Anda di halaman 1dari 3

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

Berdasarkan kasus yang didapat dari Silalahi Rustina 81 tahun dengan keluhan sejak 4 hari yang
lalu SMRS pasien mengeluhkan demam. Demam yang pasien rasakan naik turun (+). Demam pada
saat pagi, sore dan malam (+). Dan memberat sejak 2 hari yang lalu pasien juga mengeluhkan lemas
dan mencret bercampur lendir dalam 1 hari 6 kali dan gumpalan hitam (+). Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala (+), mual (+), muntah (-). Pada pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati
(+).
Pengertian demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
atau lebih manifestasi klinis nyeri kepala, nyeri retro orbital, mialgia/artralgia,ruam kulit dan
leukopenia.

a. Pengkajian dan analisa data dasar


Pengumpulan data dasar merupakan pengumpulan informas imelalui anamnesis,
pemeriksaanfisik dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, serta pemeriksaan penunjang
yaitu laboratorium.
1. Anamnesis
Pasien wanita berusia 81 tahun, mengalami :
 Demam yang dirasakan naik turun sejak 4 hari sebelum masuk RS
 Mencret bercampur lendir dalam 1 hari 6 kali.
 sakit Kepala
 Mual
 Nyeri ulu hati

RPD : Tidak ada.


RPO : Menyangkal pemakaian obat-obatan
RPK : Tidak ada
Riwayat Sosial : Tetangga pasien ada yang menderita demam berdarah.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik palpasi pada abdomen di dapati Nyeri tekan ulu hati
3. Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan darah rutin pada pasien ini menunjukkan terjadi penurunan trombosit, dan
leukosit
Tanggal Trombosit Leukosit
09 Juni 2013 75.000/mm3 3200/mm3
10 Juni 2013 50.000/mm3 4.300/mm3

11 Juni 2013 32.000/mm3 5.600/mm3

12 Juni 2013 26.000/mm3 8.600/mm3


13 juni 2013 33.000/mm3 7.300/mm3

14 Juni 2013 53.000/mm3 9.600/mm3

15 Juni 2013 101.000/mm3 9.300/mm3

Penurunan dan peningkatan trombosit dan perjalanan demam pasien sesuai dengan pola bifasik
pada demam berdarah. Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari yang di ikuti
oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi
mempunyai resiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan adekuat.

b. Merumuskan Diagnosa.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, demam yang dialami oleh pasien
mengikuti pola bifasik, selain itu terdapat juga gejala-gejala infeksi virus seperti demam, nyeri otot,
kepala pusing, nyeri ulu hati, dan riwayat social pasien ada tetangga pasien yang mengalami demam
berdarah. Maka mengarahkan pasien juga terinfeksi virus dengue.
Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah untuk melihat
hematokrit, trombosit, leukosit, dan Hb. Pemeriksaan darah pada hari pertama pasien masuk RS
didapati trombosit menurun (trombositopeni) dan leukopeni yang semakin menguatkan pasien
terinfeksi virus dengue.Ditinjau dari pemeriksaan darah rutin setiap hari tidak ditemukan adanya
perubahan pada hematokrit yang menandakan adanya plasma leakage selama pemberian cairan di
RS. Hal ini semakin menguatkan bahwa pada pasien tidak ditemukan kebocoran plasma yang
membuat diagnosa pasien demam dengue bukan demam berdarah dengue.
Berdasarkan guideline WHO tahun 2009 disarankan dilakukan pemeriksaan antigen dengue
atau pemeriksaan imunoserologi anti dengue IgM dan IgG terhadap dengue untuk konfirmasi
diagnosis. Akan tetapi pada pasien ini tidak diperiksa sehingga saran kami harus dilakukan
pemeriksaan nya.

c. Terapi
Menurut PAPDI .pasien datang dengan trombosit dibawah 100000/mm 3, Hb, Ht normal pasien
di indikasikan untuk dirawat inap. Penangan cairan diberikan infus kristaloid yaitu cairan RL
(Ringer Laktat) tetapi karena padaa pasien tidak ditemukan peningkatan Ht maka hanya diberikan
cairan sesuai kebutuhan
Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan massif dan tanpa syok maka di
ruang rawat diberikan cairan infuse kristaloid dengna jumlah rumus :
.
Volume cairan kristaloid/hari yang diperlukan : 1500 + 20 x (BB kg-20).

Selain terapi cairan pada pasien ini juga diberikan terapi sacara simptomatik seperti untuk
demam diberikan PCT, ranitidin diberikan atas indikasi keluhan dispepsia, pemberian antibiotic
pada pasien ini diberikan atas indikasi diare nya bukan untuk demam.
Pada pasien ini juga ditemukan penggunaan antibiotik yang berganti-ganti,sebaiknya gunakan
terlebih dahulu satu jenis antibiotic selama beberapa hari untuk menilai respon. Selain itu
pemberian tambahan suplemen diberikan pada pasien seperti lactobacilus reuteri dan trolit.

Anda mungkin juga menyukai