Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN MAGANG I

DISUSUN OLEH :
AYU TRI UTAMI (A1C014002)

MELAN YOLANDA (A1C014017)

NIKEN RATNA WINARNI (A1C014021)

ELUL DIAN AGUSTIN (A1C014022)

NIKEN PUSPA SATRYA P (A1C014026)

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURAUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2015

1
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG 1

DISUSUN OLEH :

AYU TRI UTAMI (A1C014002)

MELAN YOLANDA (A1C014017)

NIKEN RATNA WINARNI (A1C014021)

ELUL DIAN AGUSTIN (A1C014022)

NIKEN PUSPA SATRYA P (A1C014026)

DOSEN PEMBIMBING GURU PAMONG

DELA MAULIDYA JAROT SUHARTO, M.Pd

NIP. 198203282005012001 NIP. 195809161981031007

MENGETAHUI

KEPALA SEKOLAH,

YUNAN DANIM, M.Pd

NIP. 196507051994121001

Page ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Laporan ini berisi observasi yang telah kami
laksanakan pada 22 – 31 Mei 2015 di SMP N 1 Curup Tengah, sebagai tugas
laporan akhir magang 1.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing, warga
SMP N 1 Curup Tengah, serta teman – teman yang telah bekerjasama untuk
membantu proses pembuatan laporan ini. Karena dalam pembuatan laporan ini,
tidak sedikit hambatan yang kami lalui. Namun, berkat bantuan dan kerjasama
dari semua pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam penyusunan kalimat maupun isinya. Oleh karebna itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar dalam penyusunan
mendatang lebih baik.
Dengan ini kami mempersembahkan laporan akhir magang 1, semoga Allah
SWT memberkahi laporan akhir magang I ini sehingga hasil pengamatan dalam
laporan penelitian ini dapat memberikam manfaat bagi penyusun maupun
pembaca.

Curup Tengah, 29 Mei 2015

Penulis

Page
iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang ........................................................... 1
I.II. Tujuan dan Manfaat Kegiatan ................................... 2
I.III. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................ 2
BAB II PELAKSANAAN
II.I. Hasil Setiap Aspek Kegiatan ..................................... 4
II.II. Tingkat Keberhasilan
1. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................... 24
2. Pengalaman Khusus yang Diperoleh .................... 25
BAB III PENUTUP
III.I. Kesimpulan ................................................................ 27
III.II. Saran .......................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page
iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. PROGRAM KEGIATAN

2. HASIL KEGIATAN

3. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN KEGIATAN

4. VISI MISI SMP NEGERI 1 CURUP TENGAH

5. WAWASAN WIYATA MANDALA

6. STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

7. TATA TERTIB SMP NEGERI 1 CURUP TENGAH

8. DAFTAR GURU DI SMP NEGERI 1 CURUP TENGAH

9. DAFTAR GURU MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 CURUP TENGAH

10. BIODATA GURU PAMONG

11. BIODATA GURU MATEMATIKA

12. FORMAT PENILAIAN KEHADIRAN

13. FORMAT PENILAIAN INDIVIDU

14. LAPORAN NILAI AKHIR MAHASISWA MAGANG

Page v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli
menurut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogik
dapat diterima oleh pihak penerima jasa layanan secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh sebab itu, guru harus dipersiapkan melalui program
pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar
kompetensi guru.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 74
Tahun 2008 tentang Guru, mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik. Pada pasal 4 Peraturan Pemerintah
No. 74 Tuhun 2008 ditegaskan bahwa sertifikat pendidik bagi guru
diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan
yang terakreditas.
Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya
mampu menunjukkan kemampuannya yang ditandai dengan penguasaan
kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi subtansi dan/atau
bidang studi sesuai bidang ilmunya. Calon guru harus disiapkan menjadi
guru profesional melalui pendidikan profesi guru. Menurut undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah bprogram sarjana yang mempersiapkan
mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
Dengan demikian, program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program
pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan
S-1/D-IV Non-Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru,

Page 1
agar mereka dapat menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar
nasional pendidikan.

1.2. Tujuan dan Manfaat Kegiatan


Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tujuan
umum mata kuliah Magang adalah menghasilkan calon guru yang memiliki
kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
secara bertanggung jawab.
Tujuan khusus mata kuliah ini adalah mempersiapkan calon guru agar
lebih mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan profesinya sehingga
nanti mampu melakukan kegiatan praktik mengajar dalam mata kuliah PPL.
Untuk menyiapkan guru profesional dalam bidang akademik, salah
satunya dilakukan dengan prakondisi dalam bentuk kegiatan
magang/internship sebagai bagian yang penting dari sistem penyiapan guru
berkewenangan ganda yang profesional. Magang dilaksanakan pada
semester 2. Kegiatan magang satu ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
membangun landasan jati diri pendidik, melalui kegiatan :
a) Pengamatan langsung kultur sekolah
b) Pengamatan untuk membangun Kompetensi dasar Pedagogik,
Kepribadian dan Sosial
c) Pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik
d) Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


a) Tempat Pelaksanaan
Tempat magang dilaksanakan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Negeri 1 Curup Tengah.

Page 2
b) Waktu Pelaksanaan
Magang 1 merupakan salah satu mata kuliah pada setiap Program
Studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan bobot minimal
satu (1) SKS. Perkuliahan praktik magang 1 ini dilaksanakan di sekolah
mitra di akhir semester dua. Kegiatan magang di sekolah mitra
dilaksanakan setiap hari selama lebih kurang 8 hari.

Page 3
BAB II

PELAKSANAAN

2.1. HASIL SETIAP ASPEK KEGIATAN


2.1.1. Hasil Kegiatan Pengamatan Kultur Sekolah
A. Mengamati Kedisiplinan Warga Sekolah Dalam
Melaksanakan Peraturan
1. Mengamati kedisiplinan Kepala sekolah dalam
melaksanakan peraturan
Hari pertama ini, kami belum bertemu dengan kepala
sekolah. Dikarenakan kepala sekolah ada halangan untuk hadir
sehingga pertemuan pertama di sekolah tersebut digantikan
dengan wakil kepala sekolah bagian Humas yaitu Ibu Dra.
Suprohana. Tapi dari beberapa keterangan yang diberikan oleh
siswa. Kepala sekolah SMAN 2 Kota Bengkulu, memiliki
karakter yang sangat baik. Beliau sering kali berkelilig sekolah
untuk memeriksa dan mengamati kondisi dan situasi sekolah.
Beliau juga termasuk orang yang ramah menurut penjelasan
salah satu siswa.
2. Mengamati kedisiplinan guru dalam melaksanakan
peraturan
Guru datang tepat waktu, yakni pukul 07.15. Bahkan ada
sebagaian guru yang datang sebelum pukul 07.15. Namun, ada
beberapa guru yang datang tidak tepat waktu. Guru datang
sebelum pintu gerbang sekolah ditutup. Menggunakan pakaian
yang sesuai yang ditentukan. Tepat waktu dalam mengajar
sesui yang dijadwalkan. Tidak ada guru yang bersantai-santai
di luar ruangan kelas sementara jam mengajarnya ada dan
guru-guru di sana hampir keseluruhan hadir walaupun ada 1
atau 2 orang guru yang tidak dapat masuk sekolah dikarenakan
ada urusan lain di luar sekolah sehingga tidak bisa masuk

Page 4
sekolah pada hari itu, namun guru tersebut tidak memiliki
tanggungjawab mengajar pada hari itu. Guru yang acuh saat
siswa datang terlambat ke kelas juga kepada siswa yang sibuk
keluar masuk kelas. Mungkin karena hari sabtu yang umumnya
fakultatif.
3. Mengamati kedisiplinan karyawan dalam melaksanakan
peraturan
Karyawan sekolah saat kami melakukan observasi sudah
menghandel tugasnya masing-masing. Seperti penjaga
laboratorium, perpustakaan, dan karyawan TU sedang
melakukan pekerjaanya dengan baik, tidak terlambat dan
bekerja sesuai dengan tugas nya masing-masing.
4. Mengamati kedisiplinan siswa dalam melaksanakan
peraturan
Siswa sebagian besar datang ke sekolah sebelum jam
07.15 tetapi ada juga yang masih terlambat. Siswa belajar
dikelas tetapi banyak siswa yang masih berkeliaran di sekitar
kelas. Jika guru tidak masuk, sebagian siswa ada yang
mengerjakan tugasnya, ada juga yang bermain di sekitar kelas
dan ada juga yang pergi ke kantin. Di hari sabtu ini siswa
cenderung berkegiatan di luar kelas. Dalam melaksanakan
peraturan sekolah, siswa-siswi di sekolah tersebut belum
begitu mematuhi nya. Hal ini bisa di lihat dari pakaian yang
digunakan pada hari kami melakukan pengamatan. Pada hari
itu, siswa-siswi kelas X diwajibkan untuk memakai seragam
pramuka, sedangkan kelas XI diwajibkan untuk memakai
muslim, tapi ternyata masih banyak siswa-siswi yang tidak
melaksanakan peraturan terssebut, seperti memakai baju selain
yang diwajibkan. Namun dalam hal datang kesekolah, kami
rasa sudah cukup baik, karena tidak ada siswa/siswi yang
dihukum atau tidak diperbolehkan masuk karena terlambat.

Page 5
B. Mangamati hubungan sosial antar warga sekolah
1. Mengamati hubungan sosial kepala sekolah dengan guru
dan karyawan serta peserta didik
Pada hari pertama melakukan pengamatan kami tidak
dapat mengamati hubungan sosial dengan kepala sekolah
sebab kepala sekolah sedang tidak ada di sekolah pada hari itu.
2. Mengamati hubungan sosial guru dengan karyawan dan
siswa
Guru bersahabat dengan siswa, dekat dengan siswa tanpa
mengurangi rasa saling menghormati antara guru dengan
siswa. Guru juga bersikap yang sama dengan karyawan yang
ada di sekolah. Guru, siswa dan karyawan sekolah saling
bekerja sama sehingga terjalinlah komunikasi yang efektif.
Guru sangat mendukung kegiatan siswa di luar kelas.
Walaupun ada beberapa hal yang mengganjal, seperti siswa
yang keluar masuk kelas tanpa meminta izin guru terlebih
dahulu
3. Mengamati hubungan sosial guru dengan guru
Para guru saling menyapa saat bertemu. Mereka saling
bekerja sama apabila terdapat kesulitan. Sikap siswa terhadap
guru cukup baik, siswa sangat menghormati guru yang
mengajar. Namun ada beberapa kelas yang kami amati bisa
dikatakan tidak baik, karena ada beberapa siswa yang keluar
masuk kelas tanpa permisi kepada guru yang mengajar. Kami
tidak cukup tahu apakah itu sudah menjadi peraturan atau
memang karena pembelajaran di hari sabtu yang tidak begitu
aktif. Adanya keharmonisan yang tetap di jaga oleh setiap guru
agar tidak terjadinya perbedaan pendapat nanti nya dengan
guru lain, selalu bertegur sapa ketika bertemu, dan adanya
team yang solid untuk selalu menjaga kekompakan dan
menciptakan suasana kerja yang nyaman, yang menjadikan

Page 6
SMA 2 Bengkulu bisa menjadi lebih baik lagi unutk
kedepannya dan tetap menjadi sekolah di favoritkan.
4. Mengamati hubungan sosial siswa dengan siswa
Siswa di SMAN 2 sangat kompak dan menyenangakan.
Mereka bermain dan mengerjakan tugas yang di beriakan secar
bersama-sama tanpa ada yang saling menjatuhkan. Saat
mereka bertemu selalu menyapa seakan-akan mereka tidak
membedakan kelas sosial. , tidak ada yang berkelahi, antara
adik kelas dengan kakak kelas memiliki hubungan yang baik,
sopan dan menghormati kakak kelas.
C. Mengamati hubungan antara warga sekolah dengan komite
sekolah
Selama kami magang di SMA Negeri 02 Kota Bengkulu
kami tidak bisa mengamati hubungan komite sekolah dengan
warga sekolah, karena komite bersifat insidental.
D. Mengamati hubungan antara warga sekolah dengan
masyarakat sekitar dan orang tua murid.
1. Mengamati sikap siswa terhadap kepala sekolah
Sikap siswa terhadap kepala sekolah cukup baik, siswa
menghormati kepala sekolah. Ketika bertemu kepala sekolah
siswa langsung bersalaman kepada kepala sekolah, namun ada
sebagian siswa yang langsung pergi menjauh karena takut.
2. Mengamati sikap siswa terhadap guru
Siswa sangat menghormati gurunya yaitu ketika bertemu
dengan guru mereka menyapa dan mencium tangannya.
Namun ada beberapa kelas yang kami amati bisa dikatakan
tidak baik, karena ada beberapa siswa yang keluar masuk kelas
tanpa permisi kepada guru yang mengajar. Kami tidak cukup
tahu apakah itu sudah menjadi peraturan atau memang karena
pembelajaran di hari sabtu yang tidak begitu aktif.

Page 7
3. Mengamati sikap siswa terhadap karyawan
Sikap siswa terhadap karyawan sangat ramah,
sopan, sudah menganggap karyawan disekolah tersebut seperti
teman sebayanya (friendly) dan tidak membeda-bedakan antara
karyawan biasa dengan guru yang mengajar di sekolah
tersebut. Mereka tetap sopan, taat, ramah dan baik kepada
karyawan yang ada disekolah tersebut.
4. Mengamati sikap siswa terhadap para tamu (orang luar
yang datang berkunjung)
Mungkin karena siswa tidang mengenal tamu tersebut
mereka tidak menyapa tetati hanya senyum simpul saja. Siswa
menjauh apabila didekati mungkin karena takut kalau tamu
tersebut bertanya tetapi ada juga siswa yang antusias dengan
kedatangan tamu tersebut. Sebenarnya mereka ingin sekali
tahu siapa tamu yang datang tersebut, tetapi mereka ragu untuk
menulainya.
E. Mengamati pelaksanaan kegiatan
1. Ekstrakulikuler
Ada 11 cabang ekstrakulikuler di SMAN 2 KOTA
BENGKULU diantaranya:
1) Ekstrakulikuler Olah raga prestasi
 Karate
 Bola Voli
 Sepak Bola / Futsal
 Bola Basket
2) Estrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja)
3) Ekstrakulikuler PASKIBRA
4) Ekstrakulikuler Pramuka
5) Estrakulikuler RMA
6) Ekstrakulikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja)
7) Estrakulikuler Kesenian :
 Entertaement Club (EN Club)

Page 8
 Paduan Suara
 (Band / Gama ) / eksambel/ Biola
 Teater
 Seni rupa / Screat
 Seni Tari & Seni Budaya kacapi + Suling
8) English Club
9) Pustakawan
10) Cheers leader
11) Potografi dan sinematogfrafi

Ekstarakulikuler yang diamati adalah pramuka yang


merupaka ekstarkulikuler wajib di sekolah. Pramuka tersebut
kurang berjalan secara efektif sebab hanya beberapa saja yang
hadir pada hari itu sebab siswa yang lain ada kepetinga yang
lain dan ada juga yang mengaku bosan dan tidak tertarik di
pramuka itu. Hanya ada sekelompok siswa saja yang serius
mengikuti kegiatan ekstarakulikuler pramuka tersebut. Mereka
adalah golongan penegak bantara saja yang berkerja dan siswa
yang lain hanya menonton dan mendengarkan saja.
Ekstrakurikuler Pramuka dijadikan ekstrakuriker yang mana
pada akhir semester ekstrakurikuler ini akan dijadikan salah
satu ujian penentu kenaikan kelas. Kegiatan yang di
laksanakan meliputi teori dan praktek yang dilaksanakan
secara bergantian. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pukul
12.00 – 13.30. kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi secara
sungguh-sungguh karena setiap teori yang diajarkan oleh
pelatih kepada siswa akan di ujikan pada saat ulangan semester
dan menjadi pelajaran tambahan bagi siswa. Setiap minggu
nya siswa di wajibkan untuk mengisi buku syarat Kecakapan
Umun, dengan buku ini siswa akan diuji dengan diberikan
pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan umum. Buku ini
berhubungan dengan pengetahuan siswa dan materi yang akan

Page 9
di ujikan tergantung dengan pemateri ( misalnya pemateri pada
hari itu guru biologi, maka pertanyaan yang di uji seputar
pengetahuan umum nya mencangkup pelajaran biologi). Bila
siswa bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan pemateri
tersebut, maka siswa mendapatkan tanda tangan pemateri
untuk mengisi buku Syarat Kecakapan Umum tadi. Selain
mengisi buku SKU, siswa juga kadang diberikan tugas oleh
pemateri.
2. Non-Ekstrakulikuler
Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah kegitana
non-kurikuler yang ada di sekolah pada umunya. Menurut
pengamatan kami, kegiatan non-kurikeler berjalan dengan baik
dan siswa dapat berhubungan dengan baik dengan warga
sekolah lainnya.

2.1.2. Hasil Kegiatan Pengamatan Kompetensi Dasar Pedagogik,


Kepribadian Dan Sosial
A. Kompetensi Pedagogi
1. Kegiatan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik dikelas; Guru
sangat mendidik dalam proses belajar, dalam hal ini guru
menjelaskan secara terperinci materi pembelajaran sampai
semua siswa mengerti, guru juga menggunakan media berupa
LCD agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Kemudian guru mendidik siswa dengan bahasa yang santun
dikelas dan penuh kesabaran dalam menghadapi siswa-siswi
yang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing dan sangat
susah di atur, serta guru mendidik siswa dikelas dengan cara
berinteraksi dengan siswa dan menyampaikan motivasi-
motivasi yang sifatnya membangun agar siswa lebih semangat
dalam mengikuti KBM. Mendidik siswa yang sebenarnya tidak

Page
10
ingin belajar pada saat itu membuat guru kesulitan, namun
berkat kesabaran guru pun akhirnya dapat mengatasi masalah
tersebut .
Kegiatan pembelajaran yang mendidik di laboratorium ;
Sejauh ini kegiatan pembelajaran dilaboratorium belum dapat
kami amati karena setiap jadwal kami magang, tidak ada kelas
yang menggunakan lab sebagai tempat pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dilapangan dilakukan dengan
menumbuhkan sikap sportifitas antara sesamanya, tidak
berlaku curang, dan memberikan hak yang sama pada setiap
siswa. Kegiatan pembelajaran lainya adalah di musola, yaitu
setiap pagi selama 30 menit diadakan ceramah agama, anamun
kegiatan ini kurang efektif. Sebab mengganggu proses KBM di
sekolah pada saat itu.
2. Mengamati kegiatan pembelajaran yang mendorong
peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
Kegiatan yang mendorong prestasi adalah dengan
menyediakan fasilitas yang baik seperti buku, internet dan
bahan belajar lainya. Sehingga siswa tidak hanya mendapatkan
ilmu dari guru saja. Namun mereka dapat menambah ilmu
dengan adanya fasilis itu sehingga dapat mendorong siswa
mencapai prestasi belajar yang optimal. Ketika pertemuan awal
pembelajaran guru tersebut tersebut mengatakan bahwa beliau
lebih mengutamakan latihan harian dari pada ujian untuk
mengetahui kemampuan dan potensi siswa.
3. Mengamati berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreatifitasnya, yang dilakukan guru.
Cara guru mengaktualisasikan potensi siswa adalah
dengan memberikan tantangan kepada siswa, misalnya setelah
guru menjelaskan materi belajar dan sudah dianggap cukup
dimengerti oleh siswa, guru memberikan soal kepada siswa

Page
11
dan meminta siswa untuk mengerjakannya di depan kelas. Saat
itu saat dibacakan soal ada satu siswa yang langsunga ingin
mengerjakan soal tersebut. Guru tersebut mengapresiasi
sekalai siswa yang aktif saat pembelajaran. Pak Yuzaldi
memberiakn poin tambahan untuk siswa yang berani
mengerjakan sosl tersebut. Jadi dengan itu tampak potensi-
potensi siswa, akah siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan
berhitung yang baik. Walaupun saat mengerjakan didepan
kelas terdapat kesulitan,guru membimbingnya dengan sabar.
Sehingga siswa tersebut dapat mengembangakan kreatifitasnya
dalam berhitung cepat dan memecahakan masalah.
4. Mengamati kegiatan pelajaran yang mendorong pesera
didik mencapai prestasi belajar secara optimal
Saat memberikan soal, guru tidak menunjuk siswa secara
langsung tetapi membiarkan siswa mengajukan dirinya sendiri
untuk mengerjakan soal tersebut. Hal tersebut dilakukan agar
meningkatkan kemampuan siswa sehingga dapat mencapai
prestasi yang maksimal.
5. Mengamati kegiatan guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Refleksi dilaksanakn setelah proses pembelajaran selesai,
yaitu dengan cara guru menanyakan kembali materi yang telah
disampaikan kepada siswa. Sehingga adanya interaksi antar
guru dengan siswa yang berbentuk tanya-jawab. Setelah selesai
melaksanakan kegiatan belajar guru membimbing siswa untuk
menyampaikan kesimpulan dari materi pembelajaran yang
dilaksanakan pada hari. Guru besosialisasi kepada siswa
dengan baik, sehingga siswa tidak tegang dan suasana belajar
pun tidak kaku. Proses pembelajaran pun tidak terlalu focus
dengan materi, kadang-kadang ada juga sesi untuk berbincang-
bincang dengan murid. Dan murid pun menjadi tidak bosan
dan mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Page
12
B. Kompetensi Kepribadian
1. Mengamati prilaku saling menghargai antar warga sekolah
tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat
istiadat, daerah asal, dan gender.
Perilaku saling menghormati antar warga sekolah sangat
lah tampak. Dimulai saat pagi hari saat siswa datang ke
sekolah, para guru, staf, dan karyawan sekolah sudah
menyambut siswa di gerbang sekolah. Siswa mencium tangan
sebelum masuk ke sekolah dan guru laianya saling bersalaman.
Hari itu siswa menggunakan pakain muslim bagi yang
beragama islam dan yang lain menyesuikan. Mereka juga
sanggat menjaga harmonisasi dalam menjalakan kehidupan
agamanya masing-masing. Hal yang sama juga ditunjukan
terhadap budaya yang dibawa mereka masing-masing. Dapat
kita ketahui bahwa dalam suatu lingkungan sekolah tidak
hanya terdiri dari satu latar belakang daerah yang sama tetapi
beragam, namun hal ini tidak menjadi masalah. Antar warga
sekolah dapat membaur tanpa membedakan suku, adat istiadat,
daerah asal dan gender.
2. Mengamati sikap dan prilaku warga sekolah terhadap
norma-norma yang dianut, (agama, hukum, dan sosial)
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan
nasional Indonesia yang bergam.
Sikap saling menghargai yang ditunjukkan antar warga
sekolah terhadap norma-norma yang dianut tanpa membedakan
antara muslim dan non-muslim serta adat istiadat yang lain
walaupun Indonesia memiliki beragam kebudayaan nasional
menyebabkan adanya hubungan yang baik antar warga
sekolah. Sikap warga sekolah dalam mematuhi norma-norma
yang berlaku sangat baik. Mereka tidak membedakan agama
yang mereka anut, saling menghargai hak asasi manusia, dan
menjaga hubungan sosial yang baik. Menghargai budaya yang

Page
13
beragam dan menganut budaya ketimuran yang sopan santun
dan ramah.
3. Mengamati berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan di
lingkungan sekolah.
Strategi komunikasi warga sekolah cukup baik. Dilihat
dari cara mereka berbicara selalu menempatka posisi yang
tepat. Misalnaya siswa dengan siswa gaya bicara yang santai
dan penuh dengan canda taw. Meskipun terkadang tedapat
kata-kata yang kurang baik, namun mereka tidak pernah
tersinggung. Berbeda dengan guru-guru di SMAN 2, strategi
komunikasi yang efektif diperlihatkan dengan gaya bertutur
kata yang sopan dan selalu penuh dengan pujian dan sapaan
yang menyenangkan. Dalam lingkungan sekolah, antar siswa
maupun guru menggunakan bahasa daerah sehingga mereka
terlihat akrab. Tetapi pada saat kegiatan belajar mengajar
dikelas maupun diluar kelas bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia. Sehingga tercapai lah komunikasi yang
efektif, empatik, dan santun antar guru dan siswa.
4. Mengamati komunikasi para guru, staf, dan kepala
sekolah dari sudut komunikasi yang efektif, empatik, dan
santun pada peserta didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi klasikal mulai dari;
 Penyampaian kondisi psikologis peserta didik
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru
menyiapkan kondisi psikologis siswa dengan memberikan
waktu beberapa menit agar siswa benar-benar siap
mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pada saat guru
tersebut masuk kedalam kelas siswa sudah siap menerima
pelajaran dengan tenang sehingga siswa mengerti dan
paham apa yang dijelaskan oleh guru tersebut. Kemudian
memberikan beberapa instruksi dan motivasi yang bisa

Page
14
membuat siswa lebih nyaman serta terdorong untuk
mengikuti kegiatan belajar.
 Memberiakan pertanyaan atau tugas sebagai undangan
kepada peserta didik untuk merespons.
Setelah guru selesai menjelaskan materi dan
memberikan contoh soal yang dikerjakan bersama-sama
dengan siswa, selanjutnya guru memberikan latihan agar
siswa dapat mengaplikasikan materi yang telah dijelaskan
oleh guru tersebut, sehingga siswa merespon dengan
menawarkan diri untuk menyelesaikan latihan yang
diberikan oleh guru tersebut didepan kelas/ di papan tulis.
 Respons peserta didik
Sayanganya respon siswa kurang maksimah, terlihat
hanya 1-2 orang saja yang merespons hal tersebut.
Sedangakan siswa yang lain memperhatiakn apa yang
sedang dijelaskan oleh guru. Mereka ada yang sedang
makan, bercanda dengan suara yang keras, mendengarkan
musik, dan mengganggu teman yang lain. Yang membuat
saya tidak mengerti adalah mengapa mereka bersikap
seperti itu, apakah setiap pelajaran mereka bertingkah
seperti itu, ataukah hanya pada pelajaran tertentu atau guru
tertentu sja. Saya tidak berani memutuskan hal tersebut
juga dilakukan oleh semua siswa. Tapi siswa yang lain
sanggat merespons baik sekali dengan dengan tenang
memperhatiakn materi yang sedang dijelaskan.
 Reaksi guru terhadap respons peserta respons peserta
didik, dan seterusnya.
Reakasi guru terhadap siswa yang aktif
memperhatikan penjelasan dan aktif dalam proses belajar
sangat mengapresisi sekali. Sedangakan respon terhadap
siswa yang laian adalha biasa saja seakan-akan tidak ada
hal aneh yang terjadi pada siswanya dikelas. Ini

Page
15
menimbulkan pertanyaan besar dalam hati saya, dan saya
pun belum sempat berdidkusi dengan guru tersebut.
C. Kompetensi Sosial
1. Mengamati sikap inklusif dan obyektif guru terhadap
peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam
melaksanakan pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran guru bersikap
objektif yaitu dengan memberikan nilai sesuai dengan
kemampuan siswa, sehingga penilaian dilakukan secara
transparan agar tidak ada siswa yang protes atas nilai yang
diberikan oleh guru tersebut. Kemudian guru sangatlah objektif
dalam memperlakukan setiap siswanya tidak memendang
ststus sosial mereka, memberikan kesempatan yang pada setiap
siswa. Siskap guru terhadap teman sejawatnaya sangat baik,
sopan, menghargai, dan saling tegur sapa.
2. Mengamati komunikasi para guru dengan teman sejawat
dan komunitas ilmiah lainnya apakah dilakukan secara
santun, empatik dan efektif.
Dalam melakukan komunikasi, antar guru menggunakan
bahasa daerah yang santun dan sopan sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dalam mengartikan pembicaraan antar guru
tersebut, sehingga antar guru tersebut terlihat lebih akrab
karena tergabung dalam 1 keluarga disekolah.
3. Mengamati komunikasi warga sekolah dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat secara dalam
menginformasikan program pembelajaran dan dalam
mengatasi kemajuan dan masalah-masalah yang dihadapi
peserta didik apakah dilakukan secara santun, empatik,
efektif.
Saat kami melakaukan observasi di sekolah tidak ada
interaksi antara orang tua dengan masyarakat sekolah.

Page
16
4. Mengamati keikutsertaan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam mandukung program program sekolah,
pelaksanaan program pembelajaran, dan dalam
melaksanakan kesulitan belajar peserta didik.
Saat kami melakaukan observasi di sekolah tidak ada
interaksi antara orang tua dengan masyarakat sekolah.
2.1.3. Obseravasi Memperkuat Pemahaman Peserta Didik
1) Mengamati karekeristik peserta didik yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan
latar belakang sosial-budaya.
a) Aspek Fisik
Siswa di SMAN 2 ini secara fisik sanggat baik. Tidak ada
siswa yang berkarakter seperti pecandu narkoba. Semua siswa
terlihat sehat dari absensi hanya beberapa siswa saja yang tidak
masuk sekolah karena sakit. Hal itu menandakan kondidi fisik
siswa sanggat baik.
b) Aspek Intelektual
Memiliki intelekual yang baik. Dilihat dari tingkat kecakapan
siswa menerima pelajaran di kelas. Siswa cepat mengerti
dengan yang diajarkan guru. Nilai hasil tes atau ujian siswa
juga cukup tinggi. Respon yang baik saat proses pembelajaran
menandakan bahwa siswa SMAN 2 sanggat baik dari segi
intelektual.
c) Aspek Sosial Emosional
Siswa dalam bersosoial dengan baik dengan teman sebaya atau
pun dengan guru di sekolah. Emosional mereka yang labil
mengekspresikan ekpresi yang meluap-luap. Terlawa terlalu
senang sampai mengeluarkan suara yang cukup keras
sehingga membuat suara yang sangat berisik di kelas.
d) Aspek Moral
Siswa SMAN 2 kurang memiliki moral yang baik terhadap
guru dan sesama. Hal ini terbukti dari ucapan yang terlontar

Page
17
kurang sepantasnya diucapkan seorang siswa kepada gurunya.
Sikap yang ditunjukan juga masih kuarng baik, kurang sopan,
dan kuarng beretika. Padahal kurikulum 2013 sudah digerakan
tapi masih kurang efekif dalam pelaksanaan dan hasil yang
ditampilkan oleh siswa. Padalah siswa setiap hari sabtu pagi
ada ceramah agama untuk memperbaiki moral siswa yang
mulai luntur dengan kebudayaan barat, namun siswa banyak
yang tidak mengikuti kegiatan rutin tersebut. Tapi di luar itu
semua sebagian besar siswa sangat baik, sopan ,patuh dan taat
kepada gurunya. Misalnya saja saat bertemu mereka selalu
bersalama dengan guru mereka. Karena kurikulum 2013 baru
saja digunakan jadi hasilmnya belum tampak dalam diri siswa.
e) Latar Belakang Sosial Budaya
Siswa di SMAN 2 ini tergolong dari siswa menengah ke atas.
Hanya beberapa siswa saja yang tergolong menengah
kebawah. Jadi timbullah budaya sosial yang lebih konsumtif
yang tampak di lingkungan sekolah. Sebagian besar siswa
sudah memiliki laptop setiap individu karena setiap mata
pelajaran menggunakan laptop jadi sudah menjadi keharusan
untuk mempunyai laptop. Tidak tampak kelas-kelas sosial
diantara mereka, mereka membarur satu sama lain.
2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam pelajaran
matematika.
Peserta didik sangat berpotensi dalam mata pelajaran
matematika.Namun, hanya ada beberapa anak saja yang
berantusias dalam mengemmbangkan potensi dalam diri mereka.
Selebihnya paserta didik tidak bersemangat dalam belajar mata
pelajaran matematika karena didalam diri mereka sudah tertanam
bahwa matematika itu sulit, rumit, dan ribet sehingga mereka
tidak aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Mereka seperti
acuh dengan materi yang diberikan oleh guru didepan kelas.

Page
18
Siswa memiliki potensi yang cukup baik namun karena
sudah tertanam pada diri mereka bahwa matematika itu sususah
jadi hanya beberapa siswa saja yang mengaplikasikan ptensi
mereka dalam mata pelajaran matematika. Mereka cenderung
malas untuk berfikir lebih untuk menyelesaikan masalah yang ada
di dalam soal matematika. Karea mereka sudah menganggap
bahwa pasti soal yang diberikan itu sangat susah.
3) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata
pelajaran matematika.
Kemampuan awal peserta didik dalam pelajaran matematika
dapat diketahui dengan adanya “freetest” yang dilakukan guru
terlebih dahulu sebelum pelajaran yang akan di sampaikan
dimulai, sehingga dari freetest tersebut guru dapat mengetahui
kemampuan awal peserta didik mengenai materi tersebut. Tapi
rata-rata siswa memiliki kemampuan yang sedang, kareana siswa
belum belajar materi yang akan dipelajari. Siswa cenderung
menerima saja, tanpa melakukan ekplorasi terhadap materi yng
akan dipelajari. Jadi, saat siswa menerima pelajaran, mereka
hanya biasa
4) Mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam mata
pelajaran matematika.
Siswa kurang memahami dengan konsep materi yang
diajarkan, dan akibatnya siswa kurang memahami dalam
mengaplikasikan rumus-rumus yang ada dalam penyelesaian
masalah. Siswa juga kurang aktif dalam proses pembelajaran
sehingga membuat mereka kesulitan dalam materi selanjutnya.
Jadi kesulitan mereka sangat komplek sekali. Karena setiap
materi saling berkaiatan satu sama lain. Dan masalahnya saat
mereka tidak paham dalam materi sebelumnya mengakibatkan
siswa tidak pahanm materi selanjutnya.

Page
19
2.1.4. Observasi Langsung Proses Pembelajaran
A. Kegiatan guru pada awal
 Teknik/kiat /strategi dalam mengkondisikan dan
memotivasi siswa untuk siap beljar
Strategi guru untuk memotivasi siswa belajar adalah dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksananakan
sehingga siswa mengerti untuk apa mereka serius untuk
belajar. Misalnya dengan menyampaikan bahwa harapan
terbaik yang akan dicapai nantinya yang hanya akan digapai
dengan belajar dengan sungguh-sungguh, jadi siswa
termotivasi untuk belajar. Kemudian guru menerangakan
bahwa materi yang akan dipelajari ini akan berguna dalam
kehidupan sehari-hari dan langsung dapat diaplikasikan.
 Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Siswa berdoa sebelum mulai pelajaran yang dipimpin oleh
ketua kelas dengan sungguh-sungguh.
 Mengecek kehadiran siswa
Guru mengabsen siswa sesudah berdoa apakah siswa hadir
semua atau tidak. Jika tidak guru bertanya alasan mengapa
siswa tersebut tidak hadir saat mata pelajaran .
 Teknik/kiat /strategi melakukan persepsi
Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan baik.
Misalnya jika ada siswa yang dapat menyelesaikan soal yang
diberika guru atau pertanyaan guru mengenai materi yang
sedang dibahs, guru memberikan poin tambaha kepada siswa.
sehinga siswa termotivasi untuik mengikuti jalanya proses
pembelajaran.

Page
20
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan, yang
akan dilakukan selama pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat
memotivasi siswa. Dan sebelum proses pembelajaran dimulai
guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, apakah
percbaan, penemuan, dan diskusi.
B. Kegiatan inti yang dilaksanakan guru
 Teknik myampaikan materi yang akan dipelajari
Guru menyampaikan materi menggunakan media LCD
Proyektor dan sebuah laptop. Dengan memberikan materi
menggunakan Microsoft Power Point, guru dapat membuat
siswa untuk dapat memusatkan perhatiannya.
Dilain kelas, guru memberikan sebuah aplikasi software yang
dibagikan kepada siswa satu persatu dan menjadi bahan ajar
kepada siswa.
 Metode/teknik/strategi membimbing siswa dalam belajar
Guru menerangkan materi di depan kelas dan mengajak siswa
untuk ikut berinteraksi langsung dalam penyelesaikan
permasalahan dalam materi.
 Pengelolaan kelas
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menarik
dengan menggunakan media pembelajaran yang
menyenangkan.
Guru menyarankan kepada siswa untuk duduk di bangku
kosong yanga ada di depan sehingga siswa dapat mengerti
tentang materi yang sedang diajarkan
 Memotivasi siswa dalam belajar
Guru menyelipkan sedikit kata-kata yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam belajar pada
jeda-jeda waktu tertentu. Hal tersebut memberikan efek yang
baik, karena siswa yang awalnya telah bosan dengan materi
kembali tertarik untuk memperhatikan materi tersebut.

Page
21
 Teknik membagi perhatian pada siswa
Guru tidak memberikan perhatian hanya kepada satu siswa,
melainkan kepada semuanya dengan cara berkeliling dan
memperhatikan kegiatan siswa ketika mengerjakan soal
latihan.
 Penanganan kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran
Siswa yang tidak mengerti mengenai satu materi akan
bertanya, kemudian guru tersebut akan mendatangi siswa yang
mengalami kesulitan tersebut dan kemudian guru menjelaskan
cara pemecahan masalah dari kesulitan yang sedang dihadapi
salah satu siswa di depan kelas agar tidak berulang-ulang kali
menjelaskan dengan siswa yang lain yang mengalami kesulitan
yang sama.
 Teknik bertanya guru
Guru menuliskan pertanyaan yang akan disampaikan di papan
tulis dan kemudian bertanya kepada siswa “siapa yang mau
mengerjakan soal tersebut” dan akan memeberikan pengarahan
kepada siswa ketika mengerjakan soal.
 Teknik mengadakan variasi
Guru memberikan soal yang bervariasi dan tidak hanya
terfokus dengan materi yang sedang diajarkan saja namun
dengan mengkaitkannnya dengan pengalaman belajar yang
telah siswa dapatkan sebelumnya.
 Teknik memberikan penguatan
Penguatan dilakukan dengan cara memberikan soal-soal
latihan yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan.
 Teknik membimbing diskusi
Sebelum memulai diskusi guru memberikan pengarahan
kepada siswa, kemudian guru mempersilahkan siswa untuk
melaksanakan diskusi dan akan menjawab setiap pertanyaan
yang diberikan siswa ketika siswa tidak mengerti mengenai
materi.

Page
22
 Antusias guru dalam pembelajaran
Guru sangat bersemangat dalam menerangkan dan
menjelaskan materi, dapat dilihat ketika guru tersebut akan
menjelaskan materi menggunakan media pembelajaran maka
guru tersebut akan membawa media pembelajaran tersebut
sendiri tanpa menyuruh siswa. Selain itu raut wajah yang dapat
secara langsung kita lihat menunjukkan bahwa guru tersebut
memiliki antusias yang tinggi untuk mengajar.
C. Kegiatan menutup yang dilskuksn guru
 Kegiatan menyimpulkan materi bersama siswa
Setelah seluruh materi disampaikan atau diajarkan kepada
siswa, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah disampaikan kepada siswa, sehingga dengan adanya
campur tangan siswa dalam menyimpulkan materi yang baru
selesai diajarkan, dpat membantu siswa untuk lebih mengerti
dan memahami materi yang diajarkan.
 Melaksanakan evaluasi akhir
Setelah seluruh materi diajarkan atau disampaikan, guru
memberikan evaluasi akhir kepada siswa yang berupa
pertanyaan-pertanyaan singkat yang berkaitan dengan materi
tersebut.
 Memberikan tindak lanjut, berupa pemberian tugas dan
atau memberikan umpan ballik dari hasil evaluasi akhir
Setelah seluruh materi selesai diajarkan dan adanya evaluasi
akhir mengenai materi tersebut, guru memberikan tugas rumah
atau PR agar siswa terlatih untuk mengerjakan soal-soal latihan
yang berkaitan dengan materi tersebut.
D. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran kegiatan inti
pembelajaran
1) Kegiatan guru saat mulai pembelajaran,
Kegiatan guru saat memulai pembelajarn sanggat baik dari
mulai memotivasi siswa, berdoa, mengecek kahadiran,

Page
23
melakuakan apresiasi, dan penyampaian tujuan. Alangkah
baikanya sebelum memulai pelajaran guru memberikan suatu
permaian yang terkait dengan materi yang akan dipelajari
sehingga siswa tertarik untuk belajar.
2) Saat melakukan kegiatan inti pembelajaran,
Kagiatan inti pembelajaran sudah cukup baik hanya saja
dalam penyampaian materi lebih baik menggunakan alat
perega untuk menunjang pemahaman dan menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
3) Saat guru mengakhiri pembelajaran
Saat mengakhiri pembelajaran sudah sangat baik yaitu
menyimpulkan secara bersama-sama materi yang telah
dipelajari dan guru memberikan tugas kepada siswa. Hanya
saja saat guru memberikan tugas harus diperhatiakn setiap poin
materi agar tugas yang diberikan lengkap dan ringkas.sehingga
siswa tidak kesal mendapat tugas yang bayak dengan poin
yang sama.
4) Bersama guru pembimbing dan guru pamong
mendiskusikan kelemahan dan keunggulan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta memberikan
solusinya.
Dosen pembimbing dan mahasiswa telah melakukan dikusi
mengenai kelemahan dan keunggulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama proses magang I.
Adapun kelemahan dari kegiatan pembelajaran yaitu:
 Kurangnya partisipasi aktif dari siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran, siswa cenderung tidak memperhatikan
penjelasan guru.
Solusinya yaitu dengan memberikan/ menggunakan media
pembelajaran yang relevan dengan materi yang sedang
diajarkan. Media pembelajaran yang disediakan itupun
harus dapat menuntun agar siswa belajar dengan aktif dan

Page
24
kreatif serta memberikan kesan baik yang dapat diingat oleh
siswa. Selain itu juga guru yang menggunakan media
pembelajaran harus memberikan presentasi pembelajaran
dengan menarik agar siswa lebih fokus dan memberikan
perhatian kepada materi yang sedang diajarkan oleh guru
pada saat itu.
 Kebiasan siswa yang sering keluar masuk kelas tanpa seizin
guru yang sedang mengajar
Solusinya yaitu dengan membuat suatu perjanjian antara
siswa dan guru bahwa siswa tidak boleh meninggalkan
ruangan kelas tanpa seizin guru. Guru dianjurkan untuk
mengecek keberadaan siswa di dalam kelas ketika awal
pembelajaran, pertengahan pembelajaran, dan di akhir
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kebiasaan siswa tersebut. Selain itu juga, guru dapat
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak kembali ke
dalam kelas sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama.

2.2. TINGKAT KEBERHASILAN


1. Faktor Pendukung dan Penghambat
a) Faktor Pendukung
Kegiatan Magang I yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 02 Kota
Bengkulu dapat kami laksanakan dengan lancar, hal ini disebabkan
oleh faktor pendukung diantaranya:
1) Adanya hubungan yang harmonis antara dosen pembimbing,
kepala sekolah, guru pamong, dewan guru serta mahasiswa
Magang I di SMA Negeri 02 Kota Bengkulu.
2) Adanya kerja sama yang baik antar warga sekolah SMA Negeri 02
Kota Bengkulu dengan mahasiswa Pendidikan Matematika yang
melakukan pengamatan.

Page
25
3) Bimbingan dari dosen pembimbing, guru pamong, dan guru lainnya
yang ikut memotivasi lancarnya kegiatan magang ini.
4) Kekompakan anggota kelompok dalam melakukan observasi dan
koordinasi yang baik dalam penyusunan laporan magang.
5) Letak dan lokasi sekolah yang mudah dijangkau.
b) Faktor Penghambat
Selama melakukan kegiatan magang I di SMA Negeri 02 Kota
Bengkulu , hal yang menjadi penghambat yaitu waktu pelaksanaan
magang yang kurang tepat, karena magang I dilaksanakan pada akhir
kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 02 Kota Bnegkulu yang
menyebabkan tidak adanya waktu untuk melakukan pengamatan
untuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
2. Pengalaman khusus yang diperoleh
Dalam pelaksanaan magang I ini, kami banyak mendapat pengalaman yang
berguna dan juga penting bagi kami sebagai calon guru, antara lain:
a. Kami dapat merasakan dan memahami betapa sulitnya menjadi seorang
Guru SMA yang profesional, juga suka duka dalam mengembangkan
tugas sebagai pendidik.
b. Kami juga dapat mengenal kondisi fisik, proses belajar mengajar, dan
keadaan yang sebenarnya di SMA Negeri 02 Kota Bengkulu.
c. Kami dapat mengetahui langsung karakteristik siswa SMA yang beragam
dan unik, dan masih banyak lagi pengalaman yang kami dapatkan selama
magang di SMA Negeri 02 Kota Bengkulu yang berguna untuk kami.
Sehingga memberikan motivasi bagi kami untuk terus belajar dan
memahami bagaimana menjadi guru yang profesional dan terbaik bagi
siswa kami nanti.

Page
26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kami melakukan observasi tentang proses pembelajaran di


SMA Negeri 2 Kota Bengkulu kami dapat menyimpulkan bahwa tugas dari
seorang guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga dia berperan sebagai
tenaga pendidik. Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pengajar
yaitu dia mentransver ilmu yang dimilikinya kepada siswa yang tujuannya
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dari siswa.

Sedangkan sebagai tenaga pendidik guru mendidik siswa untuk


merubah tingkah lakunya dari yang kurang baik menjadi baik. Sehingga
peran guru disini adalah selain sebagai tenaga pengajar dia sekaligus tenaga
pendidik bagi siswanya.

Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya berpegang pada RPP dari


setiap mata pelajaran agar proses pembelajaran itu terarah dan memperoleh
hasil yang sesuai dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.

Guru harus banyak memiliki kreatifitas untuk mengelola kelas agar


siswa suka dan semangat ketika guru itu mengajar dan juga siswa pasti
senang dengan mata pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Kemudian, siswa
tidak merasa jenuh atau bosan ketika proses pembelajaran berlangsung,
misalnya ada yang ngantuk, sibuk sendiri, membuat keributan dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kreatifitas dari seorang guru sangat dibutuhkan
agar proses pembelajaran itu dapat berjalan dengan lancar, dan mencapai
tujuan pembelajaran yang ditentukan.

Page
27
B. Saran
Adapun saran-saran yang kami ajukan adalah :
1) Sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa yang harus banyak aktif dan
guru hanya sebagai vasilitator.
2) Untuk calon guru atau mahasiswa, sebaiknya jangan menyia-nyiakan
kegiatan magang ini, belajarlah dari pengalaman yang kita dapat selama
kegiatan magang ini untuk masa depan kita sebagai calon guru SMP dan
SMA.
3) Mahasiswa hendaklah bertanya ketika ada yang kurang jelas atau belum
dimengerti mengenai petunjuk observasi.
4) Mahasiswa magang sebaiknya ikut terlibat dalam membangun sekolah,
misalnya ikut berpartisipasi membantu guru atau karyawan dalam
melakukan sebuah tugas atau pekerjaan di Sekolah.

Page
28
DAFTAR PUSTAKA

Unit PPL FKIP UNIB. 2014. Buku Panduan Magang Mahasiswa S-1 Reguler
FKIP Universitas Bengkulu. Bengkulu : Percetakan Annisa

Page
29

Anda mungkin juga menyukai