Anda di halaman 1dari 6

fastssh.

com-randitasyaf

Yoshada, keiko, yuto, mei, Tomoyuki+dokter,Eren, Mizaki+ibu yuto,narator

Keiko tidur sambil mengigau di bawah meja. Bahkan ketika Yuto datang dan
menggetok pintu kamarnya, Keiko tidak bangun. Dan membuat Yuto panik.

Keiko : “Aku tidak mau mati. Haruka mati karena ia melihat pembunuhan itu.
Aku tidak akan membuka mulut tentang pembunuhan Haruka. Aku tidak ingin mati.”

Yuto : "Keiko!! Buka pintumu!! Keiko! Apakah kau baik-baik saja? Jawab
aku! Aku Yuto!!! Aku bisa mendengar suaramu di dalam"

Mei : "Yuto! Apa yang kau cari kesini? Kau tau aturan? Dilarang berisik"

Yuto : "Keiko! Aku kesini hanya ingin melihat keadaannya. Sejak tadi pagi
Keiko tidak kelihatan. Aku takut hal yang sama terjadi dengannya."

Mei :"Sepertinya ada yang tidak beres disini. Aku akan mencari kunci
cadangan kamar ini"

Yuto masih menunggu Mei sensei datang. Tak berselang waktu lama dengan
penampilannya yang rapi, Mei sensei datang dan langsung membuka pintu kamar.

Mei :"Tidak ada siapa-siapa. Kemana dia pergi?"

Yuto :"Keiko!!" Yuto segera menghampiri Keiko.

Mei : "Keiko! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersembunyi di bawah
meja?"

Keiko : "Aku tidak mau mati."

Tanpa mereka sadari seorang siswi melihat adegan di kamar asrama Keiko. Siswi
itu langsung berlari ke sekolah yang berada tak jauh dari asrama. Yuto
menggendong Keiko ke luar.

Mei :"Lebih baik kau sekolah saja. Biar aku yang mengantarnya ke Rumah
Sakit"

Yuto masih menatap kepergian ambulance yang membawa Keiko. Ia masih


penasaran dan ia yakin kalau Keiko mengetahui tentang kematian Haruka.

Keesokan harinya. Jam masuk kelas sudah berbunyi tetapi karena tragedi kematian
Haruka membuat proses belajar mengajar terganggu. Semua siswa di seluruh
penjuru sekolah membicarakan hal kemarin.

Eren :"Eh.. eh.. Mungkin saja Keiko pembunuhnya. Denger-denger sih


katanya dia ketakutan dan bersembunyi di dalam lemari. Apa itu tidak
mencurigakan. Sepertinya Mei sengaja menyembunyikan kesalahan adiknya."
Yuto :"Apa maksudmu?"

Eren :"Kenapa kau ini?"

Yuto :"Siapa yang kau bilang pembunuh?"

Eren :"Apa-apaan kau ini. Aku tidak ada urusan denganmu."

Yuto : "Lancang kau ya!!"

Perkelahian akhirnya terjadi. Yuto dan siswa yang bernama Eren itu saling memukul
dan meninju. Siswa siswi yang ada disana hanya bisa menonton perkelahian itu.
Hingga akhirnya Tomoyuki datang dan menghentikan perkelahian tersebut. Mereka
dibawa ke ruang Tomoyuki . Wajah mereka memar sana sini. Yuto menunduk,
sebenarnya ia tidak ingin perkelahian ini terjadi tapi Eren telah memfitnah Keiko dan
keadaan itu yang membuat Yuto kesal.

***

Mei tiba di sekolah. Ia kaget karena Tomoyuki memanggilnya ke ruangan. Dengan


perasaan ragu ia segera pergi ke ruangan Tomoyuki sensei. Setelah dipersilahkan
duduk Mei sensei menanyakan alasan ia disuruh datang ke ruangan Tomoyuki
Sensei.

Tomoyuki :"Benarkah adikmu bersembunyi di lemari dan ketakutan saat kematian


Haruka? Dimana dia sekarang? Dia harus diperiksa juga, karena polisi hanya
menemukan bukti.adanya penganiayaan. Bukan bunuh diri."

Mei :"Jadi anda menuduh adik saya?"

Mei :"Bukan. Tapi adikmu harus diperiksa polisi juga."

Tiba-tiba saja Yosada masuk ke ruangan Tomoyuki sambil membawa sebuah


amplop.

Yosada :"Permisi. Ada yang tidak beres lagi. Seorang siswa menemukan surat
ini di atas meja Mizaki "

Mereka berdua terkejut melihat tulisan yang ditulis dengan darah. Ia rasa ini adalah
sebuah teror yang konyol. Mei segera pergi membawa surat itu menemui polisi dan
juga detektif yang masih melakukan penyelidikan di asrama.

***

Seusainya proses belajar mengajar, Yuto bergegas pergi ke rumah sakit untuk
menjenguk Keiko. Sebelumnya ia sudah menanyakan ruang rawat Keiko kepada
Mei. Sesampainya disana, Yuto melihat Keiko tengah membawa sebuah amplop
putih. Wajah Keiko memerah ketakutan. Ketika Yuto masuk ke dalam Keiko terkejut
hampir menjerit.
Yuto :"Ini aku."

Keiko :"Hai Yuto. Ada yang aku ingin tanyakan kepadamu. Apakah Haruka
kah yang membuatnya? Apakah dia akan membunuhku? Bacalah surat yang aku
dapatkan tadi pagi"

Yuto :"Ini hanyalah teror! Kau akan baik-baik saja."

Keiko :"Tadi Haruka mencariku dalam mimpi. Aku takut. Aku tidak mau mati.”

Yuto :”Apakah kamu mengetahui tentang kematian Haruka?”

Keiko :”Aku tidak tau! Aku tidak tau kematian siapapun! Jangan tanyakan hal
itu kepadaku! “

***

Malam telah tiba. Mei dan Yuto sudah menyelesaikan administrasi rumah sakit.
Mereka harus membawa Keiko kabur sejauh-jauhnya. Detektif tidak boleh
mengintrogasi Keiko. Ia akan gila kalau ditanya masalah kematian Haruka. Mereka
berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Tak jauh lagi mereka akan sampai di
ruang rawat Keiko. Perlahan Mei membuka pintu ruang rawat. Pekikan Mei sensei
mengagetkan Yuto. Mei dan Yuto kebingungan karena Keiko tidak ada di ruang
rawatnya.

Mei :”Keiko.. Dimana kamu? Keiko”

Kepanikan terjadi di ruang rawat Keiko. Ke sana kemari Mei mencari-cari adiknya di
ruang rawat. Tapi ia tidak menemukannya. Tanpa ragu lagi Mei berlari keluar dari
ruangan. Sedangkan Yuto masih mencari-cari sesuatu yang bisa menjadi petunjuk.

Yuto :"Kertas apa ini? Mei lihatlah ini! Sepertinya Keiko dibawa pembunuh
itu. Ayo cepat kita ke asrama."

Mereka berdua bergegas menuju asrama. Air mata Mei tak henti-hentinya menetes.
Saat ini tidak ada lagi seseorang yang ia miliki lagi, hanya Keiko satu-satunya
keluarganya. Ayah dan Ibunya sudah meninggal karena kecelakaan ketika Keiko
masih kecil. Hidup Keiko sangat kasihan tanpa kasih sayang dari orang tua. Mei
selalu menjaga Keiko sebagai ayah dan ibunya.

Sesampainya di asrama, police line masih membatasi asrama. Ketika ingin masuk
ke dalam, Yuto merasa telah menginjak sesuatu. Ia jongkok dan melihat sebutir
mutiara hiasan gelang jatuh. Yuto memungutnya dan memperlihatkannya ke Mei.

Mei :"Ini, ini mutiara di gelang Keiko. Gelang kesayangannya. Kita harus
berpencar untuk mencari Keiko"

***
Keiko ketakutan. Ia ingin berteriak tetapi mulutnya di tutup dan tangannya diikat. Ia
tidak bisa melihat siapa pembunuh berdarah dingin itu. Keiko menangis sekeras-
kerasnya.

Yosada :"Hey! Kau diam atau mau mati? Jangan kemana-mana"

Pelan-pelan Keiko mencoba memotong tali yang mengikatnya dengan pecahan


kaca yang ada di. Air matanya menetes tanpa henti. Ia merasa telah melukai
tangannya sendiri. Tapi itu tidak seberapa. Ia harus bebas dari sana. Keiko tidak
ingin mati konyol seperti Haruka. Tali itu sudah lepas dari tubuh Keiko. Ia harus
segera pergi. Keiko ingin segera melompat keluar melalui jendela. Tapi. Tapi.
Tubuhnya ditarik dengan kasar. Keiko merasa sakit dan ia menjerit.

Keiko :"Aaaaa. Tolong!! Jangan lakukan ini! Lepaskan aku!!"

Yosada :"Aku harus apakan kamu Keiko?"

Keiko :"Yosada . Apa yang kau lakukan? Kenapa kau."

Yosada :"Aku harus memusnahkan bukti kematian mereka. Di dalam dirimu


ada bukti kuat. Jadi.. Aku akan memusnahkanmu. Hahaha."

Keiko :"Kau psikopat! Kau gila!!!"

Yosada :"Bisakah kau tutup mulutmu? Tunggu-Tunggu, aku bawakan teman


untukmu."

Keiko :“Mizaki? Kau?"

Mizaki :”Keiko, Tolong aku.. aku.. akuu..”

Yosada :"Oh. Tidak! Aku melukai wajahnya. Sekarang ikut aku Mizaki, kita
berpesta. Haha.."

Mizaki :”Jaga dirimu Keiko. Aaahh..”

Keiko :"Hentikan. Aku mohon hentikan!!!"

Yosada "Hmm.. Darah segar dimana mana. Lihat! Aku sudah membunuhnya.
Haha.. hei.. mau kemana? Semua pintu sudah aku kunci”

Keiko :"Jangan mendekat!! Aku bilang jangan mendekat!"

Yuto :"Keiko!!"

Yosada :”ssssttt.. Apa kamu mau mereka bernasib sama seperti Mizaki?”

Keiko :"Tolong aku. Aku. Mohon! Jangan bunuh aku “


Yuto berlari dan meninggalkan Mei. Semua yang dia dengar tadi ternyata bukanlah
halusinasi. Seseorang yang berteriak tadi memang benar-benar Keiko. Sekuat
tenaga Yuto berlari. Ia harap belum terlambat.

Keiko :”Yuto. Itu pasti kau. Tolong aku...”

Yuto :"Keiko!! Ahhh!! Aku harus hati-hati. Dia pasti bersembunyi. Baiklah..
Kita mulai permainan ini.”

Yosada :"Heh!! Lepaskan kakiku. Beraninya kau!"

Yuto :"Yosada sensei? Kenapa kau lakukan ini?"

Yosada :"Ohh pahlawan kesiangan yang malang. Uuh?"

Yuto :"Beritau aku sensei!! Dimana kau sembunyikan Keiko??"

Yosada :”Diam!!”

***

Yosada :"Hmm siapa yang harus ku habiskan terlebih dulu? Sepertinya aku
harus membunuh pahlawan kesiangan dulu. Kau mau menyampaikan kata-kata
terakhir?"

Yato :"Ak..u ha..nya ing..in tau alasan..mu me..la..ku..kan se..mua ini”

Yosada :"Oh itu. Aku.. Intinya. Aku benci dengan dia "

Yato :"Ap..a mak..sud mu? Lalu ad..akah hub..ungan..nya de..ngan kau


mem..bunuh Har..ruka?"

Yosada :"Karena orang tuanya sudah membunuh orang tuaku. Malangnya dia,
bukan begitu huh? Ahh. Rupanya kau masih kuat. Baiklah. Kita akhiri sekarang juga.
Matilah kau!!'

Yuto :"Mei.. Terimakasih.. Tolong bukakan ikatanku. Keiko.. selamatkan dia


disana"

Mei :"Kau tidak apa-apa kan Keiko? Biar kakak gendong kita harus cepat
pergi."

Yuto :"Biar aku saja."

Mei :"Kita istirahat disini dulu. Yuto.. Kau baik-baik saja?"

Yuto :"Sen..sei.. Jagalah di..rimu dan Kei..ko baik-ba..ik. Uhhuk uhuuk.


Beri..kan in..i kepa..da polisi sen..sei."
Keesokan harinya, Yosada sudah ditangkap. Begitu juga kematian Mizaki dan
Haruka telah terungkap.Tiba-tiba Mei dan Keiko mendengar isak tangis di ruang
UGD. Dengan sedikit berlari ia memasuki ruang UGD. Orang tua Yuto dan
keluarganya memangis.

Ibu Yuto :"Apa? Tidak bisakah kau berusaha lagi. Dia siswa yang kuat!"

Dokter :"dia kehilangan bayak darah. Kami sudah melakukan yang terbaik.
Maafkan kami."

Mei :"Yuto.."

Keiko :"Aku mau menemui Yuto kak. Aku harus menemuinya. Kenapa kau
meninggalkanku? Bukankah dulu kau bilang akan melindungiku selamanya hah?
Kau pembohong ihhik ihhik."

2 bulan kemudian, Keiko mengunjungi Yuto yang sudah siuman.

Keiko :”Hai, Keiko.. Masih inget aku ga?”

Yuto :”Masih kok”

Keiko :”Makasih ya sudah menyelamatkanku”

Yuto :”itu udah jadi tugas aku kok. Keiko.. Ketika malam tiba aku sangat
senang. Karena itu artinya besok kita akan bertemu. Jika seseorang bertanya siapa
yang ku pikirkan saat aku membuka mata. Jawabannya adalah Keiko. Lanjutkan
kehidupanmu tanpa aku, Keiko”

Keiko :”Kenapa kamu ngomong begitu?”

Yuto :”hehe.. oh iya.. kamu harus menjadi orang baik walaupun orang orang
disekitarmu banyak yang berbuat kejahatan. Dan kamu harus inget kalau kebaikan
selalu menang melawan kejahatan.

Kemudian Yuto menghembuskan nafas terakhirnya.

Keiko :”Yuto.. Yuto.. Suster tolong”

Anda mungkin juga menyukai