Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGGUNAAN HIDROGEL SEBAGAI TUMBAL PEMBENTUK PORI


PADA PROSES PEMBUATAN KERAMIK

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Nurwulandari Saputri 1507111741 2015


Zuhriyan Wardhana 1507112555 2015
Deyana Annisya Fitri 1607115892 2016

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus ................................................................................................ 2
1.4 Urgensi Penelitian ........................................................................................... 2
1.5 Kontribusi Temuan yang ditargetkan ................................................................
1.5 Luaran yang Diharapkan ................................................................................. 3
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrogel .......................................................................................................... 3
2.2 Hidroksiapatit .................................................................................................. 3
2.3 Hidroksiapatit Berpori..................................................................................... 4
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian .......................................................................................... 5
3.1.1 Pembuatan Bola – Bola Hidrogel.......................................................... 6
3.1.2 Pembuatan Slurry Hidroksiapatit .......................................................... 6
3.1.3 Pembuatan Scaffold ............................................................................... 6
3.2 Analisa Hasil dan Pengolahan Data ................................................................ 6
3.2.1 Scanning Electron Microscopy ............................................................. 6
3.2.2 X-Ray Diffraction ................................................................................. 6
3.2.3 Densitas dan Porositas .......................................................................... 6
3.2.4 Compressing Sreght Testing (Uji Kuat Tekan) ..................................... 7
3.3 Luaran Penelitian ............................................................................................ 7
3.4 Indikator Pencapaian ....................................................................................... 7
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 7
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................... 7
3.7 Teknik Penarikan Kesimpulan ........................................................................ 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................................. 8
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9
BAB 6. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Biodata Dosen Pendamping ............. 11

iii
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ........................................................ 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............. 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ..................................................... 20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Pori Scaffold ......................................................................... 5

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya ................................................................... 8


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 8

vi
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Patah tulang cedera traumatis yang paling umum (Petteri V, 2009).
Penyebab tingginya patah tulang disebabkan kecelakaan lalu lintas, olah raga,
perkelahian, serangan binatang dan lain-lain (Joko Triyono, 2015). Kecelakan lalu
lintas menyumbang patah tulang paling tinggi. Provinsi Jawa Tengah, kasus
kecelakaan lalu lintas menyumbang 20.829 dan mengalami fraktur tulang 1.770
orang (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2007). Catatan medik Rumah Sakit
Roemani Semarang, jumlah penderita fraktur selama 1 tahun, yaitu dari bulan Mei
2011 sampai April 2012 sebanyak 32 pasien patah tulang. Patah tulang yang
sering terjadi pada bagian tulang femur atau paha. Karena momen lentur
maksimum pada titik-titik tengah atau titik kritis tulang femur (Gudarzi M, et al,
2013). Perangkat fiksasi internal plate dan sekrup banyak diterapkan pada
pemulihan tulang femur retak atau patah (Boonthum Wongchai, 2012). Fungsi
utama fiksasi internal untuk mempertahankan pengurangan fraktur selama
penyembuhan tulang (Gaston M.S, Simpson A.H.R.W, 2007).
Salah satu cara untuk mengganti jaringan tulang yang telah rusak adalah
dengan teknik jaringan dimana sel tulang diambil dari pasien dan kemudian
ditanamkan pada tulang tiruan. Tulang tiruan tersebut merangsang pertumbuhan
sel dan membentuk jaringan yang kemudian diimplankan kembali ke dalam tubuh
pasien. Pada masa tertentu, tulang tiruan tersebut harus dapat diserap tubuh dan
tidak dapat terdegradasi, kemudian sel-sel terebut akan membentuk jaringan
(Ohgushi dan Caplan, 1999). Perancah biometik untuk implan tulang harus
dirancang dengan komposisi struktural dan kimia yang mirip dengan jaringan
tulang asli. (Amini, A.R, 2012). Di bawah perspektif ini, keramik perancah atau
polimer komposit memberikan sifat mekanik yang tinggi dan aktivitas biologis
yang baik dibandingkan dengan bahan keramik atau polimer saja (Vallet. M,
2008).
Biokeramik memiliki sifat yang tidak beracun dan paling banyak
digunakan untuk mengganti fungsi jaringan atau organ pada tubuh manusia.
Hidroksiapatit (HAp) adalah bagian turunan dari kalsium fosfat yang paling
banyak digunakan dalam pelapisan atau cements pada tulang karena memiliki
sifat biocompatible yang sangat baik (Al-sanabani, et al. 2013).
HAp yang cocok untuk rekontruksi tulang adalah HAp berpori. Pori yang
terbentuk berfungsi sebagai media pembentukan jaringan sel tulang yang tumbuh.
Untuk dapat digunakan sebagai tulang buatan, keramik harus mempunyai pori
dengan struktur terbuka (open pore). Pori terbuka tersebut berguna untuk
pertumbuhan sel tulang dan transportasi zat-zat makanan yang diperlukan tubuh.
Porositi dan interkonektifiti antar pori juga sangat penting untuk pembentukan
jaringan tulang (Millenko and Bruce, 2004).
2

1.2 Rumusan Masalah


Implan tulang merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan dalam
dunia medis dan permintaan setiap tahun yang semakin meningkat, selain itu
meningkat nya angka kecelakaan juga menyebabkan kebutuhan implan tulang
sangat besar. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012
terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur
akibat kecelakaan lalu lintas. Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terjadi
diintegritas tulang. Penyebab terbanyak Fraktur adalah kecelakaan, baik itu
kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa
terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi (Depkes RI,
2005). Dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana membuat implan tulang
yang memiliki pori dengan struktur terbuka (open pore). Pori terbuka tersebut
berguna untuk pertumbuhan sel tulang dan transportasi zat-zat makanan yang
diperlukan tubuh.
Upaya pembuatan implan tulang yang memiliki struktur pori yang sama
dengan jaringan tulang tidak lah mudah. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi yang
terbaru dalam pengembangan pembuatan implan tulang dengan biaya yang lebih
ekonomis. Pembuatan implan tulang dengan memanfaatkan hidrogel sebagai
pembentuk pori diharapkan mampu menghasilkan implan tulang yang memiliki
struktur pori yang sama dengan jaringan tulang manusia. Scaffold hidrogel yang
dihasilkan pada penelitian ini memiliki sifat fisik berpori dan dapat dilakukan
crosslinking untuk memperkuat ikatan didalam nya sehingga dapat bersifat
biocompatible, biodegradable yang sesuai untuk aplikasi rekayasa jaringan
tulang. Pemanfaatan hidrogel ini merupakan pendekatan baru yang menawarkan
proses yang lebih ekonomis.
1.3 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Membuat implan tulang berbasis hidroksiapatit berpori dengan
memanfaat hidrogel sebagai porogen.
2. Mengamati pengaruh polimer alam terhadap hidroksiapatit sebagai
implan tulang.
3. Menguji karakteristik mekanik, kimia, fisika dan biologi secara in
vitro pada implan tulang yang dihasilkan.
1.4 Urgensi Penelitian
Meningkatnya jumlah kendaraan setiap tahun nya juga akan
meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Penyebab utama
meningkatnya kasus patah tulang adalah kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan
kerja yang terjadi sehingga dibutuhkan pasokan implan tulang yang cukup tinggi
sehingga menjadikan penelitian ini layak untuk diperhitungkan.
3

1.5 Temuan yang ditargetkan


Pada penelitian ini menargetkan temuan berupa pemanfaatan hidrogel
sebagai pembentuk pori pada implan tulang yang memiliki struktur pori yang
sesuai dengan jaringan tulang serta memiliki sifat yang biocompatible dan
biodegradable pada jaringan tulang sehingga akan lebih mudah pada jaringan
tulang yang rusak tersebut untuk membentuk jaringan tulang yan baru.
1.6 Luaran yang Diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi terhadap perkembangan
implan tulang dalam pemanfaatan bahan polimer alam berbasis hidrogel. Data
data yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi bagi
peneliti lain yang mengkaji topik yang sama. Serta menghasilkan artikel ilmiah
dengan judul “use of hydrogel as a spot forming pore in the ceramic making
process” yang akan diterbitkan pada jurnal Ceramics International dengan alamat
web: https://www.journals.elsevier.com/journal-of-ceramics-international.

1.7 Manfaat Penelitian


1. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat mengurangi biaya pengobatan
implant tulang yang cukup mahal karena sebelum nya implan yang
digunakan bukan produksi dalam negeri.
2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi inspirasi untuk
memanfaatkan sumberdaya alam dan mengembangkan nya demi
kemajuan teknologi Indonesia. Serta mengurangi beban impor implan
tulang.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrogel
Hidrogel adalah salah satu perancah yang banyak digunakan dan
merupakan suatu teknologi biopolimer dengan crosslinking fisik maupun kimiawi.
Teknologi hidrogel banyak digunakan dalam bidang kedokteran karena memiliki
kemampuan menyerap air, memiliki tempat untuk suatu substrat lain dimuatkan,
sehingga berfungsi sebagai agen pembawa atau delivery vehicle untuk molekul
bioaktif. Perancah hidrogel terbuat dari bahan hidrogel yang memiliki struktur 3
dimensi dan berpori sehingga dapat dilekati sel untuk pertumbuhan jaringan.
(Drury J.L., and Mooney D.J, 2003). Perancah hidrogel sangat sesuai untuk
kebutuhan teknologi rekayasa jaringan sehingga ketiga faktor dapat
dikolaborasikan dan jaringan yang dituju dapat merekonstruksi kerusakannya.
(Park, Kinan, et al. 1993).
2.2 Hidroksiapatit
Tulang adalah salah satu bahan komposit yang tersusun dari collagen
(polimer) dan mineral (keramik). Secara umum, ada dua jenis tulang yaitu tulang
cortical yang berbentuk padat dan tulang cancellous yang berbentuk pori. Di
dalam tulang cancellous mengandung makro pori dengan ukuran 200-400 µm
4

dengan porositi sebesar 55-70%. Dalam proses pembentukan tulang baru, ukuran
dan porositi menjadi faktor yang krusial untuk mendifusikan bahan makanan,
melekatnya sel, perpindahan, perkembangbiakan sel tulang (Abdurrahim dan
Sopyan, 2008)
Ada kebutuhan yang berkembang untuk yang dapat memadai pengganti
jaringan tulang di bidang rekonstruksi jaringan tulang dan operasi plastik.
Hidroksiapatit (HA) keramik perancah telah dipelajari secara luas dan banyak
digunakan karena biokompatibilitas dan bioaktivitas yang sangat baik. Parameter
yang dirancang misalnya pori ukuran, bentuk dan interkonektivitas bisa
memengaruhi pembentukan jaringan tulang karena mereka bisa memengaruhi
migrasi dan proliferasi osteoblas dan sel mesenchymal, serta vaskularisasi. Dalam
teknik sacrificial templete, yang bahan template sangat berpengaruh pada
pembentukan struktur berpori. Hanya ada sejumlah porogen dalam membuat HA
perancah, seperti polimetilmetakrilat (PMMA) microsphere, NaCl partikel / gula
dan partikel asam stearat, Tetapi kebanyakan dari mereka memiliki kelemahan
umum yang biasanya menyebabkan interkonektivitas yang buruk antara pori-pori,
distribusi non-seragam ukuran pori.
Material pengganti atau memperbaiki tulang harus memiliki kemampuan
untuk menciptakan ikatan dengan host tulang hidup. Oleh karena itu para peneliti
telah mencoba untuk menyesuaikan sifat-sifatnya seperti bioaktivitas, kekuatan
mekanik, kelarutan dan sinterability dengan mengendalikan komposisi, morfologi
dan ukuran partikel. Metode klasik untuk sintesis bubuk HA meliputi
pengendapan langsung, teknik hidrotermal, hidrolisis kalsium fosfat, serta reaksi
solid-state dan metode mechano-chemical (Agrawal et al, 2011).
Hidroksiapatit dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 adalah bahan
biokeramik yang terbentuk dari ikatan kimia yang kuat dan termasuk kedalam
komponen penyusun tulang organisme hidup (in vivo) (Jayaswal et al, 2010). HA
memiliki sifat biokompatibilitas, osteokonduktivitas, dan afinitas kimia
danbiologi yang sangat baik dengan jaringan tulang (Zhang et al, 2012)
Biokeramik memiliki sifat yang tidak beracun dan paling banyak digunakan untuk
mengganti fungsi jaringan atau organ pada tubuh manusia.
2.3 Hidroksiapatit Berpori
HAp yang cocok untuk rekontruksi tulang adalah HAp berpori. Pori yang
terbentuk berfungsi sebagai media pembentukan jaringan sel tulang yang tumbuh.
HAp berpori umumnya dibuat melalui pembentukan komposi HAp dengan
polimer atau bahan organik, yang biasa disebut porogen, kemudian diteruskan
dengan kalsinasi sehingga bahan organiknya hilang. Struktur pori dan ukuran pori
memiliki peranan utama dalam sifat fisiokimia dan biologi dari scaffold .
Untuk dapat digunakan sebagai tulang buatan, keramik harus mempunyai
pori dengan struktur terbuka (open pore). Pori terbuka tersebut berguna untuk
pertumbuhan sel tulang dan transportasi zat-zat makanan yang diperlukan tubuh.
Porositi dan interkonektifiti antar pori juga sangat penting untuk pembentukan
5

jaringan tulang. Adanya porositi dan interkonektifiti tersebut akan mempengaruhi


sifat mekanik dari komposit yang diperoleh. Sehingga diperlukan pengaturan
porositi di dalam bodi keramik dengan sifat mekanik yang sesuai untuk dapat
digunakan sebagai tulang tiruan sehingga kompatibel untuk diimplankan di dalam
tubuh manusia (Millenko and Bruce, 2004).
HA berpori/Scaffold HA merupakan HA yang memiliki sifat
biokompatibilitas tinggi, berbentuk mikro kristal dengan ukuran 190-230 mikro
dari struktur berpori yang memungkinkan pembuluh darah dan jaringan ikut
masuk diantara pori–pori sehingga dapat merangsang pertumbuhan tulang.
Keramik bioakfif berpori misalnya hidroksiapatit sangat atraktif untuk
menggantikan tulang yang rusak karena bahan tersebut memiliki kemampuan
menumbuhkan jaringan tulang yang baik (bioaktif). Sebagian besar penelitian
pada implantasi Scaffold HA menunjukkan bahwa tingkat infiltrasi jaringan di
pori-pori dan pembentukan tulang baru sangat tergantung pada karakteristik pori
seperti porositas, ukuran pori, distribusi ukuran pori dan bentuk pori (Juwita,
2012). Scaffold HA digunakan pada tulang yang tidak menopang beban karena
memiliki kekuatan yang rendah (Juwita, 2012). Salah satu contoh scaffold dapat
dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 scaffold alginate

Pori pada scaffold dapat dibentuk dengan menambahkan pore-forming


agent seperti starch (sacrificial template method) (Studart et al, 2006);
menggunakan udara (direct foaming method) (Studart et al, 2006);menggunakan
protein dan starch (protein foaming - consolidation method) (Sopyan et al, 2012);
atau dengan menggunakan template yang diimpregnasi oleh suspensi biomaterial
(replica / polymeric sponge method) (Sopyan dan Kaur, 2009).
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengganti organ pada tubuh
manusia secara invivo selama periode tertentu disebut biomaterial (Jayaswal et al,
2010; Yang et al, 2011). Bahan-bahan yang termasuk kategori biomaterial yang
dapat digunakan sebagai tulang implan adalah logam, polimer, dan keramik. Ada
dua faktor penting yang ketika bahan biomaterial diimplankan ke dalam tubuh
pasien yaitu respon jaringan tulang dan stabiliti selama bahan tersebut berada
dalam tubuh manusia.
6

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitian
3.1.1 Pembuatan Bola – Bola Hidrogel
Bola – bola hidrogel dibuat dengan cara mencampurkan hidrogel dengan
aquades dalam gelas kimia lalu dibiarkan selama 15 menit.
3.1.2 Pembuatan Slurry Hidroksiapatit
Pembuatan slurry dengan cara mencampurkan 20 gram Hidroksiapatit
dengan aquades. Bola – bola yang terbentuk juga dicampurkan kedalam proses
pembuatan slurry lalu campuran ketiga bahan tersebut diaduk dengan
menggunakan magnetic stirrer dengan variasi waktu yang berbeda yaitu 5 jam, 8
jam, 14 jam dan 20 jam.
3.1.3 Pembuatan Scaffold
Sampel yang didapatkan dimasukkan kedalam larutan CaCl2 lalu diambil
dan dikeringkan pada suhu 40℃ untuk memperoleh perancah dalam bentuk kolom
3D. Sampel yang telah kering disinterring pada suhu 700 ℃ selama 2 jam dan
untuk membentuk rongga HA sampel disinterring kembali dengan suhu 1200 ℃
selama 2 jam.
3.2 Analisa Hasil dan Pengolahan Data
3.2.1 Scanning Electron Microscopy (SEM)
SEM berfungsi untuk mengetahui morfologi pada sampel.Morfologi
merupakan bentuk atau keadaan permukaan suatu material. Hasil SEM dapat
menunjukkan ukuran dan bentuk pori pada sampel.
3.2.2 X-Ray Diffraction (XRD)
XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa Kristal dalam material
dengan cara menentukan parameter struktur kisi.
3.2.3 Densitas dan Porositas
Densitas dan porositas merupakan karakteristik yang menggambarkan distribusi
pori pada sampel. Porositas merupakan karakteristik yang penting dalam
kesuksesan pembuatan scaffold.Densitas diperoleh dengan menimbang dan
menghitung volum sampel secara analitis.
Formula untuk menghitung densitasdapat dilihat pada Persamaan 3.1.
massa (gr)
Densitas sampel, ρs = volume (cm3) ……………….……(3.1)
Setelah memperoleh data densitas, maka porositas dapat dihitung menggunakan
Persamaan 3.2 hingga 3.3.
ρ
Densitas relatif, ρr = ρs x100% ……………………......(3.2)
t
Dimana ρt adalah densitas teoritis.
Porositas = 100% − ρr ………………………………....(3.3)
7

3.2.4 Compressive Strength Testing (Uji Kuat Tekan)


Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui ketahanan sampel apabila
diberi sejumlah beban (loading). Compressive strength diperoleh dari kurva
stress-straindengan cara membebani sampel dengan laju tertentu hingga sampel
tersebuthancur (failure).
3.3 Luaran Penelitian
Luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah produk replica
komposit hidroksiapatit berpori sebagai implan tulang dengan menggunakan
hidrogel sebegai template yang memiliki komposisi dan sifat yang sama dengan
pori yang terbentuk pada jaringan tulang. Kemudian penelitian ini diharakan dapat
menjadi referensi untuk penelitian yang relevan serta dapat dikembangkan dan
dimuat menjadi artikel dan jurnal ilmiah nasional.
3.4 Indikator Capaian Penelitian
Indikator pencapaian penelitian yaitu karakteristik morfologi sampel,
fasa Kristal dalam material, serta densitas dan porositas pada hidroksiapatit yang
dihasilkan sesuai dengan pori pada implan tulang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data – data yang dimuat didapatkan dari membaca referensi – referensi
buku, artikel, dan jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Pemilihan sampel
didasarkan pada bahan yang digunakan sebagai template dalam pembuatan
hidroksiapatit berpori yang efisien, terkontrol, murah dan ramah lingkungan.
Variabel penelitian dapat berupa variabel tetap dan variabel berubah. Variabel
tetap yaitu kecepatan pengadukan 400 rpm sebagai agen presipitasi dan variabel
berubah waktu pengadukan yaitu 5 jam, 8 jam, 14 jam dan 20 jam.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data ini bersifat laboratory research. Data – data
yang diperoleh dibandingkan dengan beberapa referensi yang terkait dengan
penelitian. Hasil yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan
analisa SEM sehingga menunjukkan ukuran dan bentuk pori pada sampel.
Kemudian hasil dari penelitian ini juga akan diuji karakteristik nya dengan X-Ray
diffractometer.
3.7 Teknik Penarikan Kesimpulan
Ada dua macam penarikan kesimpulan, yang pertama adalah induksi
atau penalaran induktif berdasarkan literatur yang ada dan yang kedua adalah
penalaran deduktif. Dalam penelitian ini kedua macam metode tersebut dapat
digunakan.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Angaran Biaya
Pada table 4.1 berikut ditampilkan ringkasan anggaran biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini
Tabel 4.1 Ringkasan anggaran biaya penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 3.552.000
2 Bahan Habis Pakai 5.960.000
3 Perjalanan 1.050.000
4 Lain – lain 1.800.000
Total Anggaran 12.362.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Pada tabel 4.2 berikut ditampilkan rencana kegiatan jadwal
penelitianyang akan dilakukan selama ± 4 bulan di Laboratorium Material dan
Korosi, Fakultas Teknik, Universitas Riau.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan Ke –
1 2 3 4
1 Mengumpulkan & mempelajari
jurnal yang berkaitan dengan
topik penelitian
2 Pemesanan bahan baku,
pengurusansurat – surat
peminjaman alat
3 Persiapan penelitian di
laboratorium
4 Pelaksanaan penelitian:
Persiapan template, slurry dan
pembuatan scaffold HA
Furnace
5 Analisa hasil penelitian:
SEM
Densitas dan porositas
Compressive Strength Testing
XRD
6 Pembahasan hasil penelitian
7 Penyusunan laporan dan jurnal
untuk
Publikasi
9

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahim T., & Sopyan, I. 2008. Recent progress on the development of porous
bioactive calcium phosphate for biomedical applications. Recent Patents on
Biomedical Engineering. vol.1 :213-229.
Amini.A.R, Laurencin.C.T., Nukavarapu.S.P., 2012. Bone tissue engineering:
recent advances and challenges, vol. 40 (5) : 363–408.
Agrawal K., Singh G., Puri D., Prakash S.2011. Synthesis Characterization of
Hydroxyapatite Powder by Sol-Gel Method for Biomedical Application.
Journal of Minerals and Materials Characterization and
Engineering.vol.10(8): 727-734.
Al-Sanabani, J. S., Madfa, A. A., and AlSanabani, F. A., 2013. Application of
Calcium Phosphate Materials in Dentistry. Hindawi Publishing Corporation
International Journal of Biomaterials :13-12.
Boonthum Wongchai., 2012. The Effect of the Configuration of the Screw
Fixation on the Interfragmentary Strain. American Journal of Applied
Sciences. vol. 9 (6) :842-845.
Drury, J. L. dan Mooney, D. J., 2003. Hydrogels for tissue engineering: scaffold
design variables and applications. Biomaterials. vol.24 : 4337–4351.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Sistem kesehatan nasional,
diperoleh tanggal 22 Desember 2013. Dari repository usu.ac.id
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., 2007. Jumlah penderita patah tulang di
Jawa Tengah dalam bentuk angka. Buku laporan tahunan Dinkes Jateng.
Gaston M.S., Simpson A.H.R.W., 2007. Inhibition of fracture healing. The
Journal of Bone and Joint Surgery. British vol. 89-B, pp. 1553-1560.
Gudarzi Mohammad, Hashem Zamanian, Bahador Marzban, Shahram
Amoozegar., 2013. Investigation of the Stress Distribution in a Bone Due to
Screws Pretensions of the Bone Plate, Dep. of Biomedical Eng., Amirkabir
University of Tech.
Juwita, R., 2012. Sintesis Hidroksiapatit Berpori Berbasis Kalsium dari Cangkang
Telur dan Porogen Lilin Sarang Lebah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Jayaswal, G. P., Dange, S. P., ang Khalikar, A. N., 2010. Bioceramic in Dental
Implants: A Review. Journal of Indian Prosthodontic Society. Vol. 10:8-12.
Joko Triyono, 2015, Terinspirasi Kelainan Tulang, Suara Merdeka Cetak,
www.berita.suaramerdeka.com, diakses pada tanggal Kamis , 28 Oktober
2017.
10

Milenko M., Bruce, O.F., Ming S.T., 2004. Preparation and Comprehensive
Characterization of a Calsium Hydroxyapatite References Material. of
Research of the National Institute of Standards and technology, vol. 109 :
553-568.
Ohgushi, H., & Caplan, A.I., 1999. Stem Cell Technology and Bioceramics: From
Cell to Gene Engineering. Journal of Biomedical Materials Research B.
Vol. 48, 913-927.
Park, Kinam, et al., 1999. Biodegradable Hydrogels for Drug Delivery.
Pennsylvania: Technomic Publishing Company. Inc.Subhaini,
Petteri Vaananen., 2009. Testing of Biodegradable Bone Fixation Implants,
Doctoral di ssertati on. Department of Physics Uni versi ty of Kuopio,
Publicati Ons C. Natural And Environmental Sciences 262.
M. Vallet-Regí, D. Arcos, 2008. Biomimetic nanoceramics in clinical use: from
materials to applications, RSC Nanoscience & Nanotechnology, Royal
Society of Chemistry : Cambridge.
Sopyan, I., dan J. Kaur. 2009. Preparation dan characterization of porous
hydroxyapatite through polymeric sponge method. Ceramic International.
vol 35: 3161-3168.
Sopyan, I., A. Fadli., dan M. Mel. 2012. Porous alumina hydroxyapatite
composites through protein foaming-consolidation method. Journal of the
Mechanical Behavior of Biomedical Materials. Vol 8: 86-98.
Studart, A.R., U.T. Gonzenbach., E. Tervoort., dan L.J. Gauckler. 2006.
Processing Routes to Macroporous Ceramics: A Review. Journal of the
American Ceramic Society 89 (6): 1771-1789.
Yang, Y., Kang., Sen, M., & Park, S. 2011. Bioceramics in tissue engineering. In
J.A. Burdick and R.L. Mauck (Eds.), Biomaterials for tissue engineering
applications. Wienhem, Germany: 179-207.
Zhang, Y., D. Kong., Y. Yokogawa., X. Feng., Y. Tao., dan T. Qiu. 2012.
Fabrication of Porous Hydroxyapatite Ceramic Scaffolds with High
Flexural Strength Through the Double Slip-Casting Method Using Fine
Powders. Journal of the American Ceramic Society 95 (1): 147–1.
11
12
13
14

4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Fadli, ST, MT, PhD
2 Jenis Kelamin L
3 Tempat dan Tanggal Lahir Muara Enim, 25 Oktober 1973
4 Jabatan dalam Kelompok Pendamping
5 E-mail fadliunri@yahoo.com
6 Nomor Telepon/HP (0761) 56937 / 081-266-134-521
7 Alamat Jln. Sukakarya, Komp. Graha Rawa
Bangun Blok R No. 9 Panam, Pekanbaru
8 Institusi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Riau
9. Keahlian Biomaterial
10. KelompokRiset Biomaterial Riset Group
11 Alamat Kantor Kampus Binawidya, Km 12,5 Simpang
Baru, Pekanbaru-28293

B. Latar Belakang Pendidikan


No TempatPendidikan Kota/Negara Tahun BidangStudi
S1 Universitas Palembang
1. 1996 Teknik Kimia
Sriwijaya /Indonesia
S2 Universitas Gadjah Yogyakarta
2. 2001 Teknik Kimia
Mada /Indonesia
S3 International Islamic
3. Malaysia 2012 Biomaterials
University Of Malaysia

C. Pengalaman Penelitian
No JudulPenelitian Tahun
1. Ahmad Fadli.Preparation of porous alumina-calcium 2012
phosphate for bone implant applications using protein
foaming-consolidation method.
2. Ahmad Fadli. Development of porous alumina- 2011
hydroxyapatite for biomedical applications using protein
foaming-consolidation method. EDW A, IIUM.
3. Ahmad Fadli. Development of porous alumina for 2008
biomedical application using protein foaming-
consolidation method. EDW A, IIUM.
15

D. Publikasi Ilmiah
No KaryaIlmiah
1. Ahmad Fadliand IisSopyan. Porous alumina through protein foaming-
consolidation method: effect of stirring time and drying temperature on
the physical properties, presented at International Conference of
Functionalized and Sensing Materials (FuSem-2009), Bangkok
(Thailand), 7-9 December 2009.
2. IisSopyan, Ahmad Fadli. Porous alumina via protein foaming-
consolidation method. presented at European Materials Research Society
(E-MRS 2008) Faal Meeting, Warsaw (Poland), 15-19 September 2008.
3. Ahmad Fadli and Iis Sopyan. Preparation of porous alumina for
biomedical application through protein foaming-consolidation method,
presented at 2nd International Conference on Functional Material and
Devices (ICFMD), Kuala Lumpur (Malaysia), 16-19 June 2008.
4. Ahmad Fadli and Iis Sopyan. Preparation of porous alumina for
biomedical application through protein foaming-consolidation method,
Material Research Inovations, 2009.
5. Ahmad Fadli, Iis Sopyan and S. Ramesh. Porous alumina from protein
foaming-consolidation method containing hydrothermal derived
hydroxyapatite powder, presented at International Conference of
Applied Mechanic, Materials and Manufacturing (ICA3M), Shenzen
(China), 18-20 November 2011.
6. Ahmad Fadli, IisSopyan, Maizirwan Mel dan Zuraida Ahmad. Porous
alumina through protein foaming-consolidation method:effect of
dispersant concentration on the physical properties, Asia-Pacific
Journal of Chemical Engineering. 2011.
7. Ahmad Fadli, Iis Sopyan. Porous ceramic with controllable properties
prepared by protein foaming-consolidation method, Journal of Porous
Materials. 2011.
8. Ahmad Fadli, Iis Sopyan, and Maizirwan Mel. Effect of hydroxyapatite
and tricalcium phosphate addition on protein foaming-consolidation
porous alumina, Journal of Porous Materials. 2011.
9. Ahmad Fadli, Iis Sopyan, and Maizirwan Mel. Porous alumina-
hydroxyapatitecomposites from protein foaming-consolidation method,
Journal of the Mechanical Behavior of Biomedical Materials.
10. Ahmad Fadli, Iis Sopyan, and Maizirwan Mel. Floating porous alumina
from protein foaming-consolidation technique for cell culture
application, Ceramics International.
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp) (Rp)
Magnetic Mesin Pengaduk 1 buah 1.600.000 1.600.000
Stirrer
Gelas Kimia Wadah zat 3 buah 45.000 135.000
250 mL
Cawan Penguap Wadah Sampel 3 buah 30.000 90.000
Cawan Petri Wadah Sampel 2 buah 20.000 40.000
Pengaduk Pengaduk 1 buah 90.000 90.000
Magnet
Gelas Kimia Wadah zat dan 5 buah 55.000 275.000
500 mL Slurry
Sarung Tangan Safety 1 kotak 60.000 60.000
Masker Safety 1 kotak 35.000 35.000
Tisu Pembersih 10 pak 15.000 150.000
Aluminium foil Wrapping 2 roll 15.000 30.000
Gelas Ukur 100 Pengukur larutan 1 buah 100.000 100.000
mL
Plastic packing penyimpanan 1 set 20.000 20.000
Spatula Pengambil zat 1 buah 80.000 80.000
Safety Label Wadah aquades 2 buah 130.000 260.000
wash bottle
Mikrometer Pengukur 1 buah 250.000 250.000
Sekrup
Batang Pengaduk 1 buah 10.000 10.000
Pengaduk
Kain lap pembersih 2 buah 5.000 10.000
Funnel Corong 1 buah 47.000 47.000
Crossable Wadah Sampel 9 buah 30.000 270.000
SUB TOTAL (Rp) 3.552.000
18

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) Biaya
(Rp)
Hidroksiapatit Bahan Baku 0,4 kg 5.400.000/kg 2.160.000
CaCl2 Bahan Baku 1 kg 960.000/kg 960.000
Aquades Pelarut 20 L 10.000/L 200.000
Etanol Bahan Baku 2L 520.000/L 1.040.000
Uji SEM Uji Sampel 2 sampel 300/ sampel 600.000
Uji XRD Uji sampel 2 sampel 300/ sampel 600.000
Uji kuat tekan Uji sampel 2 sampel 200/ sampel 400.000
SUB TOTAL (Rp) 5.960.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah Biaya
Pemakaian (Rp) (Rp)
Pengiriman Uji sampel 1 50.000 50.000
Sampel
UNDIP
Perjalanan ke Uji Sampel 2 (pp) 500.000 1000.000
Padang
SUB TOTAL (Rp) 1.050.000

4. Lain – lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp) Biaya (Rp)
Publikasi Publikasi 1 1.500.000 1.500.000
Jurnal
Print, fotocopy, Pembuatan 1 300.000 300.000
jilid, dan proposal,
scanning laporan
kemajuan dan
laporan akhir
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/min
ggu)
1 Nurwulandari Teknik Biomateri 15 Bertanggung
Saputri/1507 Kimia S1 al jawab atas
111741 berjalannya
penelitian,
melakukan
percobaan,
pengujian sampel,
pengolahan dan
analisa data hasil
penelitian, serta
publikasi jurnal.
2 Zuhriyan Teknik Biomateri 15 Melakukan
Wardhana Kimia S1 al Percobaan,
melakukan
pengujian sampel,
mengumpulkan
data hasil
penelitian, serta
pembuatan
laporan
3 Deyana Teknik Biomateri 15 Melakukan
Annisya Kimia S1 al persiapan
Fitri/1607115 literatur,
892 persiapan alat dan
bahan baku,
menyusun
logbook
serta
dokumentasi
kegiatan.
20

Anda mungkin juga menyukai