Oleh :
- Kelemahan Antropometri :
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
- Indeks Antropometri
Tabel 1. Penggolongan Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri
Status Gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Gizi Baik > 80% > 85% > 90% > 80% > 85%
Gizi Kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi Buruk 60% 70% 80% 70% 75%
Sumber: Penilaian Status Gizi. I Nyoman Supriasa, dkk. Jakarta: EGC (2002 : 56)
2. Persentil
Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen terhadap median
adalah persentil. Persentil 50 sama dengan Median atau nilai tengah dari
jumlah populasi berada diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya. NCHS
merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi buruk dan kurang, serta
persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja,dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan sttus gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
meliht kemampuan fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasitertentu seperti kejadian buta senja
epidemik, cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian secara biofisik dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu uji radiologi, tes
fungsi fisik, dan sitology.
a. Pemeriksaan Radiologi
Metode ini umumnya jarang dilakukan di lapangan. Metode ini dilakukan dengan
melihat tanda-tanda fisik dan keadaan-keadaantertentu seperti riketsia,
osteomalasia, fluorosis dan beri-beri. Penggunaan metoda ini adalah pada survey
yang sifatnya retrospektif dari pengukuran kurang gizi seperti riketsia dan KEP
dini.
Metode ini akan lebih berguna apabila dilakukan di daerah epidemis kekurangan
vitamin A (buta senja).
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Secara lebih khusus, survei konsumsi digunakan untuk berbagai macam tujuan
antara lain:
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan meng-
hasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantatif.
Metode kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, fre-
kuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
Metode kuantitatif
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.
Penggunannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi
antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan
penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai
hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,
irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi
(Secara rasional, program yang bersifat preventif sebaiknya diarahkan pada semua
faktor yang terlibat dalam kesehatan masyarakat disuatu daerah tertentu.
Menurut jellife (1966), faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab
malnutrisi dibagi dalam enam kelompok, yaitu keadaan infeksi, konsumsi makanan,
pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan.
Keadaan infeksi
Scrimshow et.al, (1959) menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat
antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan malnutrisi. Mereka menekankan
interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi, dan juga infeksi
akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi.
Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersamaan, yaitu:
Konsumsi makanan
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk
mengatur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan
malnutrisi. Konsumsi makanan secara rinci terlihat pada bab 4 terdahulu.
Pengaruh budaya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap
terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi pangan.
Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahyul,
tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.
Konsumsi makanan yang rendah juga disebabkan oleh adanya penyakit, terutama
penyakit infeksi saluran pencernaan. Disamping itu jarak kelahiran anak yang
terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat
gizi dalam keluarga. Konsumsi zat gizi keluarga yang rendah, juga dipengaruhi
oleh produksi pangan. Rendahnya produksi pangan disebabkan karena para petani
masih menggunakan teknologi yang bersifat tradisional.
Faktor sosial ekonomi
1. Data sosial
- Keadaan penduduk disuatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi, seks dan
geografis.
- Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran)
- Pendidikan:
- Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik, ventilasi, perabotan, jumalah
kamar, pemilikan dan lain-lain)
- Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, alat masak, pembuangan
sampah)
- Penyimpanan makanan (ukuran, isi, penutup serangga)
- Air (sumber, jarak dari rumah)
- Kakus (tipe jika ada, keadaanya)
2. Data ekonomi
Data ekonomi meliputi:
- Pekerjaan (pekerjaan umum, misalnya pekerjaan pertanian dan pekerjaan
tambahan, misalnya pekerjaan musiman)
- Pendapatan keluarga (gaji, industri rumah tangga, pertanian pangan/non
pangan, utang)
- Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit,
kendaraan, radio, TV dan lain-lain.
- Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makan, pakaian, menyewa,
minyak/bahan bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi,
hadiah/persembahan)
- Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musiman.
Produksi pangan
Data yang relevan untuk produksi pangan adalah :
1. Rumah sakit dan pusat kesehatan (puskesmas), jumlah rumah sakit, jumlah
tempat tidur, pasien, staf dan lain-lain.
2. Fasilitas dan pendidikan, yang meliputi anak sekolah (jumlah, pendidikan
gizi/kurikulum dll). Remaja yang meliputi organisasi karang taruna dan
organisasi lainya. Orang dewasa, yang meliputi buta huruf. Media masa
seperti radio, televisi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi sangat kompleks. Hal ini tergantung pada tipe dan jumlah staf, waktu
yang tersedia dan tujuan survei. Yang penting adalah data yang dikumpulkan dapat
menggambarkan situasi sekarang dan berguna untuk pengembangan program. Meskipun
demikian untuk mendapatkan gambaran prevalensi malnutrisi secara langsung, dapat dilakukan
dengan metode klinis dan antropometri.
C. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan menyadari kelebihan dan
kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu
digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran
yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan metode
adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti
tujuan ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan antropometri. Apabila
ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya menggunakan metode
biokimia.
6. Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi
penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam
pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga lain.
Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis
kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yng harus dikuasai.
Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli,
tetapi tenaga tersebut cukup dilatih bebrapa hari saja sudah dapat menjalankan tugasnya.
Kader gizi diposyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, walaupun disana sini masih ada kekurangannya. Tugas utama
kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat
badan serta umur anak. Setelah mendapatkan data mereka dapat memasukkan pada KMS
dan langsung dapat menginterpretasikan data tersebut.
Penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis (dokter). Tenaga
kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-tanda klinis tidak
spesifik untuk keadaan tertentu.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode
yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan.
Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia relatif
singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri. Sangat mustahil kita
menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat, apabila tidak
ditunjang dengan tenaga, biaya, peralatan yang memadai.
8. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang digunakan untuk menilai
status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan
metode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penilaian status gizi.