Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
Harmoni Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing mata kuliah Kewarganegaraan (KWN) 30 Bapak Gandung
Wirawan, M.Pd.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan
pemahaman pembaca terhadap Harmoni Hak dan Kewajiban Negara dan Warga
Negara. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan
masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata
kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
berkarya menyusun makalah Harmoni Hak dan Kewajiban Negara dan Warga
Negara. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif yang penulis harapkan dari
para pembaca.
Kelompok 5
BAB 1. PENDAHULIUAN
2.3 Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara di Negara
Pancasila
Pada Pelaksaannya Hak Asasi Manusia di Indonesia mengalami pasang surut.
Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiring dengan perkembangnya
pelanggaran-pelanggaran HAM yang semakin meningkat intensitas maupun
ragamnya. Pelanggaran itu dilakukan oleh negara maupun warga negara, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Suatu hal tidak dapat dilaksanakan sebelum mengetahui benar apa yang
hendak dilaksanakan, untuk melaksanakannya diperlukan pedoman, dan agar
pelaksanaan bisa berjalan sesuai dengan harapan maka perlu ada institusi yang
mengawal pelaksanaan tersebut. Dengan demikian ada tiga hal penting dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban ini.
Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari
pengertian, sejarah, konsep, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar ini amat sulit Pancasila untuk diamalkan.
Selain daripada itu, Pancasila akan cepat memudar dan dilupakan kembali.
Kekuatan akar pemahaman ini amat penting untuk menopang batang, ranting, daun
dan buah yang akan tumbuh di atasnya. Banyak hal yang terjadi ketika semangat
untuk mengamalkan Pancasila sangat tinggi namun tidak didasari oleh pemahaman
konsep dasar yang kuat, bukan hanya mudah memudar, namun juga akan
kehilangan arah, seakan-akan sudah melaksanakan Pancasila padahal yang
dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan bertentangan dengan Pancasila. Hal ini amat
mudah dilihat dalam praktek perekonomian dan perpolitikan Indonesia saat ini
yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem kapitalis-neoliberalis dan
perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan kolektifis.
Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu malu mencontoh
apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru yang berusaha membuat
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4). Pedoman ini sangat
diperlukan agar negara dan warganegara mengerti apa yang musti dilakukan, apa
tujuannya dan bagaimana strategi mencapai tujuan tersebut. Manakala tidak ada
pedoman pelaksanaan, maka setiap orang berusaha membuat pedoman sendiri-
sendiri sehingga terjadi absurditas (kebingungan). Banyaknya kelemahan yang
terjadi pada pelaksanaan P4 perlu dievaluasi untuk diperbaiki. Contoh kelemahan
utama dalam pelaksanaan P4 adalah bahwa pedoman tersebut bersifat kaku,
tertutup dan doktriner, hanya pemerintah yang berhak menerjemahkan dan
menafsirkan Pancasila, sehingga tidak ada ruang yang cukup untuk diskusi dan
terbukanya konsep-konsep baru. Kelemahan tersebut harus diperbaiki tidak
kemudian dibuang sama sekali.
Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila.
Lembaga ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang bertujuan
untuk mensosialisasikan Pancasila. Membuka ruang-ruang dialog agar tumbuh
kesadaran berPancasila baik di kalangan elit politik, pers, anggota legislatif,
eksekutif, yudikatif, dan masyarakat luas. Yang tak kalah penting adalah ikut
memberi masukan kepada lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan
membuat kebijakan serta ikut mengevaluasi setiap kebijakan yang dilakukan agar
terjamin tidak bertentangan dengan Pancasila.
Dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban, maka tiga hal penting
sebagaimana disebut di atas juga perlu ada, yaitu perlu mengerti prinsip-prinsip
dasar hak dan kewajiban negara dan warga negara, terdapat pedoman
pelaksanaannya dan ada lembaga yang mengawalnya. Tiga hal ini tentu tidak
berdiri sendiri khusus terkait dengan hak dan kewajiban negara dan warga negara,
namun merupakan kesatuan gerak besar revitalisasi Pancasila dalam semua bidang
kehidupan.
Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara dalam negara
Pancasila adalah sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 seperti tergambar
dalam klasifikasi di atas. Namun demikian, selain melihat klasifikasi tersebut perlu
juga memahami konsep, prinsip dan nilai Pancasila dalam pelaksanaan hak asasi
manusia.
Penjelasan di bawah ini akan memberikan gambaran tentang konsep, prinsip
dan nilai Pancasila yang dikutip dari Pedoman Umum Implementasi Pancasila
dalam Kehidupan Bernegara yang ditulis oleh Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Kehidupan Bernegara (2005: 93-94):
a. Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa, berperan sebagai
pengelola dan pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam
keimanan dan ketakwaan. Dalam mengelola alam, manusia berkewajiban
dan bertanggung jawab menjamin kelestarian eksistensi, harkat dan
martabat, memuliakan serta menjaga keharmonisannya,
b. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi manusia
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, nilai budaya bangsa
serta pengamalan kehidupan politik nasional,
c. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak
berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan yang tidak boleh
dirampas atau diabaikan oleh siapapun,
d. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan oleh
pemahaman bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan
dengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan lingkungannya,
e. Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati dan menjamin hak
asasi orang lain sebagai suatu kewajiban. Hak dan kewajiban asasi terpadu
dan melekat pada diri manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota
masyarakat, anggota suatu bangsa, dan anggota masyarakat bangsa-
bangsa,
f. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi yang harus
dihormati dan ditaati oleh setiap orang/warga negara,
g. Bangsa dan negara Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-
bangsa empuyai tanggung jawab dan kewajiban menghormati ketentuan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 dengan semua
instrumen yang terkait, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.3 Pengaruh Hak dan Kewajiban dalam Bernegara terhadap Asas-Asas dan
Status Kewarganegaraan
Dalam menentukan kewarganegaraan setiap negara memberlakukan aturan
yang berbeda, namun secara umum terdapat tiga unsur yang seringkali digunakan
oleh negara–negara di dunia antara lain:
a. Unsur darah keturunan (ius Sanguinis) Kewarganegaraan dari orang tua
yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, prinsip
ini berlaku diantaranya di Inggris, Amerika, Perancis, Jepang dan
Indonesia,
b. Unsur daerah tempat kelahiran (Ius Soli) Daerah tempat sesorang
dilahirkan menentukan kewarganegaraan prinsip ini berlaku di Amerika,
Inggris, dan Indonesia, terkecuali di Jepang, dan
c. Unsur pewarganegaraan (Naturalisasi) Syarat-syarat atau prosedur
kewarganegaraan disesuaikan menurut kebutuhan yang dibawakan oleh
kondisi dan situasi negara masing-masing.
Ketiga unsur di atas adalah pengaruh dari hak-hak yang dimiliki setiap warga
negara yang berpengaruh terhadap status kewarganegaraan mereka. Berikut ini
adalah Kewajiban dari warga negara dan negara yang berpengaruh terhadap asas-
asas dan status kewarganegaraan:
a. Kewajiban membela negara (misal: TNI), menyebabkan individu tersebut
tidak memiliki status sebagai warga negara sipil,
b. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
(Pasal 28J, ayat 2), hal ini dapat berpengaruh terhadap status
kewarganegaraan seseorang apabila dilanggar dan salah satu
konsekuensinya dihilangkan status kewarganegaraannya (contoh: pada
zaman orde baru bagi keturunan PKI terdapat tanda khusus pada Kartu
Tanda Penduduk miliknya).
3.4 Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Hidup Bernegara
Pada kehidupan sehari-hari ada beberapa contoh kewajiban yang kita
laksanakan dalam kegiatan sehari-hari Contohnya yaitu: tinggi dasar Negara,
peraturan dan hukum yang berlaku. Yang dimaksud dengan kewajiban ini adalah
semua warga Negara di mata hukum kedudukannya sama tidak mengenal usia,
agama, jenis kelamin dll. Oleh sebab itu, semua warga negara diwajibkan
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan tanpa pengecualian, contoh
diwajibkan juga untuk membayar pajak. Karena pajak adalah darah-nya Negara.
Sebagai mahasiswa juga mempunyai kewajiban yaitu salah satunya datang ke
kampus tepat waktu dan tidak terlambat, mengerjakan tugas yang diberikan dosen
dan wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa
kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik. Hak mendapatkan
pendidikan, Setiap warga Negara mempunyai hak mendapatkan pendidikan salah
satunya kita sebagai mahasiswa, kita berhak mendapatkan pendidikan yang
berkualitas hal tersebut bertujuan untuk membuat Negara kita maju dan lebih baik
kedepannya karena kita semua adalah asset Negara yang sangat penting. e. Dalam
proses diskusi di kelas bersama teman dan dosen, dalam keadaan tersebut kita
berhak untuk mengemukakan pendapat kita supaya dalam proses diskusi tersebut
kita mendapatkan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan. Selain itu
mahasiswa juga berhak mendapatkan nilai dari dosen setelah melaksanakan
kewajibannya yaitu mengerjakan tugas yang diberikan dosen atau melaksanakan
ujian. Dari pejelasan diatas dapat kita ketahui jumlah kewajiban lebih sedikit
dibandingkan hak sebagai warga Negara Indonesia. Secara statistik, hak dan
kewajiban empat berbanding satu. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik
selayaknya kita melaksanakan kewajiban terlebih dahulu dibandingkan
melaksanakan hak kita. Hal tersebut bertujuan agar Negara ini aman, nyaman dan
sejahtera.
3.5 Usaha Pencapaian Harmonisasi Hak dan Kewajiban antara Negara dan
Warga Negara
Apabila seseorang menjadi warga negara dari suatu negara, maka orang
tersebut mempunyai hak dan kewajiban. Selain itu, negara juga memiliki kewajiban
tertentu yang perlu dilaksanakan untuk mempertahankan keberadaan negara
tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan harmonisasi antara hak dan kewajiban
dari negara dan warga negara, sehingga antara keduanya tidak terjadi benturan yang
menyebabkan rusaknya suatu negara. Hak adalah suatu yang seharusnya diperoleh
oleh warga negara setelah melaksanakan segala sesuatu yang menjadi
kewajibannya sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Hak Warga Negara Indonesia menurut UUD 1945, adalah:
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
2) Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan,
3) Berhak membentuk keluarga dan meanjutkan keturunan melalui
perkawinan,
4) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang,
serta perlindungan terhadap kekerasan dan diskrisminasi,
5) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya,
6) Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan / atau demi
kesejahtraan hidup manusia,
7) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya,
8) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama didepan hukum,
9) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja,
10) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
b. Kewajiban warga negara meliputi:
1) Wajib membayar pajak sebagai kontrak utama antar negara dengn
warga negara dan membela tanah air (pasal 27),
2) Wajib membela pertahanan dan keamanan negara (pasal 29),
3) Wajib menghormati hak assasi orang lain dan mematuhi pembatasan
yang terutang dalam peraturan (pasal 28),
4) Wajib menjunjung hukum dan pemerintah,
5) Wajib ikut serta dalam upaya pembeaan negara,
6) Wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan dngan undang-
undang untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan oranglain,
7) Wajib mengikuti pendidikan dasar
Berdasarkan kedua unsur di atas (hak dan kewajiban warga negara) apabila
dibandingkan dengan kewajiban yang dijalankan oleh negara sudah saling
mendukung dan melengkapi. Hal ini pun telah diatur dalam penjelasan tentang
‘Prinsip dan Nilai Pancasila’ yang dikutip dari Pedoman Umum Implementasi
Pancasila dalam Kehidupan Bernegara yang ditulis oleh Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Kehidupan Bernegara (2005: 93-94). Namun, secara praktisisasi
masih belum tercapai harmonisasi tersebut. Hal ini dikarenakan oleh kesadaran
individu dari masing-masing warga negara. Selain itu, kompleksnya permasalahan
yang ada di negara ini menjadi faktor penghambat terbesar.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahasan dari harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Konsep dasar dari negara dan warga negara saling berhubungan erat, sebab
memerlukan adanya proses timbal balik untuk mempertahankan eksistensi
keduanya;
2. Asas-asas kewarganegaraan mencakup hak dan kewajiban dari warga
negara yang diatur oleh negara dengan mempertimbangkan kewajiban
negara;
3. Hak dan kewajiban dalam bernegara berpengaruh terhadap asas-asas dan
status kewarganegaraan dari warga negara;
4. Hak dari warga negara adalah mendapatkan fasilitas yang dapat menunjang
kelangsungan hidupnya dan memiliki kewajiban untuk memberikan
balasan (timbal balik) yang setimpal dengan fasilitas yang telah didapatkan;
dan
5. Secara teori harmoni hak dan kewajiban antara negara dan warga negara
dapat tercapai dan dipraktikan dengan baik apabila kendala/permasalahan
yang ada di sebuah negara dapat segera teratasi (diselesaikan).
4.2 Saran
Warga negara perlu sadar terhadap pentingnya harmoni hak dan kewajiban
antara negara dan warga negara terhadap eksistensi suatu negara. Selain itu, negara
juga harus berusaha untuk mewujudkan hal tersebut dengan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dengan dibantu warga negara.
DAFTAR PUSTAKA