Anda di halaman 1dari 79

Dokumen

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dan upaya pemantauan lingkungan hidup

- UKL – UPL -

PETERNAKAN AYAM
PEDAGING

Jl. Raya Purabaya Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang


Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat

@ 2016
LAMPIRAN – LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN PELAKSANA UKt.UPt

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Cindy Tiaranita


Jabatan : Pemilik
Alamat Kantor : Jl. Raya Sagaranten Ds. Cimerang Kec. Purabaya Kabupaten Sukabumi

Alamat UsahalKegiatan : Jl. Raya Sagaranten Ds. Cimerang Kec. Purabaya Kabupaten Sukabumi
Telp.fakslHP/Email :-

Selanjutnya bertindak atas nama pemrakarsa Peternakan Ayam Pedaging, dengan ini menyatakan bahwa

L. Data UKL-UPL dari kegiatan tersebut di atas telah disusun dengan benar sesuai dengan peraturan
yang berlaku,
2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan yang
tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh instansi yang
berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporana setiap 5 {enam} bulan sekali
ke Badan Lingkungan Hidup,
3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan terjadi
pencemarlln atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan kegiatan usaha dan
bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang ditimbulkan oleh pencemaran atau
kerusakan lingkunga n yang terjadi.
4. Kami bersedia merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam kegiatan/usaha baik
luasan lahan, kapasitas maupun desain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, sebagai komitmen perusahaan kami dalam.
mewujud ka n pembanguna n yang berwawasa n I ingkungan.

Sukabumi, Juli2O15
Penanggung Jawab UKL-U PL

Cindy Tiaranita
Pemilik
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging

K ATA PENGANTAR
Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan
Peraturan Bupati Sukabumi No. 53 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten
Sukabumi.

Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun
dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional Peternakan Ayam Pedaging di Kabupaten
Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.

Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL
ini.

Sukabumi, Juli 2016


Pemrakarsa

i
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging

DAFTAR ISI
Hal.
PERNYATAAN PELAKSANAAN
IZIN LINGKUNGAN HIDUP
SURAT REKOMENDASI UKL-UPL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………....... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………....... ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………………...... iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………………........ v

Bab 1 Identitas Pemrakarsa ………………………………………………………......... i-1

Bab 2 Rencana Kegiatan ………………………………………………………………..... ii-1


2.1. Nama Kegiatan ……………………………………………………......... ii-1
2.2. Lokasi Kegiatan ………………………………………………………..... ii-1
2.3. Skala Kegiatan …………………………………………………………… ii-3
2.4. Kesesuaian Tata Ruang ………………………………………………. ii-11
2.5. Rona Lingkungan Awal ii-12
2.6. Tahap Pra Konstruksi ………………………………………………… ii-13
2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat ………………………. ii-13
2.6.2. Pembeasan lahan ………………………………………….. ii-14
2.6.3. Pengurusan Perizinan …………………………………….. ii-15
2.7. Tahap Konstruksi ……………………………………………………….. ii-15
2.7.1. Rekrutmen tenaga kerja konstruksi …………………. ii-15
2.7.2. Pematangan lahan …………………………………………. ii-16
2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan material ........................ ii-17
2.7.4. Pembangunan sarana dan prasarana .................. ii-17
2.8. Tahap Operasi …………………………………………………….......... ii-24
2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja …………………………………. ii-24
2.8.2. Kegiatan Peternakan ……………………………………... ii-25

ii
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
Bab 3 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan iii-1
Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
3.1. Tahap Pra Konstruksi ………………………………………………... iii-1
3.2. Tahap Konstruksi ………………………………………………………. iii-4
3.3. Tahap Operasi ……………………………………………………………. iii-10
MATRIKS UKL – UPL

Bab 4 Jumlah dan Jenis izin PPLH yang dibutuhkan …………………………… iv-1

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran – lampiran

iii
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging

DAFTAR TABEL
Hal.
Table 2.1. Penggunaan Lahan ………………………………………………………………….. ii-3
Table 2.2. Luas bangunan …………………………………………………………………………. ii-3
Table 2.3. Populasi ternak ……………………………………………………………………….. ii-4
Tabel 2.4. Pemberian pakan ternak ………………………………………………………….. ii-6
Tabel 2.5. Pemberian minum ternak …………………………………………………………. ii-7
Tabel 2.6. Vaksin dan obat-obatan ……………………………………………………………. ii-10
Table 2.7. Tenaga kerja …………………………………………………………………………… ii-11
Table 2.8. jadwal rencana kegiatan ………………………………………………………… ii-11
Table 2.9. Baku mutu air limbah ……………………………………………………………… ii-13
Table 2.10. Perizinan yang dimiliki …………………………………………………………….. ii-15
Table 2.11. Tenaga kerja konstruksi ………………………………………………………….. ii-16
Table 2.12. Peralatan yang digunakan ………………………………………………………. ii-17
Table 2.13. Material yang digunakan …………………………………………………………. ii-17
Table 2.14. Fungsi bangunan ……………………………………………………………………. ii-18
Table 2.15. Jenis tanaman RTH …………………………………………………………………. ii-22
Table 2.16. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi ……………………………………. ii-25
Table 2.17. Kebutuhan air bersih ………………………………………………………………. ii-26
Table 2.18. Volume timbulan sampah ……………………………………………………….. ii-28
Tabel 2.19. Volume limbah B3 ………………………………………………………………….. ii-28
Tabel 2.20. Volume kotoran ternak …………………………………………………………… ii-29
Table 2.21. Durasi kendaraan …………………………………………………………………. ii-31
Table 2.21. Koefisien limpasan …………………………………………………………………. ii-31
Table 3.1. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi ………………… iii-5

iv
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Lokasi kegiatan …………………………………………………………………….. ii-2
Gambar 2.2. Desain kandang ……………………………………………………………………. ii-6
Gambar 2,3, Kondisi lahan eksisting …………………………………………………………. ii-16
Gambar 2.4. Muka jalan ROW 6 ………………………………………………………………… ii-18
Gambar 2.5. Desain Drainase …………………………………………………………………. ii-18
Gambar 2.6. Skema penggunaan air bersih ……………………………………………….. ii-19
Gambar 2.7. Rencana pemasangan septic tank ………………………………………… ii-20
Gambar 2.8. Model sumur resapan …………………………………………………………. ii-24
Gambar 2.9. Desain lubang biopori ………………………………………………………….. ii-24
Gambar 2.10. Neraca air …………………………………………………………………………… ii-26

v
Identitas Pemrakarsa

Bab 1
Identitas Pemrakarsa

Nama Pemohoan : Cindy Tiaranita


Alamat Pemohon : Jl. Kesatrian Raya No. 8 RT. 03/03 Kelurahan
Kebon Manggis Kecamatan Mantraman
Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta
Lokasi Kegiatan : Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang
Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat
Penanggung Jawab UKL-UPL
- Nama : Cindy Tiaranita
- Jabatan : Pemilik
Jenis Usaha : Peternakan Ayam Broiler (pedaging)
Luas Tanah : 4.973 m2
Luas ruang usaha : + 1.500 m2
Luas Bangunan : 2.976 m2
Jumlah populasi : 40.000 ekor
Jumlah kandang : Satu unit bertingkat dua
Luas kandang : 120 m x 12 m

UKL-UPL Peternakan Ayam Broiler (Pedaging) I-1


Rencana Kegiatan

Bab 2
Rencana Kegiatan

2.1. Nama Kegiatan


Kegiatan ini adalah rencana kegiatan pembangunan “Peternakan Ayam Broiler
(Pedaging)” yang diprakarsai oleh perorangan yang selanjutnya disingkat dengan kata
peternakan. Peternakan yang akan dibangun sesuai rencana kegiatan memiliki luas
lahan 4.973 m2 dengan luas ruang usaha 1.500 m2 dan luas bangunan 1.488 m2.
Berisikan populasi ternak sebanyak 40.000 ekor ayam broiler (pedaging) dalam
kandang berlantai dua dengan ukuran kandang sama panjang 120 m x lebar 12 m
sebanyak satu buah kandang.

2.2. Lokasi Kegiatan


Rencana kegiatan peternakan secara administrasi berlokasi :
Jalan : Jl. Raya Purabaya
Kampung : Kp. Padaringan RT. 01/04
Kel./Desa : Cimerang
Kecamatan : Purabaya
Kabupaten : Sukabumi
Provinsi : Jawa Barat.
Koordinat : 7°3'57.23"S 106°53'2.92"E
Ketinggian : 650 dpl

Kesampaian lokasi rencana kegiatan dapat ditempuh dengan menggunakan


berbagai jenis kendaraan dikarenakan berada di jalan raya Purabaya. Selain itu, jarak
lokasi kegiatan dengan pusat Pemerintahan antara lain :
 Pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi + 52 KM
 Pemerintahan Kecamatan Purabaya + 4 KM
 Pemerintahan Desa Cimerang + 2 KM
 Pemukiman penduduk terdekat + 150 meter

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 1


Rencana Kegiatan

Gambar 2.1. Peta Lokasi

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 2


Rencana Kegiatan

Adapun batas lokasi dengan kegiatan di sekitarnya antara lain :


Sebelah utara : kebun singkong
Sebelah timur : jalan setapak, kebun campuran
Sebelah selatan : kegiatan peternakan broiler lain
Sebelah barat : kebun singkong

2.3. Skala Kegiatan


Penggunaan Lahan
Luas lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan peternakan seluas
4.973 m2 dimanfaatkan untuk :

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan


No. Penggunaan Luas (m2) Terbuka (m2) Tertutup (m2) Persen (%)
A Lahan Tertutup
1 Kandang 1.440 - 1.440 29
2 Gudang dan mess 48 - 48 1
3 Jalan, parkir, pagar 512 - 512 10
Jumlah 2.000 - 2.000 40
B Lahan Terbuka
4 RTH 2.933 2.933 - 59
5 Tempat bangkai 40 40 - 1
Jumlah 2.973 2.973 - 60
Jumlah (A + B) 4.973 2.973 2.000 100
Sumber : pemrakarsa

Adapun luas bangunan rencana peternakan sebesar 2.976 m 2 untuk


pembangunan kandang tipe close house dan gudang serta mess karyawan terdiri dari
2 lantai.

Table 2.2. Luas Bangunan


No Bangunan Volume (lantai) Jumlah satuan (m2) Jumlah (m2)
1 Kandang 2 1.440 2.880
2 Mess dan gudang 2 48 96
Jumlah 2.976
Sumber : Pemrakarsa

Adapun status lahan untuk lokasi rencana pembangunan peternakan tersebut


telah melalui proses jual beli antara pihak pertama Ny. Hindun dengan Ny. Cindy

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 3


Rencana Kegiatan

Tiaranita (pemrakarsa). Pada saat ini sedang dalam proses balik nama sertifikat hak
milik tanah.

Jumlah Ternak
Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 40.000
ekor dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup).

Tabel 2.3. Populasi Ternak


No Kandang Populasi Ternak (ekor)
1 Lantai dasar 20.000
2 Lantai 1 20.000
Jumlah 40.000
Sumber : Pemrakarsa

Bibit Ternak
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Rencananya bibit ayam (DOC) diperoleh dari PT. Inti Plasma (Pokphand
Group) melalui perjanjian kerjasama dengan pemrakarsa. Pemasukan ayam bibit
dilakukan secara bertahap. Secara singkat DOC ayam yang sehat dan baik mempunyai
kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar,
pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, Ukuran badan normal, ukuran
berat badan antara 35-40 gram, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Sedangkan dalam pemeliharaan bibit dilakukan setiap saat, bila ada gejala
kelainan pada ternak akan segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan
pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang
bertugas.

Pemeliharaan
1. Perkandangan
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan
secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang
baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuan membangun
kandang closed house adalah:
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak dengan sistem ventilasi yang
baik dapat menjaga kualitas udara beroksigen tinggi di dalam kandang serta

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 4


Rencana Kegiatan

mampu mengeluarkan gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan ammonia


ke luar kandang.
2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang
kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan hawa panas
dari kandang yang dihasilkan berasal dari tubuh ayam dan lingkungan luar.
Kemudian menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban
yang sesuai.
3. Meminimalisir tingkat stress pada ternak, dapat dilakukan dengan cara
mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan stress, dengan cara
mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker
otomatis, vaksinasi dengan spray dll), serta meminimumkan cahaya dan lain-
lain.

Kualitas udara dilihat dari kandungan oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida


dan amoniak dengan batasan tertentu. Adapun batasan yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
 Oksigen > 19.6%
 Karbondioksida < 0.3%
 Karbonmonoksida < 10 ppm
 Amonia < 10 ppm
 Kelembaban relatif 45 - 65%
 Kecepatan angin setelah 28 hari 350 - 500 FPM (Feet Per Minute)

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 500 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Selain itu, pembuatan kandang didukung juga dengan lokasi yang agak rindang dan
terhalangi oleh tembok pembatas agar angin tidak berhembus langsung ke dalam
kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur dua kali
dalam seminggu dan setiap akhir periode untuk penyucihamaan kandang sebagai
usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak
membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang
ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 5


Rencana Kegiatan

Ukuran kandang : rencana pembangunan kandang berukuran 120 x 12 meter.


Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap
meter persegi harus menampung maksimal 10 ekor ayam dewasa.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi
litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm.

Gambar 2.2. Desain Kandang

2. Pemberian pakan dan minum


Pemberian pakan haruslah memperhatikan kualitas pakan itu sendiri dengan
memiliki kadar nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ternak. Kandaungan gizi
pakan tiada lain mengandung protein, lemak, serat kasar, kalsium, posfor,
karbohidrat, dan multi vitamin. Pemberian pakan berdasarkan Standar
Performance Broiler untuk 60.000 ekor ternak antara lain :

Tabel 2.4. Pemberian Pakan Ternak

Umur Umur Pakan (Kg/hari) Rata-rata Resiko


(hari) (minggu) Per ekor Total BB/ekor (kg) Kematian (%)
0 - - - 0.042 -
1 - 0.013 520 0.049 0.4
2 - 0.015 600 0.059 0.5
3 - 0.018 720 0.075 0.6
4 - 0.021 840 0.094 0.7
5 - 0.024 960 0.117 0.8
6 - 0.027 1080 0.144 0.9
7 I 0.031 1240 0.175 1
8 - 0.035 1400 0.210 1.1
9 - 0.041 1640 0.248 1.2
10 - 0.046 1840 0.290 1.3
11 - 0.052 2080 0.334 1.4

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 6


Rencana Kegiatan

12 - 0.058 2320 0.382 1.5


13 - 0.064 2560 0.433 1.6
14 II 0.070 2800 0.487 1.7
15 - 0.076 3040 0.543 1.8
16 - 0.082 3280 0.602 1.9
17 - 0.088 3520 0.664 2
18 - 0.094 3760 0.727 2.1
19 - 0.100 4000 0.794 2.2
20 - 0.107 4280 0.862 2.3
21 III 0.113 4520 0.932 2.4
22 - 0.118 4720 1.004 2.52
23 - 0.124 4960 1.078 2.64
24 - 0.130 5200 1.153 2.76
25 - 0.135 5400 1.230 2.88
26 - 0.141 5640 1.308 3.00
27 - 0.146 5840 1.387 3.12
Jumlah 1.969 78760

Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 40.000 ekor
dalam satu periode selama 27 hari adalah 78.760 Kg/periode atau 78,76
Ton/periode. Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam
diperkirakan rata-rata dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari.

Tabel 2.5. Pemberian Minum Ternak

Umur Umur Pakan (L/hari) Rata-rata


(hari) (minggu) Per ekor Total BB/ekor (kg)
0 - - - 0.042
1 - 0.026 1040 0.049
2 - 0.03 1200 0.059
3 - 0.036 1440 0.075
4 - 0.042 1680 0.094
5 - 0.048 1920 0.117
6 - 0.054 2160 0.144
7 I 0.062 2480 0.175
8 - 0.07 2800 0.210
9 - 0.082 3280 0.248
10 - 0.092 3680 0.290
11 - 0.104 4160 0.334
12 - 0.116 4640 0.382
13 - 0.128 5120 0.433

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 7


Rencana Kegiatan

14 II 0.14 5600 0.487


15 - 0.152 6080 0.543
16 - 0.164 6560 0.602
17 - 0.176 7040 0.664
18 - 0.188 7520 0.727
19 - 0.2 8000 0.794
20 - 0.214 8560 0.862
21 III 0.226 9040 0.932
22 - 0.236 9440 1.004
23 - 0.248 9920 1.078
24 - 0.26 10400 1.153
25 - 0.27 10800 1.230
26 - 0.282 11280 1.308
27 - 0.292 11680 1.387
Jumah 3.938 157520

Jadi kebutuhan air minun ternak sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama
27 hari adalah 157.520 L/periode atau 157,52 m3/periode.

3. Pengendalian penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain

Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang
terkena ND maka harus dibakar.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 8


Rencana Kegiatan

Pengobatan : belum ada


b. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu,
lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang
baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang
dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin,
sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran
melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang
tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang
warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam
bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik
pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai
takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 9


Rencana Kegiatan

Vaksin dan Obat-obatan


Vaksin dan obat-obatan yang digunakan dalam pemeliharaan ternak ayam antara
lain :

Tabel 2.6. Vaksin dan Obat-obatan


No Jenis Obat Dosis Jumlah
1 Vaksin ND Kill 0,25 ml/ekor 10 liter
2 Vaksin Lasoka 1 tetes/ekor 4 liter
3 Vaksin IBD 1 vial/1.000 ekor 40 vial
4 Antibiotic 0,025 gr/ekor 1 kg
5 Vitamin 0,03 gr/ekor 1,2 kg
6 Vitamin elektrolit 0,05 gr/ekor 2 kg
7 Vitamin growth promotor 0,1 gr/ekor 4 kg
7 Desinfektan 5 ml/40 L air secukupnya

Panen dan Pasca Panen


Hasil utama peternakan ayam pedaging berupa ayam dewasa yang siap dipotong
biasanya 95 % dari total populasi ayam ternak. Sedangkan 5 % lagi di asumsikan
sebagai tingkat kematian ternak. Dari 40.000 ekor ternak di asumsikan hasil panen
ayam mencapai 38.000 ekor ayam dewasa yang siap di potong dan sisanya 2.000 ekor
ayam dianggap masuk dalam ranah resiko kematian ternak. Hasil panen ayam dewasa
di salurkan ke PT. Inti Plasma (Pokphand Group) sebagai rekan bisnis utama
pemrakarsa.
Pada pasca panen dilakukan pembersihan dan penyucian kandang dengan
menggunakan desinfektan, agar kandang terjaga kebersihannya. Air buangan sisa
pencucian dialirkan menuju settling pond sebagai IPAL sederhana/kolam
pengendapan/filterisasi. Masa pasca panen ini kandang setelah dibersihkan akan di
biarkan selama satu minggu dan penaburan kapur untuk memastikan kandang telah
siap untuk digunakan kembali.

Kebutuhan Tenaga Kerja


Untuk menjalankan rencana usaha peternakan ayam pedaging ini
membutuhkan karyawan sebanyak 7 orang, antara lain :

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 10


Rencana Kegiatan

Tabel 2.7. Tenaga Kerja


No. Departemen Pendidikan Jumlah Jenis Kelamin Asal
L P
1 Kepala kandang Sarjana 1 1 - Sukabumi
2 Admin Diploma 1 - 1 Sukabumi
3 Anak kandang - 6 6 - Warga sekitar
4 Keamanan - 2 2 - Warga sekitar
Jumlah 10 9 1
Sumber : Pemrakarsa

Jadwal Kegiatan
Jadwal rencana kegiatan pembangunan Peternakan Ayam broiler (Pedaging)
dimulai dari survey pendahuluan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sebelum
melakukan pembebasan lahan sampai operasional rencana kegiatan. Adapun jadwal
rencana kegiatan antara lain :

Tabel 2.8. Jadwal Rencana Kegiatan


Tahun 2016
No Kegiatan Bulan
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
I Pra Konstruksi
1 Sosialisasi kepada masyarakat
2 Pembebasan Lahan
3 pengurusan perizinan
II Konstruksi
1 rekrutmen tenaga kerja konstruksi
2 pematangan lahan
3 mobilisasi alat dan material
4 pembangunan sarana dan prasarana
III Operasi
1 rekrutmen tenaga kerja operasional
2 kegiatan peternakan

2.4. Kesesuaian Tata Ruang


Rencana kegiatan peternakan ayam broiler (pedaging) Cindy Farm haruslah
sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan paragraph 3 kawasan peruntukan pertanian pasal
85 huruf d di pertegas pada pasal 89 poin 2 menyatakan bahwa kawasan peternakan
rakyat tersebar di seluruh Kecamatan. Dengan demikian, rencana kegiatan Peternakan

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 11


Rencana Kegiatan

Ayam Pedaging tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten Sukabumi dikarenakan


termasuk peternakan rakyat.

2.5. Rona Lingkungan Awal


1. Iklim
Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah – ubah,
sedangkan iklim adalah keadaan rata – rata cuaca dalam waktu relatif lama dan tetap.
Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari, temperatur,
kelembaban relative dan dataran sedang. Desa Cimerang memiliki kelembaban rata-
rata berkisar antara 60-90 °C, temperatur 25-35 °C, curah hujan 2.115 mm/tahun.

2. Kualitas Udara
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau
banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu rona
lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal
peternakan sesuai peraturan pemerintah.

3. Kebisingan
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif aman, karena
berada di areal pertanian. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi
kendaraan umum pengguna jalan raya Purabaya yang merupakan jalan utama.

4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi
dan kondisi bentang alam daerah wilayah studi merupakan perbukitan. Secara alami
air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia
dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan
pengambilan sampling air permukaan (eksisting).

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 12


Rencana Kegiatan

Tabel 2.9. Baku Mutu Air Limbah

No. Parameter Satuan Batas Maksimum

A FISIKA
1 Bau - Tidak berbau
2 Suhu - -
3 Kekeruhan NTU 25
4 Warna - Tidak berwarna
5 TDS mg/l 1.500
6 DHL Μ.mhos/cm -
B KIMIA
1 pH - 6–9
2 Krom mg/l 0,5
3 Seng mg/l 10
4 Tembaga mg/l 2
5 Amonia mg/l 20
6 Sulfida mg/l 1
7 BOD mg/l 50-100
8 COD mg/l 100-300
9
C Mikrobiologi
1 e. Coli Per 100 ml 100
2 Total coliform Per 100 ml 1000
Keterangan sumber : Permen LH. No. 03/2010

5. Kependudukan
Desa Cimerang yang memiliki wilayah 1.308,92 Ha, dengan kondisi geografis
berbukit. Jumlah penduduk Desa Cimerang sebanyak 6.745 jiwa dari 2.075 KK dengan
komposisi 3.478 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3.267 jiwa berkelamin perempuan,
yang tersebar dalam wilayah 4 Kedusunan, 8 RW dan 35 RT. Sebagian besar penduduk
berprofesi sebagai petani dan pedagang sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai
PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha, TNI, POLRI, dan sebagainya.

2.6. Tahap Pra Konstruksi


Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan
lahan, dan pengurusan perizinan.

2.6.1. Sosialisasi Kepada Masyarakat


Sosialisasi rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dilakukan melalui
pertemuan dengan masyarakat setempat. Secara administrasi lokasi kegiatan berada

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 13


Rencana Kegiatan

di wlayah kampung Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya


Kabupaten Sukabumi. Selain itu, melakukan sosilaisai juga terhadap warga Kp. Lembur
Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi yang
merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Disampin itu pula, pemrakarsa
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari kegiatan peternakan boiler atas nama
Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler atas nama Handoko Marhaban L. yang
lokasinya berdampingan dengan rencana kegiatan peternakan boiler Cindy Tiaranita.
Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan
kesepakatan/persetujuan masyarakat dengan catatan sebagai berikut :
1. Tempat usaha tersebut tidak mencemari lingkungan yang akan merugikan
warga masyarakat dan harus melaksanakan peraturan dan perundangan yang
berlaku;
2. Melakukan kerjasama dengan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan
Handoko Marhaban L. dalam penggunaan fasilitas umum dan fasilitas social
serta bekerja sama dalam pengelolaan lingkungan hidup agar tidak merugikan
satu sama lainnya.
3. Penyerapan tenaga kerja harus memprioritaskan warga setempat.
4. Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak
langsung dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan kapada
warga miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya
seperti memperingati hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar nasional dan
lain-lain;
5. Warga masyarakat terkena dampak langsung pada dasarnya menyetujui
rencana kegiatan peternakan ayam dengan catatan dan tuntutan warga dapat
terpenuhi;

2.6.2. Pembebasan Lahan


Lahan seluas 4.973 m2 dibebaskan oleh pemrakarsa melalui jual beli dan saat
ini sedang proses pengalihan sertifikat hak milik atas nama Cindy Tiaranita. Lahan
eksisting berupa lahan tegalan yang ditumbuhi semak belukar yang tidak produktif.
Sehingga disimpulkan status lahan yang dimaksud tidak sedang dalam keadaan
sengketa lahan.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 14


Rencana Kegiatan

2.6.3. Pengurusan Perizinan


Pengurusan izin Peternakan Ayam Pedaging termasuk pula didalamnya kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan
tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :
 Persetujuan warga
 Surat keterangan domisili
 Surat rekomendasi Kecamatan
 Rekomendasi UKL-UPL
 Izin Lingkungan
 Rekomendasi Andalalin
 Izin gangguan (Ho)
 Tanda daftar perusahaan (TDP)
 Izin Usaha Peternakan (IUP)
 Izin PPLH

Adapun izin yang telah dimiliki antara lain :

Tabel 2.10. Perizinan yang dimiliki


No. Jenis surat Nomor Instansi
1 Izin tetangga - -
2 Surat keterangan 026/YSM/N/III/2016 Notaris PPAT Yusep
tanah Sugih Munandar, SH
3 Keterangan domisili 500/186/2004/III/2016 Kepala Desa Cimerang
4 Rekom Camat 503/36 – Trantib/2016 Kecamatan Purabaya
5 Rekom Disnak 524.2/ /Rekom- Dinas Peternakan
Disnak/2016
6 SK-IKR 601/329-Bid.TR Dinas Tarkimsih
Sumber : Pemrakarsa

2.7. Tahap Konstruksi


Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan
lahan, mobilisasi alat dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana.

2.7.1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi


Untuk melaksanakan rencana kegiatan tahap konstruksi pembangunan
peternakan ayam pedaging membutuhkan tenaga kerja konstruksi sebanyak 10 orang
untuk pembangunan peternakan sesuai rencana teknis yang sudah ditetapkan.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 15


Rencana Kegiatan

Tabel 2.11. Tenaga Kerja Konstruksi


No. Tenaga Kerja Pendidikan Jumlah Asal
1 Kepala proyek Megister 1 Luar Sukabumi
2 Teknik Sarjana 1 Sukabumi
3 Tukang - 2 Warga sekitar
4 Asisten tukang - 5 Warga sekitar
5 Keamanan - 1 Warga sekitar
Jumlah 10
Sumber : Pemrakarsa

Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan
ahli khusus yang didatangkan dari sukabumi atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga
kerja lainnya di rekrut dari warga sekitar lokasi sesuai dengan pengalaman dan
keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap
hari kerja dari senin – sabtu dan hari minggu libur.

2.7.2. Pematangan Lahan


Lahan yang berupa tegalan dengan struktur yang tidak merata dan
bergelombang sehingga harus dilakukan cut and fiil untuk perataan, pembersihan,
pengurugan dan penggalian serta pemagaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar
tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan
pondasi dan bangunan. Lahan yang dimatangkan dan dibersihkan seluas 4.973 m2
untuk pembangunan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging).

Gambar 2.3. Kondisi Lahan Eksisting

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 16


Rencana Kegiatan

2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan Material


Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan
kandang beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai
rencana teknis adalah :

Tabel 2.12. Peralatan yang digunakan


No. Jenis Peralatan Jumlah Fungsi
1 Beck hoe 1 Menggali, memuat
2 Vibrator 1 Memadatkan
3 Bulldozer 1 Memotong, meratakan tanah
4 Stum 1 Memadatkan jalan
5 Alat bangunan sederhana lainnya

Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi


adalah :

Tabel 2.13. Material yang digunkan


No. Jenis Material Fungsi
1 Pasir Campuran beton
2 Semen Campuran beton
3 Krikil Campuran beton
4 Koral/batu cadas Campuran jalan
5 Baja ringan Rangka atap
6 Batu belah Pondasi
7 Besi kolom Campuran pondasi dan tiang
8 Bahan bangunan lainnya
Sumber : Pemrakarsa

2.7.4. Pembangunan Sarana dan Prasarana


 Kandang dan Kantor
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan
secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang
baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Rencana pembangunan
peternakan untuk 2 lantai dengan dimensi 124 x 12 m. Fungsi gedung tersebut
dibangun sesuai rencana teknis diantaranya :

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 17


Rencana Kegiatan

Tabel 2.14. Fungsi Bangunan


Bangunan Fungsi Luas (m2)
Lantai Kandang ukuran 120 x 12 m, kantor ukuran 12 x 4 m 1.488
dasar sudah termasuk MCK, washing, dan tangga
Lantai 1 Kandang ukuran 120 x 12 m, mess ukuran 12 x 4 m 1.488
sudah termasuk MCK
Jumlah 2.976
Sumber : Pemrakarsa

 Pembangunan Jalan, pagar dan Drainase


Pembangunan jalan yang direncanakan menggunakan batu koral dan agregat terdiri
dari 1 type jalan dengan lebar jalan ROW 6 meter. Jalan yang dibangun haruslah
stabil dan kuat sehingga tidak terjadi penurunan badan jalan/amblas ketika
kendaraan berada di atasnya. Untuk pembangunan pagar digunakan beton/tembok
dengan tinggi 3 m dari tanah. Sedangkan saluran drainase di sisi kiri dan kanan
badan jalan dan mengeliling bangunan bermanfat untuk penyaluran air larian dari
air buangan dan air limpasan hujan ke settling pond dan kolam ikan sebelum masuk
ke badan air permukaan umum. Permukaan jalan harus memiliki kemiringan
tertentu (2 %) untuk memperlancar air hujan masuk ke dalam saluran.

Gambar 2.4. Muka jalan ROW 6

Drainase yang akan dibangun memiliki dimensi lebar 0,5 meter dan kedalaman 0,5
meter.

0,5 m 0,5 m

0,5 m

Gambar 2.5. Desain Drainase

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 18


Rencana Kegiatan

 Sistem Penyediaan Air (Plumbing Sistem)


Plumbing Sistem dimanfaatkan untuk penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-
tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran terhadap daerah-
daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air, yakni melalui kran, kloset, wastafel, dan lain-lain. Untuk bahan
plumbing dapat digunakan pipa besi tuang (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga
(untuk air panas). Plumbing sistem menggunakan sistem vertikal dan horizontal
melalui sumber air memanfaatkan air permukaan dari sungai Cimerang yang diolah
dengan metode fisika-kimia agar menghasilkan air bersih layak pakai yang
ditampung dalam reservoir. Sedangkan untuk air minum menggunakan air dalam
kemasan (gallon) yang di beli dari pasaran.
Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari westafel, MCK, pencucian
alat dan lain-lain dialirkan menuju saluran menuju settling pond dan kolam ikan.
Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju septic tank. Dan
saluran air hujan, penyiraman taman di alirkan menuju sumur resapan dan lubang
biopori melalui drainase.

Sanitasi : MCK Septic tank


dan mess

Pengolahan Kandang Settling pond


air bersih Reservoir (IPAL)

Taman
Sumber : Kolam ikan
Sungai
Cimerang
Tanah (sumur resapan Badan air
dan biopori) permukaan

Gambar 2.6. Skema Penggunaan Air Bersih

 Pembangunan Septictank
Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau
dan tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 19


Rencana Kegiatan

Gambar 2.7. Rencana Pemasangan Septictank

Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang
dihasilkan dari karyawan.

 Pembangunan Sarana Persampahan


Sarana persampahan yang disediakan oleh pemrakarsa adalah sarana
persampahan yang dibuat secara permanen dan non-permanen. Tong sampah
terpilah organic dan anorganik yang non-permanen akan disiapkan pada masing-
masing ruangan sebanyak 5 unit tong sampah terpilah untuk sampah organic dan
anorganik. Sedangkan tong sampah B3 akan dibangun tempat penyimpanan
sementara limbah B3 di areal kegiatan beserta TPSS secara permanen. Disamping
itu, dibuatkan juga untuk limbah bangkai ayam yaitu kolam pemusnahan untuk
memusnahkan bangkai ayam dengan cara di bakar terus dikubur.

 Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS B3)


Tempat penyimpanan sementara limbah B3 atau lebih dikenal dengan nama TPS
B3 dibangun dengan ukuran 2 x 3 m. Dengan luas 6 m 2 TPS B3 dapat menampung
limbah B3 baik cair dan padatan yang dihasilkan dari kegiatan peternakan. TPS B3
disesuaikan dengan ketentuan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan
fasilitas pendukungnya.

 Penggunaan Jaringan Listrik


Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 5 KVA dengan
sumber energy listrik cadangan menggunakan Genset type sillient sebesar 5 KVA

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 20


Rencana Kegiatan

serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati listrik.
Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati listrik dari PLN.

 Pemasangan Alat Pemadam Kebakaran


Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran untuk kegiatan peternakan
digunakan APAR. Pemasangan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit diletakan
pada tempat yang strategis setiap lantai bangunan khususnya di dalam ruangan.

 Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Proporsi RTH
pada wilayah kota sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas 20 % diperuntukan
RTH publik dan sebesar + 10 % untuk RTH privat. Yang termasuk RTH publik
diantaranya taman kota, taman pemakaman umum, jalur hijau, dan lainnya.
Sedangkan RTH privat antara lain kebun atau halaman rumah milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, RTH kegiatan
peternakan ayam pedaging ini sebesar 25 % dari luas lahan sehingga sudah
melebihi batas minimal Pemerintah sebesar 10 %. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
haruslah berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyimpan air tanah, menjaga
kualitas udara, peredam kebisingan, dan penyeimbang estetika lingkungan hidup.
Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih condong pada RTH mikro dengan
fungsi RTH :
 Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air (H2O) yang menurunkan,
serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca sehingga dapat
menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat
 Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam
suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin (windbreak) dan peredam
suara (soundbreak)
 Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran
tanaman dalam ruang terbuka hijau akan mengintersepsi dan memantulkan
radiasi matahari untuk fotosintesis dan transpirasi sehingga di bawah tajuk
akan terasa lebih sejuk

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 21


Rencana Kegiatan

 Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring


udara kotor dan debu
 Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan
mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang tertampung
oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi lahan
 Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir serta
membantu penanggulangan intrusi air laut. Tanaman dalam ruang terbuka
hijau yang diperuntukkan untuk mencegah intrusi air laut adalah jenis
tanaman yang berkemampuan dalam menyerap, menyimpan, dan memasok
air, dll.

Oleh karena itu, direkomendasikan menanam pohon rindang di sekeliling areal


kegiatan. Dibawah ini merupakan pohon yang dapat di gunakan untuk RTH yang
dapat di pilah dan di pilih sesuai keadaan di lokasi kegiatan.

Tabel 2.15. Jenis Tanaman untuk RTH


No. Nama Tanaman Dimensi Fungsi
1 Trembesi Tinggi 5 meter  Penyerap CO2 28 ton/thn
 Pohon peneduh
2 Bambu Tinggi 5 meter  Penyerap CO2 12 ton/thn
 Pohon peneduh
3 Cassia Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 5.295,47
Kg/thn
4 Kenanga Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 756,59 Kg/thn
5 Pingku Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 720,49 Kg/thn
6 Beringin Tinggi 5 meter  Penyerap CO2 535,9 Kg/thn
 Pohon peneduh
7 Krey payung Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 404,83 Kg/thn
 Pohon peneduh
8 Matoa Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 329,72 Kg/thn
9 Mahoni Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 295,73 Kg/thn
 Pohon peneduh
10 Saga Tinggi 5 m  Penyerap CO2 221,18 Kg/thn
 Pohon peneduh
11 Bungur Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 160,14 Kg/thn
12 Jati Tinggi 5 m  Penyerap CO2 135,27 Kg/thn
13 Nangka Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 126,51 Kg/thn
14 Johar Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 116,25 Kg/thn
15 Sirsak Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 75,29 Kg/thn
16 Puspa Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 63,31 Kg/thn
17 Akasia Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 48,68 Kg/thn

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 22


Rencana Kegiatan

18 Flamboyan Tinggi 5 m  Penyerap CO2 42,2 Kg/thn


 Pohon peneduh
19 Sawo kecik Tinggi 5 m  Penyerap CO2 36,19 Kg/thn
 Pohon peneduh
20 Tanjung Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 34,29 Kg/thn
 Pohon peneduh
21 Bunga merak Tinggi min 3 m  Penyerap CO2 30,95 Kg/thn
22 Puring Tinggi 0,5 m  Penyerap CO2 20-30 gr/hari
 Penyerap timbal dan polutan
23 Lidah mertua 4/5 helai  Penyerap formaldehid,
nitrogen oksida dan polutan
lainnya
24 Spider plant Panjang daun 20  Penyerap formalin, xylene, CO
cm
25 Bunga lily -  Mengurangi racun dalam
ruangan yang menyebabkan
kanker
26 Sri rezeki -  Menyerap trikloroetilen,
benzen
27 Hanjuang Tinggi min 1 m  Menyerap polutan bensin
28 Kerisik -  Menyerap bau
29 Cemara Tinggi 3 m  Peredam bising
30 Palem Tinggi 5 m  Peredam bising
Sumber : Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008

 Sumur Resapan dan Biopori


Pengelola peternakan harus membuat sumu resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m
sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur resapan adalah 2 m3.
Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana pembangunan peternakan
sebanyak 5 unit yang akan ditempatkan pada titik-titik limpasan air hujan yang
menyebabkan genangan air. Sumur resapan akan dikombinsasikan dengan lubang
biopori berdiameter 10 cm dan tinggi/kedalaman 100 cm, sehingga volume biopori
¼ x ∏d2 x t sebesar 7.850 cm3 setara 0,008 m3 sebanyak 616 unit lubang biopori.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 23


Rencana Kegiatan

Gambar 2.8. Model Sumur Resapan

Gambar 2.9. Desain Lubang Biopori

2.8. Tahap Operasi


Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan peternakan.

2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja


Tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan peternakan sebanyak 7 orang.
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak
langsung dengan kegiatan. Adapun posisi tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari :

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 24


Rencana Kegiatan

Tabel 2.16. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi


No. Departemen Pendidikan Jumlah Jenis Kelamin Asal
L P
1 Kepala kandang Sarjana 1 1 - Sukabumi
2 Admin Diploma 1 - 1 Sukabumi
3 Anak kandang - 6 6 - Warga sekitar
4 Keamanan - 2 2 - Warga sekitar
Jumlah 10 9 1
Sumber : Pemrakarsa

Adapun jam kerja terbagi dalam 2 sift dalam waktu operasi 24 jam setiap hari
kerja. Sift 1 mulai dari pukul 07.00 – 15.00 WIB dan sift 2 mulai jam 15.00 – 23.00
WIB. Setiap karyawan memiliki hak libur selama 1 hari dalam satu minggu yang
waktunya di jadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket
tengah malam secara bergiliran dan masuk dalam kategori lembur. Untuk jam
keamanan berlaku malam hari sampai esok pagi.

2.8.2. Kegiatan Peternakan


Kebutuhan Air Bersih
Air bersih dibutuhkan untuk kegiatan peternakan dan kebutuhan dasar
karyawan serta untuk penyiraman dan pencucian. Untuk memenuhi kebutuhan air
bersih tersebut memanfaatkan air sungai Cimerang yang diolah menjadi air bersih.
Kabutuhan air bersih untuk karyawan dihitung jika 1 orang menghabiskan 0,01 m3 per
hari antara lain :
Kebutuhan air bersih = A x B
Dimana : A adalah jml orang
B adalah rata-rata penggunaan air

Kebutuhan air bersih karyawan = A x B


= 10 x 0,01 m3
= 0,1 m3/hari

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 25


Rencana Kegiatan

Tabel 2.17. Kebutuhan Air Bersih


No Jenis kebutuhan Jumlah Satuan Periode
1. Karyawan 0,1 M3 Harian
2. Penyiraman taman 1 M3 Harian
3. Ternak 157,52 M3 Periode
4. Pencucian kandang 10 M3 Akhir periode

Aktivitas MCK
Sumber :
karyawan
Sungai
0,1 m3 IPAL
Cimerang

Ternak
Kolam
157,52 m3
ikan
Pengolahan air Reservoir
bersih Kandang
(10 m3) Badan air
penerima
Taman
(1m3) Tanah

Gambar 2.10. Neraca Air

Timbulan Limbah Cair Domestik


Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi, boiler,
pencucian, penyiraman, mushola dan fasilitas umum lainnya. Dapat diperkirakan
timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air jika dihitung
adalah :
Limbah cair domestic = (0,1 + 1) x 80 %
= 0,88 m3/hari
Limbah cair domestic akhir periode = 10 x 80 %
= 8 m3

Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut di alirkan melalui
saluran tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua jaringan yakni,
jaringan limbah tinja menuju septic tank dan air kotor menuju IPAL. Sedangkan
pencucian kandang melalui saluran air kotor dan bekas menuju IPAL sebelum masuk
ke kolam ikan sebagai bak control air limbah. IPAL terbagi dalam 3 kali perlakuan
sebagai upaya pengelolan air limbah dengan metode fisika-kimia-biologi, yakni kolam

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 26


Rencana Kegiatan

pengolahan bakteri (digester), kolam pengendapan, dan kolam pemisahan (filter).


Sedangkan limpasan air hujan dan penyiraman taman dialirkan melalui drainase ke
sumur resapan dan lubang biopori.

Timbulan Gas Amoniak


Dampak negative dari kegiatan perternakan terutama masalah bau yang berasal
dari limbah kotoran ternak, yakni gas amoniak (NH 3). Reaksi pembentukan amoniak
dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan kotoran ternak. Semakin besar
kandungan protein pada pakan akan semakin besar pula gas amoniak yang dihasilkan.
Namun, di sisi lain kandungan protein pada pakan juga akan mempengaruhi bobot
ternak. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik tentunya berbanding lurus dengan
bobot ternak. Oleh karena itu, kandungan protein sangat penting untuk pertumbuhan
ternak (dampak positif) dan sebagai sumber utama penghasil gas amoniak (dampak
negative). Untuk meminimalisir reaksi gas amoniak maka ditambahkan probiotik ke
dalam pakan atau minum ternak. Probiotik tersebut dapat memaksimalkan
metabolisme protein dalam tubuh ternak dan akan mengurangi gas amoniak yang
keluar bersama kotoran (ekskresi) .

Timbulan Sampah/Limbah Padat


Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan peternakan berupa sampah organic,
anorganik dan B3. Hasil timbulan sampah tersebut di dominasi sampah organic
diantaranya dari aktivitas karyawan dan ternak. Sedangkan sampah anorganik di
timbulkan dari aktivitas karyawan. Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makanan,
tumbuhan, pakan dan kotoran ternak. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sisa-
sisa bungkus makanan, minuman, dan lain-lain. Adapun sampah B3 yang umum di
temukan antara lain dari limbah lampu, pecahan kaca, solar, kemasan obat-obatan,
dan lain-lain.
Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jika di asumsikan
sebesar 0,54 l/karyawan/hari maka besarnya volume sampah yang dihasilkan
sebanyak 5,4 l/hari setara dengan 0,0054 m3/hari. Maka besarnya volume timbulan
sampah yang dihasilkan adalah :

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 27


Rencana Kegiatan

Tabel 2.18. Volume Timbulan Sampah


Volume Jumlah
Jumlah Konversi
No. Kegiatan satuan karyawa
(l/hari) ke m3/hari
(l/hari) n (org)
1 Karyawan 0,54 10 5,4 0,0054
Jumlah 5,4 0,0054
Sumber : perhitungan

Dengan adanya timbulan sampah tersebut Peternakan Ayam Pedaging


menyediakan tong sampah terpilah organic dan anorganik sebanyak 5 unit untuk
menampung dan mengelola sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan. Sampah
organic dikelola dengan melakukan pengomposan dalam komposter berukuran 1 m x
1 m. Sedangkan, sampah anorganik ditampung pada TPSS berukuran 2 x 2 m untuk
dapat dimanfaatkan kembali dan sisanya dibuang ke TPA.

Timbulan Limbah B3
Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium hewan dengan
penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat maupun cair serta sisa
oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3 padat seperti pecahan kaca, pial,
botol, suntikan, jarum suntik, alumunium voil, dan lain-lain diperkirakan mencapai 20
Kg/periode. Sedangkan limbah B3 cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10
L/bulan.

Tabel 2.19. Volume Timbulan Limbah B3


No Jenis Limbah Volume Periode
1 Padatan 20 Kg periode
2 Cairan 10 Liter bulanan

Timbulan limbah B3 harus dikelola secara khusus ditempatkan di TPS B3 sebagai


tempat penyimpanan sementara limbah B3. Adapun untuk pengelolaan limbah B3 ini
harus dikerjasamakan dengan pihak ketiga perusahaan yang bergerak di bidang
transportasi dan pengolah/pemusnah limbah B3.

Penanganan Limbah Kotoran Ternak


Jumlah kotoran ayam pedaging yang dikeluarkan setiap harinya cukup banyak,
rata-rata 0,15 Kg/ekor/hari setara dengan 0,15 l/ekor/hari (Charles dan Hariono,

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 28


Rencana Kegiatan

1991). Sehingga dapat diperkirakan volume timbulan limbah ternak populasi 40.000
ekor adalah 6.000 Kg/hari atau 6 ton/hari.

Tabel 2.20. Volume Kotoran Ternak


Jumlah Populasi Volume kotoran Jumlah Total Jumlah total
(Kg/ekor/hari) (kg/hari) (ton/hari)
40.000 0,15 6.000 6
Jumlah 6

Untuk menangani limbah kotoran ternak dilakukan dengan cara pemberian


kapur dan sekam pada kotoran ternak. Kotoran ternak di tampung dalam ruang
penampungan sementara kotoran ternak yang berada di bawah kandang. Penambahan
kapur sebesar 1 % dari jumlah total limbah kotoran ternak selama 14 hari akan
menurunkan kadar nitrogen dan sulfida sebagai sumber penyebab bau dalam bentuk
senyawa amoniak (NH3) dan hydrogen sulfida (H2S). Kapur dan sekam dicampur aduk
dengan kotoran sampai merata agar proses pengomposan berjalan sempurna. Kotoran
ternak ini akan di jadikan pupuk kandang organic melalui proses dekomposisi yang
akan dikerjasamakan dengan warga sekitar lokasi kegiatan untuk dimanfaatkan
sebagai pupuk organic dalam bidang pertanian. Pengambilan kotoran ternak dilakukan
dalam waktu 14 hari sekali keluar areal lokasi kegiatan setelah kotoran ternak tersebut
menjadi pupuk organic oleh pengelola yang melibatkan pemrakarsa dan warga
masyarakat.

Penanganan Bangkai Ternak


Bangkai ternak diperkirakan mencapai 2.000 ekor berdasarkan factor resiko
kematian sebesar 5 % dari jumlah populasi sebanyak 40.000 ekor. Penanganan
bangkai ayam dilakukan dengan cara :
1. Pengontrolan kandang untuk memeriksa ayam yang mati
2. Pengambilan ayam yang mati di dalam kandang petugas diwajibkan menggunakan
pakaian khusus karena tidak diperbolehkan kontak langsung dengan ayam yang
mati
3. Bangkai ayam mati dikeluarkan dari kandang dan ditampung pada banker
4. Bangkai ayam yang mati di bakar pada akhir kegiatan harian dan di saksikan oleh
petugas statistic, sekuriti, dan anak kandang
5. Setalah di bakar kemudina di kubur dalam bunker

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 29


Rencana Kegiatan

Penanganan wabah Flu Burung


Salah satu ciri ternak terjangkit flu burung adanya ayam mati mendadak. Setelah
itu di periksa ciri-ciri ayam terjangkit flu burung. Ketika terjadi suspek seperti itu maka
pengambilan ayam yang mati mendadak tersebut dapat dilakukan sama seperti
penanganan bangkai ternak. Namun untuk pencegahan penularan dan penyebaran flu
burung ini dapat dilakukan melalui :
a. Peningkatan biosekuriti; desinfektan alat dan fasilitas peternakan serta alat
pelindung kerja karyawan (anak kandang)
b. Depopulasi (pemusnahan selektif); pemusnahan ayam sehat yang berdekatan
dengan ayam mati terinfeksi flu burung
c. Disposal; pemusnahan (pembakadan dan penguburan) ayam mati dan pakan yang
tercemar
d. Vaksinasi; pemberian vaksin terhadap ayam yang sehat dalam satu kandang yang
ditemukan ayam mati terjangkit flu burung
e. Melaporkan terjadinya kasus flu burung kepada Dinas Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Sukabumi
f. Mendapatkan pelatihan atau pembekalan penanganan flu burung oleh Dinas
terkait di Kabupaten Sukabumi

Potensi Terjadinya Kebakaran


Sumber energy listrik tegangan tinggi sebesar 5 KVA berpotensi terjadinya
kebakaran bila terjadi konsleting listrik. Oleh karena itu, disediakan APAR berkapasitas
3 Kg sebanyak 5 unit dan alarm peringatan bencana. Disamping itu, adanya pintu
darurat dan jalur evakuasi bencana menuju titik kumpul.

Aspek Transportasi
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan
Peternakan Ayam Pedaging. Kendaraan operasional digunakan untuk pengangkutan
DOC, pakan, hasil panen, dan limbah kotoran serta sekam. Kendaraan operasional
rencananya sewa truk kepada pihak ketiga. Selain kendaraan operasional aspek
transportasi juga digunakan karyawan yang menggunakan mayoritas sepeda motor
yang keluar masuk lokasi kegiatan setiap harinya. Kegiatan transportasi ini
menggunakan jalan utama yakni jalan raya Purabaya. Untuk itu pihak pengusaha

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 30


Rencana Kegiatan

menyediakan petugas parkir dan tanda warning symbol di pintu keluar masuk
kendaraan peternakan.

Tabel 2.21. Durasi Kendaraan


No Pengguna Jenis kendaraan Durasi
1 Karyawan Sepeda motor Setiap hari
2 Pakan Truk 1 x seminggu
3 Panen Truk Akhir periode
4 Limbah ternak Truk Setiap hari

Lahan Tertutup Bangunan (Run Off)


Adanya luas lahan terbangun seluas 2.000 m2 dari luas total 4.973 m2 akan
menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran
limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional,

Q = 0,00278 C.A.I
Dimana:
Q = Total Debit Limpasan
C = Koefisien air limpasan
A = Rencana luas lahan terbangun
I = Intensitas hujan

Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :

Tabel .2.22. Koefisien Limpasan


Koefisien
Tipe Area
Run off
Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90
Tanah yang bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
Atap yang tidak tembus air 0,75 - 0,90
perkerasan aspal, beton 0,80 - 0,90
Tanah padat sulit diresapi 0,40 - 0,55
Tanah agak mudah diresapi 0,05 - 0,35
Taman / lapangan terbuka 0,05 - 0,25
Kebun 0,05 - 0,20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 - 0,40
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 - 0,70

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 31


Rencana Kegiatan

Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 - 0,80


Daerah rekreasi 0,20 - 0,30
Daerah Industri 0,80 - 0,90
Daerah perniagaan 0,90 - 0,95
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma

Jika diketahui :
- Luas lahan terbangun adalah 2.000 m2 (0,2 Ha)
- Intensitas curah hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi untuk Desa
Cimerang 2.115 mm/tahun atau rata-rata 5,9 mm/hari.

Maka :
Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah tanah yang bergelombang dan atap
yang tidak tembus air adalah:
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,75 x 0,2 x 5,9
= 0,0024 m3/s
= 207,36 m3/hari
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,9 x 0,2 x 5,9
= 0,0029 m3/s
= 250,56 m3/hari

Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 0,0024 -
0,0029 m3/s (207,36 – 250,56 m3/hari). Oleh karena itu, saluran drainase harus
mampu menampung dan mengalirkan dengan baik limpasan air tersebut. Kemudian
dibuatkan sumur resapan sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 5 unit
bervolume 2 m3 dan lubang biopori sebanyak 616 unit yang disebar di areal peternakan
yang rawan akan genangan air hujan untuk menghindari terjadinya banjir di lokasi
kegiatan.

UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging) ii - 32


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Bab 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolan Lingkungan Hidup serta Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup

Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi


dan operasi pada rencana kegiatan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging) yang terletak
di Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten
Sukabumi akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan
hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang
meliputi :
1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan
lahan, dan pengurusan perizinan.
2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan
lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan
prasarana;
3. Tahap operasi, meliputi: mobilisasi tenaga kerja operasional, Kegiatan
peternakan.

Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :

3.1. Tahap Pra Konstruksi


Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra
konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Padaringan RT. 01/04
dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 1


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan peternakan ayam
pedaging.
Besaran Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap
rencana pembangunan peternakan ayam pedaging.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi
Lokasi UKL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi.
Periode UKL
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan
persetujuan izin warga.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Lokasi UPL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi.
Periode UPL
Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomendasi Camat
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya
Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya
Keterangan
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Padaringan RT. 01/04
dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangunan Peternakan
Ayam Pedaging oleh Pemrakarsa serta mendapatkan persetujuan tertulis dari
kegiatan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler Handoko.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 2


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
2. Pembebasan Lahan
Sumber Dampak
Adanya kegiatan jual beli lahan untuk rencana kegiatan Peternakan Ayam
Pedaging. Pembebasan lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan
lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan.
Jenis Dampak
Terjadinya perselisihan sengketa lahan seluas 4.973 m2 sehingga menyebabkan
keresahan warga masyarakat
Besaran Dampak
Jumlah kerugian yang dialami dan diakibatkan dari transaksi jual beli lahan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Melakukan pengukuran luas lahan
 Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat
 Memagar batas-batas lahan
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan
Purabaya Kabupaten Sukabumi
Periode UKL
Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat hak milik lahan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan serta pajak.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan
Purabaya Kabupaten Sukabumi
Periode UPL
Pada tahap pra konstruksi pada saat balik nama sertifikat hak milik lahan
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BPN Sukabumi
Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BPN Sukabumi
Keterangan
Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanakan dan dalam proses balik nama
sertifikat hak milik.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 3


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
3.2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap konstruksi
adalah sebagai berikut :

1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi


Sumber Dampak
Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sesuai rencana teknis
membutuhkan tenaga kerja konstruksi.
Jenis Dampak
Terserapnya tenaga kerja lokal
Besaran Dampak
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 10 orang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi
yang terkena dampak langsung
Lokasi UKL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Periode UKL
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar
Lokasi UPL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Periode UPL
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans
Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans
Keterangan
Tenaga kerja tukang dan asisten tukang memprioritaskan warga sekitar lokasi.
Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 4


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
datangkan dari Sukabumi atau luar Sukabumi dan kepala proyek bagian dari
internal perusahaan.

2. Pematangan Lahan
Sumber Dampak
Penggunaan lahan berupa tegalan kebun campuran dan ilalang yang tidak
produktif seluas 4.973 m2. Pematangan dilakukan untuk pembersihan, perataan,
pengurugan, pemotongan, dan penggalian untuk pondasi bangunan sesuai
rencana teknis.
Jenis Dampak
 Peningkatan kadar debu
 Peningkatan kebisingan
 Penurunan estetika lingkungan
 Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar
 Peningkatan run off pada saat turun hujan
Besaran Dampak
 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
 Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu
kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA.
 Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
 Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
 Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun campuran menjadi tanah
padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q = 0,00278 C.I.A
adalah sebesar 0,0028 m3/s.

Tabel 3.1. Perubahan Debit limpasan air hujan tahap konstruksi


Komponen Sebelum Sesudah
pematangan pematangan
Luas lahan (Ha) 0,4973 0,4973
Intensitas hujan (mm/jam) 5,9 5,9
Koefisien air limpasan 0,05 0,4
Konstanta 0,00278 0,00278
Debit air limpasan (m3/s) 0,0004 0,0032

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 5


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
 Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
 Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
 Membuat trap lumpur/kolam pengendapan
 Membuat saluran drainase
Lokasi UKL
 Areal lokasi kegiatan
 Areal pagar batas lahan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Trap lumpur/kolam pengendapan
 Saluran drainase
Periode UKL
 Pada saat musim kemarau
 Sebelum pematangan lahan dilakukan
 Selama kegiatan pematangan lahan
 Selama kegiatan pematangan lahan
 Pada saat melakukan pematangan lahan
 Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara/kadar debu
 Uji intensitas tingkat kebisingan
 Pengamatan visual
 Pengamatan visual
 Pengamatan visual pada saat turun hujan
Lokasi UPL
 Areal lokasi kegiatan
 Areal pemagaran lahan
 Areal lokasi kegiatan

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 6


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Areal lokasi kegiatan


 Trap lumpur/kolam pengendapan
 Saluran drainase
Periode UPL
Selama kegiatan pematangan lahan berlangsung
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi
Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi
Keterangan
-

3. Mobilisasi Peralatan dan Material


Sumber Dampak
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di
datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Jenis Dampak
 Peningkatan kadar debu
 Peningkatan kebisingan
 Peningkatan arus lalu lintas
 Penurunan kualitas badan jalan
Besaran Dampak
 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
 Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk RTH sebesar 50 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
 Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Purabaya
 Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraan proyek
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyiraman secara periodik pada musim kemarau
 Pemagaran sekeliling areal lokasi kegiatan
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 7


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari


 Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi
 Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan
 Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi
Lokasi UKL
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Jalan Purabaya
 Pintu keluar masuk lokasi proyek
Periode UKL
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara/kadar debu
 Uji intensitas tingkat kebisingan
 Pengamatan visual
 Pengamatan visual
Lokasi UPL
 Areal kegiatan
 Areal kegiatan
 Jalan Purabaya
 Jalan Purabaya
Periode UPL
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkar muat
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an
Penerima laporan : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an
Keterangan
Peralatan akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang
sudah di tetapkan tim teknis.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 8


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
4. Pembangunan Sarana dan Prasana Peternakan
Sumber Dampak
Adanya lahan pembangunan sarana dan prasarana untuk peternakan.
Jenis Dampak
 Peningkatan kadar debu
 Peningkatan intensitas kebisingan
 Penurunan estetika lingkungan
 Potensi kecelakaan kerja
Besaran Dampak
 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
 Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
 Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
 Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
 Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara
 Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual
 Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI
 Penyediaan P3K
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Periode UKL
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Uji kualitas udara/kadar debu
 Uji tingkat kebisingan
 Pengamatan visual
 Pengamatan visual

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 9


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan
Periode UPL
Sekali pada tahap konstruksi bangunan dikerjakan
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM
Penerima laporan : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM
Keterangan
Luas lahan 4.973 m2 dengan luas bangunan sebesar 2.976 m2, RTH 2.933 m2 dan
jalan, parkir, pagar sebesar 512 m2.

3.3. Tahap Operasi


Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi
adalah sebagai berikut :

1. Mobilisasi Tenaga Kerja


Sumber Dampak
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan Peternakan Ayam Pedaging.
Jenis Dampak
Terserapnya tenaga kerja lokal dan berwirausaha yang berasal dari masyarakat
sekitar.
Besaran Dampak
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah
sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai
keahlian dan kemampuannya
 Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten
Sukabumi dengan profesional dan proporsional.
Lokasi UKL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 10


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode UKL
Selama operasional peternakan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Melakukan wawancara dan komunikasi dengan karyawan dan penduduk sekitar
lokasi kegiatan
Lokasi UPL
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa
Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Periode UPL
Selama operasional peternakan dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans, BLHD
Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans, BLHD
Keterangan
Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan penduduk warga sekitar lokasi
sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya.

2. Kegiatan Peternakan Ayam Pedaging


Sumber Dampak
Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menghasilkan berbagai dampak
positif dan negatif terhadap komponen lingkungan.
Jenis Dampak
 Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya
aktivitas karyawan dan penyucihamaan kandang
 Penurunan kualitas air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari
sisa MCK pada Toilet
 Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaan sumur bor sebagai sumber
air bersih utama
 Penurunan kualitas udara dilingkungan peternakan
 Penggunaan genset
 Timbulan gas amoniak dan sulfida
 Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi genset dan mobilitas kendaraan
angkut.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 11


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta
truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya
 Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
 Timbulan limbah B3
 Timbulan limbah kotoran ternak
 Timbulan bangkai ternak
 Potensi wabah flu burung
 Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan.
 Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
 Peningkatan run off limpasan air.
Besaran Dampak
 Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88
m3/hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3/hari.
 Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88
m3/hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3/hari
 Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karyawan dan kegiatan
lainnya sebesar 1,1 m3/hari, ternak 157,52 m3/periode; dan akhir periode 10
m3
 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
 Gas amoniak dan sulfida dipengaruhi kadar protein dalam kotoran ternak dan
badan ternak
 Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
 Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan akan berpotensi
terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas.
 Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ± 0,0054 m3/hari.
 Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10
L/bulan
 Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 6 ton/hari
 Ayam mati diperkirakan sebanyak 2.000 ekor atau 5 % dari 40.000 ekor
 Jumlah ayam mati mendadak terjangkit flu burung

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 12


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran


 Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
 Perkiraan limpasan air hujan untuk areal tanah yang bergelombang dan atap
tidak tembus air diperkirakan sebesar 207,36 – 250,56 m3/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
 Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas
 Membuat IPAL
 Membuat kolam ikan sebagai bak control
 Membuat septic tank sesuai standar
 penyedotan septic tank
 Membuat areal ruang terbuka hijau
 Pemasangan meteran air
 Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 5 unit
 Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
 Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik
 Membuat taman dengan pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi
 Penanaman pohon keresik
 Pemasangan jaring dengan ukuran 150 mesh pada blower
 Pemasangan cerobong genset
 Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak
 Pemberian kapur, EM4, sekam,dedak pada kotoran ayam
 Penyediaan RTH
 Pemasangan jarring dengan ukuran 150 mesh
 Pengangkutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali
 Pemagaran disekeliling areal peternakan
 Penanaman pohon pelindung dan peneduh dengan tinggi minimal 3 meter
 Memasang peredam suara dan cerobong di ruang genset
 Penempatan petugas parkir lalu lintas
 pemasangan warning symbol
 Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat
 Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit
 Membuat TPSS
 Membuat komposter
UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 13
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Membuat TPS B3
 Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
 Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman
 Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran
 Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak
 Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic
 Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
 Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak
 Peningkatan biosekuriti
 Penjarangan ayam
 Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
 Pemberian vaksin AI pada ternak
 Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait
 Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit
 Pemasangan alarm bencana
 Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
 Menerapkan SOP
 Pemakaian alat pelindung kerja
 Penyemprotan desinfektan
 Menyediakan P3K
 Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung
 Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
 Membuat RTH
 Membuat saluran drainase
 Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 5 unit
 Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Lokasi UKL
 Saluran buangan air kotor
 IPAL
 Kolam resapan
 Septic tank
 RTH

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 14


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Sumur bor
 Sumur resapan
 Lubang biopori
 RTH
 blower
 Ruang genset
 Tempat penampungan kotoran ternak
 RTH
 blower
 pagar batas areal peternakan
 RTH
 Ruang genset
 Jalan Purabaya
 Areal parkir
 Areal bongkar muat barang
 Tong sampah
 TPSS
 TPS B3
 Feeder
 kandang
 Tempat penampungan kotoran ternak
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Pintu keluar masuk kandang
 RTH
 Drainase
 Sumur resapan
 Lubang biopori
Periode UKL
 Setiap hari

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 15


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Setahun sekali
 Setiap hari
 Setiap hari
 Setiap musim hujan
 Sekali pada saat penanaman dan pembangunan ruang genset dan blower
 2 minggu sekali
 Setiap hari
 Setiap hari
 Setiap mati listrik
 Setiap hari
 Setiap angkut barang
 Setiap hari
 Setiap 2 x dalam seminggu
 Setiap 3 bulan sekali
 Setiap hari kerja
 2 minggu sekali
 Ketika terjadi kasus ayam mati
 Setiap hari untuk biosekuriti
 Ketika terjadi kasus ayam mati mendadakterjangkit flu burung
 Ketika terjadi kebakaran
 Setiap hari
 Pada saat musim hujan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
 Pengukuran kualitas air permukaan
 Pengukuran kualitas air tanah
 Pengamtan visual terhadap sumur warga
 Pengukuran kualitas air bersih
 Pengukuran kualitas udara
 Pengukuran kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide)
 Melakukan jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis
 Pengukuran intensitas kebisingan
 Pengamatan visual

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 16


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Pengamatan visual
 Pengamatan visual
 Pengamatan visual
 Uji peroximat kotoran ayam
 Pengamatan visual
 Pengecekan ayam mati
 Pengamatan visual
 Pengecekan ayam mati
 Pengecekan sumber arus kelistrikan
 Pengamatan visual
 Medical check up karyawan
 Pengamatan visual
Lokasi UPL
 Saluran buangan air kotor
 IPAL
 Kolam resapan
 Septic tank
 RTH
 Meteran air
 Sumur resapan
 Lubang biopori
 RTH
 blower
 Ruang genset
 Areal lokasi kegiatan
 Warga sekitar lokasi
 Pagar batas areal peternakan
 RTH
 Ruang genset
 Jalan Purabaya
 Areal parkir
 Areal bongkar muat barang

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 17


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Tong sampah
 TPSS
 TPS B3
 Areal sekitar kandang
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Areal lokasi kegiatan
 Pintu keluar masuk kandang
 RTH
 Drainase
 Sumur resapan
 Lubang biopori
Periode UPL
 3 bulan sekali
 3 bulan sekali
 Setiap hari
 Setiap musim hujan
 3 bulan sekali
 3 bulan sekali
 2 minggu sekali
 Sebulan sekali
 Setiap hari
 Setiap angkut barang
 Setiap hari
 Setiap 2 x dalam seminggu
 Setiap 3 bulan sekali
 2 minggu sekali
 Setiap hari
 Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
 Ketika terjadi kebakaran
 Setiap hari

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 18


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Pada saat musim hujan


Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes
Penerima laporan : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes
Keterangan
Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menyesuaikan dan mengikuti
perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia serta
melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali.
.

UKL-UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) iii- 19


MATRIKS
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
A. Pra Konstruksi
Sosialisasi Sikap dan Jumlah Melakukan Warga Kp. Satu kali Observasi Warga Kp. Sekali Pada
kepada persepsi dan respon komunikasi, Padaringan pada saat dan Padaringan pada prinsipnya
masyaraka masyarakat masyaraka sosialisasi dan RT. 01/04 sosialisasi wawancara RT. 01/04 saat warga
t terhadap t yang observasi dan Kp. rencana dengan dan Kp. pembuat terkena
rencana menangga Lembur kegiatan masyarakat Lembur an izn dampak
pembangun pi positif Pasir RT. dan untuk sekitar Pasir RT. tetangga langsung
an dan negatif 04/02 Desa mendapatk lokasi 04/02 Desa dan Warga Kp.
peternakan terhadap Cimerang an Cimerang Rekomen Padaringa
ayam rencana Kecamatan persetujuan Kecamatan dasi n RT.
pedaging pembangu Purabaya izin warga Purabaya Camat 01/04
nan Kabupaten Kabupaten dan warga
Pelaksana :
peternaka Sukabumi Sukabumi Kp.
Pemrakarsa
n ayam Lembur
pedaging Pasir RT.
Pengawas : Desa
04/02
Cimerang, Kec.
Desa
Purabaya
Cimerang
Kecamata
Penerima laporan :
n
Desa Cimerang, Kec.
Purabaya
Purabaya
Kabupate
n
Sukabumi
setuju
dengan
adanya
rencana
pembangu
nan
Peternaka
n Ayam
1
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
Pedaging
oleh
Pemrakars
a serta
mendapat
kan
persetujua
n tertulis
dari
kegiatan
peternaka
n boiler
Fajar
Surya
Bayuaji
dan
peternaka
n boiler
Handoko
Pembebas Terjadinya Jumlah  Melakukan Areal lokasi Sekali pada Observasi Areal lokasi Pada Transaksi
an lahan perselisihan kerugian pengukuran kegiatan Kp. proses jual visual dan kegiatan Kp. tahap pra jual beli
sengketa yang luas lahan Padaringan beli dan pencatatan Padaringan konstruk lahan
Pelaksana :
lahan seluas dialami  Melakukan RT. 01/04 balik nama data-data RT. 01/04 si pada sedang
Pemrakarsa
4.973 m2 dan transaksi jual Desa sertifikat kepemilikan Desa saat balik dilaksanak
sehingga diakibatka beli hingga Cimerang hak milik lahan Cimerang nama an dan
Pengawas : Desa
menyebabk n dari balik nama Kecamatan Kecamatan sertifikat proses
Cimerang, Kec.
an transaksi sertifikat Purabaya Purabaya hak balik nama
Purabaya, BPN
keresahan jual beli  Memagar Kabupaten Kabupaten sertifikat
Sukabumi
warga lahan batas-batas Sukabumi Sukabumi hak milik
masyarakat lahan Penerima laporan:
Desa Cimerang, Kec.
Purabaya, BPN
Sukabumi

2
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
B. Konstruksi
Mobilisasi Terserapnya Tenaga Rekrutmen Warga Kp. Pada saat Melakukan Warga Kp. Sekali Pelaksana :
tenaga tenaga kerja kerja tenaga kerja Padaringan rekrutmen wawancara Padaringan pada Pemrakarsa
kerja lokal sebanyak konstruksi lebih RT. 01/04 tenaga dan RT. 01/04 rekrutme
10 orang memprioritaska dan Kp. kerja observasi dan Kp. n tenaga Pengawas : Desa
n warga sekitar Lembur konstruksi dengan Lembur kerja Cimerang, Kec.
lokasi yang Pasir RT. pekerja dan Pasir RT. konstruk Purabaya,
terkena dampak 04/02 Desa penduduk 04/02 Desa si Disnakertrans
langsung Cimerang sekitar Cimerang
Kecamatan Kecamatan Penerima laporan :
Purabaya Purabaya Desa Cimerang, Kec.
Kabupaten Kabupaten Purabaya,
Sukabumi Sukabumi Disnakertrans
Pematanga  Peningkat  Kualitas  Penyiraman  Areal  Pada  Uji  Areal Selama -
n lahan an kadar udara lahan secara lokasi saat kualitas lokasi kegiatan
debu melebihi periodik pada kegiatan musim udara/ka kegiatan pematan
kualitas musim kemarau dar debu gan
udara kemarau lahan
ambien, berlangs
dan ung
Pelaksana :
besaran
Pemrakarsa
partikel
harus
Pengawas : Desa
lebih
Cimerang, Kec.
rendah
Purabaya, BLH
dari 10
μg
Penerima laporan :
maksim
Desa Cimerang, Kec.
al 150
Purabaya, BLH
μg/m3
dan
debu
maksim
um 350
mm3/m2
per hari
3
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
(PP. 41
tahun
1999)

 Peningkat  Kebising  Pemagaran di  Areal  Sebelum  Uji  Areal


an an sekeliling pagar pematan intensita pagar
kebisinga melebihi areal kegiatan batas gan lahan s tingkat batas
n baku  Pekerjaan lahan dilakukan kebisinga lahan
mutu yang  Areal  Selama n  Areal
Kepmen menimbulkan lokasi kegiatan lokasi
LH No. kebisingan kegiatan pematan kegiatan
48/199 dilakukan gan lahan
6 pada siang
tentang hari
baku
mutu
kebising
an untuk
lahan
ruang
terbuka
dan
hijau 50
dBA.

 Penuruna  Volume  Pembersihan  Areal  Selama  Pengama  Areal


n estetika tanah sisa tanah lokasi kegiatan tan visual lokasi
lingkunga galian galian kegiatan pematan kegiatan
n dan dimanfaatkan gan lahan
urugan untuk urugan
yang dan
bercecer pemadatan
an tidak
beratura
n

4
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
 Tergangg  Jumlah  Memilah dan  Areal  Pada  Pengama  Areal
unya flora flora dan memindahkan lokasi saat tan visual lokasi
dan fauna tanaman kegiatan melakuka kegiatan
fauna yang endemic yang n
lingkunga tergangg di lindungi pematan
n sekitar u/mati gan lahan
akibat
dari
kegiatan

 Peningkat  Perkiraa  Membuat trap  Trap  Selama  Pengama  Trap


an run off n lumpur/kolam lumpur/k kegiatan tan visual lumpur/k
pada saat perubah pengendapan olam berlangsu pada olam
turun an  Membuat pengenda ng pada saat pengenda
hujan limpasa saluran pan saat turun pan
n air drainase  Saluran turun hujan  Saluran
hujan drainase hujan drainase
dengan
menggu
nakan
metode
rasional
Q =
0,0027
8 C.I.A
adalah
sebesar
0,0028
m3/s.
Mobilisasi  Penurunan  Kualitas  Penyiraman  Areal Pada saat  Pengukur  Areal Pada Pelaksana : Peralatan
alat dan kualitas udara secara lokasi keluar an lokasi saat Pemrakarsa akan
material udara melebihi periodik kegiatan masuk kualitas kegiatan keluar didatangk
bangunan baku kendaraan udara masuk Pengawas : Desa an secara
mutu angkut kendaraa Cimerang, Kec. bertahap
diamete n angkut Purabaya, BLH, dan
r debu peralatan Dishub, Dinas ke-PU- terencana
5
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
lebih dan an sesuai
rendah material jadwal
dari 10 Penerima laporan : yang
μg Desa Cimerang, Kec. sudah di
sampai Purabaya, BLH, tetapkan
maksim Dishub, Dinas ke-PU- tim teknis
al 150 an
μg/m3
dan
debu
maksim
um 350
mm3/m2
per hari
(PP. 41
tahun
1999)

 Peningkat  Kebising  Pemagaran  Areal  Pengukur  Areal


an an tidak disekeliling lokasi an lokasi
kebisingan melebihi  Pekerjaan kegiatan intensita kegiatan
baku yang s
mutu menimbulkan kebisinga
untuk kebisingan n
areal tinggi
industri dilakukan
sebesar pada siang
50 dBA hari
(Kepmen
LH No.
48/1996
tentang
baku
mutu
kebisinga
n
6
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
 Peningkat  Bertamb  Pengangkutan  Jalan  Pengama  Jalan
an volume ahnya alat terjadwal Purabaya tan visula Purabaya
lalu lintas volume dan dilakukan
kendaraa pada siang
n melalui hari
jalan  Penempatan
Purabaya petugas lalu
lintas di pintu
keluar masuk

 Penurunan  Panjang  Pembuatan  Pintu  Pengama  Jalan


kualitas jalan kolam keluar tan visual Purabaya
badan yang pengendapan masuk
jalan terkotori pembersihan proyek
lumpur ban
dari kendaraan
kendaraa  Penyemprotan
n proyek ban
kendaraan
sebelum
keluar lokasi
proyek
Pembangu  Penurunan  Kualitas  Penyiraman Areal lokasi Selama  Pengukur Areal lokasi Sekali Luas
nan sarana kulaitas udara secara kegiatan pekerjaan an kegiatan pada lahan
dan udara melebihi periodic pada dilakukan kualitas tahap 4.973 m2
Pelaksana :
prasarana baku musim udara konstruk dengan
Pemrakarsa
mutu kemarau si luas
diamete banguna bangunan
Pengawas : BLH,
r debu n sebesar
Distarkimsih, BPPT-PM
lebih dikerjaka 2.976 m2,
rendah n RTH 2.933
Penerima laporan :
dari 10 m2 dan
BLH, Distarkimsih,
μg jalan,
BPPT-PM
sampai parkir,
maksim pagar
al 150 sebesar
7
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
μg/m3 512 m2.
dan
debu
maksim
um 350
mm3/m2
per hari
(PP. 41
tahun
1999)

 Peningkat  Kebising  Pemagaran di  Pengukur


an an tidak sekeliling an
kebisingan melebihi areal kegiatan tingkat
baku  Pekerjaan kebisinga
mutu yang n
untuk menimbulkan  Pengama
areal kebisingan tan visual
industri tinggi di
peterna kerjakan pada
kan siang hari
sebesar
70 dBA
(Kepme
nLH No.
48/199
6
tentang
baku
mutu
kebising
an)

 Penuruana  Volume  Penyediaan  Pengama


n estetika sisa tempat tan visual
lingkungan tanah pembuangan
8
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
dan sampah
banguna sementara
n yang  Sisa bahan
berserak bangunan
an yang layak
pakai dapat
dimanfaatkan
kembali atau
di jual

 Kecelakaa  Jumlah  Pemakaian  Medical


n kerja tenaga peralatan check up
kerja septic kerja
yang konstruksi
celaka sesuai SNI
dan sakit  Penyediaan
P3K
C. Operasi
Mobilisasi Terserapnya Jumlah  Rekrutmen Warga Kp. Selama Melakukan Warga Kp. Selama Rekrutme
tenaga tenaga kerja tenaga tenaga kerja Padaringan operasional wawancara Padaringan operasio n tenaga
kerja dan kerja yang memprioritask RT. 01/04 peternakan dengan RT. 01/04 nal kerja akan
wirausaha akan an warga dan Kp. pekerja dan dan Kp. peternak Pelaksana : mempriori
lokal yang dikerjakan sekitar lokasi Lembur penduduk Lembur an Pemrakarsa taskan
berasal dari pada tahap kegiatan Pasir RT. sekitar Pasir RT. dilakukan penduduk
warga operasiona sesuai 04/02 Desa 04/02 Desa dan Pengawas : Desa warga
sekitar l adalah keahlian dan Cimerang Cimerang dilaporka Cimerang, Kec. sekitar
sebanyak kemampuann Kecamatan Kecamatan n setiap Purabaya, BLH, lokasi
10 orang ya Purabaya Purabaya 6 bulan Disnakertrasn sesuai
dan jumlah  Memberikan Kabupaten Kabupaten sekali dengan
warga yang upah/gaji Sukabumi Sukabumi Penerima laporan : kebutuhan
membuka sesuai Desa Cimerang, Kec. dan
usaha di ketentuan Purabaya, BLH, keahlianny
sekitar Peraturan Disnakertrans a.
lokasi. Pemerintah
Kabupaten
Sukabumi
9
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
dengan
profesional
dan
proporsional
Kegiatan  Penurunan  Limbah  Pembuatan  Saluran  Setiap  Pengukur  Saluran  3 bulan Operasion
peternaka kualitas air cair jaringan buangan hari an buangan sekali al
n ayam permukaan domesti saluran air kotor kualitas air kotor Peternaka
pedaging karena k yang pembuangan  IPAL air  IPAL n Ayam
limbah cair dihasilk air kotor dan  Kolam permuka  Kolam Pedaging
domestik an dari air bekas resapan an resapan akan
akibat kegiatan  Membuat IPAL menyesuai
adanya karyawa  Membuat kan dan
aktivitas n kolam ikan mengikuti
karyawan sebesar sebagai bak perkemba
dan 0,88 control Pelaksana : ngan
penyuciha m3/hari Pemrakarsa peraturan
maan dan dan
kandang pada Pengawas : BLH, perundang
akhir Disnak, an
periode Dishubkominfo, Dinas Pemerinta
sebesar Kebersihan, Dinkes han
8 Indonesia
m3/hari. Penerima pelaporan : serta
BLH, Disnak, melaporka
 Penurunan  Limbah  Membuat  Septic  Setahun  Pengukur  Septic  3 bulan Dishubkominfo, Dinas n kegiatan
kualitas air cair septic tank tank sekali an tank sekali Kebersihan, Dinkes setiap 6
tanah yang domesti sesuai standar  RTH  Setiap kualitas  RTH bulan
diakibatka k yang  penyedotan hari air tanah sekali.
n oleh dihasilk septic tank
rembesan an dari  Membuat
septictank kegiatan areal ruang
dari sisa karyawa terbuka hijau
MCK pada n
Toilet sebesar
0,88
m3/hari
10
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
dan
pada
akhir
periode
sebesar
8
m3/hari

 Penurunan  Besarny  Pemasangan  Sumur  Setiap  Pengamt  Meteran  Setiap


kuantitas a debit meteran air bor hari an visual air hari
air tanah kebutuh  Membuat  Sumur  Setiap terhadap  Sumur  Setiap
karena an air sumur resapan musim sumur resapan musim
penggunaa bersih resapan 2 m3  Lubang hujan warga  Lubang hujan
n sumur untuk sebanyak 5 biopori  Pengukur biopori  3 bulan
bor sebagai aktivitas unit an sekali
sumber air karyawa  Membuat kualitas
bersih n dan lubang biopori air bersih
utama kegiatan sebanyak 616
lainnya unit
sebesar
1,1
m3/hari,
ternak
157,52
m3/peri
ode; dan
akhir
periode
10 m3

 Penurunan  Kualitas  Menanaman  RTH  Sekali  Pengukur  RTH  3 bulan


kualitas udara pohon  blower pada an  blower sekali
udara melebihi penyerap CO2  Ruang saat kualitas  Ruang
dilingkunga kualitas paling baik genset penanam udara genset
n udara  Membuat an dan
peternakan ambien taman dengan pembang
11
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
 Penggunaa dengan pohon unan
n genset besaran pelindung ruang
partikel berdaun lebar genset
lebih untuk dan
rendah menyerap blower
dari 10 polusi
μg  Penanaman
maksim pohon keresik
al 150  Pemasangan
μg/m3 jaring dengan
dan ukuran 150
debu mesh pada
maksim blower
um 350  Pemasangan
mm3/m2 cerobong
per hari genset
(PP. 41
tahun
1999)

 Timbulan  Gas  Pemberian  Tempat  2 minggu  Pengukur  Areal  2


gas amoniak probiotik penampu sekali an lokasi minggu
amoniak dan starbio pada ngan  Setiap kualitas kegiatan sekali
dan sulfida sulfida pakan ternak kotoran hari udara  Warga
dipengar  Pemberian ternak (amoniak sekitar
uhi kapur, EM4,  RTH dan lokasi
kadar sekam,dedak  blower hydrogen
protein pada kotoran sulfide)
dalam ayam  Melakuk
kotoran  Penyediaan an jejak
ternak RTH pendapat
dan warga
 Pemasangan
badan melalui
jarring dengan
ternak kuisioner
ukuran 150
mesh tertulis

12
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
 Pengangkutan
kotoran ternak
tepat waktu
14 hari sekali

 Peningkata  Kebising  Pemagaran  pagar  Setiap  Pengukur  Pagar  Sebula


n intensitas an tidak disekeliling batas hari an batas n
kebisingan melebihi areal areal  Setiap intensita areal sekali
dari baku peternakan peternaka mati s peternaka
operasi mutu  Penanaman n listrik kebisinga n
genset dan untuk pohon  RTH n  RTH
mobilitas peterna pelindung dan  Ruang  Ruang
kendaraan kan peneduh genset genset
angkut. sebesar dengan tinggi
70 dBA minimal 3
sesuai meter
Kepmen  Memasang
LH No. peredam
48/199 suara dan
6 cerobong di
tentang ruang genset
baku
mutu
kebising
an.

 Peningkata  Jumlah  Penempatan  Jalan  Setiap  Pengama  Jalan  Setiap


n volume kendara petugas parkir Purabaya hari tan visual Purabaya hari
lalu lintas an yang lalu lintas  Areal  Setiap  Areal  Setiap
akibat keluar  pemasangan parkir angkut parkir angkut
adanya masuk warning  Areal barang  Areal barang
kendaraan areal symbol bongkar bongkar
roda 2 dan peterna  Pembuatan muat muat
roda 4 kan areal parkir barang barang
serta truk akan karyawan dan
yang keluar berpote
13
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
masuk nsi areal bongkar
lokasi terhada muat
parkir dan p
jalan kemacet
Purabaya an dan
ganggua
n lalu
lintas.

 Timbulan  Limbah  Menyediakan  Tong  Setiap  Pengama  Tong  Setiap


sampah padat tong sampah sampah hari tan visual sampah hari
yang dan terpilah  TPSS  Setiap 2  TPSS  Setiap
dihasilkan sampah organik, x dalam 2 x
dari yang anorganik seminggu dalam
kegiatan dihasilk sebanyak 10 seming
karyawan. an unit gu
sebanya  Membuat
k ± TPSS
0,0054  Membuat
m3/hari. komposter

 Timbulan  Limbah  Membuat TPS  TPS B3  Setiap 3  Pengama  TPS B3  Setiap


limbah B3 B3 yang B3 bulan tan visual 3 bulan
dihasilk  Menjalin sekali sekali
an untuk kerjasama
padatan dengan
sebesar pengolah
20 limbah B3
Kg/hari
dan
cairan
10
L/bulan

14
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
 Timbulan  Jumlah  Penggunaan  Feeder  Setiap  Pengama  Areal  2
limbah limbah probiotik  kandang hari kerja tan visual sekitar minggu
kotoran kotoran starbio dan  Tempat  2 minggu  Uji kandang sekali
ternak ternak EM4 pada penampu sekali peroxima
mencap pakan dan ngan t kotoran
ai 6 minuman kotoran ayam
ton/hari  Pemberian ternak
kapur 1 % dan
sekam pada
kotoran
 Membuat
tempat
penampung
sementara
kotoran ternak
 Pemanfaatan
kotoran ternak
untuk pupuk
organic

 Timbulan  Ayam  Pemusnahan  Areal  Ketika  Pengama  Areal  Setiap


bangkai mati ayam mati lokasi terjadi tan visual lokasi hari
ternak diperkira dengan cara kegiatan kasus  Pengece kegiatan
kan di bakar dan ayam kan ayam
sebanya dikubur mati mati
k 2.000  Membuat
ekor banker tempat
atau 5 % pemusnahan
dari bangkai
40.000 ternak
ekor

 Potensi  Jumlah  Peningkatan  Areal  Setiap  Pengama  Areal  Ketika


wabah flu ayam biosekuriti lokasi hari tan visual lokasi terjadi
burung mati  Penjarangan kegiatan untuk  Pengece kegiatan kasus
mendad biosekurit ayam
15
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
ak ayam i kan ayam mati
terjangki  Pemusnahan  Ketika mati menda
t flu ayam mati terjadi dak
burung dengan cara kasus terjang
di bakar dan ayam kit flu
dikubur mati burung
 Pemberian mendada
vaksin AI pada kterjangki
ternak t flu
 Melaporkan burung
kasus flu
burung
kepada Dinas
terkait

 Potensi  Jumlah  Penyediaan  Areal  Ketika  Pengece  Areal  Ketika


terjadinya kerugian APAR 3 Kg lokasi terjadi kan lokasi terjadi
kebakaran yang di sebanyak 20 kegiatan kebakara sumber kegiatan kebaka
di areal akibatka unit n arus ran
peternakan n dari  Pemasangan kelistrika
. bencana alarm n
kebakar bencana
an  Membuat jalur
evakuasi dan
pintu darurat
 Potensi  Jumlah  Menerapkan  Areal  Setiap  Pengama  Areal  Setiap
terjadinya pekerja SOP lokasi hari tan visual lokasi hari
kecelakaan yang kegiatan  Medical kegiatan
 Pemakaian
kerja dan mengala  Pintu check up  Pintu
alat pelindung
gangguan mi keluar karyawan keluar
kerja
kesehatan kecelak masuk masuk
 Penyemprotan
karyawan aan kandang kandang
desinfektan
kerja
dan  Menyediakan
ganggua P3K

16
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
n  Mendapatkan
kesehat pelatihan
an penanganan
flu burung
 Ikut serta
dalam
program BPJS
tenaga kerja
dan
kesehatan

 Peningkata  Perkiraa  Membuat RTH  RTH  Pada  Pengama  RTH  Pada


n run off n  Membuat  Drainase saat tan visual  Drainase saat
limpasan limpasa saluran  Sumur musim  Sumur musim
air. n air drainase resapan hujan resapan hujan
hujan  Membuat  Lubang  Lubang
untuk sumur biopori biopori
areal resapan 2 m3
tanah sebanyak 5
yang unit
bergelo  Membuat
mbang lubang biopori
dan atap sebanyak 616
tidak unit
tembus
air
diperkira
kan
sebesar
207,36

250,56
m3/hari.

17
Jumlah dan Jenis PPLH

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya


sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan
hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup,
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan,
dan penegakan hukum lingkungan hidup.
Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin
lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH).
Adapun rencana kegiatan peternakan ayam boiler bersifat
permanen maka dari itu rencana kegiatan tersebut diwajibkan memiliki
izin PPLH diantaranya adalah
1. Izin pembuangan limbah cair
2. Izin penampungan sementara limbah B3

UKL – UPL Peternakan Ayam Boiler (Pedaging) IV - 1


DAFTAR PUSTAKA

http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/

http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-kerusakan-
lingkungan-hidup-540449.html

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0107.pdf

http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-resapan.html

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20pencemaran%2
0air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http%3A%2F%
2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-Dyah.pdf&ei=
14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-
vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg

http://www.slideshare.net/kebonbawang/cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.

Kementerian Lingkungan Hidup RI – Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah,


“Teologi Lingkungan : Etika Pengelolaan Lingkungan dalam
Perspektif Islam” cetakan kedua, 2012;

Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. 2000. “Budidaya Ayam Ras


Pedaging”. BAPPENAS.

Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008

Soemarwoto, Otto. 2004. “Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan”;

Anda mungkin juga menyukai