Anda di halaman 1dari 17

STATUS UJIAN PSIKIATRI

Disusun Oleh :
Tyas Aulia
1102010281

Penguji :
dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT ISLAM JIWA KLENDER
PERIODE JUNI-JULI 2015
JAKARTA
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl : Jakarta, 1 Mei 1969
Usia : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Status Pernikahan : Tidak Menikah
Alamat : Cakung
Tanggal Masuk RS : 24 Juli 2015
Tanggal Wawancara : 25 Juli 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI


A. KELUHAN UTAMA
a. Alloanamnesis didapat dari Ny. Zaenah , Hubungan dengan pasien: Ibu
kandung, pada tanggal 27 Juli 2015
Pasien berbicara sendiri yang dirasa semakin memberat sejak 1 hari
SMRS
b. Autoanamnesis pada tanggal 25 Juli 2015 pukul 10.00 WIB
Pasien mendengar suara wanita yang terus menerus mengajaknya
bicara

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang diantar oleh ibu kandungnya ke Rumah Sakit Jiwa Islam
Klender (RSJIK) dengan keluhan berbicara sendiri yang dirasa memberat
sejak lebih kurang 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Lebih kurang 6 bulan SMRS, ibu pasien melihat pasien berbicara
sendiri, pada saat itu pasien mengaku bahwa ia berbicara dengan teman
wanitanya, pasien tidak melihat sosok wanita tersebut namun hanya

1
mendengar suaranya, pasien juga meyakinkan ibu pasien bahwa wanita
tersebut juga mengajak ibu pasien berbicara. Ibu pasien mengatakan
pasien menjadi lebih pendiam dan sering mengunci diri di kamar.
Lebih kurang 1 bulan SMRS, pasien tidak lagi bekerja karena proyek
bangunan di daerah Bekasi yang dijalanin pasien telah selesai, selama
pasien bekerja pasien memiliki atasan kemudian disebut pasien sebagai
“Orang Kristen”, menurut keyakinan pasien atasannya memiliki niat
menguna-gunai pasien, dan memiliki niat untuk membunuh pasien, pasien
juga meyakini bahwa kematian ayahnya 6 tahun yang lalu disebabkan
kerena guna-guna dari atasannya tersebut walaupun sebenarnya ayah
pasien meninggal sebelum pasien mengenal atasannya tersebut. Pasien
mengetahui niat jahat atasannya tersebut melalui telapak tangannya,
pasien merasa gambaran niat jahat atasannya terputar seperti televisi pada
telapak tangannya. Pasien menjadi semakin sering berdiam diri dirumah,
pasien merasa gelisah dan mengaku pikirannya tidak tenang, pasien
menjadi tidak merawat diri, tidak mau mandi, pasien juga tidak mau bila
diperintahkan untuk shalat, pasien semakin sering berbicara sendiri, dan
terkadang pasien marah dengan mengucapkan kata ‘Diam kamu’ , dan
saat ditanya ibu pasien pada siapa dirinya marah pasien hanya diam,
menurut pasien dirinya bicara sendiri karena mendengar suara wanita
yang dipercayai bertindak sebagai penjaga pasien dan bertugas
melindungi pasien dari ancaman jahat atasannya. Pasien menuturkan
suara wanita tersebut mengajaknya bicara banyak hal, seperti
pertandingan bola, dan terkadang membicarakan tentang atasannya yang
tidak jarang membuat pasien merasa kesal, suara wanita yang saat ini
pasien dengar diakui merupakan suara yang sama dengan suara wanita
sebelumnya, namun pasien baru menyadari suara tersebut adalah suara
dari penjaganya kurang lebih 1 bulan terakhir. pasien tidak pernah marah-
marah atau melakukan kekerasan kepada ibunya atau orang-orang
sekitarnya.
Lebih kurang 2 minggu SMRS, pasien masih menjalankan ibadah
puasa namun tidak mau melaksanakan shalat, pada saat berbuka puasa
pasien hanya minum kopi dan merokok, pada saat sahur pasien enggan
untuk makan apapun, terkadang ibu pasien bertanya akan makanan yang
2
diinginkan agar pasien mau makan, namun pasien berkata bahwa dirinya
tidak ingin apapun, hanya ingin rokok dan kopi. Menurut pasien dirinya
tidak mau makan karena penjaganya berkata pasien tidak perlu makan
untuk hidup.
Sekitar 1 hari SMRS, pasien berbicara sendiri sepanjang hari, Ibu
merasa tingkah laku anaknya semakin aneh, diikuti dengan kondisi pasien
yang lemas karena tidak makan, dan penampilan yang semakin tidak rapi
membuat ibu pasien khawatir sehingga ibu pasien pun bertanya kepada
tetangganya yang memiliki kerabat dengan riwayat kelainan jiwa,
kemudian disarankan untuk membawa pasien ke RSJI Klender.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


a. Riwayat Psikiatrik Sebelumnya
Lebih kurang 3 tahun SMRS, adik bungsu pasien meninggal dunia,
setelah kejadian itu pasien menjadi sering melamun, pasien menjadi lebih
pendiam, dan bicara hanya jika ditanya. Tiga bulan setelah kematian
adiknya pasien berhenti bekerja sebagai penjaga keamanan di pertokoan di
daerah bekasi. Selama 2 tahun, pasien hanya menghabiskan sebagian
waktunya untuk membantu ibu pasien dirumah.
Lebih kurang 1 tahun SMRS, pasien bekerja kembali sebagai buruh
bangunan di daerah bekasi dan menurut penuturan ibu pasien, disela waktu
senggangnya bekerja, pasien mulai berbicara sendiri, namun saat ditanya
pasien tidak mengaku dengan siapa dirinya bicara. Pada malam hari pasien
tidak tidur, pasien hanya duduk sendiri menonton televisi di ruang tengah
rumahnya namun menurut ibu pasien, pasien bersikap seolah menonton
televisi bersama orang lain. Pada siang hari pasien lebih banyak tidur, dan
saat terbangun tidak jarang pasien keluar rumah untuk berjalan-jalan tanpa
arah tujuan, kemudian pasien duduk termenung di tepi jalan hingga malam
hari. Karena khawatir ibu pasien memeriksakan pasien kedukun disekitar
rumahnya, namun oleh dukun tersebut pasien hanya diberi air yang
sebelumnya telah dibacakan doa oleh dukun tersebut.
b. Riwayat Medik Umum
Pada usia lebih kurang 1 tahun, pasien pernah mengalami demam
tinggi hingga pasien kejang sebanyak 2 kali, kemudian ibu pasien
3
membawanya ke puskesmas, pasien tidak di rawat dirumah sakit karena
masalah biaya dan hanya dirawat dirumah.
D. RIWAYAT PENGGUNAAN ALKOHOL DAN NAPZA
Pasien merokok sejak usia 20 tahun, pasien biasanya menghabiskan 1
bungkus rokok dalam waktu 1 hari. Pasien menyangkal menggunakan
alkohol, obat-obatan terlarang seperti shabu, ganja dan obat-obatan
terlarang lainnya.

E. RIWAYAT PRAMORBID

a. Masa prenatal
Pasien dikandung oleh ibunya selama 9 bulan dan tidak ada keluhan
yang berat selama kehamilan. Pasien lahir dalam keluarga dengan
perekonomian menengah ke bawah, Kelahiran pasien diinginkan oleh
kedua orang tuanya. Pasien dilahirkan secara normal oleh dukun di dekat
rumahnya di daerah cakung dan langsung menangis. Kondisi ibu pasien
saat hamil dalam keadaan sehat, namun asupan gizi diakui kurang oleh ibu
pasien, saat mengandung ibu pasien tidak mengkonsumsi alkohol serta
obat-obatan terlarang.

b. Masa kanak-kanak dini (0 s/d 3 tahun)


Pasien diasuh oleh orang tua kandungnya dan diberikan ASI selama
1 tahun. Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun ibu pasien mengakui bahwa
pasien sering terjatuh dari tempat tidur saat sedang di tinggal sendiri tanpa
pengawasan, kepala pasien sering terbentur lantai, namun pasien tidak
menangis. Pasien bisa berjalan pada usia 1,5 tahun.

c. Masa kanak-kanak pertengahan (3-7 tahun)


Menurut penuturan ibu kandung pasien, perkembangan pasien tidak
berbeda dengan anak lainnya, pasien dapat bergaul dengan teman
sebayanya. Pasien merupakan anak yang baik dan dianggap tidak nakal.
Pada usia 7 tahun pasien duduk di bangku sekolah dasar (SD) namun sikap
pasien mulai berubah, pasien tidak mau belajar membaca, pasien menjadi
pemalu. Pasien dapat naik kelas ke kelas 2 SD namun kemudian pasien

4
meminta untuk berhenti sekolah, pasien tidak mau lagi melanjutkan
sekolahnya, saat ditanya penyebab keinginannya untuk berhenti pasien
tidak menjawab dan tetap memaksa untuk berhenti sekolah.

d. Masa Kanak Akhir dan Pubertas (11-18 tahun)


Pasien bergaul dengan teman sebayanya, tidak jarang pasien
menjadi kuli panggul di pasar untuk membantu keuangan keluarganya
pada siang hari, dan pada malam hari dihabiskan pasien untuk ‘nongkrong’
dengan teman sebayanya di warung dekat rumahnya.

e. Masa dewasa
Pasien tinggal bersama ibu pasien, ayah pasien meninggal pada
tahun 2009 dan setelah menikah adik-adik pasien tinggal bersama keluarga
masing-masing, pasien pernah memiliki kekasih dan sudah menjalani
hubungan lebih kurang 5 tahun namun pasien memutuskan untuk tidak
menikah karena pasien merasa belum memiliki pekerjaan yang layak.
Pasien mulai bekerja sebagai petugas keamanan disebuah toko di daerah
Bekasi saat pasien berumur 20 tahun sampai usia 25 tahun, kemudian
pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Apabila sedang tidak ada proyek
pasien bekerja membantu ibu pasien berjualan di pasar, dan terkadang
pasien menjadi buruh panggul untuk membiayai hidupnya dan ibunya.
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer, pasien tidak mempunyai
riwayat pelanggaran hukum.

F. RIWAYAT KELUARGA

5
Pria meninggal Laki-laki Pasien

Wanita meniggal Wanita

Pasien merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, ayah pasien


dan 2 adik pasien telah meninggal dunia, tidak diketahui riwayat gangguan
jiwa dan keluhan serupa dalam keluarga pasien.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, berpenampilan fisik sesuai usianya, berkulit
sawo matang, barambut hitam keputihan berantakan, pada saat wawancara
pasien mengenakan baju kaos oblong berwarna hijau, memakai celana
pendek berwarna cokelat bermotif loreng dan memakai sandal jepit.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara, pasien tampak sedang tertidur di bangku ruang
tengah bangsal laki-laki. Selama wawancara, pasien duduk tenang, kesan
normoaktif, Setelah wawancara, pasien tidur kembali di bangku ruang
rengah bangsal laki-laki.
3. Sikap terhadap pemeriksa

6
Selama wawancara pasien tidak kooperatif dalam menjawab
pertanyaan, pasien terkadang terdiam dan tidak menjawab pertanyaan
pemeriksa, sehingga tidak jarang pemeriksa harus mengulang pertanyaan,
pasien tidak membalas tatapan pemeriksa.

B. MOOD DAN AFEK


1. Mood : Disforik
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Serasi

C. PEMBICARAAN
- Intonasi : Monoton
- Artikulasi : Tidak jelas
- Volume : Semakin lama semakin rendah
- Menjawab pertanyaan : Tidak spontan

D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
- Auditorik : Ada
- Visual : Ada
- Taktil : Tidak ada
- Olfaktorik : Tidak ada
- Gustatorik : Tidak ada
2. Ilusi : Sulit dinilai
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. PROSES PIKIR
a. Produktivitas : Terhambat, Inkoherensia
b. Kontinuitas
- Blocking : Ada
- Sirkumstansia : Tidak ada
- Tangensial : Tidak ada
- Perseverasi : Tidak ada
7
c. Hendaya bahasa : Tidak ada

F. ISI PIKIR
1. Waham
 Waham bizarre : Ada
 Waham sistematik : Tidak ada
 Waham nihilistic : Tidak ada
 Waham paranoid : Ada
- Waham kebesaran : Tidak ada
- Waham kejaran : Ada
- Waham rujukan : Tidak ada
- Waham dikendalikan : Ada
o Thought withdrawal : Ada
o Thought insertion : Tidak ada
o Thought broadcasting : Tidak ada
o Thought control : Tidak ada
 Waham cemburu : Tidak ada
 Erotomania : Tidak ada
2. Preokupasi : TIdak ada
3. Obsesi : Tidak ada
4. Kompulsif : Tidak ada
5. Ide referensi : Ada, Pasien mencurigai atasannya telah berniat
untuk
mencelakakan dirinya, dan menjadi penyebab
kematian
ayahnya
6. Fobia
 Fobia spesifik : Tidak ada
 Fobia sosial : Tidak ada
 Akrofobia : Tidak ada
 Agoraphobia : Tidak ada
 Klaustrofobia : Tidak ada
 Aiirufobia : Tidak ada

8
 Zoofobia : Tidak ada
 Xenophobia : Tidak ada

G. FUNGSI KOGNITIF DAN KESADARAN


1. Kesadaran : Composmentis (E4M6V5)
2. Orientasi : Baik
a. Waktu baik (pasien benar menyebutkan hari, bulan, tahun saat di
wawancara).
b. Tempat baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang
berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta, Negara Indonesia,
kota jakarta, serta ruangan perawatannya).
c. Orang Tidak baik (pasien lupa nama pewawancara, menyebutkan
nama beberapa pasien tapi bukan orang tersebut, pasien tidak tahu
nama perawat).
3. Daya ingat.
 Daya ingat segera  Tidak baik (pasien tidak dapat mengingat nama
dokter yang merawatnya saat ini dan juga tidak dapat menyebutkan 3
benda yang pewawancara ajukan).
 Daya ingat yang pendek  baik (pasien dapat mengingat menu
sarapan tadi pagi dan sudah di konfirmasi).
 Daya ingat sedang  baik (pasien mampu mengingat tanggal masuk
ke RSJIK dan jam masuk RS)
 Daya ingat jangka panjang  baik (pasien dapat mengingat tempat
sekolah pasien ketika SD, SMP, dan SMA)
4. Konsentrasi dan perhatian
Perhatian dan konsentrasi pasien mudah teralihkan, pasien sering tiba-
tiba tidak menjawab pertanyaan pemeriksa dan lebih memilih menonton
televise sehingga pananya harus mengulangi pertanyaan yang sama.
5. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien tidak dapat membaca dan menulis
6. Kemampuan visuospasial
Pasien bersikeras tidak mau mengikuti perintah pemeriksa untuk
menggambar segi lima bersinggungan

9
7. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat membedakan antara apel dan jeruk)
8. Intelegensia : Sempit.
Saat pasien diminta menyebutkan tiga kota besar di Indonesia.
Jawaban pasien yaitu : Jakarta, Bekasi, dan Padang
H. PENGENDALIAN IMPULS
Kemampuan mengendalikan impuls, kehendak dan keinginan pada
pasien baik, pasien bersedia mendengarkan dan menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik tapi pasif walau pasien terlihat bosan.
I. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial: tidak baik.
o Pasien tidak dapat menyebutkan nama-nama pasien lain selama pasien
dirawat.
2. Uji daya nilai : tidak baik.
o Saat pasien ditanya apabila menemukan dompet dijalan apa yang akan
pasien lakukan pasien menjawab dengan tertawa ‘Ambil aja’
J. TILIKAN
Tilikan derajat 1 (Penyangkalan total terhadap penyakitnya)

K. Taraf dapat Dipercaya


Tidak dapat dipercaya : Pernyataan yang disampaikan pasien berbeda dengan
pernyataan yang disampaikan ibu pasien

IV. STATUS FISIK


1. Status generalis
 Keadaan umum : Tampak mengantuk
 Kesadaran : Composmentis (E4M6V5)
 Tanda vital
- Tekanan darah : 110/60 mmhg
- Suhu : 36,5 °c
- Nadi : 75 x/menit
- Pernafasan : 16 x/menit
 Kepala : Normocephal, rambut tipis berawarna hitam keputihan
 Thorax : Paru : Vesikuler +/+ , Rh-/-, Wh -/-
Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

10
 Abdomen : Tidak ada kelainan
 Ekstermitas : Tidak ada kelainan
2. Status Neurologis
 Tanda rangsang meningeal : tidak ada
 Mata :
 Gerakan baik : Kelumpuhan tidak ada, nistagmus(-)
 Persepsi : Baik
 Bentuk Pupil : Bentuk bulat (+/+), isokor
 Rangsang Cahaya : Reaksi cahaya (+/+)
 Visus : Sulit dinilai (pasien tidak kooperatif)
 Motorik
o Tonus : Baik
o Turgor : Baik
o Kekuatan : Baik
o Koordinator : Baik
o Refleksi : Baik

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Riwayat Psikiatri
Pasien mengaku bahwa ia berbicara dengan teman wanitanya, pasien
tidak melihat sosok wanita tersebut namun hanya mendengar suaranya.
(Halusinasi auditorik)
Menurut keyakinan pasien atasannya memiliki niat menguna-gunai
pasien, dan memiliki niat untuk membunuh pasien, pasien juga meyakini
bahwa kematian ayahnya 6 tahun yang lalu disebabkan kerena guna-guna
dari atasannya. (Waham kejaran)
Pasien mengetahui niat jahat atasannya tersebut melalui telapak
tangannya, pasien merasa gambaran niat jahat atasannya terputar seperti
televisi pada telapak tangannya. (Waham bizarre)

2. Status mental
O Kesadaran : Composmentis
O Mood : Disforik

11
O Afek : Terbatas
O Keserasian : Serasi
O Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik
O Gangguan isi pikir : Waham kejaran, Waham bizarre
O RTA (Reality testing ability) : Terganggu
O Tilikan : Derajat 1
O Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya

VI. DAFTAR MASALAH


 Organobiologik : Tidak ada
 Psikologik : Waham Kebesaran, Wahan
Kejaran
gangguan persepsi (halusinasi
auditorik
dan visual)
 Lingkungan dan Faktor Sosial : penarikan diri dari sosiobudaya

VII. FORMULASI DIAGNOSIS


Ditemukannya distress antara lain:
1. Pasien mencurigai atasannya memiliki niat untuk mengguna-gunainya
2. Bisikan-bisikan yang mengajak pasien berbicara
Hal ini disebabkan adanya hendaya yang berat pada jiwa seseorang.
Gangguan Isi pikiran berupa halusinasi dan waham  RTA terganggu. Hal
ini identik dengan gejala Psikotik. Sesuai dengan Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) adanya tanda dan
gejala ini masuk ke dalam Skizofrenia Paranoid.
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
1. Axis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini
digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di
kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan Perilaku. Maka menurut
PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan

12
Schizofrenia Paranoid (F20.0) sesuai dengan tabel kriteria diagnosis
sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia

Kriteria Diagnosis Hasil

1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:


a.Thought echo, thought insertion or thought Ada
withdrawal, thought broadcasting.
b.Delusion of control, delusion of influence, Tidak ada
delusion of pasivity, delusional perseption.
c.Halusinasi auditorik Ada
d.Waham-waham menetap jenis lain yang Ada
dianggap penduduk setempat dianggap
tidak wajar atau mustahil.

2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang


harus selalu ada secara jelas:
 Halusinasi yang menetap dari panca indera apa Ada
saja. Ada
 Arus pikir yang terputus atau mengalami
sisipan yang berakibat inkoherensi atau Tidak ada
neologisme. Ada
 Perilaku katatonik
 Gejala-gejala negatif.
Terpenuhi
3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas
berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih. Ada

4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan


bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku pribadi.

13
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid

Kriteria Diagnosis Hasil

1.) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Terpenuhi


2.) Sebagai tambahan :
A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol. \
a.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik Ada
tanpa bentuk verbal berupa pluit, mendengung,
atau bunyi tawa.
b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; Tidak Ada
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c.Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi Ada
waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
Terpenuhi
B.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
tidak nyata/tidak menonjol.

2. Aksis II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental)


Tidak ada diagnosis

3. Aksis III (Kondisi Medik Umum)


Tidak ada diagnosis

14
4. Aksis IV (Problem psikososial dan lingkungan)
Masalah keluarga

5. Aksis V (Penilaian Fungsi secara Global)


GAF current : 51 (Gejala sedang/moderate, disabilitas sedang)

GAF 1 tahun terakhir: 63 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas


ringan dalam fungsi secara umum masih baik)

IX. PENATALAKSANAAN
a. Farmakoterapi
 Tab Risperidon 2 x 2mg
 Tab Haloperidol 3 x 5mg
 Tab Triheksilfenidil 2 x 2 mg
b. Psikoterapi
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan
hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara
teratur agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada
pasien tentang akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat.
b. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang disekitar
tentang penyakit pasien sehingga dapat memberikan dukungan moral
dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu
proses penyembuhan.

c. Religius
 Religi : Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat,
puasa, dan berdzikir.

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia
Quo ad sanationam : Dubia

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai