Aktualisasi tentang nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI yang telah diajarkan dalam proses pendidikan dan pelatihan.
Rancangan Aktualisasi bertujuan agar para peserta pendidikan dan
pelatihan dapat mengetahui dan mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS
serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, sehingga dapat
menghasilkan sosok ASN yang mampu bekerja secara profesional seiring
dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, Studi Lapangan dilakukan
penulis di Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus.

B. Tujuan Dan Manfaat


A. Mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS yaitu, Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta
penerapan Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berupa
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of Goverment.
B. Untuk menganalisis dampak yang akan terjadi apabila Nilai-Nilai Dasar
ASN serta peran dan kedudukan PNS dalam NKRI tersebut tidak
diimplementasikan dalam kegiatan.

2
C. Terwujudnya nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu
dan Anti Korupsi.

C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam tahap aktualisasi ini adalah:
1. Nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi serta Kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Govertment.
2. Kegiatan dilakukan di Pengadilan Negeri Suka Makmue (satuan
kerja induk Pengadilan Negeri Meulaboh).
3. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang menjadi solusi
pemecahan isu yang telah penulis pilih.
4. Waktu pelaksanaan kegiatan dibatasi selama 80 hari kerja yaitu
dari tanggal 02 April s/d 10 Juli 2018.

3
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. PROFIL ORGANISASI
a. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi

b. Wilayah Yuridiksi

Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Meulaboh meliputi 2 Kabupaten yaitu :

1. Kabupaten Aceh Barat Ibukotanya Meulaboh dengan luas Wilayah


2.927,95 Km2
2. Kabupaten Nagan Raya Ibukotanya Suka Makmue dengan Luas
Wilayah 3.363,72 Km2

4
Secara keseluruhan luas Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Meulaboh
adalah 6.291,67 Km2.

Kedudukan Pengadilan Negeri Meulaboh berada di Ibukota Kabupaten


Aceh Barat, sedangkan Kabupaten Nagan Raya yang merupakan
permekaran dari Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2002 sampai saat ini
belum ada Pengadilan Negeri sendiri.

Kabupaten Aceh Barat


Terdiri dari 12 Kecamatan, 321 Desa / Gampong yaitu :

1. Kecamatan Johan Pahlawan


2. Kecamatan Sama Tiga
3. Kecamatan Bubon
4. Kecamatan Arongan Lambalek
5. Kecamatan Woyla
6. Kecamatan Woyla Barat
7. Kecamatan Woyla Timur
8. Kecamatan Kaway XVI
9. Kecamatan Meureubo
10. Kecamatan Pante Ceureumen
11. Kecamatan Sungai mas
12. Kecamatan Panton Reu

Kabupaten Nagan Raya


Terdiri dari 8 Kecamatan, 222 Desa / Gampong yaitu :

1. Kecamatan Darul Makmue


2. Kecamatan Kuala Pesisir
3. Kecamatan Kuala
4. Kecamatan Tadu Raya
5. Kecamatan Beutong

5
6. Kecamatan Seunagan
7. Kecamatan Suka Makmue
8. Kecamatan Seunagan Timur

B. VISI DAN MISI ORGANISASI

a. Visi

“Terwujudnya Pengadilan Negeri Meulaboh yang Agung”

Visi Pengadilan Negeri Meulaboh tersebut merupakan gambaran keadaan


masa depan yang ingin diwujudkan oleh Pengadilan Negeri Meulaboh
yang diharapkan dapat memotivasi para aparatur peradilan di Pengadilan
Negeri Meulaboh untuk meningkatka kinerja masing-masing individu
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.

Dalam pernyataan visi tersebut, Pengadilan Negeri Meulaboh


mengandung pengertian secara kelembagaan dan organisasional sebagai
berikut :

1. Pengertian secara kelembagaan adalah Pengadilan Negeri Meulaboh


merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang berkedudukan di
Kabupaten Aceh Barat yang daerah hukumnya meliputi seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan
Raya.
2. Pengertian secara organisasional adalah Pengadilan Negeri Meulaboh
merupakan Pengadilan yang susunannya terdiri dari Pimpinan (Ketua
dan Wakil Ketua), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, Pejabat
Struktural dan Fungsional beserta seluruh staf yang ada di masing-
masing bagian struktural dan fungsional tersebut.

Adapun makna kata Agung dalam visi Pengadila Negeri Meulaboh


tersebut adalah :

6
1. Mulia, mengandung maksud sebagai tempat terhormat yang akan
memberikan kepastian hukum yang berkualitas bagi para pencari
keadilan.
2. Luhur, mengandung maksud memberikan pelayanan kepada
masyarakat pencari keadilan secara baik dan memuaskan.
3. Wibawa, mengandung maksud kekuasaannya diakui, ditaati, dan
dihormati melalui bentuk pelayanan dan keadilan yang diberikan
kepada pencari keadilan.

b. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi
yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud
dengan baik. Misi Pengadilan Negeri Meulaboh , adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Meulaboh;


2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari
keadilan;
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Meulaboh;
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

c. Nilai – Nilai Organisasi

Adapun yang menjadi nilai-nilai dalam Pengadilan Negeri Meulaboh sudah


seharusnya sejalan dengan nilai-nilai utama badan peradilan di bawah
lingkungan Mahkamah Agung RI yang terdapat dalam Cetak Biru
Pembaharuan Peradilan 2010-2035 dari Mahkamah Agung RI, yaitu :

a. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman


1. Kemandirian Institusional:
Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari
intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3

7
ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman).
2. Kemandirian Fungsional:
Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas
dan fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang Hakim
dalam memutus perkara harus didasarkan pada fakta dan dasar
hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan,
atau ancaman, baik langsung ataupun tak langsung, dari manapun
dan dengan alasan apapun juga.
b. Integritas dan Kejujuran

Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Perilaku


hakim yang jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, akan
menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas putusan yang
kemudian dibuatnya. Integritas dan kejujuran harus menjiwai pelaksanaan
tugas aparatur peradilan.

c. Akuntabilitas

Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan kekuasaan


kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Hal ini antara
lain diwujudkan dengan memperlakukan pihak-pihak yang berperkara
secara profesional, membuat putusan yang didasari dengan dasar alasan
yang memadai, serta usaha untuk selalu mengikuti perkembangan
masalah-masalah hukum aktual. Begitu pula halnya dengan aparatur
peradilan, tugas-tugas yang diemban juga harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab dan profesional.

d. Responsibilitas

Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan, serta


berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat
mencapai peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Selain itu,

8
hakim juga harus menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

e. Keterbukaan

Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya perlakuan


sama di hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum
yang adil, adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk
memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan penanganan
suatu perkara dan kejelasan mengenai hukum yang berlaku dan
penerapannya di Indonesia.

f. Ketidakberpihakan

Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya proses


peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan yang
mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu,
aparatur peradilan harus tidak berpihak dalam memperlakukan pihak-
pihak yang berperkara.

g. Perlakuan yang sama di hadapan hukum

Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat


perlakuan yang sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik di Pengadilan Negeri Suka


Makmue (Satuan Kerja Induk Pengadilan Negeri Meulaboh)
Setelah melakukan studi lapangan dan melakukan wawancara dengan
pegawai serta pejabat Pengadilan Negeri Meulaboh, Penulis
mendapati berbagai hal yang masih bisa ditingkatkan/dioptimalisasi
lagi, antara lain :

9
1. Peningkatan kenyamanan ruang tunggu.
Meningkatkan pelayanan publik berupa penyediaan atau
peningkatan fasilitas ruang tunggu agar tercipta kenyamanan
masyarakat. Kenyaman ini dapat ditingkatkan dengan
menyediakan wifi gratis, tempat charger handphone atau hal
lain yang dapat membuat masyarakat tetap nyaman pada saat
mereka sedang menunggu di Pengadilan.
2. Peningkatan komitmen anti korupsi.
Komitmen anti korupsi perlu ditingkatkan guna menciptakan
ASN yang professional. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah
dengan membuat poster atau pin mengenai pencegahan
korupsi.
3. Peningkatan layanan penyampaian kritik, saran, dan pengaduan
dalam pelayanan publik
Perlu adanya peningkatan layanan penyampaian kritik, saran,
dan pengaduan. Hal ini merupakan bentuk pelibatan
masyarakat terhadap pelayanan publik. Partisipasi masyarakat
diharapkan menciptakan sistem pelayanan yang profesional dan
prima.
4. Pembuatan petunjuk evakuasi
Petunjuk evakuasi merupakan hal yang penting untuk
ditempatkan agar saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
Petunjuk evakuasi berguna sebagai petunjuk untuk
menyelamatkan diri ke arah yang aman, hal ini berguna untuk
memberikan rasa nyaman dan aman dalam pelayanan kepada
masyarakat.
5. Optimalisasi kinerja pegawai.
Hal ini perlu ditingkatkan untuk menghasilkan pelayanan publik
yang prima, hal yang dapat dilakukan berupa meningkatkan
kedisiplinan para pegawai ataupun suasana sekitar ruang kerja
yang lebih nyaman.

10
6. Peningkatan penataan tempat parkir sepeda motor.
Peningkatan layanan masyarakat berupa penataan lahan parkir
yang digunakan masyarakat, dengan membuat garis parkir
untuk memudahkan masyarakat memarkir kendaraannya
dengan rapi. Sehingga tercapai pelayanan publik yang baik.
7. Peningkatan kebersihan di lingkungan Pengadilan.
Lingkungan Pengadilan yang bersih merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik yang baik. Hal ini berdampak pada
kenyamanan pegawai saat bekerja atau pun masyarakat yang
sedang membutuhkan pelayanan publik.

C. Analisis Isu

Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan analisis


lanjutan dari isu-isu yang berjumlah 7 (tujuh) isu tersebut. Analisis isu
dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Disamping itu tidak
semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kriteria isu. Alat analisis kriteria isu dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan menggunakan
alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

AKPK (kriteria isu)


1. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

11
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPK


No ISU A K P K Jml Perin
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5) gkat
1. Peningkatan pelayanan 4 4 4 4 16 2
ruang tunggu
2. Peningkatan komitmen Anti 3 4 3 3 13 5
Korupsi
3. Peningkatan layanan 4 4 4 3 15 3
penyampaian kritik, saran,
dan pengaduan dalam
pelayanan public
4. Pembuatan petunjuk 4 3 3 2 12 6
evakuasi
5. Optimalisasi kinerja pegawai 4 4 4 5 17 1
6. Peningkatan penataan 4 4 2 4 14 4
tempat parkir sepeda motor
7. Peningkatan kebersihan di 4 2 2 3 11 7
lingkungan Pengadilan
Tabel 2. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

12
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut
diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Optimalisasi kinerja pegawai
2. Peningkatan pelayanan ruang tunggu
3. Peningkatan layanan penyampaian kritik, saran, dan pengaduan
dalam pelayanan public

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut
kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG.
USG (kualitas isu) yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk
segera ditangani.
Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG
No Penilaian Kriteria Jml Perin
Masalah U S G gkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Optimalisasi kinerja pegawai 4 4 5 13 1
2. Peningkatan pelayanan 4 3 3 10 2
ruang tunggu
3. Peningkatan layanan 3 2 4 9 3
penyampaian kritik, saran,

13
dan pengaduan dalam
pelayanan public
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG


maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Optimalisasi Kinerja Pegawai
di Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan Kerja Induk Pengadilan
Negeri Meulaboh).

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Peningkatan mutu pelayanan dalam memberikan kenyamanan pelanggan


menjadi sangat urgen demi menjaga nama baik organisasi, sebab apabila
suatu organisasi memberikan pelayanan yang buruk maka akan
berdampak buruk bagi integritas dan kredibilitas organisasi. Pelayanan
publik merupakan suatu tanggung jawab pemerintah beserta aparaturnya
kepada masyarakat dalam rangka menciptakan dan mewujudkan kondisi
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Sebagai salah satu bentuk
tanggung jawab PNS terhadap masyarakat adalah pelayanan publik yang
memuaskan masyarakat. Akan tetapi, dibeberapa sendi pelayanan masih
dirasakan belum seperti yang diharapkan. Sehingga penulis tertarik untuk
menganalisis isu yang menjadi penyebab kurang baiknya pelayanan
publik, diantaranya ialah kinerja pegawai yang belum optimal.
Berdasarkan argumen isu diatas, dalam rancangan aktualisasi ini, penulis
mengangkat isu yaitu: Optimalisasi kinerja pegawai pada Pengadilan
Negeri Suka Makmue (Satuan Kerja Induk pada Pengadilan Negeri
Meulaboh).

14
E. NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.


Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:

a. Kepemimpinan, memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen


yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap
tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat
dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai

15
Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya,
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah (LAN RI,
2015b).

a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa


terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa religious,
bukan bangsa atheis.

b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)

Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana
mestinya.

c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)

Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus
mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia.

d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan)

Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat,


oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan

e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)

16
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.

3. Etika Publik

Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

17
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama
mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa
nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti :

a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah


direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik di masa yang akan datang.
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan
diarahkan untuk pencapaian standar mutu.

5. Anti Korupsi

Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan


melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke
dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi antara lain:

a. Kejujuran, berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai


sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
b. Kepedulian, adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar.
c. Kemandirian,berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan, adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.

18
e. Tanggung Jawab, adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras, didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan, adalah gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan
untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian, dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

F. Matrix Rancangan

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi

MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan


Kerja Induk pada Pengadilan Negeri
Meulaboh)

Identifikasi Isu :
1. Peningkatan pelayanan ruang tunggu
2. Peningkatan komitmen Anti Korupsi
3. Peningkatan layanan penyampaian kritik, saran, dan pengaduan
dalam pelayanan public
4. Pembuatan petunjuk evakuasi
5. Optimalisasi kinerja pegawai
6. Peningkatan penataan tempat parkir sepeda motor
7. Peningkatan kebersihan di lingkungan Pengadilan

19
Isu yang diangkat :
Optimalisasi Kinerja Pegawai di Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan
Kerja Induk di Pengadilan Negeri Meulaboh)

Gagasan pemecahan Isu :


1. Mengoptimalisasi papan job description yang diletakkan di meja kerja
pegawai;
2. Mengoptimalisasi sistem role model yang belum sesuai dengan
3. Akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai;
4. Akan memasang pamflet tentang kedisiplinan guna meningkatkan
disiplin pegawai
5. Akan membuat format penilaian kinerja
6. Akan membuat SOP laporan absensi pegawai.
7. Melengkapi notulen rapat dan pendistribusiannya.

20
No Kegiatan Tahapan Output Keterkaitan Kontribusi Kontribusi
substansi Mata Pencapaian Visi Pencapaian
Pelatihan dan Misi Penguatan Nilai-
Organisasi Nilai Organisasi
1 Akan membuat a. Akan menghadap Adanya papan job a. Akuntabilitas, Visi a. Akuntabilitas
papan job Ketua PN, description di Etika Publik, Mewujudkan PN
description yang Sekretaris dan meja setiap Sukadana yang
dapat diletakkan Kasubag pegawai agung.
di meja kerja Kepegawaian dan
pegawai Ortala untuk b. Akuntabilitas Misi b. Akuntabilitas
menjelaskan Meningkatkan
rencana kegiatan kredibilitas dan
b. Akan mencari transparansi
informasi mengenai c. Akuntabilitas badan peradilan c. Akuntabilitas
pegawai dan job
descpription tiap
pegawai. d. Akuntabilitas, d. Akuntabilitas,
c. Akan membuat Etika Publik, Integritas,
papan job Anti Korupsi, Jujur,
description yang Komitmen Mutu Responsibilitas.
dimaksud.

21
d. Akan
menempatkan
papan job
description di tiap
meja pegawai e. Akuntabilitas
sesuai identitas e. Akuntabilitas,
dan job desk Etika Publik,
pegawai
e. Akan melaporkan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan Kasubag
Ortala
2 Akan a. Akan menghadap Identitas pegawai a. Akuntabilitas, Visi a. Akuntabilitas,
menempelkan Ketua PN, teladan dalam role Etika Publik, Mewujudkan Keterbukaan
identitas Sekretaris dan model. Pengadilan Negeri
pegawai teladan Kasubag Meulaboh yang
dalam role Kepegawaian dan agung.
model sebagai Ortala untuk
bentuk reward penjelasan rencana Misi

22
atas kinerja baik kegiatan b. Akuntabilitas, Meningkatkan b. Akuntabilitas,
pegawai b. Akan berkoordinasi Etika Publik, kredibilitas dan Keterbukaan
dengan sub bagian Komitmen Mutu transparansi
Kepegawaian dan badan peradilan
Ortala untuk
mengetahui kriteria
pegawai yang
tergolong memiliki
kinerja yang baik. c. Akuntabilitas, c. Akuntabilitas,
c. Akan berkoordinasi Etika Publik, Keterbukaan
kepada pihak yang Komitmen Mutu
berhak menilai
kinerja pegawai
untuk menentukan
keputusan siapa
yang layak sebagai
pegawai teladan. d. Akuntabilitas d. Akuntabilitas
d. Akan membuat
banner berupa
prestasi yang
diperoleh oleh

23
pegawai serta foto e. Akuntabilitas e. Akuntabilitas
yang bersangkutan
e. Akan
menempatkan
banner tersebut f. Akuntabilitas
f. Akuntabilitas
ditempat-tempat
dan Etika
yang strategis.
Publik
f. Akan melaporkan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan Kasubag
Ortala
3 Akan a. Akan menghadap Ruangan kerja a. Akuntabilitas Visi a. Akuntabilitas
menciptakan Ketua PN, yang rapi, wangi dan Etika Mewujudkan PN
lingkungan kerja Sekretaris dan dan nyaman bagi Publik Sukadana yang
yang rapi, wangi Kasubag Umum pegawai agung.
dan nyaman dan Keuangan
bagi pegawai untuk penjelasan Misi
rencana kegiatan Meningkatkan
b. Akan berkoordinasi b. Akuntabilitas kredibilitas dan b. Akuntabilitas

24
dengan unit dan Etika transparansi
berwenang dalam Publik badan peradilan
hal ini cleaning
service untuk
membersihkan
ruang kerja c. Akuntabilitas, c. Akuntabilitas,
pegawai. Nasionalisme, Responsibilitas
c. Akan menyediakan Komitmen
fasilitas penunjang Mutu,
kebersihan di
dalam ruangan
kerja. d. Akuntabilitas d. Akuntabilitas,
d. Akan melaporkan Keterbukaan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan Kasubag
Umum dan
Keuangan.
4. Akan a. Akan menghadap Terpasangnya a. Akuntabilitas, Visi a. Akuntabilitas,
memasang Ketua PN, pamflet tentang Etika Publik Mewujudkan PN Responsibilitas

25
pamflet tentang Sekretaris dan disiplin pegawai Sukadana yang
kedisiplinan Kasubag Umum agung.
guna dan Keuangan
meningkatkan untuk penjelasan Misi
b. Akuntabilitas
b. Akuntabilitas,
disiplin pegawai rencana kegiatan Meningkatkan
Responsibiitas
b. Akan menyediakan kredibilitas dan
peralatan yang transparansi
dibutuhkan untuk badan peradilan
pembuatan
c. Akuntabilitas
pamflet. c. Akuntabilitas
c. Akan merancang isi
d. Etika Publik,
pamflet. d. Integritas dan
Akuntabilitas
kejujuran,
d. Akan memasang
akuntabilitas
pamflet di tempat-
tempat strategis. e. Akuntabilitas,
e. Akuntabilitas,
Etika Publik
e. Akan melaporkan Keterbukaan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan Kasubag
Kepegawaian.

26
5. Akan membuat a. Akan menghadap Format Penilaian a. Akuntabilitas, Visi a. Akuntabilitas,
Kinerja
format penilaian Ketua PN, Etika Publik Mewujudkan PN Keterbukaan
kinerja Sekretaris dan Sukadana yang
Kasubag agung.
Kepegawaian dan
Ortala untuk Misi
penjelasan rencana Meningkatkan
b. Akuntabilitas,
kegiatan kredibilitas dan b. Akuntabilitas,
Etika Publik
b. Akan berkoordinasi transparansi
dengan sub bagian badan peradilan
Kepegawaian dan
Ortala untuk
memperoleh
informasi tetang
penilaian kinerja. c. Akuntabilitas, c. Akuntabilitas
Etika Publik
c. Akan merancang
draft format
penilaian kinerja d. Akuntabilitas
d. Akuntabilitas,
d. Akan berkonsultasi Etika Publik
dengan sub bagian
Kepegawaian dan

27
Ortala tentang draft
yang telah dibuat. e. Akuntabilitas, e. Akuntabilitas
Etika Publik,
e. Akan menyerahkan
Komitmen Mutu
format penilaian
kinerja ke sub
bagian
Kepegawaian dan
Ortala f. Akuntabilitas, f. Akuntabilitas
Etika Publik
f. Akan melaporkan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala.
6. Akan membuat a. Akan menghadap Adanya SOP a. Akuntabilitas, Visi a. Akuntabilitas
Etika Publik
SOP laporan Ketua PN, mengenai laporan Mewujudkan PN
absensi Sekretaris dan absensi pegawai. Sukadana yang
pegawai Kasubag agung.
Kepegawaian dan
Ortala. Misi b. Akuntabilitas,
b. Akuntabilitas,
Etika Publik

28
b. Akan mencari Meningkatkan responsibilitas
referensi tentang kredibilitas dan
c. Akuntabilitas,
pembuatan SOP Etika Publik transparansi c. Akuntabilitas
c. Akan berkoordinasi badan peradilan
dengan unit Tata
Laksana untuk
pembuatan SOP
laporan absensi
d. Akuntabilitas,
d. Akuntabilitas
pegawai Etika Publik
d. Akan melaporkan
hasil kegiatan
kepada Ketua PN
melalui Sekretaris
dan dan Kasubag
Kepegawaian dan
e. Akuntabilitas, e. Akuntabilitas
Ortala.
Etika Publik
f. Akuntabilitas
e. Akan melakukan
sosialisasi SOP
Tabel 4. Matrix Rancangan Aktualisasi

29
G. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan saat habituasi di Pengadilan Negeri Suka Makmue (satker induk Pengadilan Negeri
Meulaboh):

No Kegiatan Tahapan April Mei Juni


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat papan Menghadap Ketua
job description PN, Sekretaris dan
yang dapat Kasubag
diletakkan di Kepegawaian dan
meja kerja Ortala untuk
pegawai menjelaskan rencana
kegiatan

Mencari informasi
mengenai pegawai
dan job descpription
tiap pegawai
Membuat papan job
description yang
dimaksud.

30
Menempatkan papan
job description di tiap
meja pegawai sesuai
identitas dan job desk
pegawai
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui
Sekretaris dan
Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala
2 Menempelkan Menghadap Ketua
identitas pegawai PN, Sekretaris dan
teladan dalam Kasubag
role model Kepegawaian dan
sebagai bentuk Ortala untuk
reward atas penjelasan rencana
kinerja baik kegiatan
pegawai Berkoordinasi dengan
sub bagian

31
Kepegawaian dan
Ortala untuk
mengetahui kriteria
pegawai yang
tergolong memiliki
kinerja yang baik.
Berkoordinasi kepada
pihak yang berhak
menilai kinerja
pegawai untuk
menentukan
keputusan siapa
yang layak sebagai
pegawai teladan.
Membuat banner
berupa prestasi yang
diperoleh oleh
pegawai serta foto
yang bersangkutan
Menempatkan banner
tersebut ditempat-

32
tempat yang
strategis.
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui
Sekretaris dan
Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala
3 Menciptakan Menghadap Ketua
lingkungan kerja PN, Sekretaris dan
yang rapi, wangi Kasubag Umum dan
dan nyaman bagi Keuangan untuk
pegawai penjelasan rencana
kegiatan
Berkoordinasi dengan
unit berwenang
dalam hal ini cleaning
service untuk
membersihkan ruang
kerja pegawai.

33
Menyediakan fasilitas
penunjang
kebersihan di dalam
ruangan kerja.
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui
Sekretaris dan
Kasubag Umum dan
Keuangan.
4 Pemasangan Menghadap Ketua
panflet tentang PN, Sekretaris dan
kedisiplinan guna Kasubag Umum dan
meningkatkan Keuangan untuk
disiplin pegawai penjelasan rencana
kegiatan
Menyediakan
peralatan yang
dibutuhkan untuk
pembuatan pamflet.
Merancang isi

34
pamflet.
Memasang pamflet di
tempat-tempat
strategis.
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui
Sekretaris dan
Kasubag umum dan
keuangan.
5 Membuat format Menghadap Ketua
penilaian kinerja PN, Sekretaris dan
Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala untuk
penjelasan rencana
kegiatan
Berkoordinasi dengan
sub bagian
Kepegawaian dan
Ortala untuk

35
memperoleh
informasi tetang
penilaian kinerja.
Merancang draft
format penilaian
kinerja
Berkonsultasi dengan
sub bagian
Kepegawaian dan
Ortala tentang draft
yang telah dibuat.
Menyerahkan format
penilaian kinerja ke
sub bagian
Kepegawaian dan
Ortala
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui
Sekretaris dan
Kasubag

36
Kepegawaian dan
Ortala.
6 Membuat SOP Menghadap Ketua
laporan absensi PN, Sekretaris dan
pegawai Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala.
Mencari referensi
tentang pembuatan
SOP
Berkoordinasi dengan
unit Tata Laksana
untuk pembuatan
SOP laporan absensi
pegawai
Berkonsultasi dengan
unit Tata Laksana
tentang draft SOP
Melaporkan hasil
kegiatan kepada
Ketua PN melalui

37
Sekretaris dan dan
Kasubag
Kepegawaian dan
Ortala.
Melakukan sosialisasi
SOP
Tabel 5. Jadwal Kegiatan

H. Kendala dan Antisipasi


Kendala-kendala yang mungkin bisa terjadi serta antisipasi yang dapat dilakukan dalam kegiatan di tempat habituasi:
No Kendala Antisipasi
1. Sulitnya bertemu/konsultasi dengan Menyesuaikan jadwal pimpinan dengan
pimpinan karena kesibukan pimpinan kegiatan yang kita lakukan. Intensif
melakukan komunikasi, sehingga kesalahan
jadwal tidak terjadi.
2. Persetujuan pelaksanaan kegiatan oleh Mempersiapkan bahan dengan baik, serta
pimpinan melakukan persentasi yang gamblang
mengenai manfaat dari kegiatan.
3. Keterbatasan pengetahuan penulis Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
mengenai pembuatan SOP dan Penilaian guna mencari informasi dan mempelajari
kinerja melalui media-media yang ada.

38
4. Komitmen pegawai untuk mematuhi tulisan saling mengingatkan antar pegawai, agar
yang ada di pamflet. disiplin bisa menjadi budaya.
5. Keterbatasan media, fasilitas, sarana dan Memaksimalkan media, fasilitas, sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam prasarana yang sudah ada dan tersedia di
pelaksanaan kegiatan. Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan
Kerja Induk di Pengadilan Negeri Meulaboh)
Tabel 6. Kendala dan Antisipasi

39
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Calon Hakim ini penulis


lakukan di Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan Kerja Induk di
Pengadilan Negeri Meulaboh). permasalahan/isu di lingkungan pengadilan
yang didapat dari hasil pengamatan pada rangkaian kegiatan sebelumnya
yaitu Studi Lapangan di Pengadilan Negeri Bandung. Permasalahan/isu
ini akan dilakukan upaya pemecahannya pada saat kegiatan habituasi
yang dijalankan Penulis di Pengadilan Negeri Suka Makmue (Satuan
Kerja Induk di Pengadilan Negeri Meulaboh).

Adapun permasalahan yang terpilih untuk dicarikan penyelesaiannya


adalah Optimalisasi Kinerja Pegawai Pada Pengadilan Negeri Suka
Makmue (Satuan Kerja Induk di Pengadilan Negeri Meulaboh).
Selanjutnya Penulis telah merencanakan beberapa kegiatan sebagai
upaya pemecahan permasalahan tersebut, yakni:
1. Membuat papan job description yang dapat diletakkan di meja kerja
pegawai;
2. Menempelkan identitas pegawai teladan sebagai role model sebagai
bentuk reward atas kinerja baik pegawai;
3. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai;
4. Pemasangan panflet tentang kedisiplinan guna meningkatkan disiplin
pegawai
5. Membuat format penilaian kinerja
6. Membuat SOP laporan absensi pegawai

40
B. Rekomendasi

Perumusan permasalahan/isu yang diteliti oleh penulis merupakan bagian kecil cara
untuk mengoptimalkan kinerja pegawai. Namun, apabila gagasan pemecahan isu
yang penulis lakukan dapat dijalankan di satuan kerja penulis, maka diharapkan
kegiatan tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan.
Selain itu, guna menjalankan peran sebagai pelayan publik, ASN dapat
melaksanakan nilai-nilai dasar PNS, yaitu ANEKA. Diharapkan dengan menjalankan
nilai-nilai tersebut, kinerja pegawai jadi lebih optimal dan pelayanan publik pun
menjadi lebih baik.

41
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)


Modul E learning Mahkamah Agung tentang Nilai-nilai ANEKA
Modul E Learning Peran Dan Kedudukan PNS Dalam NKRI
www.pn-meulaboh.go.id

42

Anda mungkin juga menyukai