2BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Obsessive-Compulsive Disorder / OCD / Gangguan Obsesif-Kompulsif
merupakan kelompok gejala yang dialami oleh seseorang yang meliputi
pikiran, ritual, kesenangan, maupun tekanan / keharusan / kompulsi yang
dirasakan berulang-ulang secara terus-menerus. Kelainan ini tentu saja
merupakan hal yang memakan waktu banyak secara percuma lebih dari 1 jam
dalam satu hari (Kriteria B), sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan
distress pada orang yang mengalaminya, termasuk dalam masalah pekerjaan,
aktivitas sosial, hingga hubungan dengan orang sekitar. Seseorang yang
mengalami OCD bisa hanya mempunyai suatu obsesi saja atau kompulsi saja,
2,3
atau bahkan keduanya secara bersamaan (Kriteria A).
Obsesi merupakan pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang berulang dan
persisten serta mengganggu. Pikiran obsesional umumnya dirasakan
mengganggu dan penderita sering kali mencoba menghilangkannya tanpa
hasil hingga sering kali terlihat gejala otonomik dari ansietas. Bisa juga
terjadi perasaan tertekan dan ketegangan psikis tanpa disertai gejala otonomik
yang jelas. 2,3,4
Sedangkan kompulsi merupakan perilaku atau aksi mental yang disadari
dan dilakukan secara berulang, seperti misalnya menghitung, mengecek suatu
hal, atau menghindari sesuatu, sebagai respon terhadap obsesi dengan tujuan
untuk mengurangi pemicu distress dari obsesi atau untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang ditakuti. Perilaku kompulsif tersebut tidak ada manfaatnya dan
penderita berupaya berulang kali untuk menentangnya. 2,3,4
2.2. Epidemiologi
Prevalensi penderita OCD sebesar 2-3%. OCD merupakan salah satu kelainan
psikiatri terbanyak keempat yang dialami oleh orang di dunia. Prevalensi usia
bervariasi. Pada masa remaja, remaja laki-laki lebih banyak menderita OCD
sedangkan pada masa dewasa, jumlah penderita pria dan wanita sama
besarnya. Rata-rata usia penderita OCD adalah sekitar 20 tahunan. OCD juga
lebih banyak diderita oleh mereka yang belum / tidak memiliki pasangan.
OCD seringkali memiliki penyakit psikiatri lain yang menyertai, seperti
penyalahgunaan alkohol, cemas menyeluruh, fobia spesifik, panik, gangguan
makan, dan kepribadian. Gangguan obsesif-kompulsif umumnya
dilatarbelakangi oleh ciri kepribadian anankastik yang menonjol.2,4
2.3. Etiologi
a. Faktor Biologi2
Neurotransmitter
o Disregulasi sistem serotonergik
o Disfungsi sistem noradrenergik
o Neuroimunologi – infeksi streptokokus
Pencitraan Otak – Kelainan fungsi neurosirkuit antara orbitofrontal,
korteks, kauda, dan thalamus
2.5. Komorbiditas2
Anxiety disorder – 76% (gangguan panik, gangguan cemas sosial,
gangguan cemas menyeluruh, fobia spesifik)
Gangguan depresi atau bipolar – 63% (kelainan depresi mayor (41%))
Tic disorders – banyak pada penderita pria dengan onset masa anak-anak
Schizophrenia & schizoaffective disorder – prevalensi OCD 12%
Gangguan makan (anoreksia nervosa dan bulimia nervosa)
Tourette’s disorder
Table 12
Nonpsychiatric Clinical Specialists Likely to See OCD Patients
Specialist Presenting Problem
Dermatologist Chapped hands, eczematoid appearance
Family practitioner Family member washing excessively, may mention
counting or checking compulsions
Oncologist, Insistent belief that person has acquired immune deficiency
infectious disease syndrome
internist
Neurologist Obsessive-compulsive disorder associated with Tourette’s
disorder, head injury, epilepsy, choreas, other basal ganglia
lesions or disorders
Neurosurgeon Severe, intractable obsessive-compulsive disorder
Obstetrician Postpartum obsessive-compulsive disorder
Pediatrician Parent’s concern about child’s behavior, usually excessive
washing
Pediatric Obsessive-compulsive disorder secondary to Sydenham’s
cardiologist chorea
Plastic surgeon Repeated consultant for “abnormal” features
Dentist Gum lesions from excessive teeth cleaning
Table 22
Obsessive-Compulsive Symptoms in Adults
Variable %
Obsessions (N=200)
Contamination 45
Pathological doubt 42
Somatic 36
Need for symmetry 31
Aggressive 28
Sexual 26
Other 13
Multiple obsessions 60
Compulsions (N=200)
Checking 63
Washing 50
Counting 36
Need to ask or confess 31
Symmetry and precision 28
Hoarding 18
Multiple comparisons 48
Course of illness (N=100)
Type
Continuous 85
Deteriorative 10
Episodic 2
Not present 71
Present 29
Table 32
Reported Obsessions and Compulsions for 70 Consecutive Child and Adolescent
Patients
Major Presenting Symptom No. (%) Reporting Symptom
at Initial Review
Obsession
Concern or disgust with bodily wastes or 30 (43)
secretions (urine, stool, saliva), dirt, germs,
environmental toxins
Fear something terrible may happen (fire, death 18 (24)
or illness o loved one, self, or others)
Concern or need for symmetry, order, or 12 (17)
exactness
Scrupulosity (excessive praying or religious 9 (13)
concerns out of keeping with patient’s
background)
Lucky and unlucky numbers 6 (8)
Forbidden or perverse sexual thoughts, images, 3 (4)
or impulses
Intrusive nonsense sounds, words, or music 1 (1)
Compulsion
Excessive or ritualized hand washing, 60 (85)
showering, bathing, tooth brushing, or grooming
Repeating rituals (e.g., going in and out of door, 36 (51)
up and down from chair)
Checking doors, locks, stove, appliances, car 32 (46)
brakes
Cleaning and other rituals to remove contact with 16 (23)
contaminants
Touching 14 (20)
Ordering and arranging 12 (17)
2.8. Prognosis
Lebih dari setengah penderita OCD menderita onset gejala yang mendadak
dan muncul pada saat-saat yang dapat membuat seseorang merasa stress atau
tertekan. OCD biasanya berlangsung lama dan bervariasi, ada yang konstan,
ada juga yang progresif sehingga kelainan semakin memburuk.2 Munculnya
pikiran-pikiran untuk bunuh diri juga dilaporkan muncul pada setengah dari
penderita OCD, sedangkan percobaan untuk bunuh diri juga dilaporkan
terjadi pada seperempat penderita OCD dengan adanya komorbid penyerta
kelainan depresi mayor.3
Prognosis buruk ketika terdapat kompulsi yang diikuti, onset masa kanak,
kompulsi yang bizarre, memerlukan perawatan rumah sakit, ada komorbiditas
dengan gangguan depresi, adanya kepercayaan yang mengarah ke waham,
dan adanya gangguan kepribadian (terutama kepribadian skizotipal).
Prognosis yang baik didapatkan dengan adanya adaptasi sosial dan pekerjaan
yang baik, ada peristiwa pencetus, dan gejala yang episodik.5
2.9. Tatalaksana
Pada umumnya, penderita OCD enggan untuk mengonsumsi obat yang
diberikan kepadanya. Tatalaksana penderita OCD dapat dilakukan dengan 4
cara, yakni farmakoterapi, terapi perilaku, psikoterapi, dan macam-macam
terapi lainnya.2
Farmakoterapi
Farmakoterapi yang dapat diberikan kepada penderita OCD antara lain
ialah:
Golongan SSRI
Fluoxetine (Prozac) 2 x 20mg
Fluvoxamine (Luvox) 2 x 50mg
Sertraline (Zolof) 2 x 50mg
Citalopram (Celexa) (2 x 10mg), clomipramine (3 x 25mg)
Paroxetine (Paxil)
Obat-obat lainnya (valproate (Depakene), lithium (Eskalith),
carbamazepine (Tegretol), venlafaxine (Effexor), pindolol
(Visken), MAOIs (phenelzine (Nardil)), buspirone (BuSpar), 5-
hydroxytryptamine (5-HT), L-tryptophan, and clonazepam
(Klonopin), antipsikotik atipikal (risperidone (Risperdal)). 2,4
to-one) atau dalam kelompok. Terapi perilaku yang dapat dilakukan antara
lain dengan pemaparan dan pencegahan respon. Tujuan terapi ini adalah
untuk membantu meredakan kekhawatiran penderita tentang pikiran
obsesionalnya. Terapi perilaku berdasarkan penelitian memiliki tingkat
efektivitas sama dengan farmakoterapi dan efeknya juga lebih lama
ketimbang penggunaan farmakoterapi..2
Psikoterapi
Psikoterapi suportif bertujuan untuk membantu pasien OCD mampu
bekerja dan melakukan adpatasi sosial walaupun dengan tingkat keparahan
beragam. Psikoterapi ini memerlukan orang yang profesional, tertarik,
simpatik, dan memberi semangat kepada pasien melalui kontak regular
dan terus-menerus. Anggota keluarga juga perlu memberikan dukungan
emosional penenangan, penjelasan, dan saran kepada pasien.2
Terapi lain
Terapi lain yang dapat dilakukan antara lain electroconvulsive therapy
(ECT), psychosurgery, deep brain stimulation (DBS). Prosedur
psychosurgery yang paling lazim adalah cingulotomi, dengan komplikasi
timbulnya kejang yang dapat ditangani dengan terapi fenitoin (Dilantin).2
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA