Anda di halaman 1dari 3

dr.

Ersa Masruroh | Boyolali – Jawa Tengah | 2014-2015

Secarik Pengantar BAB Baru


Sicaca naik kelas, dari seorang koass (baca: butiran debu rumah sakit), berubah jadi dokter.
Dokter internship.
Setelah salah satu menkes negeri ini memberlakukan program dokter internship untuk seluruh
dokter baru, seperti ini lah aku sekarang. Internship itu semacam tugas magang dokter baru,
masih dibawah bimbingan dokter senior, tapi udah punya tanggung jawab sendiri sebagai
dokter. Masih punya kewajiban bikin laporan kasus, tapi udah ga ada ujian stase. Masih
followup pasien, tapi udah bisa visit dan nulis status pasien pake nama sendiri sebagai dokter.
Masih kadang bingung dan konsul sama dokter senior, tapi udah konsul sebagai sesama
sejawat, bukan lagi koass sama dokter. Masih dilindungi dan menjadi ‘pegawai’ negara, tapi
bukan PNS.
Sebenernya kehidupannya ga banyak yang berubah, masih berkutat di Rumah Sakit, ketemu
pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik, tapi udah boleh ngajuin usulan pemeriksaan penunjang
atas pertimbangan sendiri dan udah boleh kasih terapi sendiri.
Karena ini termasuk dalam program pemerintah, jadi segala macem urusan pemilihan
penempatan, teman kelompok dan ‘gaji’ itu pemerintah yang atur, yang tentuin, yang kasih.
Sempet dari pihak provinsi dikasih kesempatan untuk boleh pilih 2 tempat (setelah dikasih list
RS mana aja yang buka wahana untuk internship periode itu). Karena UNSOED dapet prioritas
penempatan di Jawa Tengah, pilihan penempatan wahana internshipnya juga daerah Jawa
Tengah aja. Sebenernya boleh diluar Jawa Tengah, tapi harus ada prosedur pengajuan ke KIDI
pusat, rada panjang prosedurnya dan tetap mempertimbangkan wahana internship yang
memang ada saat itu. Banyak temen yang ngajuin luar jawa karena mereka juga putra daerah
sana.
Sebenernya pas itu ada 3 daerah yang deketan Purwokerto yang buka wahana: Kebumen,
Ajibarang, Banjarnegara (kemudian ternyata hanya Kebumen doang yang buka wahana
internship periode itu). Tapi sejujurnya ya, dari sejak lama, ga pernah kepikiran untuk pilih
daerah internship deketan sama Purwokerto. Malah pas kemarin disuruh milih, ambil
pilihannya Surakarta sama Boyolali.
Pas ternyata dapet penempatan di Boyolali, bersama dua temen lain dari UNSOED, saya banyak
dapet pertanyaan serupa ini: ‘kok ga milih Kebumen aja ca, kan Boyolali jauh’.
Hahahahaa…
Mungkin temen lain bingung, tapi aku terdampar ditempat yang cukup tepat menurutku.
Awalnya aku ngincer banget bisa internship di Surakarta (Solo) atau Magelang (karena deket
Yogya), tapi beneran ga pernah kepikiran buat milih Kebumen.
Padahal cowok” R5a semuanya pada internship di Kebumen (Buba, Adhy, Dimas). Juga ada
Pipeh, Riska sama Mila, sahabat plus temen kosan selama di Purwokerto.
Hahahahahaaa…
Ini loh alesannya:
1.Walopun kedengerannya klise, menemukan tempat yang baru dan jauh dari ‘comfort zone’
itu mengasyikan. Suasana baru, temen baru, cerita baru. Hidup baru. Bukankah jadi tambah
pengalaman baru?
2.Boyolali itu deket banget sama Solo. Selain itu juga cuma sejam ke Yogya, dua jam ke
Semarang. Banyak tempat seru yang bisa aku kunjungi selama setahun ini dan cukup terjangkau
secara jarak.
3.Lebaran kemarin itu, jatah sisulung lebaran di rumah orangtua mas ipar di Sukoharjo, cuma
40 menit dari Boyolali. Kalopun harus jaga IGD pas lebaran dan ga bisa mudik ke Ciamis kayak
lebaran kemarin, aku masih bisa lebaran sama keluarga. Sama sisulung, mas ipar dan keluarga
besar Sukoharjo.
4.Setelah 6 tahun di Purwokerto dan akrab banget sama bahasa jawa (ngapak) Purwokerto,
bahkan 2 tahun terakhir aku udah cukup lancar ngobrol pake bahasa jawa (ngapak), aku
berambisi pengen belajar bahasa jawa versi njawa, yang alus, yang lembut dan ngga ngapak
(ampuni aku ngapakers). Pas aku ungkapin alesan ini ke beberapa temen yang nanya, mereka
ketawa, nganggap aku becanda. Mungkin ini kayak alasan yang dibuat-buat. Tapi serius deh,
aku beneran pengen dapet penempatan daerah yang punya bahasa Jawa nya alus kayak Solo.
Aku aja yang udah bisa bahasa jawa (ngapak) tetep cengo dan adaptasi banget pas ngobrol di
Boyolali. Pas anamnesis pasien, banyak menemukan keluhan pasien dengan bahasa Jawa yang
ga pernah aku temui di kosakata bahasa Jawa (ngapak) selama ini. Ya tapi alhamdulillah-nya,
karena ada basic bahasa jawa (ngapak) dan karena beberapa kosakata bahasa Jawa juga mirip
sama bahasa Sunda, adaptasi disini ga sulit lagi
5.Ini alasan ternorak dan sebenernya ter-‘aku pertimbangin banget’. Karena di Boyolali ada
bandara. Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo itu, cuma sekitar 15 menit dari tempat aku
internship. Hahahahahaaaa….! Yaterus?…. Ini emang norak. Abis. Tapi sicaca yang sebelum
internship, sebelumnya belum pernah naek pesawat, kemudian bertekad banget nyari tempat
internship yang deket sama bandara biar ada alesan kalo ke Jakarta (tujuan: Depok – rumah
sisulung) bisa naek pesawat. Seenggaknya niatin nabung biar bisa beli tiket pesawat sendiri
terus secara random beneran bisa ‘nyobain’ naek pesawat. Serius, NORAK ABIS!!!
Hahahahaaaa…
Itulah kenapa aku ada di Boyolali sekarang. Kenapa ga pilih tempat yang deket Purwokerto,
atau kota lainnya.
Hahahaaa… (gatau ini lucu atau ngga sih sebenernya)
***
Ya, seperti sebelumnya, kehidupan memilihku karena beberapa alasan yang mungkin bagi
orang lain ‘mengada-ada’, ‘sepele’. Tapi ketika kehidupan memilihku, kemudian aku
menikmatinya dengan bahagia.
Postingan selanjutnya, semoga aku bisa cerita bagaimana aku pindahan ke Boyolali sendirian.
Tanpa dianterin ortu atau anggota keluarga lain. Karena aku, dari Ciamis ke Boyolali naik motor.
Untuk pertama kalinya.
Thanks undah nyempetin baca postingan ini.
Pesan sisulung: ‘rajin-rajin nulis di blog’
Pernah ditanya sama temen: ‘ca kok kebanyakan curhat sih isi blognya’.
Yep.
Aku ini penganutnya Radityadika. Blog ini adalah diary digital-ku. Selayaknya anak 90an pada
seneng nulis diary, dan sicaca yang tumbuh besar dengan ‘selalu punya’ buku diary,
menyesuaikan dan memanfaatkan kemajuan tekhnologi dimana nulis diary-pun sekarang bisa
digital, blog ini aku buat sebagai pengganti diary. Kalo terlalu banyak postingan ga penting atau
melulu pribadi, maklumilah :p
Oya, lagi.
Ganti tagname nih, dari @chapurple menjadi @punyachacaa
Oya, lagi, lagi.
Selain blog ini, boleh cari caca di fb: Ersa Masruroh, twitter: @ersamasruroh, IG: ersamasruroh,
tumblr: Simplechacaa. Ada pinterest juga pake nama Ersa Masruroh.
Xoxo
@punyachacaa

https://punyachacaa.wordpress.com/2014/08/25/secarik-pengantar-bab-baru/

Anda mungkin juga menyukai