Disusun Oleh :
Semester V/ Reguler B
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan tidak terlepas dari pemanfaatan sumberdaya alam,
namun penggunaan sumberdaya alam yang terus menerus akan merusak
kelestarian alam. Oleh sebab itu banyak bermunculan permasalahan
lingkungan seperti pencemaran maupun kerusakan lingkungan hidup. Air
sungai dan air sumur tidak hanya menjadi keruh tetapi sudah tercemar
oleh zat-zat kimia yang berbahaya, baik bagi kesehatan manusia maupun
makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pembuangan
limbah industri langsung ke badan sungai maupun limbah domestik yang
cara pengolahannya tidak memenuhi standar teknis. Datangnya musim
hujan, kurang lancarnya drainase, penimbunan sampah menyebabkan
terjadinya bencana banjir maupun penyakit menular yang disebabkan oleh
faktor lingkungan.
Sampah selalu menjadi permasalahan rumit dari persoalan kesehatan
hingga isu sosial yang kerap menimbulkan konflik struktural antara
pemerintah dan rakyat, yang disebabkan kurangnya pemahaman atau cara
pandang masyarakat masih memandang sampah dari sisi negatif padahal
tidak semua sampah yang harus dimusnahkan, melainkan cara pandang
atau pemahaman yang harus dirubah, dimana sampah dilihat sebagai
bahan baku yang potensial. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
sebagai landasan dan pedoman dari pengelolaan sampah ditekankan
bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari
hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku
masyarakat. Bila masalah ini tidak mendapat perlakuan penanganan yang
baik sebagaimana mestinya jelas akan berdampak terhadap pencemaran
lingkungan serta berkurangnya nilai estetika.
Seperti kota lainnya, Kota Probolinggo juga menghadapi banyak
tantangan dalam pengelolaan sampahnya. Perhatian yang tinggi dari
Pemerintah Kota Probolinggo terhadap pengelolaan persampahan, dalam
pelaksanaannya sampai dengan saat ini belum dapat mengejar percepatan
penambahan jumlah penduduk dan beragamnya perkembangan kehidupan
kota. Akibat dari semakin bertambahnya jumlah penduduk perkotaan dan
berkembangnya berbagai macam kegiatan ekonomi di Kota Probolinggo
menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang
semakin banyak dan beragam. Peningkatan volume dan jenis sampah
tersebut jika tidak segera diantisipasi dengan perencanaan pengelolaan
sampah yang baik dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan
yang kurang baik, seperti pencemaran, gangguan kesehatan, dan
kebakaran. Umumnya sampah yang dihasilkan untuk daerah perkotaan di
Kota Probolinggo terdiri dari 60% sampah organik dan 40% sampah
anorganik. Sampai saat ini banyak daerah belum memiliki sistem
pengolahan sampah secara terpadu. Sistem pengolahan sampah yang
berjalan selama ini sudah mengolah sampah menjadi pupuk kompos
padat, adanya pengolahan daur ulang sampah dan praktik sanitary landfill
di lokasi TPA.
Sedangkan pengelolaan sampah merupakan sistem yang terkait
dengan dengan banyak pihak, mulai dari penghasil sampah (seperti
rumah tangga, pasar, institusi, industri, dan lain-lain), pengelola
(kontraktor), pembuat peraturan, sektor informal, maupun masyarakat
yang terkena dampak pengelolaan sampah tersebut sehingga
penyelesaiannya pun membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan
keterlibatan semua pihak yang terkait. Guna terselenggaranya pengelolaan
prasarana dan sarana persampahan yang baik dan terencana diperlukan
suatu perencana yang sistematis dan integratif.
Sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, Dinas
Lingkungan Hidup Kota Probolinggo mempunyai tanggung jawab yang
sangat berat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
di daerah serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
kebersihan dan mengelola sampah dilingkungannya. Oleh karena itu
dibutuhkan peran serta aktif dari semua elemen masyarakat dalam
membantu Pemerintah Kota Probolinggo, salah satunya dengan
terbentuknya Bank Sampah yang diharapkan sebagai mitra pendukung
Pemerintah Kota Probolinggo dalam pengelolaan sampah di Kota
Probolinggo.
Sejalan dengan hal tersebut maka dalam rangka mewujudkan
pelaksanaan kinerja yang akuntabel dan transparan disusunlah Laporan
Perencanaan dan Evaluasi Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota
Probolinggo yang merupakan pertanggungjawaban Kepala Dinas atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan
sasaran kegiatan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai
kewenangan yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Teridentifikasi program kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo;
2. Teridentifikasi perencanaan Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan khususnya kegiatan Peningkatan Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan di Dinas Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo ;
3. Terindentifikasinya pelaksanaan Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan khususnya kegiatan Peningkatan Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan di Dinas Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo ;
4. Teridentifikasinya evaluasi kegiatan khususnya Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Persampahan khususnya kegiatan Peningkatan
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan di Dinas
Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MISI
Dalam upaya mewujudkan visinya, ditetapkan 4 (empat) misi Dinas
Lingkungan Hidup Kota Probolinggo sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pengelolaan Kebersihan Kota yang Berwawasan
Lingkungan ;
2. Meningkatkan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ;
3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Melalui
Pelestarian, Pencegahan & Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup ;
4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Probolinggo Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Walikota Probolinggo Nomor
93 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
adalah sebagai berikut :
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN DAN TARGET SASARAN
Gbr. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
Kota Probolinggo
E. Program Kerja
Secara umum program kerja yang ada pada Dinas Lingkungan
Hidup Kota Probolinggo pada tahun 2016 adalah mencakup 10 program
yaitu antara lain :
1. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;
2. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau ;
3. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan ;
4. Peningkatan Pengendalian Polusi ;
5. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam ;
6. Peningkatan Kualitas & Akses Informasi SDA & LH ;
7. Pelayanan Administrasi Perkantoran ;
8. Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur ;
9. Peningkatan Pengemb.Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan ;
10. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan ;
11. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur,
BAB III
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
(Am
Wakil Ketua (Hasanah)
Nasabah
B. Capaian Kegiatan
Berdasarkan rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan pada
yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
pada tahun 2016 maka telah terakomodir sebanyak 100% yaitu
sebanyak 6 kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan. Selan itu didalam
pelaksanaannya maka telah melibatkan perwakilan seluruh elemen
masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta pihak kelurahan
baik pada saat kegiatan sosialisasi hingga pembentukan Bank Sampah
beserta pembentukan pengurusnya meskipun secara mayoritas
kepengurusannya masih ditetapkan tokoh-tokoh masyarakat seperti
ketua RW, ketua PKK, kader posyandu dan pengurus RT di lingkungan
setempat. Hal ini menjadi potensi dan kendala dalam kegiatan
operasional Bank Sampah Peduli Lingkungan.
Secara potensi maka pengurus yang terpilih adalah orang yang
vokal dan berperan dalam pengambilan keputusan di wilayah
setempat. Namun kendalanya adalah banyaknya tugas akibat pengurus
yang merangkap jabatan maka kegiatan operasional Bank Sampah
Peduli Lingkungan menjadi sedikit terhambat. Oleh sebab itu
diperlukan pembinaan rutin kepada Pengurus Bank Sampah agar
mampu dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan operasional baik
secara administrasi, kegiatan daur ulang maupun sosialisasi secara
terus menerus kepada warga setempat untuk sadar dan peduli
terhadap keberadaan Bank Sampah.
Selain itu berdasarkan observasi di lapangan menunjukan bahwa
terdapat perbedaan persepsi antara Bank Sampah Peduli Lingkungan
dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, dimana Bank
Sampah Peduli Lingkungan telah mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup berupa
sarana dan prasarana. Dalam hal ini bantuan dalam pelaksanaan
program Bank sampah melalui DLH mendapatkan bantuan yang
sifatnya stimulan awal saja untuk menunjang proses pelaksanaan
program tersebut agar berjalan. Namun bantuan tersebut tidak setiap
tahun diberikan tetapi harus dianggarkan terlebih dahulu. Dan
kemudian proses penerimaan bantuan dinilai dengan aktifitas yang
dilaksanakan oleh Bank Sampah tersebut.
Bantuan sarana tersebut berupa alat penunjang operasional Bank
Sampah seperti buku administrasi, label, media informasi, timbangan,
etalase dan mesin pencacah sampah organik.
B. Aspek Sosial
Dengan adanya Bank Sampah Peduli Lingkungan setidaknya sedikit
demi sedikit menyadarkan masyarakat Kelurahan Wiroborang RW 12
tentang mengelola sampah. Selain itu, secara tidak langsung dapat
memberikan edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah,
meskipun memang belum semua warga dapat merasakan hal ini.
Masyarakat yang dahulunya kurang berinteraksi antara warga satu
dengan yang lainnya maka adanya Bank Sampah Peduli Lingkungan
yang sering melakukan kegiatan berkumpul dengan anggota dan
pengurus menyebabkan mereka sering berinteraksi dan terjalin
silahturahmi antar anggota maupun pengurus.
C. Aspek Ekonomi
Dengan adanya Bank Sampah Peduli Lingkungan belum memberikan
pengaruh yang terlihat dengan jelas di bidang ekonomi. Bank sampah
masih menjadi pekerjaan sampingan yang hanya digunakan untuk
menumpuk sampah bagi para anggota dan mengelola kembali menjadi
kerajinan bagi mereka yang memiliki keahlian dan kemauan. Sebagian
besar yang telah memiliki keterampilan membuat kerajinanpun
terkadang tidak konsisten dalam menjalankan usaha daur ulang
sampah. Hal ini berimbas pada pendapatan mereka yang tidak
menentu dari hasil pengolahan sampah. Padahal apabila pengolahan
sampah tersebut ditekuni akan sangat memberikan kontribusi
penghasilan yang dapat digunakan untuk menutup kebutuhan
keluarga. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan motivasi untuk terus
semangat dalam menjalankan usaha pengolahan sampah menjadi
kerajinan yang bernilai ekonomi. Selain itu diperlukan kerjasama atau
peningkatan jejaring dengan usaha sejenis atau dunia usaha dalam
memberikan konstribusi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Bank Sampah Peduli Lingkungan baik dari segi pendanaan,
pemasaran, transfer teknologi dan pengelolaan sampah yang bernilai
tinggi.
BAB VI
KESIMPULAN
http://blh.probolinggokota.go.id
http://pplp-dinciptakaru.jatengprov.go.id