KODE ETIK
Januari 13, 2010 pada 5:19 am (makalah)
download makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Meskipun sudah ada aturan yang
mengatur tentang kode etik profesi, namun seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Oleh karena itu, penulis akan membahas
pengertian dari kode etik profesi dan sanksi atas pelanggaran kode etik profesi.
Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada materi kuliah Etika Profesi.
Pembahasan lebih dikhususkan pada penerapan dan pelanggaran kode etik profesi.
Maksud dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Etika Profesi di Bina Sarana Informatika. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah:
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan tugas ini, penulis menggunakan
Metode Browsing Internet, yaitu metode yang dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam tugas ini di internet.
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui isi makalah ini, berikut ini akan
dijabarkan sistematika penulisan makalah ini, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup,
maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab utama makalah yang berisi tentang penerapan kode etik yaitu meliputi pengertian
etika, profesi, dan kode etik. Selain itu berisi fungsi kode etik, tujuan kode etik, serta pelanggaran kode etik.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika
merupakan ilmu atau konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar dan buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari kontrol
diri karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi)
itu sendiri.
Istilah profesi dapat diartikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan
memperoleh penghasilan.
Kode etik adalah suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-
prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik. Salah satu contoh tertua adalah “Sumpah Hipokrates” yang dipandang sebagai
kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari ”Bapak Ilmu
Kedokteran”.
“Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia
pembangunan yang Pancasila”. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah “berbakti
membimbing” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa
paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam
membentuk manusia pembangunan Pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.
Pada dasarnya, kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik, yaitu melindungi suatu profesi dari
campur tangan pemerintah, mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi, serta
melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Tujuan kode etik profesi di antaranya adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggota profesi, meningkatkan
mutu profesi, meningkatkan mutu organisasi profesi, meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi,
mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat, serta menentukan standar bakunya sendiri.
1. Idealisme dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional
sehingga harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan.
2. Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode
etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan berbingkai.
1. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras
karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
4. Memberi peluang kepada profesional untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
Sanksi pelanggaran kode etik yaitu sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari organisasi. Kasus pelanggaran
kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi khusus. Seringkali, kode etik
juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika teman sejawat melanggar
kode etik. Namun, dalam praktek sehari-hari kontrol ini tidak berjalan mulus karena rasa solidaritas dalam
anggota-anggota profesi. Seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang
melakukan pelanggaran.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-
norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun
sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik
dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang professional.
Kode etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan pengembangan profesi. Dengan telah adanya kode etik
profesi, masih banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Apalagi jika
kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi
penyalah gunaan profesi.
3.2. Saran
Agar setiap profesi tidak menyimpang dari kode etiknya, maka usaha yang dapat di lakukan adalah:
1. Setiap pelaksana profesi sebaiknya memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi serta
tujuannya.
2. Setiap pelaksana profesi sebaiknya mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek
pendidikan yang dijalani.
DAFTAR PUSTAKA