Disusun Oleh :
Tyas Aulia
1102010281
Penguji :
dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl : Jakarta, 1 Mei 1969
Usia : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Status Pernikahan : Tidak Menikah
Alamat : Cakung
Tanggal Masuk RS : 24 Juli 2015
Tanggal Wawancara : 25 Juli 2015
1
mendengar suaranya, pasien juga meyakinkan ibu pasien bahwa wanita
tersebut juga mengajak ibu pasien berbicara. Ibu pasien mengatakan
pasien menjadi lebih pendiam dan sering mengunci diri di kamar.
Lebih kurang 1 bulan SMRS, pasien tidak lagi bekerja karena proyek
bangunan di daerah Bekasi yang dijalanin pasien telah selesai, selama
pasien bekerja pasien memiliki atasan kemudian disebut pasien sebagai
“Orang Kristen”, menurut keyakinan pasien atasannya memiliki niat
menguna-gunai pasien, dan memiliki niat untuk membunuh pasien, pasien
juga meyakini bahwa kematian ayahnya 6 tahun yang lalu disebabkan
kerena guna-guna dari atasannya tersebut walaupun sebenarnya ayah
pasien meninggal sebelum pasien mengenal atasannya tersebut. Pasien
mengetahui niat jahat atasannya tersebut melalui telapak tangannya,
pasien merasa gambaran niat jahat atasannya terputar seperti televisi pada
telapak tangannya. Pasien menjadi semakin sering berdiam diri dirumah,
pasien merasa gelisah dan mengaku pikirannya tidak tenang, pasien
menjadi tidak merawat diri, tidak mau mandi, pasien juga tidak mau bila
diperintahkan untuk shalat, pasien semakin sering berbicara sendiri, dan
terkadang pasien marah dengan mengucapkan kata ‘Diam kamu’ , dan
saat ditanya ibu pasien pada siapa dirinya marah pasien hanya diam,
menurut pasien dirinya bicara sendiri karena mendengar suara wanita
yang dipercayai bertindak sebagai penjaga pasien dan bertugas
melindungi pasien dari ancaman jahat atasannya. Pasien menuturkan
suara wanita tersebut mengajaknya bicara banyak hal, seperti
pertandingan bola, dan terkadang membicarakan tentang atasannya yang
tidak jarang membuat pasien merasa kesal, suara wanita yang saat ini
pasien dengar diakui merupakan suara yang sama dengan suara wanita
sebelumnya, namun pasien baru menyadari suara tersebut adalah suara
dari penjaganya kurang lebih 1 bulan terakhir. pasien tidak pernah marah-
marah atau melakukan kekerasan kepada ibunya atau orang-orang
sekitarnya.
Lebih kurang 2 minggu SMRS, pasien masih menjalankan ibadah
puasa namun tidak mau melaksanakan shalat, pada saat berbuka puasa
pasien hanya minum kopi dan merokok, pada saat sahur pasien enggan
untuk makan apapun, terkadang ibu pasien bertanya akan makanan yang
2
diinginkan agar pasien mau makan, namun pasien berkata bahwa dirinya
tidak ingin apapun, hanya ingin rokok dan kopi. Menurut pasien dirinya
tidak mau makan karena penjaganya berkata pasien tidak perlu makan
untuk hidup.
Sekitar 1 hari SMRS, pasien berbicara sendiri sepanjang hari, Ibu
merasa tingkah laku anaknya semakin aneh, diikuti dengan kondisi pasien
yang lemas karena tidak makan, dan penampilan yang semakin tidak rapi
membuat ibu pasien khawatir sehingga ibu pasien pun bertanya kepada
tetangganya yang memiliki kerabat dengan riwayat kelainan jiwa,
kemudian disarankan untuk membawa pasien ke RSJI Klender.
E. RIWAYAT PRAMORBID
a. Masa prenatal
Pasien dikandung oleh ibunya selama 9 bulan dan tidak ada keluhan
yang berat selama kehamilan. Pasien lahir dalam keluarga dengan
perekonomian menengah ke bawah, Kelahiran pasien diinginkan oleh
kedua orang tuanya. Pasien dilahirkan secara normal oleh dukun di dekat
rumahnya di daerah cakung dan langsung menangis. Kondisi ibu pasien
saat hamil dalam keadaan sehat, namun asupan gizi diakui kurang oleh ibu
pasien, saat mengandung ibu pasien tidak mengkonsumsi alkohol serta
obat-obatan terlarang.
4
meminta untuk berhenti sekolah, pasien tidak mau lagi melanjutkan
sekolahnya, saat ditanya penyebab keinginannya untuk berhenti pasien
tidak menjawab dan tetap memaksa untuk berhenti sekolah.
e. Masa dewasa
Pasien tinggal bersama ibu pasien, ayah pasien meninggal pada
tahun 2009 dan setelah menikah adik-adik pasien tinggal bersama keluarga
masing-masing, pasien pernah memiliki kekasih dan sudah menjalani
hubungan lebih kurang 5 tahun namun pasien memutuskan untuk tidak
menikah karena pasien merasa belum memiliki pekerjaan yang layak.
Pasien mulai bekerja sebagai petugas keamanan disebuah toko di daerah
Bekasi saat pasien berumur 20 tahun sampai usia 25 tahun, kemudian
pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Apabila sedang tidak ada proyek
pasien bekerja membantu ibu pasien berjualan di pasar, dan terkadang
pasien menjadi buruh panggul untuk membiayai hidupnya dan ibunya.
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer, pasien tidak mempunyai
riwayat pelanggaran hukum.
F. RIWAYAT KELUARGA
5
Pria meninggal Laki-laki Pasien
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, berpenampilan fisik sesuai usianya, berkulit
sawo matang, barambut hitam keputihan berantakan, pada saat wawancara
pasien mengenakan baju kaos oblong berwarna hijau, memakai celana
pendek berwarna cokelat bermotif loreng dan memakai sandal jepit.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara, pasien tampak sedang tertidur di bangku ruang
tengah bangsal laki-laki. Selama wawancara, pasien duduk tenang, kesan
normoaktif, Setelah wawancara, pasien tidur kembali di bangku ruang
rengah bangsal laki-laki.
3. Sikap terhadap pemeriksa
6
Selama wawancara pasien tidak kooperatif dalam menjawab
pertanyaan, pasien terkadang terdiam dan tidak menjawab pertanyaan
pemeriksa, sehingga tidak jarang pemeriksa harus mengulang pertanyaan,
pasien tidak membalas tatapan pemeriksa.
C. PEMBICARAAN
- Intonasi : Monoton
- Artikulasi : Tidak jelas
- Volume : Semakin lama semakin rendah
- Menjawab pertanyaan : Tidak spontan
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
- Auditorik : Ada
- Visual : Ada
- Taktil : Tidak ada
- Olfaktorik : Tidak ada
- Gustatorik : Tidak ada
2. Ilusi : Sulit dinilai
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. PROSES PIKIR
a. Produktivitas : Terhambat, Inkoherensia
b. Kontinuitas
- Blocking : Ada
- Sirkumstansia : Tidak ada
- Tangensial : Tidak ada
- Perseverasi : Tidak ada
7
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
F. ISI PIKIR
1. Waham
Waham bizarre : Ada
Waham sistematik : Tidak ada
Waham nihilistic : Tidak ada
Waham paranoid : Ada
- Waham kebesaran : Tidak ada
- Waham kejaran : Ada
- Waham rujukan : Tidak ada
- Waham dikendalikan : Ada
o Thought withdrawal : Ada
o Thought insertion : Tidak ada
o Thought broadcasting : Tidak ada
o Thought control : Tidak ada
Waham cemburu : Tidak ada
Erotomania : Tidak ada
2. Preokupasi : TIdak ada
3. Obsesi : Tidak ada
4. Kompulsif : Tidak ada
5. Ide referensi : Ada, Pasien mencurigai atasannya telah berniat
untuk
mencelakakan dirinya, dan menjadi penyebab
kematian
ayahnya
6. Fobia
Fobia spesifik : Tidak ada
Fobia sosial : Tidak ada
Akrofobia : Tidak ada
Agoraphobia : Tidak ada
Klaustrofobia : Tidak ada
Aiirufobia : Tidak ada
8
Zoofobia : Tidak ada
Xenophobia : Tidak ada
9
7. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat membedakan antara apel dan jeruk)
8. Intelegensia : Sempit.
Saat pasien diminta menyebutkan tiga kota besar di Indonesia.
Jawaban pasien yaitu : Jakarta, Bekasi, dan Padang
H. PENGENDALIAN IMPULS
Kemampuan mengendalikan impuls, kehendak dan keinginan pada
pasien baik, pasien bersedia mendengarkan dan menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik tapi pasif walau pasien terlihat bosan.
I. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial: tidak baik.
o Pasien tidak dapat menyebutkan nama-nama pasien lain selama pasien
dirawat.
2. Uji daya nilai : tidak baik.
o Saat pasien ditanya apabila menemukan dompet dijalan apa yang akan
pasien lakukan pasien menjawab dengan tertawa ‘Ambil aja’
J. TILIKAN
Tilikan derajat 1 (Penyangkalan total terhadap penyakitnya)
10
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstermitas : Tidak ada kelainan
2. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : tidak ada
Mata :
Gerakan baik : Kelumpuhan tidak ada, nistagmus(-)
Persepsi : Baik
Bentuk Pupil : Bentuk bulat (+/+), isokor
Rangsang Cahaya : Reaksi cahaya (+/+)
Visus : Sulit dinilai (pasien tidak kooperatif)
Motorik
o Tonus : Baik
o Turgor : Baik
o Kekuatan : Baik
o Koordinator : Baik
o Refleksi : Baik
2. Status mental
O Kesadaran : Composmentis
O Mood : Disforik
11
O Afek : Terbatas
O Keserasian : Serasi
O Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik
O Gangguan isi pikir : Waham kejaran, Waham bizarre
O RTA (Reality testing ability) : Terganggu
O Tilikan : Derajat 1
O Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya
12
Schizofrenia Paranoid (F20.0) sesuai dengan tabel kriteria diagnosis
sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia
13
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid
14
4. Aksis IV (Problem psikososial dan lingkungan)
Masalah keluarga
IX. PENATALAKSANAAN
a. Farmakoterapi
Tab Risperidon 2 x 2mg
Tab Haloperidol 3 x 5mg
Tab Triheksilfenidil 2 x 2 mg
b. Psikoterapi
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan
hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara
teratur agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan kepada
pasien tentang akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat.
b. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang disekitar
tentang penyakit pasien sehingga dapat memberikan dukungan moral
dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu
proses penyembuhan.
c. Religius
Religi : Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat,
puasa, dan berdzikir.
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia
Quo ad sanationam : Dubia
15
LAMPIRAN
16