Lapkas SNH
Lapkas SNH
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi
otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa
penyebab lain selain gangguan vaskular.2
Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai kematian jaringan otak karena
pasokan darah yang tidak adekuat. Iskemi jaringan otak timbul akibat 2 sumbatan
pada pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai
faktor seperti aterotrombosis, emboli atau ketidakstabilan hemodinamik.2
2.2 Epidemiologi
Stroke adalah penyebab neurologis utama pasien datang ke rumah sakit dan
penyebab kematian tertinggi ketiga di Amerika Serikat setelah penyakit jantung
dan kanker.Setiap tahunnya 500.000 orang di negara ini mengalami stroke dan
150.000 meninggal.Prevalensi secara keseluruhan adalah 750 per 100.000. Di
Indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah stroke (15,4%),
yang disusul oleh TB (7,5%), hipertensi (6,8%), dan cedera (6,5%). Hasil
Riskesdas 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000
penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000.
Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di Nanggroe Aceh Darussalam
(16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per 1.000 penduduk).3
2.3 Etiologi
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stroke non hemoragik
diantaranya3:
1. Non modifiable risk factors:
a. Umur
b. Jenis kelamin
2
c. Keturunan atau genetik
2. Modifiable risk factors
a. Behaviour
Merokok
Diet tidak sehat
Peminum alkohol
Pemakaian obat-obatan
b. Physiological risk factors
Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes mellitus
Infeksi, arteritis, trauma
Gangguan ginjal
Obesitas
Polisitemia
Kelainan pembuluh darah
Adapun faktor risiko utama penyebab stroke iskemik adalah:
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Diabetes mellitus
4. Kelainan jantung
5. Kolesterol.3
2.4 Klasifikasi
Secara garis besar stroke dibagi menjadi 2 golongan yaitu stroke yang terjadi
karena pembuluh darah di otak pecah yang diakibatkan tidak kuat menahan
tekanan yang terlalu tinggi yang disebut stroke perdarahan dan stroke yang paling
banyak dijumpai yaitu stroke non hemoragik disebut stroke non hemoragik karena
tidak ditemukanya perdarahan otak.2
3
1. Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik terjadi keluarnya darah arteri ke dalam ruang
interstitial otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal arteri tersebut dan
mengganggu vaskularisasi jaringan sekitarnya.Stroke hemoragik terjadi apabila
susunan pembuluh darah otak mengalami ruptur sehingga timbul perdarahan di
dalam jaringan otak atau di dalam ruang subarakhnoid.
4
jantung berkurang dan serangan biasanya muncul disaat penderita tengah
beraktivitas fisik seperti berolahraga.
2.5 Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi akibat oklusi trombotik atau embolik pembuluh darah
otak.Trombosis biasanya mengenai a. Carotis interna, a. Cerebri media, atau a.
Basilaris. Embolus dari jantung, arcus aorta, atau a. Carotis biasanya menyumbat
a. Cerebri media karena pembuluh darah ini mengangkut lebih dari 80% alirah
darah ke hemisfer serebrum.1
Stroke iskemik melibatkan oklusi arteri-arteri kecil terjadi dilokasi tertentu,
tempat perfusi bergantung pada pembuluh-pembuluh kecil yang merupakan end-
artery.Sebagian besar terjadi akibat degenerasi pembuluh darah, yang secara
patologis disebut lipohialinosis yang disebabkan oleh hipertensi kronik dan
mudah mengalami oklusi.Oklusi pembuluh darah ini menyebabkan di daerah kecil
otak yang dinamai infark lakunar. Hal ini biasanya terjadi di putamen, caudatus,
thalamus, pons dan capsula interna.4
Beberapa penyakit vaskular, jantung, dan hematologis dapat juga
menyebabkan iskemia di otak.Yang tersering adalah aterosklerosis arteri besar
dileher dan otak.Aterosklerosis diperkirakan terjadi akibat jejas sel endotel
vaskuler oleh gangguan mekanis, biokimiawi, atau peradangan.Jejas endotel
merangsang perlekatan monosit dan limfosit darah yang bermigrasi kedalam
dinding pembuluh darah dan merangsang proliferasi sel otot polos dan
fibroblas.Hal ini menyebabkan terbentuknya plak fibrosa.Kerusakan sel endotel
5
yang menyebabkan terbentuknya nidus untuk agregasi dan pengaktifan
trombosit.Trombosit yang aktif kemudian mengeluarkan faktor pertumbuhan yang
mendorong proloferasi otot polos dan fibroblas. Plak kemudian membesar dan
akhirnya menyumbat pembuluh atau mengalami ruptur atau melepaskan
embolus.1
6
2.7 Diagnosis2
a) Anamnesis
Terutama terjadinya keluhan atau gejala defisit neurologik yang
mendadak tanpa trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke.
b) Pemeriksaan Fisik
Gejala defisit neurologik yang sudah jelas mudah dikenali.Terutama
hemiparesis yang sudah jelas, setiap dokter pasti mengenalnya.Juga
tanda-tanda yang mengiringi hemiparesis mudah diingat. Adapun tanda-
tanda tersebut, yang dinamakan tanda-tanda gangguan upper motor
neuron (UMN):
Tonus otot pada sisi yang lumpuh meningkat
Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh
Refleks patologik positif pada sisi yang lumpuh
7
3. Penilaian Refleks Tendon
Hiperrefleksia pada sisi hemiparetik tidak selalu dijumpai.Jika terdapat lesi
di tingkat korteks, maka beberapa hari sampai minggu setelah hemiparesis
menjadi kenyataan hiper-refleksia ada kalanya masih belum didapati.Juga dapat
penderita DM yang mengidap stroke tidak didapat hiper-refleksia tendon lutut,
walaupun pada umumnya masih terdapat hiper-refleksia tendon bisep.Dalam hal
itu, kedua refleks tendon lutut hilang karena neuropatia diabetika yang sudah ada
jauh sebelum orang sakit mendapatkan hemiparesis.2
4. Refleks patologik
Pada sisi hemiparetik, dapat dijumpai refleks patologik.Refleks patologik
yang dapat dibangkitkan pada tangan ialah refleks Tromner-Hoffmann. Refleks
Tromner-Hoffmann yang positif tidak selalu menunjukkan adanya kelainan.Pada
orang-orang sehat pun dapat dijumpai refleks Tromner-Hoffmann yang
positif.Refleks patologik yang dibangkitkan di kaki ialah reflex Babinski,
Chadock, Oppenheim, Gordon, Schaefer, Gonda. Bila refleks Babinski dan
chadock sudah terbukti ada maka tidak perlu untuk melakukan tindakan
pemeriksaan untuk membangkitkan refleks patologik lainnya. Refleks Babinski
dan Chadock merupakan refleks yang dapat dipercaya penuh.3
Untuk mendapatkan diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke, segera
ditegakkan dengan3:
Skor Stroke: Algoritma Gajah Mada
Penurunan Kesadaran Nyeri kepala Babinski Jenis Stroke
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
8
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Neuro-Radiologik
Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat membantu
diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase
akut. Angiografi serebral (karotis atau vertebral) untuk mendapatkan
gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau
bila scan tak jelas. 1
Pemeriksaan likuor serebrospinalis, seringkali dapat membantu
membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral
(PIS) maupun perdarahan subarakhnoid (PSA).1
b. Pemeriksaan lain-lain
Pemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti pemeriksaan
darah rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila
perlu gambaran darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler,
Elektrokardiografi(EKG).1,4
2.8 Penatalaksanaan
1. Umum
Ditujukan terhadap fungsi vital:
Paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan cairan, gizi,
higiene.
2. Khusus
Penderita stroke non hemoragik atau stroke iskemik biasanya diberikan:
a. Anti agregasi platelet:
Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol, cilostazol
b. Trombolitik:
Alteplase (recombinant tissue plasminogen activator) (rt-PA)
Indikasi :
Terapi trombolitik pada stroke non hemoragik akut. Terapi harus
dilakukan selama 3–4,5 jam sejak onset terjadinya simptom dan
9
setelah dipastikan tidak mengalami stroke perdarahan dengan CT
scan.
c. Antikoagulan:
Heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli)
d. Neuroprotektan.
3. Terapi komplikasi
a. Antiedema : Larutan Manitol 20%
b. Antibiotik, antidepresan, antikonvulsan : Atas indikasi
c. Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.
4. Penatalaksanaan faktor resiko
a. Antihipertensi : Fase akut stroke dengan persyaratan tertentu
b. Antidiabetika : Fase akut stroke dengan persyaratan tertentu
c. Antidislipidemi : Atas indikasi.
5. Terapi non medikamentosa
a. Operatif
b. Phlebotomi
c. Neurorestorasi (dalam fase akut) dan rehabilitasi medik
d. Low Level Laser Therpahy (ekstravena/intravena)
e. Edukasi (aktifitas sehari-hari, latihan pasca stroke, diet).2,4
2.9 Prognosis
Prognosis stroke dipengaruhi oleh sifat dan tingkat keparahan defisit
neurologis yang dihasilkan.Usia pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang
terjadi bersamaan juga mempengaruhi prognosis.2
10
BAB III
STATUS PASIEN MAHASISWA SMF ILMU NEUROLOGI RSUPM
I. Anamnesa Pribadi
Nama : Syafrizal Abdi
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Baringin SIP kec. Dolok Medan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk : 15 April 2017
No. RM : 01.02.20.79
11
selama ±10 tahun yang lalu. Riwayat minum
alkohol tidak dijumpai. Riwayat mual dan muntah
hebat sebelum masuk rumah sakit tidak dijumpai.
Riwayat sakit kepala tidak dijumpai. Riwayat DM
disangkal, riwayat hipertensi disangkal. BAB (+) N,
BAK (+) N.
RiwayatPenyakitTerdahulu : Tidak jelas
Riwayat Pemakaian Obat : Tidak jelas
V. Anamnesa Sosial
KelahirandanPertumbuhan : Tidakjelas
Imunisasi : Tidakjelas
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Perkawinan : Menikah
VI. PemeriksaanJasmani
PemeriksaanUmum
KeadaanUmum
Kesadaran : Penurunan kesadaran
GCS : E2V2M3
12
TekananDarah : 140/90 mmHg
FrekuensiNadi : 90x/menit
FrekuensiNafas : 24x/menit
Suhu : 36,8oC
KepaladanLeher
Bentukdan posisi : Dalambatas normal
Pergerakan : Dalambatas normal
Kelainanpancaindera : Tidakdijumpai
Ronggadanmulut : Dalambatas normal
VII. PemeriksaanNeurologis
a. Sensorium : Sopor
b. Cranium
Bentuk : Bulat, simetris
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Transluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Rangsangan Meningeal
Kaku Kuduk : Tidak dijumpai
TandaBrudzinsky I : Tidakdijumpai
TandaBrudzinsky II : Tidakdijumpai
TandaKernig : Tidak dijumpai
d. Peningkatan Tekanan Intracranial
Muntah : Tidak dijumpai
SakitKepala : Tidak dijumpai
Kejang : Tidakdijumpai
13
e. Saraf-Saraf Otak
a. Nervus I (Olfactorius)
Sulit dinilai
b. Nervus II (Opticus)
OD OS
Visus Tidak dilakukan pemeriksaan
Melihat Warna Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks Cahaya Dijumpai Dijumpai
Pupil (+)isokor (+)isokor
14
d. Nervus IV (Trochlearis)
Gerakan Bola
OD OS
Mata
Kearahbawah Sulit dinilai Sulit dinilai
Kearahmedial Sulit dinilai Sulit dinilai
e. Nervus V (Trigeminus)
a. Motorik
1. Membukadanmenutupmata : Sulit dinilai
2. Palpasiotot masseter dan temporalis : Sulit dinilai
3. Kekuatangigitan : Sulit dinilai
4. Menggerakkanrahang : Sulit dinilai
b. Sensorik
1. Kulit : Dalambatas normal
2. Selaputlendir : Dalambatas normal
3. Reflekskornea : Positif
4. Refleksmasseter : Dalam batas normal
f. Nervus VI (Abducens)
OD OS
Pergerakan bola mata
Sulit dinilai Sulit dinilai
kearah lateral
15
Mengangkat alis Sulit dinilai
Memperlihatkangigi Sulit dinilai
Tertawa Sulit dinilai
b. Sensorik
1. Pengecapan 2/3 lidahdepan :Tidakdilakukan
pemeriksaan
2. Produksikelenjarludah :Positif
b. Vestibularis
1. Nistagmus : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Reaksikalori : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Vertigo : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Tinitus : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Nervus IX (Glosofaringeus)
Palatum mole : Tidak dilakukan pemeriksaan
Uvula : Berada ditengah
Disartria : Dijumpai
Pengecapan1/3 belakanglidah : Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Nervus X (Vagus)
Disfagia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleksmuntah : Tidak dilakukan pemeriksaan
16
k. Nervus XI (Asesorius)
Kanan Kiri
Mengangkatbahu Sulit dinilai
Menolehkankepala Sulit dinilai
KekuatanOtot
Ekstremitas superior Kiri Kanan
Fleksi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstensi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstremitas Inferior
Fleksi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstensi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Sikap
Duduk : Tidak bisa dinilai
Berdiri : Tidak bisa dinilai
Berbaring : Baik
17
d. Mioklonus : Tidak dijumpai
e. Atetosis : Tidak dijumpai
f. Distonia : Tidak dijumpai
g. Spasme : Tidak dijumpai
h. Tic : Tidak dijumpai
IX. SistemSensibilitas
TesSensibilitas Kanan Kiri
Eksteroseptik
Nyeri
Tidak dilakukan pemeriksaan
Suhu
Raba
Propioseptik
Gerak
Posisi Tidak dilakukan pemeriksaan
Getaran
Tekanan
X. Refleks
a. RefleksFisiologis
Kanan Kiri
Biceps (+) (+) hiporeflek
Triceps (+) (+) hiporeflek
KPR (+) (+) hiporeflek
APR (+) (+) hiporeflek
b. RefleksPatologis
Kanan Kiri
Babinsky (-) (-)
Chaddok (-) (-)
18
Oppenheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Schaeffer (-) (-)
HofmanTromner (-) (-)
KlonusLutut (-) (-)
c. Koordinasi
Bicara : Tidak dilakukan pemeriksaan
Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes telunjuk hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Vegetatif
Miksi : Dalam batas normal
Defekasi : Dalam batas normal
Potensidan libido : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Vertebrae
Bentuk : Dalam batas normal
Pergerakanleher : Sulit dinilai
Pergerakan pinggang : Sulit dinilai
f. Tes RangsanganRadikuler
Kanan Kiri
Laseque (-) (-)
Cross Laseque (-) (-)
Nafzinger Sulit dinilai Sulit dinilai
Lermithe Sulit dinilai Sulit dinilai
g. Gejala-GejalaSerebellar
Ataksia : Sulit dinilai
Disartria : Dijumpai
Tremor : Tidak dijumpai
19
Nistagmus : Tidak dijumpai
Fenomena Rebound : Tidak dilakukan pemeriksaan
Vertigo : Sulit dinilai
h. GejalaEkstrapiramidal
Tremor : Tidak dijumpai
Rigiditas : Tidak dijumpai
Bradikinesia : Sulit dinilai
i. Fungsi Luhur
Kesadaran kualitatif : Sopor (E2V2M3)
IngatanBaru : Sulit dinilai
Ingatan Lama : Sulit dinilai
Orientasi
Diri : Sulit dinilai
Tempat : Sulit dinilai
Situasi : Sulit dinilai
Intelegensia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Dayapertimbangan : Tidak dilakukan pemeriksaan
ReaksiEmosi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Apraksia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Agnosia : Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Kesimpulan Pemeriksaan
Telah datang seorang pasien laki-laki bernama Syafrizal Abdi,umur 49
tahun ke RSUPM pada tanggal 15 April 2017 dengan keluhan penurunan
kesadaran. Hal ini dialami ± 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
DR. Pirngadi Medan. Sebelumnya os merupakan pasien rujukan dari RS.
Permata Madina, Padang Sidempuan. Keluarga pasien menjelaskan bahwa
20
± 2 hari sebelum masuk RS. Permata belah kiri yang terjadi tiba-tiba ketika
os pulang dari mesjid, os terjatuh di depan teras rumahnya dan os
menyatakan lemah disertai rasa kebas pada lengan, wajah dan tungkai
sebelah kiri. Riwayat merokok dijumpai tetapi sudah berhenti ± 10 tahun
yang lalu. Riwayat minum alkohol disangkal, riwayat hipertensi disangkal,
riwayat DM disangkal. BAB (+) N, BAK (+) N, RPT : Tidak jelas, RPO :
Tidak jelas.
PadaPemeriksaandijumpai:
a. PemeriksaanUmum
Kesadaran : Sopor
Tekanandarah : 140/90 mmHg
Frekuensinadi : 90x/menit
Frekuensi nafas : 24 x/menit
Temperatur : 36,8oC
b. PemeriksaanNeurologi
Nervus I : Sulit dinilai
Nervus II : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor
Nervus III : Sulit dinilai, refleks cahaya langsung (+), reflek
cahayatidak langsung (+)
Nervus IV : Sulit dinilai
Nervus V : Membuka dan menutup mulut sulit dinilai
Nervus VI : Sulit dinilai
Nervus VII : Mimik wajah simetris
Nervus VIII : Tidakdilakukanpemeriksaan
Nervus IX : Disartria (+)
Nervus X : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus XI : Sulit dinilai
Nervus XII : Lidah tremor (-), atropi (-)
21
c. Kekuatan Otot
Ekstremitas superior Kiri Kanan
Fleksi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstensi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstremitas Inferior
Fleksi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
Ekstensi 1/1/1/1/1 4/4/4/4/4
d. Refleks
Kanan Kiri
RefleksFisiologis
22
j. FungsiLuhur :Sulit dinilai, kesadaran sopor
(E2V2M3)
k. SIRIRAJ SCORE
(2,5 x Derajat kesadaran) + (2 x vomittus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x
diastolik) – (3 x ateroma) – 12
= (2,5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) – (3 x 1) – 12
= - 3,5 (stroke non hemoragik)
m. DIAGNOSA BANDING
1. Stroke Non-Hemorrhagic + hipertensi
Dd Hemorrhagic
n. DIAGNOSA KERJA
Stroke Non-Hemorrhagic + Hipertensi
o. TERAPI
- Bed rest
- IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Citicolin 500 mg/ 8 jam
- Aspilet 80 mg 1x1
- Amlodipin 10 mg 1x1
-
p. RENCANA PEMERIKSAAN SELANJUTNYA
a. PemeriksaanLaboratorium
1. DarahRutin
23
Parameter 15-04-2017
WBC 7,00 x103/uL
RBC 3,94 x 106/uL
HGB 10,4 g/dl
HCT 30,9%
MCV 78,4fl
MCH 26,4pg
MCHC 33,7g/dl
PLT 390.000/uL
NEUT 4,95x103/uL
LYMPH 1,11 x103/uL
EOSINOFIL 0,33 x 103/uL
Parameter 15-04-2017
WBC 12,00x103/uL
24
Ureum 33,00 mg/dl
Creatinin 0,96 mg/dl
Uric Acid 14,00 mg/dl
parameter 15-04-2017
Ureum 30,00 mg/dl
Creatinin 0,62 mg/dl
Uric Acid 3,90 mg/dl
3. Elektrolit
Parameter 15-04-2017
Natrium 134,00 mmol/L
Kalium 3,10 mmol/L
Chlorida 115,00 mmol/L
4. Kadar Glukosa
Parameter 15-04-2017
Glukosa ad random 160,00mg/dl
5. Hemostasis 17-04-2017
D-Dimer 3.300,00 mg/ml
25
b. PemeriksaanPenunjang
1. Head CT-Scan (16 April 2017)
Tampak lesi multiple hypodense abnormal di temporal kanan.
Pons, Thalamus dan basal ganglia baik
Cortical sulci, gyri tampak normal.
System ventricle dan cysterna melebar.
Orbita, mastoid, sinus Frontal, Ethmoidalis, Sphenoid, Maxilaris
kanan dan kiri baik.
Tidak dijumpai deviasi mid line struktur
q. PROGNOSA
Dubia ad bonam
26
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
15-04-2017 Penurunan Sens: Sopor Stroke non hemorhagic IVFD RL 20
kesadaran, lemah TD : 150/90mmHg + hipertensi stage 1 gtt/menit
pada tangan dan HR : 96 x/i Inj. Citicolin 500
tungkai sebelah kiri RR : 24 x/i dd hemorhagic mg/8 jam
o
T : 36,8 C Amlodipin 10 mg
1x1
R/ Cek darah rutin
dan renal function
R/ CT-Scan
16-04-2017 Penurunan Sens: Sopor Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
kesadaran, lemah TD : 150/80 hipertensi stage 1 20 gtt/menit
pada tangan dan mmHg Inj. Ranitidine 1
tungkai sebelah kiri HR : 90 x/i dd hemorhagic amp/12 jam
RR : 22 x/i Inj. Citicolin 500
T : 36,7oC mg/8 jam
Amlodipin 10 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
17-03-2017 Penurunan Sens: Sopor Stroke non hemorhagic IVFD NaCL 0,9%
kesadaran, lemah TD : 140/90mmHg + hipertensi stage 1 20 gtt/menit
pada tangan dan HR : 88 x/i Inj. Ranitidine 1
tungkai sebelah kiri RR : 23 x/i dd hemorhagic amp/12 jam
T : 37,8oC Inj. Citicolin 500
mg/8 jam
Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
PCT 500 mg 1x1
tab (kp)
R/ cek KGD
27
adrandom
18-04-2017 Penurunan Sens: Sopor Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
kesadaran, lemah TD : 130/80mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
pada tangan dan HR : 82 x/i Inj. Ranitidine 1
tungkai sebelah kiri RR : 23 x/i amp/12 jam
o
T : 36,7 C Inj. Citicolin 500
mg/ 8 j
Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
19-04-2017 Lemah pada tangan Sens: CM Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
dan tungkai sebelah TD : 130/90mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
kiri HR : 88 x/i Inj. Ranitidine 1
RR : 22 x/i amp/12 jam
T : 36,6oC Inj. Citicolin 500
mg/ 8 j
Amlodipin 10 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
R/ cek renal
function
20-04-2017 Lemah pada tangan Sens: CM Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
dan tungkai sebelah TD : 130/80mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
kiri HR : 83 x/i Inj. Citicolin 500
RR : 20 x/i mg/ 8 j
T : 36,7oC Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
R/ konsul
rehabilitasi medik
28
21-04-2017 Lemah pada tangan Sens: CM Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
dan tungkai sebelah TD : 140/100mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
kiri HR : 83 x/i Inj. Citicolin 500
RR : 20 x/i mg/ 8 j
o
T : 36,7 C Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
22-04-2017 Lemah pada tangan Sens: CM Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
dan tungkai sebelah TD : 140/100mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
kiri HR : 83 x/i Inj. Citicolin 500
RR : 20 x/i mg/8 j
T : 36,7oC Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
23-04-2017 Lemah pada tangan Sens: CM Stroke non hemorhagic+ IVFD NaCL 0,9%
dan tungkai sebelah TD : 130/80mmHg hipertensi stage 1 20 gtt/menit
kiri HR : 92 x/i Stroke non hemorhagic+ Inj. Citicolin 500
RR : 22 x/i hipertensi stage 1 mg/ 8 j
T : 37,9oC Amlodipin 5 mg
1x1
Aspilet 1x1 tab
R/ Cek darah rutin
29
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stroke Non Hemoragik dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun
thrombus pembuluh darah otak.Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama
atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi
proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. Terapi medikamentosa
pada stroke non hemoragik diantaranya anti agregasi platelet, trombolitik,
antikoagulan, dan neuroprotektan.Selain itu, pengendalian faktor-faktor resiko
secara optimal harus dijalankan.
30
DAFTAR PUSTAKA
31