Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan
dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di tataran pelayanan di
Rumah Sakit, 40% - 60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan eperawatan (Gillies,
1994).
Perawat sebagai profesi yang mempunyai kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga
maupun profesi atau tenaga kesehatan yang lain. manajemen, guna tercapainya pelayanan
keperawatan berkwalitas.
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, pengelolaan pelayanan
keperawatan haruslah mendapat perhatian secara menyeluruh. Kualitas pelayanan
keperawatan dalam tatanan pelayanan di Rumah Sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut haruslah dapat dikelola secara efektif dan efisien dengan menggunakan
proses manajemen, khususnya manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kajian
situasional), perencanaan (strategis dan operasional), implementasi dan evaluasi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Untuk
menjalankan fungsi manajemen agar berhasil secara optimum seorang manajer
keperawatan dituntut untuk dapat melakukan suatu proses yang meliputi 4 fungsi utama
dari manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan kontrol.
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga
merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai
tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi.tujuan
ditetapkan berdasarkan misi,filosofi dan tujuan organisasi.proses manajemen meliputi

1
kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi,pengarahan dan
pengendalian sumber daya manusia,fisik,dan teknologi.semua perawat yang terlibat dalam
manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi,Filosofi dan tujuan pelayanan
keperawatan serta kerangka konsep kerjanya. (Anonim, 2011)
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar
dapat memberikan pelayanan keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan suatu
standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut.(Anonim, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan manajemen?
b) Apa yang dimaksud dengan manajemen keperawatan?
c) Bagaimana standar dari asuhan keperawatan?
d) Bagaimana Model dari asuhan keperawatan?
e) Bagaimana contoh kasus dari beberapa model asuhan keperawatan
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas kepemimpinan dan keperawatan mengenai manajemen
asuhan keperawatan serta mahasiswa dapat mengetahui dan mendeskripsikan tentang
manajemen asuhan keperawatan
b) Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui definisi dari manajemen
 Untuk memahami tentang manajemen keperawatan
 Untuk mengetahui standar dari asuhan keperawatan
 Untuk memahami model dari asuhan keperawatan
 Untuk mengetahui dan memahami contoh kasus dari beberapa model
asuhan keperawatan

1.4 Manfaat
a) Untuk Mahasiswa

2
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Manajemen
Asuhan Keperawatan. Dan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa apabila mendapat
tugas untuk membuat makalah tentang manajemen asuhan keperawatan.
b) Untuk Kampus
Makalah ini dapat menjadi tambahan bahan bacaan di perpustakaan. Dan dapat di
gunakan juga sebagai bahan acuan untuk mencari referensi tentang manajemen asuhan
keperawatan.

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen

Manajemen berasal dari kata Manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat
sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen merupakan
proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
1998).
Menurut Huber (1996) manajemen adalah koordinasi dan integrasi sumber-sumber
melalui perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan pengawasan dalam
mencapai tujuan. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan
keputusan manajerial (Muninjaya,2004).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para staf untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan
suatu Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan
digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan keperawatan. Seluruh aktifitas
manajemen baik kognitif, efektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-
fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir
dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi
semua kelompok.

2.2 Definisi Manajemen Keperawatan

4
Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobqtan,
dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana,
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Proses manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana
masing – masing komponen saling berhubungan, berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan terdiri dari lima elemen. Elemen manajemen keperawatan, dalam sistem terbuka,
terdiri dari:
a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
b. Proses
Proses adalah kelompok manajer / dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan
riset.
d. Kontrol dan
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk antara lain budget keperawatan,
evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.
e. Umpan balik
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan hasil audit keperawatan.

2.3 Standar Asuhan Keperawatan

5
Standar asuhan keperawatan telah dijabarkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
1998 mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
a) Standar I : Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan peripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan
secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan.
Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
 Pengumpulan data, kriteria :
(1) menggunakan format yang baku,
(2) sistematis,
(3) diisi sesuai item yang tersedia,
(4) aktual,
(5) valid
 Pengelompokan data, kriteria :
(1) data biologis,
(2) data psikologis,
(3) data sosial,
(4) data spiritual
 Perumusan Masalah, kriteria :
(1) kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan,
(2) perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan
b) Standar II: Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data kasus kesehatan pasien, dianalisis
dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien. Kriteria : (1) diagnosa
keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien, (2) dibuat sesuai dengan wewenang perawat, (3) komponennya terdiri dari
masalah, penyebab dan gejala/ (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE), (4)
bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi, (5) bersifat potensial
apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, (6) dapat
ditanggulangi oleh perawat.

6
c) Standar III: Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan. Komponen
perencanaan keperawatan meliputi:
a. Prioritas masalah, kriteria: (1) masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas utama, (2) masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas
kedua, (3) masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan, kriteria: (1) spesifik, (2) bisa diukur, (3) bisa dicapai, (4)
realistik, (5) ada batas waktu.
c. Rencana tindakan, kriteria: (1) disusun berdasarkan tindakan tujuan asuhan
keperawatan, (2) melibatkan pasien/keluarga, (3) mempertimbangkan latar belakang
bidaya pasien/keluarga, (4) menentukan alternative tindakan yang tepat, (5)
mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber daya
dan fasilitas yang ada, (6) menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien, (7) kalimat
instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya yang mudah dimengerti.

d) Standar IV: Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan pasien dan keluarganya. Kriteria : (1) dilaksanakan sesuai dengan
rencana keperawatan, (2) menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien, (3)
menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga,
(4) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, (5) menggunakan sumber daya yang ada,
(6) menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik, (7) menerapkan prinsip aman, nyaman,
ekonomis, privacy dan mengutamakan keselamatan pasien, (8) melaksanakan perbaikan
tindakan berdasarkan respon pasien, (9) merujuk dengan segera bila ada masalah yang
mengancam keselamatan pasien, (10) mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan,
(11) merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan, (12) melaksanakan
tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan

e) Standar V: Evaluasi Keperawatan

7
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk
menilai perkembangan pasien. Kriteria: (1) setiap tindakan keperawatan dilakukan
evaluasi, (2) evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan, (3)
hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, (4) evaluasi melibatkan
pasien,keluarga dan tim kesehatan, (5) evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
f) Standar VI: catatan asuhan keperawatan
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual. Kriteria : (1) dilakukan
selama pasien dirawat nginap dan rawat jalan, (2) dapat digunakan sebagai bahan
informasi, komunikasi dan laporan, (3) dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan,
(4) menulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku, (5) sesuai
dengan pelaksanaan proses keperawatan, (6) setiap pencatatan harus mencantumkan
initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya, (7) menggunakan
formulir yang baku, (8) disimpan sesuai dengan pengaturan yang berlaku.

2.4 Model Asuhan Keperawatan

Berikut tabel jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan
Marquis & Huston (1998).
Model Deskripsi Penanggung Jawab
Fungsional  Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi Perawat yang bertugas
keperawatan pada tindakan tertentu
 Perawat melaksanakan tugas (tindakan)
tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis
intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan
kepada semua pasien di bangsal.
Kasus  Berdasarkan pendekatan holistik dari Manager keperawatan
filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap

8
asuhan dan observasi pada pasien tertentu
 Rasio 1:1 pasien-perawat.
Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya pada saat mereka dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien
satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti: isolasi,
intensive care.
Tim  Berdasarkan pada kelompok filosofi Ketua tim
keperawatan
 Enam – tujuh orang perawat profesional
dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim,
disupervisi oleh ketua tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
Primer  Berdasarkan pada tindakan yang Perawat primer (PP)
komprehensif dari filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap
semua aspek asuhan keperawatan, dari hasil
pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordinasi asuhan keperawatan
 Rasio 1:4 / 1:5 (perawat:pasien) dan
penugasan metode kasus.
Metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien, mulai dari pasien masuk
9
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat
rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.

Di bawah ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode pemberian asuhan
keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang
sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan.
1) Fungsional (bukan model MAKP profesional)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan 1
– 2 jenis intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Metode ini diterapkan dalam penugasan pekerja di dunia industri ketika setiap
pekerja dipusatkan pada satu tugas atau aktivitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan menggunakan metode fungsional, setiap perawat memperoleh satu
tugas (kemungkinan bisa lebih) untuk semua pasien di unit/ruang tempat perawat tersebut
bekerja. Di satu unit/ruang, seorang perawat diberikan tugas untuk menyuntik maka perawat
tersebut bertanggung jawab untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan
kepada semua pasien di unit/ruang tersebut. Contoh penugasan yang lain adalah membagi
obat per oral, mengganti balut, pendidikan kesehatan pada pasien yang akan pulang, dan
sebagainya.
Metode fungsional ini efisien, akan tetapi penugasan seperti ini tidak dapat
memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan
secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada

10
perawat. Di samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak profesional yang
berdasarkan pada masalah pasien. Perawat senior cenderung sibuk dengan tugas administrasi
dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat
junior.
 Kelebihannya:
 Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas, dan pengawasan yang baik
 Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu tugas yang
biasa menjadi tanggung jawabnya
 Pekerjaan menjadi lebih efisien
 Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
 Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan pada perawat junior dan/atau belum
berpengalaman
 Kelemahannya:
 Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
 Tugas perawat cenderung monoton sehingga dapat menimbulkan
rasa bosan
 Kesempatan untuk melakukan komunikasi antar petugas menjadi
lebih sedikit
 Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melihat
pasien secara holistik dan tidak berfokus pada masalah pasien sehingga
tidak professional
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
 Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja

Peran perawat kepala ruang:


Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) harus lebih peka terhada
manusiawi.

11
2) MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu.
 Kelebihannya:
 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
 Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
 Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
 Kelemahannya:
 Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
 Konsep metode tim:
 Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
 Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
 Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
 Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
 Tanggung jawab anggota tim:
 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung
jawabnya
 Kerjasama dengan anggota tim dan antartim
 Memberikan laporan
 Tanggung jawab ketua tim:
 Membuat perencanaan
 Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
 Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien

12
 Mengembangkan kemampuan anggota
 Menyelenggarakan konferensi
 Tanggung jawab kepala ruang:
-Perencanaan
 Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing
 Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim
 Megidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan
dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk
 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
 Membantu membimbing peserta didik keperawatan
 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
-Pengorganisasian
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan
 Merumuskan tujuan metode penugasan
 Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
 Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua
tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada ketua tim
 Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
 Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya

13
 Identifikasi masalah dan cara penanganannya
-Pengarahan
 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
 Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap
 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan Askep pasien
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
-Pengawasan
 Melalui komunikasi
 Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
 Melalui supervise
 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
 Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim.
Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
-Evaluasi
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
 Audit keperawatan

14
Gambar. Sistem pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing” (Marquis &
Huston,1998,p.149)

3) MAKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
 Kelebihan:
 Bersifat kontinuitas dan komprehensif
 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri
 Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan
rumah sakit (Gillies, 1989)
 Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan
komprehensif.
 Kelemahan:
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai displin
ilmu.
 Konsep dasar metode primer:
 Ada tanggung jawab dan tanggung gugat

15
 Ada otonomi
 Ketertiban pasien dan keluarga
 Tugas perawat primer:
 Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
 Membuat tujuan dan rencana keperawatan
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
 Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh displin lain maupun perawat lain
 Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
 Menerima dan menyesuaikan rencana
 Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
 Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
 Membuat jadwal perjanjian klinis
 Mengadakan kunjungan rumah
 Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer:
 Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
 Orientasi dan merencanakan kerjawan baru
 Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
asisten

 Evaluasi kerja
 Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
 Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi
 Ketenangan metode primer:
 Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”
 Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat prime
 Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
 Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun
nonprofesional sebagai perawat asisten

Tabel. Peran masing-masing komponen kepala ruangan; perawat primer; dan perawat associate
Kepala Ruang (KARU) Perawat Primer (PP) Perawat Associate (PA)
 Menerima pasien baru  Menerima pasien  Memberikan
 Memimpin rapat
dan mengkaji ASKEP
 Mengevaluasi kinerja perawat
 Mengikuti
 Membuat daftar dinas kebutuhan pasien
 Menyediakan material timbang terima
secara komprehensif.
 Melaksanakan
Perencanaan,pengorganisasian,pengar  Membuat

16
ahan dan pengawasan perencanaan ASKEP tugas yang
 Melaksanakan program orientasi  Mengadakan
didelegasikan
kepada tenaga perawatan baru atau tindakan kolaborasi  Mendokumentasi
 Memimpin timbang
tenaga lain yang akan bekerja diruang kan tindakan
terima
rawat. keperawatan
 Mendelegasikan
 Meningkatkan pengetahuan dan  Membuat laporan
tugas
ketrampilan di bidang perawatan harian.
 Memimpin ronde
 Mengikuti
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
keperawatan
 Menyusun permintaan rutin timbang terima.
 Mengevaluasi
 Mengikuti
meliputi kebutuhan alat, obat dan
pemberian ASKEP
kegiatan ronde
bahan lain yang diperlukan diruang  Bertanggung jawab
keperawatan.
rawat. terhadap pasien
 Melaksanakan
 Melaksanakan program orientasi  Memberi petunjuk
rencana keperawatan
kepada pasien dan keluarganya, jika pasien akan pulang
 Mengisi resume yang dibuat oleh
meliputi penjelasan tentang peraturan
keperawatan perawat primer
rumah sakit, tata tertib ruangan,
 Mendampingi visite.  Melaporkan
fasilitas yang ada cara penggunaannya  Melaksanakan ronde
segala perubahan
serta kegiatan rutin sehari-hari di keperawatan bersama
yang terjadi atas
ruangan. dengan kepala ruangan
pasien kepada
 Mendampingi dokter selama
dan perawat associate.
perawat primer.
kunjungan keliling (visite dokter)  Melaporkan
untuk pemeriksaan pasien dan perkembangan pasien
mencatat program pengobatan, serta kepada kepala ruangan.
menyampikan kepada staf untuk
melaksanakannya
 Mengelompokan pasien dan
mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatannya,
infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhan
keperawatan.
 Mengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan kegiatan

17
asuhan keperawatan serta mencatat
kegiatan lain di ruang rawat.

4) MAKP Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
 Kelebihannya:
 Perawat lebih memahami kasus per kasus
 Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
 Kekurangannya:
 Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
 Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama
5) Modifikasi MAKP Tim-Primer
Pada metode MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna
S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
 Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
 Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
 Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Di samping
itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka
akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.

Contoh (dikutip dari Ratna S. Sudarsono, 2002):


Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model
modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 orang perawat primer (PP) dengan
kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat, juga Ners. Perawat associate (PA)
21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 keperawatan (3
orang) dan SPK (18 orang).

18
Dalam memberikan asuhan keperawatan, model asuhan keperawatan yang yang
lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan
primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb, 1990 dikutip dari Priharjo R, 1995).

1) Metode kasus
Disebut juga sebagai perawatan total (total care) yang merupakan metode paling
awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab umtuk memberikan perawatan
pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shift. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada
keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat
yang baru.
2) Metode fungsional
Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi bisnis yang
berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan pendidikan kurang akan
melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan dengan perawatan profesional.
Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas (job description), prosedur, kebijakan dan
alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan
pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi
keperawatan dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga
keperawatan.

3) Metode tim
Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang digunakan
untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan memenuhi peningkatan
tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul karena kemajuan teknologi,

19
kesehatan dan peralatan. Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional (registered
nursing), perawat praktis yang mendapat izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung
jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam.
Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota
dimotivasi untuk belajar.
Hal pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua tim,
rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tujuan metode
keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien.
Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personil
adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan
keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan
tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan
memenuhi standar asuhan keperawatan.

4) Keperawatan Primer
Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam
sehari, 7 hari/ minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara
komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji
dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektivan keperawatan.

20
Sementara perawat lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer melibatkan semua aspek
peran profesional termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan
kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manejer garis terdepan bagi
perawatan pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.

5) Sistem manejemen kasus


Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer kasus
(case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para
manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti :
1) Dengan dokter dan pasien tertentu.
2) Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit
3) Dengan mengadakan diagnosa.
Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan
seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master untuk
mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi.

6) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

21
Yaitu suatu sistem (struktur proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang
dapat menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart dan Woods, 1996). Lima
Komponen dalam Model Praktek Keperawatan Profesional menurut Hoffart dan Woods
(1996): (a) nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari model praktek keperawatan
profesional (MPKP), (b) hubungan antar profesional, (c) metode pemberian asuhan
keperawatan, (d) pendekatan manejemen dalam perubahan pengambilan keputusan, (e)
sistem kompetensi dan penghargaan.

2.5 Contoh Kasus Dari Beberapa Model Asuhan Keperawatan

1) Contoh kasus dari metode keperawatan fungsional

Triger Case Role Play Grup III


KASUS :
Ny. T (42 thn) (5870049) dengan diagnose medis Ca.Mammae post mastektomi, Keadaan
umum : baik, composmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, S: 37 C. Keluhan: nyeri
pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi
dan gangguan integritas kulit. Intervensi yg direncanakan : monitor TTV, Relaksasi & distraksi,
ganti balut dan kaji tanda-tanda infeksi, Injeksi Tramadol 1 ampul (30 mg), Injeksi Cefotaxime
1000 gram. Persiapan lain tidak ada.

PERTANYAAN :
Deskripsikan dan demonstrasikan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan metode asuhan
keperawatan fungsional (persiapan dan prosedur pelaksanaan serta skenario harus dipersiapkan
sebelum role play).

PERAN :
Narator : Mukharom
Kepala Ruangan : Tuminah
Perawat TIM 1 : 1. Widian Listanti
2. Nilam Marwati

22
Perawat TIM 2 : 1. Erni Yunia Nugroho
2. Laelatul Mahmudah
Tenaga Administrasi Ruangan : Desi Ika Putri
Pembantu Perawat : Iqbal Aziz Dermawan
Pasien 1 : Siti Karina Hardiyanti
Pasien 2 : Marfenda Dila

NASKAH :
Di salah satu Rumah Sakit di ruang penyakit dalam oleh kepala ruangan dikumpilkannya semua
anggota tim untuk melakukan operan pada pagi hari di ruang perawat.

Kepala Rg : Assalamu’alaikum...

Selamat pagi untuk kita semua, pada kesempatan pagi ini tujuan saya
selaku kepala ruangan mengumpulkan kalian semua diruangan ini guna
untuk mendapatkan laporan dari masing-masing Kepala Tim. Silahakan
dimulai dari TIM 1.

Ka. TIM 1 : Selamat pagi semuanya, saya Widian Listanti selaku


Ka. Tim 1 akan meloprkan bahwa perawat associate di tim 1 hadir semua.
Disini ada saya sendiri dan perawat Nilam Marwati.
Kepala RG : Baik, dilanjutkan untuk ka. Tim 2. Silahkan
Ka. TIM 2 : Selamat Pagi, saya Erni Yunia Nugroho selaku Ka. Tim 2

melaporkan bahwa perawat associate di tim 2 hadir semua. Disini saya


sendiri dan rekan saya perawat Laelatul Mahmudah.

Kepala Rg :Baik terima kasih atas laporan dari kedua Tim.

Selanjutnya dapat kita mulai untuk pembahasan masalah yang akan


dibicarakan sekarang, dapat dimulai dari Widian Listanti selaku Ka. TIM
1 silahkan.

23
Ka. TIM 1 : Sebelumnya terima kasih bu atas waktunya. Saya akan

melaporkan dari TIM 1 bahwa jumlah pasien ada 2, diantaranya ada Ny.
T dengan mengeluh nyeri dibagian lengan atas direncanakan akan diberi
tindakan relaksasi dan distraksi.

Ka. TIM 2 : Baik saya akan melaporkan dari TIM 2 bahwa jumlah

pasien ada 4, salah satunya ada Ny. M dengan mengeluh nyeri dan susah
tidur pada malam hari.

Kepala Rg : Baik terima kasih atas laporan dari masing-masing TIM,

selanjutnya mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing untuk


keancaran dalam beraktifitas pada hari ini. Berdo’a mulai. (Serentak
menundukan kepala)

Setelah selesai operan para perawat melakukan aktivitas masing-masing sesuai pekerjaannya
kemudian perawat beserta kepala ruangan melakukan pengkajian pada pasien satu per satu
hingga sampailah pada Ny. T (Diagnosis Ca. Mamae), Disamping itu didalam ruangan yang
didatangi oleh kepala ruangan ada pembantu perawat yang sedang membantu pasien merapikan
tempat tidur pasien.

Kepala Rg : Assalamu’alaikum wrb...

Selamat pagi bu, saya perawat Tuminah, benar ini dengan ibu T?
Bagaimana keadaan ibu pada pagi ini?

Pasien T : Masih merasa nyeri sus dibagian payudara.

Kepala Rg : Nyeri yang dikisaran oleh ibu jika dikasih rentang 1-10,

berapa skala yang ibu rasakan?

Pasien T : 7 sus soalnya nyeri banget saat kambuh.

Kepala Rg : Baik ibu, nanti sekitar jam 09.00 ada perawat yang datang

24
keruangan ini untuk melakukan tindakan keperawatan pada ibu. Jika ibu
membutuhkan bantuan saya bisa panggil saya diruang perawatan. Baik
ibu terima kasih dan selamat beristirahat. Assalamu’alaikum...

Pasien T : baik sus. Wa’alaikumsalam...

Kepala ruangan berkeliling kembali untuk melakuakan pengkajian pada pasien


satu persatu. Setelah selasai berkeliling ruangan kepala ruangan kembali
keruangannya untuk merencanakan tindakan keperawatan untuk para pasien.
Kepala Rg : Suster widian, tolong berikan asuhan keperawatan
relaksasi pada Ny. T sekitar jam 09:00 pagi
ini, karena beliau mengeluh nyeri pada bagian payudara
dengan skala 7.
Perawat Widian : Baik bu nanti saya akan lakukan dengan perawat TIM 1.
Kepala Rg : Terima kasih, silahkan kembali ke ruangan.
Perawat Widian : Iya bu ( sambil mengangguk)

Perawat Widian langsung menuju ruangan untuk memanggil TIM 1 yaitu bersama
Perawat Nilam untuk melakukan teknik relaksasi kepada Ny. T.
Perawat Widian : Assalamu’alaikum... saya perawat widian dan ini
perawat nilam, benar ini dengan ibu T?
Pasien T : Wa’alaikumsalam... iya benar sus.
Perawat Nilam : Bagaimana keadaan ibu pagi ini?
Pasien T : Nyeri sus dibagian payudara.
Perawat Widian : Baik bu, tujuan kami datang kesini untuk mengajarkan
teknik relaksasi yang tujuannya untuk mengurangi rasa
nyeri ibu. Nanti ibu bisa ikuti saya. Bagaimana apakah ibu sudah siap?
Pasien T : Siap sus.
Perawat Widian : Pertama ibu tarik napas , tahan 3 detik lalu hembuskan
perlahan-lahan lewat mulut. Silahakan ibu praktikan
sekarang.
Pasien T : (mempraktikan relaksasi).

25
Perawat Widian : Bagus ibu, ini dilakukan saat nyeri ibu kambuh dan lakukaan relaksasi
ini samapi rasa nyeri ibu sedikit berkurang.
Pasien T : Baik sus.
Perawat Nilam : Baik ibu saya sudah selesai. Jika ibu membutuhkan
bantuan kembali bisa panggil kami diruang perawat. Terimakasih bu,
Selamat beristirahat.Assalamu’alaikum...
Pasien T : Iya sus. Wa’alaikumsalam...

Setelah selesai memberikan askep relaksasi perawat Widian dan perawat Nilam
segera melapor kepada kepala ruangan.
Perawat Widian : Assalmu’alaikum... (sambil membuka pintu)
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam... iya masuk. Silahkan duduk sus
Perawat Widian : Iya bu, saya mau melapor bahwa kami sudah
mengajarkan teknik relaksasi kepada Ny. T
Kepala Rg : Baik sus. Bagaimana respon pasien setelah dilakukan
teknik relaksasi?
Perawat Nilam : Pasien sudah merasa sedikit tenang dan tidak mersakan
nyeri lagi.
Kepala Rg : Baik sus. Terima kasih atas laporannya. Silahakan
kembali keruangan untuk melanjutkan pekerjaan.
Perawat Widian : Baik bu. Assalamu’alaikum.. (Serentak kedua perawat)
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam...

Setelah kepala Ruangan mendapatkan laporan dari perawat widian dan perawat
nilam, kepala ruangan langsung mengecek Ny. T untuk melihat kondisinya setelah
deberikan teknik relaksasi.
Kepala Rg : Assalamu’alaikum... bagaimana ibu setelah diberikan
relaksasi oleh perawat widian dan perawat nilam?
Pasien T : Sudah lumayan sus, nyerinya agak berkurang kalau
melakukan relaksasi.
Kepala Rg : Bagus kalau begitu bu, terus lakukan hal itu iya bu. Saya

26
permisi dulu bu, selamat beristirahat.Assalamu’alaikum...
Pasien T : Wa’alaikumsalam...

Beberapa jam kemudian perawat Erni mendatangi ruangan kepala ruangan untuk
melaporkan suatu hal mengenai salah satu pasien
Perawat Erni : Assalmu’alaikum...
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam... masuk ( Perawat Erni masuk
ruangan). Silahkan duduk sus.
Perawat Erni : Terima kasih bu. Bu saya mau melaporkan bahwa Ny. M
tadi saat saya melakukan askep diruangan penyakit
dalam dia kelihatan mengeluh sesak napas.
Kepala Rg : Baik suster Erni terima kasih laporanya, nanti saya akan
rencanakan tindakan askep untuk Ny. M.
Perawat Erni : Iya bu. Saya permisi dulu kembali keruangan.
Assalamu’alaikum...
Kepala Rg : Iya silahkan. Wa’alaikumsalam...

Setelah 15 menit kemudian, Kepala ruangan menelpon bagian tenaga administrasi


ruangan untuk menyampaikan kepada suster Erni untuk segera menghadap ke
ruangannya.
Kepala Rg : Kring... kring...kring (bunyi telepon)
TAR : Selamat siang, saya desi ika putri bagian tenaga
Administrasi di ruang dahlia. Ada yang bisa saya bantu?
Kepala Rg : Ibu desi, saya ibu tuminah kepala ruangan. Tolong
sampaikan kepada suster erni sekarang suruh menghadap
saya di ruangan. Terima kasih.
TAR : Baik bu, akan saya sampaikan segera. (tek- telepon mati)

Setelai selesai menrima telepon dari kepala ruangan, ibu desi langsung memanggil
suster erni untuk memberitahukan bahwa beliau suruh menghadap kepala ruangan.
TAR : Tok..tok..tok.. Assalmu’alaikum...

27
Perawat Erni : Wa’alaikumsalam... masuk
TAR : Suster erni saya mendapat amanah dari ibu tuminah
selaku kepala ruangan untuk memerintahkan suster ini
menghadap beliau sekarang juga diruangannya.
Perawat Erni : Baik bu, terima kasih atas informasinya. Saya segera ke
ruangannya sekarang.
TAR : Sama-sama. Saya permisi kembali keruangan saya suster
erni.
Perawat Erni : Iya (sambil mengangguk)

Setelah mendapat informasi dari tenaga administrasi ruangan perawat Erni segera
menuju ruangan kepala Ruangan untuk memenuhi perintahnya.
Perawat Erni : Assalamu’alaikum... (sambil membuka pintu)
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam.. silahkan masuk (Menyuruh duduk)
Perawat Erni : Ada apa ibu memanggil saya?
Kepala Rg : Iya suster erni, saya memenggil suster erni untuk
memberikan askep pada Ny. M pengecekan tanda-tanda
vital hari ini jam 2 siang.
Perawat Erni : iya bu, nanti saya akan lakukan bersama TIM 2.
Kepala Rg : Baik suster Erni, terima kasih.
Perawat Erni : (mengangguk sambil tersenyum kepada kepala ruangan)

Perawat Erni dan Perawat ela segera mendatangi ruangan perawatan Ny. M untuk
melakuakan pengecekan Tanda-Tanda Vital.
Perawat Erni : Assalamu’alaikum... bu (serempak mengucap salam).
Selamat pagi ibu. Saya suster erni dan ini rekan saya
suster ela. Benar ini dengan Ny. M? Bagaimana keadaan
ibu siang ini?
Pasien M : Iya sus, sedikit pusing sus
Perawat Ela : Baik ibu kami datang kesini tujuannya untuk melakukan
pengecekan tanda-tanda vital kepada ibu,

28
Bagaimana, apa ibu sudah siap?
Pasien M : Sudah sus
Perawat Ela : Pertama saya akan mengecek tekanan darah ibu terlebih
dahulu iya bu. (melakukan pengecakan)
Perawat Ela : Selanjutnya, saya mengecek denyut nadi ibu. (melakukan
pengecekan) iya bu yang selanjutnya akan dicek oleh
suster ern iya bu.
Pasien M : iya sus (mengangguk)
Perawat Erni : Baik bu selanjutnya, saya akan memeriksa suhu ibu iya
menggunakan termometer (melakuakan pengecekan)
Perawat Erni : Yang terakhir saya memeriksa pernafasan ibu (melakukan
pengecekan)
Perawat Ela : Baik ibu kami sudah selesai melakukan pengecekan tanda
tanda vital, bagaimana perasaan ibu setelah dilakukan
pengecekan tanda-tanda vital?
Pasien M : Sudah lumayan mendingan sus.
Perawat Erni : Syukurlah... baik ibu kami akan kembali keruang
perawatan. Jika ibu membutuhkan bantuan kami ibu bisa
panggil kami diruang perawaan. Selamat beristirahat dan
terimakasih. Assalamu’alaikum... (serentak)
Pasien M : Iya sus. Wa’alaikumsalam...(tersenyum)

Setelah melakukan tindakan kepada Ny.M perawat Erni dan perawat Ela langsung
menuju ruangan KARU untuk melaporkan hasil.
Perawat Ela+Erni : Assalamu’alaikum... (serentak)
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam... iya (silahkan duduk)
Perawat Ela : Terima kasih bu, kami mau melaporkan bahwa kami
sudah melakukan pengecekan tanda-tanda vital kepada
Ny.M.
Kepala Rg : Bagaimana Ttanggapan Ny. M menaggapi setelah
pengecekan tanda-tanda vital?

29
Perawat Erni : Responya sangat senang bu, bahkan beliau sudah merasa
tenang setelah dilakukan tindaka tersebut.
Kepala Rg : Baik suster erni dan suster ela terima kasih atas
Laporanya. Silahkan bisa kembali ke ruangan untuk
melanjutkan pekerjaanya masing-masing.
Perawat Ela+Erni : Iya bu. Kami permisi dulu. Assalamu’alaikum...
(serentak)
Kepala Rg : Wa’alaikumsalam...

Setelah 1 hari semua melakuakan pekerjaanya baik kepala ruangan,perawat


pelaksana, pembantu perawat dan tenaga administrasi ruangan diharapkan pasien
yang diberikan tindakan asuhan keperawatan pada hari tersebut bisa mengurangi
rasa sakit terhadap penyakit yang dideritanya.
2) Contoh kasus metode keperawatan Tim

Triger Case Role Play Group IV

Kasus:

Tn. Faqih (47 thn) dengan disgnose medis Asma bronkial. Keadaan umum: lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80x/mnt, RR: 25x/mnt, S: 37 0C. Keluhan nyeri
dada dan sesak nafas. Diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dngan nyeri.
Rencana yang akan dilakukan: memeriksa TTV dan pemberian oksigen

Anak sellvy (12 th) dengan diagnose medis diare. Keadaan umum : lemah, pucat, anemis, TD :
110/70, N: 80x/menit, RR:20x/menit, S: 370C. keluhan nyeri abdomen. Diagnosa keperawatan
deficit volume airan bd kehilangan volume cairan secara aktif. Rencana yang sudah dilakukan
monitor tanda2 vital dan nutrisi. Rencana yang belum dilakukan adalah pemberian cairan IV.

Pertanyaan:

Deskripsikan dan demonstrasikan asuhan keperawatan pada Tn. Faqih dan anak sellvy dengan
metode asuhan keperawatan team (persiapan dan prosedur pelaksanaan serta scenario harus
dipersiapkan sebelum role play)

30
Kepala Ruangan : Apri Lianto

Ketua Tim : Safitri Dewi, Irma Susrini

Perawat Pelaksana / PA : Eka Mailina, Rahmawati, Aryanti,

Narator : Khasbulloh

Pasien : Faqih, Sellvy

Orang tua : Luciana

Pada sebuah Rumah Sakit A di Nurse Station Karu, Katim I, Katim II, PA tim I dan tim II pada
pukul 07.00 WIB mengadakan pre conference. Pre conference atau timbang terima telah
dilaksanakan, selanjutnya Katim I, PA menuju ruang keperawatan Tn. Faqih untuk melanjutkan
asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan pada sift sebelumnya.

Dari tim I dengan Tn. Faqih dengan diagnose medis Asma. Sedangkan diagnosa keperawatannya
adalah Pola nafas tidak efektif bd nyeri. Tn Faqih mengeluh sesak nafas dan nyeri dada

Dari TIM II dengan pasien anak selvy dengan diagnose medis Diare. Sedangkan diagnose
keperawatan adalah deficit volume cairan bd kehilangan volume cairan aktif. Pasien mengeluh
badannya lemas dan nyeri abdomen. Pasien sudah diperiksa TTVnya, rencana asuhan
keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya adalah memberikn cairan IV (infus).

(Setelah selesai pre conferencet, Ketua tim I, beserta PA mengkaji pasien Tn Faqih dengan
diagnose keperawatan pola nafas tidak efektif bd nyeri, perawat akan memeriksa tanda-tanda
vital.

Katim : “Assalamualaikum ?”

Pasien : “wangalaikumussalam sus”

Karu : “selamat pagi pak, masih ingat dengan saya pak? ya saya safitri dewi biasa
dipanggil fitri. Ketua tim asuhan keperawatan yang merawat bapak sampai bapak

31
pulang besok. Baik pak faqih, hari ini saya bersama perawat eka akan memriksa
tanda-tanda vital bapak untuk mengetahui kondisi bapak saat ini. Silahkan suster
eka

Pasien : siap sus,

PA :”Baik pak Faqih, nama saya eka mailina perawat yang bertugas merawat bapak hari
ini sampai bapak pulang, seperti yang sudah disampaikan oleh perawat safitri saya
akan memriksa tanda-tanda vital bapak. Caranya nanti saya akan memriksa
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan suhu tubuh. Tempatnya disini
waktunya 10 menit. Apakah bapk sudah siap? Kita mulai saja ya pak”

Pasien :”baik sus”

PA melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien, PA melakukan kesalahan


dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, Katim mengarahkan

PA : perawat fitri, saya belum bisa menemukan nadinya, bagaimana ?

Katim : baik sus, sini saya bantu

pA : baik suster fitri

PA dibantu Katim dalam melkukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

PA : baik pak, saya sudah selesai memberiksa tanda2 vital, bagaimana perasaan
bapak ? baik pak nanti saya akan kesini lagi untuk memberikan oksigen supaya
pernafasan bapak lebih lancar, tempatnya diini waktunya 10 menit. Selamat
beristirahat pak .wassalam

Disaat tim I melkukan pemberin oksigen pada pasien Tn faqih, begitu pula dengan tim II juga
mekukan asuhan keperawatan ada anak sellvy yaitu memberikan caitan IV.

Katim (Irma) : assalamualaikum,, pekenalkan ibu nama saya Irma susrini bias adi panggil Irma,
saya beserta rekan saya perawat rahma yang bertugas hari ini dari jam 7-14, nnti

32
perawat rahma akan memberikan infus pada anak ibu,? Tempat nya disini
wktunya 7 menit. Bagaimana ibui??

Ortu : silahkan suster

PA : selamat pagi adek,, perkenalkan nama saya suster rahma, nama adek siapa?? hari
ini saya akan memberikan infus supaya adek sellvy tidak lemas lagi. Sudah siap dek?

Pasien :” siap sus”

Ketika PA melakukan tindakan askep pemasangan infus pada TIM II dan pemeriksaan
tanda-tanda vital pada pasien tim I. Karu mengontrol setiap tim. Setelah itu karu
berbincang bincang deengan katim I.

Karu :”kineja sudah bagus, tingkatkan kemampuan dari PA, pertahankan dan pantau
terus keadaan pasien, lakukan rencana askep yang paling tepat”

katim :”baik pak”

Tim I telah selesai melakukan pemasangan oksigen, Katim dan PA menuju nurse station. Dan
merencanakan tindakan selanjutnya.

Katim : pak karu saya ingin melaporkan keadaan pasien Tn faqih, kondisi beliau saat
ini masih lemah, TTV sudah diperiksa dengan tekanan darah 120/80, nadi ,
pernafasan dan suhu , rencana selanjutnya adalah pemberian oksigen yaitu
pada pukul 10 nanti Tn Faqih, namun saat ini saya ada rapat dosen di STIKES
AIAIC, saya meminta bantuan bapak sebagai karu untuk menemani dan
mengawasi PA tim I dalam pemberian oksigen.

Karu : terimakasih atas laporannya, saya nanti akan mendampingi Pa tim satu dalam
memberikan oksigen pa Pasien Tim I.

KAtim I : terimakasih pa katas ijin dan kerjasamanya, . Salam

(Setelah beberapa menit kemudian katim II dan PAnya datang. Karu beserta Pa tim I melakukan
conference)

33
Karu : Asslamu’alaikum wr wb

All : Wa’alaikumslam wr wb

karu : terimakasih kepada semua TIM yang telah melakukan askep dengan baik,
selanjutnya untuk TIM satu dari hasil laporan ketua tim I, rencana tindakan
selanjutnya untuk tuan Faqih adalah pemberian oksigen, berhubung Katim I saat
ini ada rapat, jadi saya yang akan menggantikan tugasnya.

Selanjutnya bagaimana laporan dari Tim II ? silahkan Katim II

Katim II : baik pak pada pasien anak sellvy dengan diagnose keperawatan deficit volume
cairan bd kehilangan volume cairan aktif telah dilakukan tindakan Pemasangan
infus, rencana askep selanjutnya adalah memeriksa TTV anak selvy.

Karu : terimakasih atas laporannya, selanjtnya siahkan melanjutkan aktifitas


selanjutnya. Salam

Setelah itu karu dan Pa tim I segera menuju pasien Tn faqih untuk pemberian oksigen yang
sudah direncanakan oleh Katim I.

Karu : assalamualaikum

Pasien : wangalaikum salam

Karu : masih ingat dengan saya pak ? iya saya perawat apri sebagai kepala ruangan
yang saat ini menggantikan katin safitri yang akan merawat bapak hari ini. Saat
ini saya dan perawat anti akan melakukan asuhan keperawatan yaitu pemberian
oksigen yang akan dilaksanakan oleh perawat anti. Silahan perawat anti.

PA (anti) : baaik pak.

Selamat pagi pak ahmad, perkenlkan nama saya aryanti perawat yang akan
merawat bapak, hari ini sampai besok bapak pulang. Saat ini seperti yang telah
disampaikan oleh perawat apri saya akan memberikan oksigen pd bapak supaya

34
bapak pernafasannya lebih lancer. Tempatnya disini, waktunya 7 menit. Apakah
bapak sudah siap?

Pasien : siap sus

PA memberikn oksigen pada tuan faqih. Disisi lain tim II memeriksa tanda2 vital pada
anak sellvy, namun katim tidak mendampingi PA sehingga PA mengalami kesulitan dan
kesalahan, sehingga pasien mengalami infeksi.

PA : saya sudah selesai memberikan oksigen, bagaimana perasaan bapak?. Nanti saya akan
kembali lagi untuk injeksi tempatnya disini waktunya 7 menit. Selamat istirahat. Salam

Pasien : salam

Waktu sudah menunjukan pukul 2. Karu, Tim I dan Tim 2 melakukan post conference.Tim
menyampaikan askep yang telah dilaksanakan dan askep yang belum dilaksanakan. Selain itu
Karu mengevaluasi kinerja Tim.

Karu :”selamat siang rekan-rekan, agenda kita siang hari ini adalah laporan dari
masing2 tim tentang kondisi pasien, askep yang sudah dilaksanakan dan yang
haru dilanjutkan pada sift berikutnya pada pasien Tn Faqih dan anak sellvy .
silahkan laporan dari katim I dan II

Katim I :”baik, askep untuk Tn. Faqih sudah dilaksanakan semua, dan kondisi sudah
membaik. Pasien sudah memungkinkan untuk dipulangkan. untuk persiapan
discharge lanning pada pasien Tn Faqih sudah siap. Status pasien dan format
discharge planning sudah dipersiapkan.

Untuk masalah pada pasien adalah sesak nafas memungkinkan untuk kambuh
kembali sehingga perlu diinformasikan kepada pasien dan keluraga mengenai
aktiffitas, gaya hidup, tempat kontrol, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan
kegawatan pada pasien”

Karu :”baik, terima kasih untuk katim. Untuk coba berkas2nya saya periksa dulu”

katim :”baik pak ini berkas2nya beserta format discharge planningnya”

35
karu : baik, data sudah lengkap, bagaimana dengan anak sellvy ?

katim II : ”teimakasih atas waktu yang diberikan, untuk tim II dengan pasien anak sellvy
kondisi masih lemah, askep yang selanjutnya arus dilaksanakan adalah Monitor
turgor kulit, mukosa oral sebagai indikator dehidrasi.

Karu : terimakasih atas laporannya dari masing2 Tim. Untuk selanjutnya Tim I silahkan
melekukan persiapan untuk kepulangan Tn faqih dan Tim II bersiap2 untuk
timbang terima. Salam

(Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning)

Tahap pelaksanaan

Karu :”selamat pagi pak Faqih, bagaimana kabar bapak hari ini?”

Pasien :”selamat pagi pak. Alhamdulillah semakin baik nyeri dada sudah tidak ada, nafas
tidak sesak lagi”

Karu :”alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk bapak. Jadi hari ini bapak
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus
administrasi”

Pasien :”mohon maaf Pak untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkas2nya”

Karu :”o.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan Bapak. Ini nanti suster safitri akan
menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan bapak dirumah, bagaimana
apakah bapak bersedia?”

Pasien :”iya pak, boleh. Silahkan”

Katim :”baik pak disini sya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang pertama :

36
1. Bapak harus menjaga aktifitas supaya tidak terlalu capek

2. Jaga pola makan, hindari makann pantangan

3. jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter

4. Minum obat secara teratur

5. dan terakhir, apabila bapak masih merasakan keluhan ini atau timbul
keluhan lain slama berda dirumah… bapak dan keluarga harus segera datang
untuk mengkonsulkan penyakit bapak ini bisa ke layanan kesehatan terdekat.

katim :”bagaimana ada yang ditanyakan pak ?”

Pasien :”tidak ada sus”

katim :” baik kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, coba pak ulangi lagi hal-hal yang
harus bapak perhatikan setelah kepulanagan “

Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan baik

Katim :”bagus sekali pak aqih, saya kira bapak cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”

Pasien :”iya sus, sama-sama”

Karu :”baik pak Faqih, saya kira semua sudah disampaikan dan bapak sudah paham.
Sekarang bapak dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap pulang. Dan kami
mohon maaf apabila selama perawatan bapak disini ada yang kurang. Semoga
bapak sehat selalu.”

Pasien :”iya pak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”

Karu :”iya pak sama-sama. selamat pagi pak”

Pasien :”selamat pagi”

Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan

37
Tahap penutup

Karu :”terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan discharge
planning untuk Tim I pada siang hari ini cukup bagus, namun saya harap
untuk kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan
pasien dan kelurga”

Katim :”baik pak”.

Saat rapat belum selesai tiba-tiba orang tua paien datang ke ruangan, dengan emosi.

Tok…tok tokk…

Ortu : “permisi pak,maaf saya mau minta pertanggungjawaban atas tindakan perawat
rahma.”

Karu : pertanggungjawaban apa bu?

Ortu : tadi setelah dilakukan tindakan oleh perawat anak saya menjadi infeksi. Saya
tidak tau apa yang telah dilakukan perawat sehingga anak saya menjad seperti ini.
Pokoknya saya meminta pertanggujawaban, sebelum anak saya sembuh saya tidak akan
mengurus biaya administrasi rumah sakit.

Karu : maaf ibu, kami belum mengetahui bagaimana alur ceritanya. Tolong ceritakan
terlebih dahulu.

Ortu : saya tidak mau tau, sebelum anak saya sembuh saya akan menuntut perawat
yang telah melakukan tindakan.

Karu : tunggu dulu bu,mari kita bicarakan masalah ini secara baik-baik.

Orang tua pasien menjelaskan secara runtut kepada karu.

Karu : baiklah bu,mungkin ini merupakan kesalahan yang telah dilakukan pihak kami.
Kami memohon maaf dan akan bertanggungjawab ats perbuatan yang terjadi pada anak
ibu.

38
Ortu : baik, saya berharap pihak rumah sakit akan bertanggung jawab atas kesembuhan
anak saya sepenuhnya.

Setelah orang tua passien selesai menceritakan kronologis kejadian, orang tua pasien pergi
meninggalkan ruangan. Semua tim bersama karu mengadakan evaluai tindakan.

Karu : rekan-rekan semua, mari kita mulai melanjutkan rapat dan mengevaluai tindakan
yang telah dilakukan perawat. Dan sekalian membahas permasalahan yang baru saja
terjadi.

Baiklah, perawat rahma tolong jelaskan bagaimana kronologis saat melakukan tindakan pada
pasien an selvy, sampai terjadi kesalahan.

Perawat rahma : baik pak, (perawat bercerita)

Setelah perawat rahma menceritakan kronologis kejadian, maka karu mengadakan rapat dengan
katim dan perawat rahma. Karu mengevaluasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen berasal dari kata Manus yang artinya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
1998).

39
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana,
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Standar asuhan keperawatan telah dijabarkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
1998 mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, model asuhan keperawatan yang yang
lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan
primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb, 1990 dikutip dari Priharjo R, 1995).
3.2 Saran

Diharapkan bagi tenaga kesehatan maupun Rumah Sakit agar dapat menerapkan
sistem manajemen keperawatan dengan baik dan benar, agar tujuan pelayanan dapat tercapai
dengan baik dan dapat dirasakan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Menajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional.


Jakarta: Salemba Medika

Sitorus,Ratna & Rumondang Panjaitan. 2011. Manajemen Keperawatan: Manajemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto

Kurniadi,Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan Dan Prospektifnya. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

40

Anda mungkin juga menyukai