Anda di halaman 1dari 4

KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) PENYEBAB ABORSI TIDAK AMAN

Untuk memenuhi tugas Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi semester IV


Dosen: Happy M. Simanungkalit, SST., M.Keb

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Jheneri Cludiya S PO.62.24.2 15.163
Mery Oktaviana PO.62.24.2 15.166
Rustie PO.62.24.2 15.176
Sri Ayu Maya Sopa PO.62.24.2 15.179
Vopy PO.62.24.2 15.182
Yunie PO.62.24.2 15.188

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN DIV
2017
A. Kasus
Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengancam kesehatan atau kesejahteraan
wanita karena seorang ibu mungkin punya masalah kesehatan atau kekurangan dukungan
dan sumber daya yang dia butuhkan untuk memiliki kehamilan yang sehat dan
membesarkan anak yang sehat nantinya.
Menurut statistik WHO tahun 2008, diperkirakan ada 210 juta kehamilan di seluruh
dunia setiap tahun, 75 juta diantaranya berakhir dengan aborsi yang tidak aman.
Di Indonesia, aborsi menjadi penyebab kelima kematian ibu pada saat melahirkan
yakni sebesar 5% dari seluruh kematian ibu setelah pendarahan (28%), eklamsia (24%),
infeksi (11%), dan komplikasi pada masa puerpureum (8%). Kehamilan yang tidak
diinginkan juga sangat membebani perempuan yang tidak memiliki akses terhadap
layanan aborsi yang aman, banyak resor untuk prosedur yang tidak aman yang dapat
menyebabkan kematian atau kecacatan.
Di seluruh dunia, kehamilan yang tidak direncanakan bertanggung jawab untuk
sekitar 90% dari kelahiran yang tidak diinginkan. Hal ini menyumbang 17% dari beban
penyakit ibu dan 89% dari aborsi yang tidak aman.

Di Indonesia sendiri melalui Survei Kesehatan dan Demografi, diketahui proporsi


kehamilan yang tidak dinginkan pada wanita usia subur yaitu sebanyak 15,8% pada tahun
2002/2003, 19,7% pada tahun 2007, dan 13,6% pada tahun 2012. Meskipun pada tahun
2012 angkanya menurun, namun tetap saja hal ini harus menjadi perhatian pemerintah
mengingat dari 10 kehamilan, 1 diantaranya tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak
diinginkan pada wanita usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) mempunyai dampak yang
cukup signifikan bagi seorang wanita baik ketika ia memutuskan untuk meneruskan
kehamilannya maupun ketika ia memutuskan untuk melakukan aborsi. Bagi wanita yang
memutuskan untuk meneruskan kehamilannya, kehamilan yang tidak diinginkan memiliki
akibat adanya gangguan kesehatan reproduksi secara fisik, mental, dan sosial serta
komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.

B. Penyebab
Faktor yang menyebabkan KTD, antara lain:
1. Psikis perempuan yang belum siap untuk mengalami kehamilan.
2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat
menyebabkan kehamilan.
3. Kegagalan alat kontrasepsi pada pasangan suami istri.
4. Tidak mengutamakan alat kontrasepsi, terutama untk perempuan yang telah menikah.
5. Pada Remaja, disebabkan karena Remaja kurang informasi (masih banyak mitos
seksual yang beredar di kalangan remaja, informasi yang disebarkan media cenderung
permisif, kurang proporsional dalam menjelaskan seksualitas).
6. Tidak diberikannya hak informasi dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi
kepada remaja sehingga mereka tidak memiliki ketrampilan dalam pengambilan
keputusan yang tepat dan aman dari risiko seksual dan reproduksi.
7. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.
8. Kondisi kesehatan tubuh yang tidak mengizinkan kehamilan.
9. Persoalan ekonomi (biaya melahirkan dan membesarkan anak).
10. Alasan karir atau masih sekolah.
11. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diinginkan
(DepKes RI, 2003).
C. Pencegahan
Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan tenaga kesehatan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada usia remaja maupun
pasangan suami istri usia subur, antara lain:
1. Untuk Remaja
a) Cara paling efektif adalah dengan tidak melakukan hubungan seks sebelum
menikah.
b) Hindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba tubuh
pasangan atau menonton video porno.
c) Memberikan banyak informasi seputar permasalahan seksualitas kepada remaja,
diharapkan dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Jelaskan
akibat yang akan terjadi jika melakukan hubungan seksual pranikah. Sebaiknya
berikan juga penjelasan sejelas-jelasnya seputar mitos-mitos yang banyak
berkembang di masyarakat dan fakta-fakta yang harus diketahui, dengan harapan
mereka mengetahui apa yang selama ini diyakini sebenarnya belum tentu benar.
d) Diperlukan adanya suatu kontrol diri dari remaja, dengan memunculkan self
esteem dalam diri remaja, melatih asertif terhadap apa yang diinginkan, membekali
diri remaja dengan kemampuan komunikasi.
e) Meningkatkan peran orang tua untuk menjadi teman diskusi bukan sebagai polisi
bagi remaja.
f) Memberikan KIE kepada remaja, yaitu tentang kesehatan reproduksi, peran serta
dampak atau masalah yang dapat terjadi akibat pergaulan bebas yang bersifat
negatif.
2. Untuk Pasangan Suami Istri (Pasutri)
a) Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
b) Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat- alat kontrasepsi dan cara-cara
penanggulangannya.
c) Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga
seni dan keagamaan.
d) Untuk pasangan yang sudah menikah seyogyanya memakai cara KB untuk
kegagalan yang rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD dan suntikan ( Depkes,
2003 )

D. Penanganan
Apabila kehamilan tidak diinginkan terlanjur terjadi pada remaja atau pasangan suami
istri, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kehamilan yang terjadi tersebut
tidak berbahaya dan dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa hal yang dapat kita lakukan
antara lain:
1. Untuk Remaja
a) Bersikap bersahabat dengan remaja.
b) Memberikan konseling pada remaja.
c) Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan
apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan ke SpOG, SpKK,
psikolog, psikiater.
d) Memberikan alternatif penyelesaian yaitu :
o Diselesaikan dengan kekeluargaan.
o Segera menikah.
o Konseling kehamilan dan persalinan.
o Pemeriksaan kehamilan sesuai standart.
o Bila ada gangguan kejiwaan rujuk ke psikiater.
o Bila ada resiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG.
o Bila tidak terselesaikan dengan menikah, keluarga supaya menerima dengan
sebaik-baiknya.
o Bila ingin menggugurkan, berikan konseling resiko pengguguran.
o Persiapan mengikuti KB.
e) Membentuk jejaringan dengan yayasan yang direkomendasikan depsos untuk
mengadopsi bayi dari hasil KTD ( Depkes, 2003).
2. Untuk Pasangan Suami Istri
a) Memberikan dan menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan emosional
kepada ibu dan keluarga.
b) Menjelaskan tentang bahaya terminasi kehamilan.
c) Konseling tentang kehamilan dan persalinan.
d) Menjelaskan bahwa kehamilan bukanlah hal yang buruk atau dosa, melainkan
suatu anugerah dari Yang Maha Kuasa kepada suatu keluarga, dimana semua pihak
dituntut untuk memberikan perhatian, dukungan dan kasih sayang kepada ibu yang
sedang hamil.
e) Menganjurkan ibu dan keluarga untuk menjaga kehamilan dan memperhatikan
kebutuhan nutrisi ibu selama hamil.

Anda mungkin juga menyukai