- UKL – UPL -
PETERNAKAN AYAM
PEDAGING
@ 2016
LAMPIRAN – LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN PELAKSANA UKt.UPt
Alamat UsahalKegiatan : Jl. Raya Sagaranten Ds. Cimerang Kec. Purabaya Kabupaten Sukabumi
Telp.fakslHP/Email :-
Selanjutnya bertindak atas nama pemrakarsa Peternakan Ayam Pedaging, dengan ini menyatakan bahwa
L. Data UKL-UPL dari kegiatan tersebut di atas telah disusun dengan benar sesuai dengan peraturan
yang berlaku,
2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan yang
tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh instansi yang
berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporana setiap 5 {enam} bulan sekali
ke Badan Lingkungan Hidup,
3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan terjadi
pencemarlln atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan kegiatan usaha dan
bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang ditimbulkan oleh pencemaran atau
kerusakan lingkunga n yang terjadi.
4. Kami bersedia merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam kegiatan/usaha baik
luasan lahan, kapasitas maupun desain.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, sebagai komitmen perusahaan kami dalam.
mewujud ka n pembanguna n yang berwawasa n I ingkungan.
Sukabumi, Juli2O15
Penanggung Jawab UKL-U PL
Cindy Tiaranita
Pemilik
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
K ATA PENGANTAR
Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan
Peraturan Bupati Sukabumi No. 53 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten
Sukabumi.
Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun
dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional Peternakan Ayam Pedaging di Kabupaten
Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.
Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL
ini.
i
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
DAFTAR ISI
Hal.
PERNYATAAN PELAKSANAAN
IZIN LINGKUNGAN HIDUP
SURAT REKOMENDASI UKL-UPL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………....... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………....... ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………………...... iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………………........ v
ii
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
Bab 3 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan iii-1
Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
3.1. Tahap Pra Konstruksi ………………………………………………... iii-1
3.2. Tahap Konstruksi ………………………………………………………. iii-4
3.3. Tahap Operasi ……………………………………………………………. iii-10
MATRIKS UKL – UPL
Bab 4 Jumlah dan Jenis izin PPLH yang dibutuhkan …………………………… iv-1
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – lampiran
iii
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
DAFTAR TABEL
Hal.
Table 2.1. Penggunaan Lahan ………………………………………………………………….. ii-3
Table 2.2. Luas bangunan …………………………………………………………………………. ii-3
Table 2.3. Populasi ternak ……………………………………………………………………….. ii-4
Tabel 2.4. Pemberian pakan ternak ………………………………………………………….. ii-6
Tabel 2.5. Pemberian minum ternak …………………………………………………………. ii-7
Tabel 2.6. Vaksin dan obat-obatan ……………………………………………………………. ii-10
Table 2.7. Tenaga kerja …………………………………………………………………………… ii-11
Table 2.8. jadwal rencana kegiatan ………………………………………………………… ii-11
Table 2.9. Baku mutu air limbah ……………………………………………………………… ii-13
Table 2.10. Perizinan yang dimiliki …………………………………………………………….. ii-15
Table 2.11. Tenaga kerja konstruksi ………………………………………………………….. ii-16
Table 2.12. Peralatan yang digunakan ………………………………………………………. ii-17
Table 2.13. Material yang digunakan …………………………………………………………. ii-17
Table 2.14. Fungsi bangunan ……………………………………………………………………. ii-18
Table 2.15. Jenis tanaman RTH …………………………………………………………………. ii-22
Table 2.16. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi ……………………………………. ii-25
Table 2.17. Kebutuhan air bersih ………………………………………………………………. ii-26
Table 2.18. Volume timbulan sampah ……………………………………………………….. ii-28
Tabel 2.19. Volume limbah B3 ………………………………………………………………….. ii-28
Tabel 2.20. Volume kotoran ternak …………………………………………………………… ii-29
Table 2.21. Durasi kendaraan …………………………………………………………………. ii-31
Table 2.21. Koefisien limpasan …………………………………………………………………. ii-31
Table 3.1. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi ………………… iii-5
iv
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Lokasi kegiatan …………………………………………………………………….. ii-2
Gambar 2.2. Desain kandang ……………………………………………………………………. ii-6
Gambar 2,3, Kondisi lahan eksisting …………………………………………………………. ii-16
Gambar 2.4. Muka jalan ROW 6 ………………………………………………………………… ii-18
Gambar 2.5. Desain Drainase …………………………………………………………………. ii-18
Gambar 2.6. Skema penggunaan air bersih ……………………………………………….. ii-19
Gambar 2.7. Rencana pemasangan septic tank ………………………………………… ii-20
Gambar 2.8. Model sumur resapan …………………………………………………………. ii-24
Gambar 2.9. Desain lubang biopori ………………………………………………………….. ii-24
Gambar 2.10. Neraca air …………………………………………………………………………… ii-26
v
Identitas Pemrakarsa
Bab 1
Identitas Pemrakarsa
Bab 2
Rencana Kegiatan
Tiaranita (pemrakarsa). Pada saat ini sedang dalam proses balik nama sertifikat hak
milik tanah.
Jumlah Ternak
Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 40.000
ekor dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup).
Bibit Ternak
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Rencananya bibit ayam (DOC) diperoleh dari PT. Inti Plasma (Pokphand
Group) melalui perjanjian kerjasama dengan pemrakarsa. Pemasukan ayam bibit
dilakukan secara bertahap. Secara singkat DOC ayam yang sehat dan baik mempunyai
kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar,
pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, Ukuran badan normal, ukuran
berat badan antara 35-40 gram, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Sedangkan dalam pemeliharaan bibit dilakukan setiap saat, bila ada gejala
kelainan pada ternak akan segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan
pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang
bertugas.
Pemeliharaan
1. Perkandangan
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan
secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang
baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuan membangun
kandang closed house adalah:
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak dengan sistem ventilasi yang
baik dapat menjaga kualitas udara beroksigen tinggi di dalam kandang serta
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 500 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Selain itu, pembuatan kandang didukung juga dengan lokasi yang agak rindang dan
terhalangi oleh tembok pembatas agar angin tidak berhembus langsung ke dalam
kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur dua kali
dalam seminggu dan setiap akhir periode untuk penyucihamaan kandang sebagai
usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak
membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang
ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 40.000 ekor
dalam satu periode selama 27 hari adalah 78.760 Kg/periode atau 78,76
Ton/periode. Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam
diperkirakan rata-rata dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari.
Jadi kebutuhan air minun ternak sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama
27 hari adalah 157.520 L/periode atau 157,52 m3/periode.
3. Pengendalian penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang
terkena ND maka harus dibakar.
Jadwal Kegiatan
Jadwal rencana kegiatan pembangunan Peternakan Ayam broiler (Pedaging)
dimulai dari survey pendahuluan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sebelum
melakukan pembebasan lahan sampai operasional rencana kegiatan. Adapun jadwal
rencana kegiatan antara lain :
2. Kualitas Udara
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau
banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu rona
lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal
peternakan sesuai peraturan pemerintah.
3. Kebisingan
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif aman, karena
berada di areal pertanian. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi
kendaraan umum pengguna jalan raya Purabaya yang merupakan jalan utama.
4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi
dan kondisi bentang alam daerah wilayah studi merupakan perbukitan. Secara alami
air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia
dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan
pengambilan sampling air permukaan (eksisting).
A FISIKA
1 Bau - Tidak berbau
2 Suhu - -
3 Kekeruhan NTU 25
4 Warna - Tidak berwarna
5 TDS mg/l 1.500
6 DHL Μ.mhos/cm -
B KIMIA
1 pH - 6–9
2 Krom mg/l 0,5
3 Seng mg/l 10
4 Tembaga mg/l 2
5 Amonia mg/l 20
6 Sulfida mg/l 1
7 BOD mg/l 50-100
8 COD mg/l 100-300
9
C Mikrobiologi
1 e. Coli Per 100 ml 100
2 Total coliform Per 100 ml 1000
Keterangan sumber : Permen LH. No. 03/2010
5. Kependudukan
Desa Cimerang yang memiliki wilayah 1.308,92 Ha, dengan kondisi geografis
berbukit. Jumlah penduduk Desa Cimerang sebanyak 6.745 jiwa dari 2.075 KK dengan
komposisi 3.478 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3.267 jiwa berkelamin perempuan,
yang tersebar dalam wilayah 4 Kedusunan, 8 RW dan 35 RT. Sebagian besar penduduk
berprofesi sebagai petani dan pedagang sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai
PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha, TNI, POLRI, dan sebagainya.
Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan
ahli khusus yang didatangkan dari sukabumi atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga
kerja lainnya di rekrut dari warga sekitar lokasi sesuai dengan pengalaman dan
keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap
hari kerja dari senin – sabtu dan hari minggu libur.
Drainase yang akan dibangun memiliki dimensi lebar 0,5 meter dan kedalaman 0,5
meter.
0,5 m 0,5 m
0,5 m
Taman
Sumber : Kolam ikan
Sungai
Cimerang
Tanah (sumur resapan Badan air
dan biopori) permukaan
Pembangunan Septictank
Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau
dan tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah.
Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang
dihasilkan dari karyawan.
serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati listrik.
Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati listrik dari PLN.
Adapun jam kerja terbagi dalam 2 sift dalam waktu operasi 24 jam setiap hari
kerja. Sift 1 mulai dari pukul 07.00 – 15.00 WIB dan sift 2 mulai jam 15.00 – 23.00
WIB. Setiap karyawan memiliki hak libur selama 1 hari dalam satu minggu yang
waktunya di jadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket
tengah malam secara bergiliran dan masuk dalam kategori lembur. Untuk jam
keamanan berlaku malam hari sampai esok pagi.
Aktivitas MCK
Sumber :
karyawan
Sungai
0,1 m3 IPAL
Cimerang
Ternak
Kolam
157,52 m3
ikan
Pengolahan air Reservoir
bersih Kandang
(10 m3) Badan air
penerima
Taman
(1m3) Tanah
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut di alirkan melalui
saluran tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua jaringan yakni,
jaringan limbah tinja menuju septic tank dan air kotor menuju IPAL. Sedangkan
pencucian kandang melalui saluran air kotor dan bekas menuju IPAL sebelum masuk
ke kolam ikan sebagai bak control air limbah. IPAL terbagi dalam 3 kali perlakuan
sebagai upaya pengelolan air limbah dengan metode fisika-kimia-biologi, yakni kolam
Timbulan Limbah B3
Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium hewan dengan
penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat maupun cair serta sisa
oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3 padat seperti pecahan kaca, pial,
botol, suntikan, jarum suntik, alumunium voil, dan lain-lain diperkirakan mencapai 20
Kg/periode. Sedangkan limbah B3 cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10
L/bulan.
1991). Sehingga dapat diperkirakan volume timbulan limbah ternak populasi 40.000
ekor adalah 6.000 Kg/hari atau 6 ton/hari.
Aspek Transportasi
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan
Peternakan Ayam Pedaging. Kendaraan operasional digunakan untuk pengangkutan
DOC, pakan, hasil panen, dan limbah kotoran serta sekam. Kendaraan operasional
rencananya sewa truk kepada pihak ketiga. Selain kendaraan operasional aspek
transportasi juga digunakan karyawan yang menggunakan mayoritas sepeda motor
yang keluar masuk lokasi kegiatan setiap harinya. Kegiatan transportasi ini
menggunakan jalan utama yakni jalan raya Purabaya. Untuk itu pihak pengusaha
menyediakan petugas parkir dan tanda warning symbol di pintu keluar masuk
kendaraan peternakan.
Q = 0,00278 C.A.I
Dimana:
Q = Total Debit Limpasan
C = Koefisien air limpasan
A = Rencana luas lahan terbangun
I = Intensitas hujan
Jika diketahui :
- Luas lahan terbangun adalah 2.000 m2 (0,2 Ha)
- Intensitas curah hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi untuk Desa
Cimerang 2.115 mm/tahun atau rata-rata 5,9 mm/hari.
Maka :
Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah tanah yang bergelombang dan atap
yang tidak tembus air adalah:
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,75 x 0,2 x 5,9
= 0,0024 m3/s
= 207,36 m3/hari
Q = 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,9 x 0,2 x 5,9
= 0,0029 m3/s
= 250,56 m3/hari
Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 0,0024 -
0,0029 m3/s (207,36 – 250,56 m3/hari). Oleh karena itu, saluran drainase harus
mampu menampung dan mengalirkan dengan baik limpasan air tersebut. Kemudian
dibuatkan sumur resapan sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 5 unit
bervolume 2 m3 dan lubang biopori sebanyak 616 unit yang disebar di areal peternakan
yang rawan akan genangan air hujan untuk menghindari terjadinya banjir di lokasi
kegiatan.
Bab 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolan Lingkungan Hidup serta Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Padaringan RT. 01/04
dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
2. Pematangan Lahan
Sumber Dampak
Penggunaan lahan berupa tegalan kebun campuran dan ilalang yang tidak
produktif seluas 4.973 m2. Pematangan dilakukan untuk pembersihan, perataan,
pengurugan, pemotongan, dan penggalian untuk pondasi bangunan sesuai
rencana teknis.
Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar
Peningkatan run off pada saat turun hujan
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu
kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA.
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun campuran menjadi tanah
padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q = 0,00278 C.I.A
adalah sebesar 0,0028 m3/s.
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta
truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
Timbulan limbah B3
Timbulan limbah kotoran ternak
Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu burung
Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan.
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Peningkatan run off limpasan air.
Besaran Dampak
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88
m3/hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3/hari.
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88
m3/hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3/hari
Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karyawan dan kegiatan
lainnya sebesar 1,1 m3/hari, ternak 157,52 m3/periode; dan akhir periode 10
m3
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per
hari (PP. 41 tahun 1999)
Gas amoniak dan sulfida dipengaruhi kadar protein dalam kotoran ternak dan
badan ternak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan akan berpotensi
terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ± 0,0054 m3/hari.
Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10
L/bulan
Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 6 ton/hari
Ayam mati diperkirakan sebanyak 2.000 ekor atau 5 % dari 40.000 ekor
Jumlah ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Membuat TPS B3
Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman
Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran
Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak
Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak
Peningkatan biosekuriti
Penjarangan ayam
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
Pemberian vaksin AI pada ternak
Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait
Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit
Pemasangan alarm bencana
Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
Menerapkan SOP
Pemakaian alat pelindung kerja
Penyemprotan desinfektan
Menyediakan P3K
Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung
Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
Membuat RTH
Membuat saluran drainase
Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 5 unit
Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Lokasi UKL
Saluran buangan air kotor
IPAL
Kolam resapan
Septic tank
RTH
Sumur bor
Sumur resapan
Lubang biopori
RTH
blower
Ruang genset
Tempat penampungan kotoran ternak
RTH
blower
pagar batas areal peternakan
RTH
Ruang genset
Jalan Purabaya
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Tong sampah
TPSS
TPS B3
Feeder
kandang
Tempat penampungan kotoran ternak
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Pintu keluar masuk kandang
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
Periode UKL
Setiap hari
Setahun sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap musim hujan
Sekali pada saat penanaman dan pembangunan ruang genset dan blower
2 minggu sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap mati listrik
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
Setiap hari kerja
2 minggu sekali
Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari untuk biosekuriti
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadakterjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Pada saat musim hujan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengukuran kualitas air permukaan
Pengukuran kualitas air tanah
Pengamtan visual terhadap sumur warga
Pengukuran kualitas air bersih
Pengukuran kualitas udara
Pengukuran kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide)
Melakukan jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis
Pengukuran intensitas kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Uji peroximat kotoran ayam
Pengamatan visual
Pengecekan ayam mati
Pengamatan visual
Pengecekan ayam mati
Pengecekan sumber arus kelistrikan
Pengamatan visual
Medical check up karyawan
Pengamatan visual
Lokasi UPL
Saluran buangan air kotor
IPAL
Kolam resapan
Septic tank
RTH
Meteran air
Sumur resapan
Lubang biopori
RTH
blower
Ruang genset
Areal lokasi kegiatan
Warga sekitar lokasi
Pagar batas areal peternakan
RTH
Ruang genset
Jalan Purabaya
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Tong sampah
TPSS
TPS B3
Areal sekitar kandang
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Pintu keluar masuk kandang
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
Periode UPL
3 bulan sekali
3 bulan sekali
Setiap hari
Setiap musim hujan
3 bulan sekali
3 bulan sekali
2 minggu sekali
Sebulan sekali
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
2 minggu sekali
Setiap hari
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
A. Pra Konstruksi
Sosialisasi Sikap dan Jumlah Melakukan Warga Kp. Satu kali Observasi Warga Kp. Sekali Pada
kepada persepsi dan respon komunikasi, Padaringan pada saat dan Padaringan pada prinsipnya
masyaraka masyarakat masyaraka sosialisasi dan RT. 01/04 sosialisasi wawancara RT. 01/04 saat warga
t terhadap t yang observasi dan Kp. rencana dengan dan Kp. pembuat terkena
rencana menangga Lembur kegiatan masyarakat Lembur an izn dampak
pembangun pi positif Pasir RT. dan untuk sekitar Pasir RT. tetangga langsung
an dan negatif 04/02 Desa mendapatk lokasi 04/02 Desa dan Warga Kp.
peternakan terhadap Cimerang an Cimerang Rekomen Padaringa
ayam rencana Kecamatan persetujuan Kecamatan dasi n RT.
pedaging pembangu Purabaya izin warga Purabaya Camat 01/04
nan Kabupaten Kabupaten dan warga
Pelaksana :
peternaka Sukabumi Sukabumi Kp.
Pemrakarsa
n ayam Lembur
pedaging Pasir RT.
Pengawas : Desa
04/02
Cimerang, Kec.
Desa
Purabaya
Cimerang
Kecamata
Penerima laporan :
n
Desa Cimerang, Kec.
Purabaya
Purabaya
Kabupate
n
Sukabumi
setuju
dengan
adanya
rencana
pembangu
nan
Peternaka
n Ayam
1
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
Pedaging
oleh
Pemrakars
a serta
mendapat
kan
persetujua
n tertulis
dari
kegiatan
peternaka
n boiler
Fajar
Surya
Bayuaji
dan
peternaka
n boiler
Handoko
Pembebas Terjadinya Jumlah Melakukan Areal lokasi Sekali pada Observasi Areal lokasi Pada Transaksi
an lahan perselisihan kerugian pengukuran kegiatan Kp. proses jual visual dan kegiatan Kp. tahap pra jual beli
sengketa yang luas lahan Padaringan beli dan pencatatan Padaringan konstruk lahan
Pelaksana :
lahan seluas dialami Melakukan RT. 01/04 balik nama data-data RT. 01/04 si pada sedang
Pemrakarsa
4.973 m2 dan transaksi jual Desa sertifikat kepemilikan Desa saat balik dilaksanak
sehingga diakibatka beli hingga Cimerang hak milik lahan Cimerang nama an dan
Pengawas : Desa
menyebabk n dari balik nama Kecamatan Kecamatan sertifikat proses
Cimerang, Kec.
an transaksi sertifikat Purabaya Purabaya hak balik nama
Purabaya, BPN
keresahan jual beli Memagar Kabupaten Kabupaten sertifikat
Sukabumi
warga lahan batas-batas Sukabumi Sukabumi hak milik
masyarakat lahan Penerima laporan:
Desa Cimerang, Kec.
Purabaya, BPN
Sukabumi
2
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
B. Konstruksi
Mobilisasi Terserapnya Tenaga Rekrutmen Warga Kp. Pada saat Melakukan Warga Kp. Sekali Pelaksana :
tenaga tenaga kerja kerja tenaga kerja Padaringan rekrutmen wawancara Padaringan pada Pemrakarsa
kerja lokal sebanyak konstruksi lebih RT. 01/04 tenaga dan RT. 01/04 rekrutme
10 orang memprioritaska dan Kp. kerja observasi dan Kp. n tenaga Pengawas : Desa
n warga sekitar Lembur konstruksi dengan Lembur kerja Cimerang, Kec.
lokasi yang Pasir RT. pekerja dan Pasir RT. konstruk Purabaya,
terkena dampak 04/02 Desa penduduk 04/02 Desa si Disnakertrans
langsung Cimerang sekitar Cimerang
Kecamatan Kecamatan Penerima laporan :
Purabaya Purabaya Desa Cimerang, Kec.
Kabupaten Kabupaten Purabaya,
Sukabumi Sukabumi Disnakertrans
Pematanga Peningkat Kualitas Penyiraman Areal Pada Uji Areal Selama -
n lahan an kadar udara lahan secara lokasi saat kualitas lokasi kegiatan
debu melebihi periodik pada kegiatan musim udara/ka kegiatan pematan
kualitas musim kemarau dar debu gan
udara kemarau lahan
ambien, berlangs
dan ung
Pelaksana :
besaran
Pemrakarsa
partikel
harus
Pengawas : Desa
lebih
Cimerang, Kec.
rendah
Purabaya, BLH
dari 10
μg
Penerima laporan :
maksim
Desa Cimerang, Kec.
al 150
Purabaya, BLH
μg/m3
dan
debu
maksim
um 350
mm3/m2
per hari
3
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
(PP. 41
tahun
1999)
4
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
Tergangg Jumlah Memilah dan Areal Pada Pengama Areal
unya flora flora dan memindahkan lokasi saat tan visual lokasi
dan fauna tanaman kegiatan melakuka kegiatan
fauna yang endemic yang n
lingkunga tergangg di lindungi pematan
n sekitar u/mati gan lahan
akibat
dari
kegiatan
12
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
Pengangkutan
kotoran ternak
tepat waktu
14 hari sekali
14
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
Timbulan Jumlah Penggunaan Feeder Setiap Pengama Areal 2
limbah limbah probiotik kandang hari kerja tan visual sekitar minggu
kotoran kotoran starbio dan Tempat 2 minggu Uji kandang sekali
ternak ternak EM4 pada penampu sekali peroxima
mencap pakan dan ngan t kotoran
ai 6 minuman kotoran ayam
ton/hari Pemberian ternak
kapur 1 % dan
sekam pada
kotoran
Membuat
tempat
penampung
sementara
kotoran ternak
Pemanfaatan
kotoran ternak
untuk pupuk
organic
16
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Keteranga
Dampak Dampak Dampak Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode dan Pemantauan n
n Mendapatkan
kesehat pelatihan
an penanganan
flu burung
Ikut serta
dalam
program BPJS
tenaga kerja
dan
kesehatan
17
Jumlah dan Jenis PPLH
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN
http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-kerusakan-
lingkungan-hidup-540449.html
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0107.pdf
http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-resapan.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20pencemaran%2
0air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http%3A%2F%
2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-Dyah.pdf&ei=
14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-
vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg
http://www.slideshare.net/kebonbawang/cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.
Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008