Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS

BRONKOPNEUMONIA

Disusun oleh:
Raudatul Maulida
20174011098

Diajukan kepada:
dr. Ahmad Faesol, Sp. Rad., M. Kes

BAGIAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
I. Pengalaman
Identitas pasien:
Nama : Ny. S
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
Alamat : Kasihan RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul
Tanggal masuk : 19/10/2017

Keluhan utama: sesak sejak 2 hari SMRS

Riwayat penyakit sekarang:


Seorang wanita berusia 58 tahun datang ke RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan
keluhan sesak sejak 2 hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus dan dirasakan semakin
memberat. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Keluhan ini disertai dengan nyeri dada
dan nyeri pada ulu hati yang terjadi sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengaku nyeri hilang
timbul tapi 2 hari SMRS nyeri dirasakan terus menerus. Pasien mengaku batuk (+) dan
mengeluarkan dahak bening seperti lendir. Pasien juga mengaku sebelumnya demam (+)
dengan menggigil, pusing (+), pilek (-), BAK dan BAB normal.

Riwayat penyakit dahulu:


- Pasien mengaku pernah mengalami gejala seperti ini (sakit paru) dan sakit lambung 2
tahun SMRS
- Hipertensi disangkal
- DM disangkal
Pemeriksaan Fisik
KU: Tampak sakit
GCS: E4V5M6
TD: 147/82
Suhu: 36,5
Nadi: 106x/menit
RR: 26x/menit
Inspeksi : pernapasan spontan, gerakan dada simetris, tipe pernapasan normal
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Ronki basah +/+
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
Foto Thorax PA erect
INTERPRETASI
TAMPAK KONSOLIDASI SEMIOPAK INHOMOGEN DI KEDUA PULMO, AIR BRONCHOGRAM
(+)
KEDUA SINUS COSTOFRENICUS LANCIP
CTR>0,5

KESAN:
BRONKHOPNEUMONIA
CARDIOMEGALI

II. Masalah yang dikaji


Mengapa bronkopneumonia menimbulkan sesak napas dan nyeri dada?
III. Analisa Kritis
a. Anatomi Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung.
Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-selepitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya ± 90m. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700 juta buah.
Paru-paru dibagi dua: Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo
sinistra lobus superiordan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih
kecil bernamasegmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah
segmen padalobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan
mempunyaisepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah
segmenpada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen
inimasih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantaralobulus
satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah
bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus.Di dalam lobulus,
bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus.Tiap-tiap duktus alveolus
berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.

Organ paru-paru memiliki Tube bronkial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan
ujungnya merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang
berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian dibawa
oleh hemoglobin. Darah terdeoksigenisasi dari jantung mencapai paru-paru melalui arteri
paru-paru dan setelah dioksigenisasi, beredar kembali melalui vena paru-paru.
Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru –paru yang secara anatomi
mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus
yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan
benda asing.
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan:
1. Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dan dapat melebihi 40 0C
2. Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada

Berdasarkan predileksi infeksi pneumonia terbagi atas:


1. Pneumonia lobaris: terjadi pada satu lobus atau segmen
2. Bronkopneumonia (pneumonia lobularis): ditandai dengan bercak-bercak infiltrat
pada lapangan paru (sering pada bayi dan orang tua)
3. Pneumonia intersisial
Patofisiologi Bronkopneumonia

Setelah mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang terdiri dari
4 stadium, yaitu:
1. Stadium Kongesti (4-12 jam pertama)
Disebut hiperemi, mengacu pada respon peradangan yang berlangsung pada daerah yang
baru terinfeksi. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler di tempat infeksi. Hiperemi ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator
peradangan dari sel-sel mast yang mencakup histamin dan prostaglandin setelah terjadi
cedera jaringan. Degranulasi sel mast juga akan mengaktifkan jalur komplemen.
Komplemen akan bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemasan otot
polos vaskuler paru dan meningkatkan permeabilitas kapiler paru. Hal ini akan
mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang intersisial sehingga terjadi
pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan diantara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida
sehingga sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
2. Stadium hepatisasi merah (48 jam berikutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan
oleh penjamu sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat
oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan sehingga warna paru
menjadi merah. Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga
akan bertambah sesak.
3. Stadium hepatisasi kelabu (3-8 hari)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat
ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel. Pada stadium ini eritrosit mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin
dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami
kongesti.
4. Stadium resolusi (7-12 hari)
Terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis
dan diresobsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. 2013. Bronkopneumonia. Medula, Volume 1, Nomer 2
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer. 2014
Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

https://id.scribd.com/Bronkopneumonia

IPD’s CIM Compedium of Indonesian Medicine 2009. 1st Edition. Jakarta: PT . Medinfocomm
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai