Abstract
This article deals with systems of transmission of knowledge. The author looks into the
kanuragan of the Javanese and its transformation into a modern form, along with the conse-
quences of this transformation. Traditional kanuragan instruction is primarily oral and cen-
ters on intermediary roles and social intercourse, and it is conducted in space that is cosmo-
graphically meaningful. In contrast, modern individualistic instruction—rooted in early Greek
philosophy and events in the European Middle Age—is highly formalized and linked to eco-
nomic concerns, leading to an individualism with little regard for one’s surroundings. The
author suggests that the Javanese kanuragan has been partially transformed by this modern
system. Thus, the transmission of knowledge is increasingly divorced from the transmission of
morals and affect that form the basis of one’s actions and social relationships. The author also
notes that scholars would gain much from understanding the kanuragan in their efforts to
understand current Indonesian Society.
Dalam disertasi doktoral saya yang akan penganutnya. Karena tingkah laku itu
segera diterbitkan (de Grave 2000), telah berhubungan langsung dengan kewibawaan,
diuraikan bahwa sistem transmisi ajaran kita dapat belajar banyak dari ajaran kanuragan
kanuragan dalam konteks tradisional itu dalam upaya memahami masyarakat Indo-
merupakan suatu sistem acuan pada nesia dewasa ini. Kedua, sistem tersebut kurang
masyarakat Jawa. Ada berbagai alasan memperoleh perhatian, karena ajaran itu tidak
mengapa kanuragan tidak menonjol dan tidak cocok dengan ideologi sistem pendidikan dan
menarik perhatian para peneliti. Pertama, keilmuan Barat modern.
transmisi ajaran tersebut pada jaman dulu Keempat sub-bab dalam tulisan ini akan
bersifat sangat rahasia. Walau pada masa kini menyajikan ulasan mengenai kedua alasan
ajarannya jauh lebih terbuka, sifat rahasia tersebut. Pertama, akan saya deskripsikan
tersebut masih mempengaruhi tingkah laku perihal ajaran k a n u r a g a n , dan apakah
perbedaan sifat-sifat pokok kanuragan
1
Tulisan ini merupakan hasil revisi dari makalah yang tradisional dari kanuragan modern.2 Kedua,
disajikan dalam Sesi ‘Pariwisata dan Pengembangan
2
Budaya’ dalam Seminar ‘Memasuki Abad ke-21: Dari sudut pandang orang Jawa, k a n u r a g a n
Antropologi Indonesia Menghadapi Krisis Budaya menyangkut pula kegiatan pencak silat dan tenaga
Bangsa’, 6-8 Mei 1999, Pusat Studi Jepang, Kampus dalam. Untuk lebih jelasnya, saya akan menggunakan
Universitas Indonesia, Depok. istilah itu dalam arti yang sama.
Kepustakaan
Bloch, M.
1998 How We Think They Think - Anthropological Approaches to Cognition, Memory, and
Literacy. Oxford: Westview Press.