Anda di halaman 1dari 20

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

RESUME JURNAL

“Management Accounting in the Manufacturing Sector:


Managing Costs at the Design and Production Stages”
“Management Accounting and Control in Health Care:
An Economics Perspective”

Kelas A2M

1. Sesilia Adriana 041624253012

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
MANAGEMENT ACCONTING IN THE MANUFACTURING SECTOR:
MANAGING COST AT THE DESIGN AND PRODUCTION STAGE
By: Davila & Wouters (2007)

Introduction
Penelitian ini berfokus pada akuntansi manajemen dalam manufaktur, dimana
manufaktur mengacu pada produk ”tangible”. Penulis selanjutnya berfokus pada dua tahap
proses manufaktur: pengembangan produk baru (new product development atau NPD) dan
sistem manufaktur modern (modern manufacturing systems atau MMS). Penulis berfokus
pada karakteristik lingkungan berdasarkan: 1) investasi signifikan yang dinilai oleh manfaat
intangible, 2) biaya overhead yang tinggi karena inovasi dan berbagai produk, 3) penggunaan
ukuran kinerja non-finansial, dan 4) keberadaan hubungan yang kritis di seluruh value chain
dan tahapan siklus hidup produk.
Paper ini membahas dua topik utama: pengembangan produk dan manufaktur modern.
Tiap topik dibahas dengan menggunakan kerangka sederhana yang membantu mengorganisir
review. Review dimulai dari cost modeling (ex ante) dan pengukuran (ex post) – fokus
tradisional dari akuntansi manajemen ke pengukuran kinerja non-finansial. Kemudian
berpindah pada penggunaan informasi akuntansi manajemen, dari rewards untuk memotivasi
social actors berdasarkan pada pengukuran, sampai informasi akuntansi manajemen untuk
suatu tujuan daripada motivasi (pengambilan keputusan, pembelajaran, atau peningkatan
kekuatan) dan sistem pengendalian manajemen (lihat Tabel 1).
Cost Modeling in Research and Product Development
Target costing merupakan suatu teknik yang detail untuk mengurangi biaya selama
tahap desain produk (Koga, 1999). Hal tersebut sangat cocok untuk produk yang harganya
merupakan dimensi kompetitif. Dalam pasar produk ini, perusahaan memiliki sedikit ruang
kecil untuk mengatur harga dan margin yang rendah. Oleh karena itu, profit datang dari
kemampuan untuk menjaga fungsionalitas di mana poin harga mengharuskan pada biaya yang
paling rendah. Market prices dan margin profit yang ditentukan menggambarkan suatu target
cost yang tim pengembangan produk gunakan sebagai target yang harus diselesaikan. Dari
strarting point, target costing telah memberikan ilmu dan tools untuk membawa biaya yang
diestimasi ke dalam target cost sekalipun proses pengembangan produk. Target costing lebih
cocok untuk lingkungan dimana biaya merupakan suatu dimensi kompetitif yang krusial dan
pemodelan biaya yang sederhana. Ketika dua kondisi ini ada, dan biaya bukan merupakan
suatu dimensi kompetitif yang kritis-teknologi, time-to-market, atau kebutuhan pelanggan
mendominasi perhatian dari tim pengembangan akan tetapi tidak bisa diabaikan, perusahaan
mengandalkan teknik alternatif untuk membawa manajemen biaya dalam hal pengembangan
produk.
Penulis ini menawarkan bukti yang melengkapi penelitian sebelumnya (Nixon, 1998)
yang menyoroti peran akuntansi manajemen sebagai bahasa yang menbawa bersama
perbedaan konstituen yang melibatkan pengembangan produk.
Alternatif lainnya untuk mengelola biaya pada level proyek adalah untuk
menggunakan cost teams paralel (Davila & Wouters, 2004). Dibanding mengintegrasikan
specialist biaya ke dalam tim pengembangan produk, ia bekerja paralel namun di luar tim
utama. Pendekatan lain untuk memanaj biaya di dalam proyek adalah untuk memaksimalkan
konsep modularity (Baldwin & Clark, 2000; Schilling, 2000). Sub sistem yang tidak kritis
terhadap dimensi kompetitif utama dari proyek dirancang sebagai proyek independen.
Target costing kehilangan beberapa efektifitasnya dalam lingkungan yang memiliki
perilaku biaya yang kompleks. Dalam lingkungan ini, target costing ditantang dengan
pemodelan perilaku yang kompleks tersebut. Solusi seringnya membatasi model biaya ke
biaya langsung daripada mendesain sistem biaya yang tim desain akan membutuhkan waktu
yang sulit untuk memahami dan menggunakan. Namun, perusahaan beralih dengan tantangan
dalam memanaj biaya tidak langsung ini selama pengembangan produk.

Cost Management in Research and Product Development


Mengukur R&D selalu menantang (Hoge, 1963). Tetapi ketika investasi R&D
menjadi suatu bagian yang lebih signifikan dari laporan laba rugi teknologi perusahaan,
permintaan untuk mengukur pengembalian pada investasi tersebut menjadi lebih akut. Para
peneliti merespon kebutuhan para manajer, telah membahas masalah bagaimana mengukur
kinerja R&D. Akan tetapi, tantangan dari pengukuran kinerja - timeliness (Hultink & Robben,
1995), completeness, noisiness, kongruensi, dan pertimbangan risiko - lebih menekan dalam
R&D (Davila, 2003). Solusi yang diajukan datang dari memuaskan kebutuhan manajer secara
penuh dan menyoroti suatu alur yang penuh keberhasilan untuk penelitian selanjutnya.
Usaha untuk mengukur kinerja R&D termasuk di dalamnya finansial, pendekatan
kuantitatif dan kualitatif non-finansial. Di dalam pengukuran finansial, hal yang paling umum
dalah perencanaan dan penelurusan anggaran proyek. Nixon (1998) menjelaskan suatu studi
kasus di mana pengendali menelusuri biaya yang tergabung dengan anggatan proyek,
estimasi biaya produk, dan biaya penggunaan sumber daya.
Non-Financial Performance Measures in Research and Product Development
Kebanyakan pekerjaan dalam pengukuran R&D telah berfokus pada pengukuran
kinerja non-finansial – keduanya baik kuantitatif maupun kualitatif – dan sistem pengukuran
kinerja yang terintegrasi. Sistem pengukuran kinerja dalam R&D dapat diuji pada empat
level:
1. Pertama di mana lebih banyak progres telah dibuat merupakan tingkat proyek.
2. Selanjutnya, sistem pengukuran juga perlu untuk membahas bagaimana
berbagai proyek ini mengkombinasikan satu sama lainnya untuk menciptakan
suatu portfolio yang mengumpulkan strategi perusahaan.
3. Level ketiga dari analisis adalah fungsi R&D untuk memahami apakah
kemampuan teknologi sedang dikembangkan dalam arah yang benar dan
dimanfaatkan secara penuh. Terakhir, sistem pengukuran dibutuhkan untuk
menilai level keseluruhan dari inovasi suatu organisasi.

Management Accounting and Modern Manufacturing


Lingkungan manufaktur modern, juga disebut sebagai sistem manufaktur lanjutan,
meliputi teknologi produksi (seperti tobot, peralatan manufaktur terkendali numerik, dan
manufaktur terintergrasi komputer) dan teknologi manajemen (seperti TQM, dan JIT).
Beberapa karakteristik membuat MMS tertantang dari perspektif akuntansi manajemen:
 MMS meliputi investasi yang besar dengan manfaat intangible seperti kualitas yang lebih
besar, lead-time yang lebih pendek, atau proses produksi yang lebih reliabel yang sulit
untuk diartikan kedalam pengukuran finansial. Karakteristik ini menimbulkan pertanyaan
apakah tools pengambilan keputusan akuntansi manajemen tradisional tepat dalam
setting MMS.
 MMS merupakan suatu setting manufaktur yang lebih kompleks dari produk dan proses
inovasi produksi yang cepat, varietas produk, feksibilitas, dan permintaan kualitas,
troughput times, dan tingkat persediaan. Suatu konsekuensi bahwa biaya overhead
menjadi suatu proporsi yang signifikan dari biaya keseluruhan. Karakteristik ini
membawa akuntansi manajemen untuk menghasilkan pengukuran biaya yang lebih baik
melalui siklus hidup produk dan metode untuk penelusuran yang lebih baik dan
pengalokasian biaya.
Bagian lain dari rantai nilai dan siklus hidup produk menjadi lebih penting untuk
kesuksesan perusahaan manufaktur. Memiliki suatu pabrik yang efisien, fleksibel, dan
inovatif tidaklah cukup. Bagian tersebut juga penting untuk merubah cara dari bekerja dengan
pemasok dan pelanggan untuk menggabungkan teknologi baru dengan pengembangan produk
baru. Hubugnan antara pengembangan produk dan operasi manufaktur perlu ditingkatkan
untuk pemahaman hubungan yang lebih baik antara keputusan yang dibuat selama
pengembangan produk dan kinerja nantinya dalam siklus hidup produk.

Cost Modeling in Modern Manufacturing


Cost modeling memiliki arti yang sama dengan merancang biaya asa depan. Di sini,
cost modeling melakukan perhitungan dampak ekonomi dari perubahan dalam sistem
manufaktur. Isu kunci adalah bagaimana untuk menghitung manfaat manufaktur intangible
(sehubungan dengan faktor-faktor seperti kualitas, troughput times, fleksibilitas manufaktur
untuk perubahan secara cepat ke produk lain, atau kapasitas produksi tambahan untuk
memperbolehkan fleksibilitas volume) ketika investasi awal pada MMS tinggi, sementara
dampak langsung (moneter) dan yang secara moneter dapat dihitung (seperti biaya material
dan tenaga kerja yang lebih rendah) tidak cukup untuk menyesuaikan investasi, tetapi kriteria
kualitatif dan kuantitatif non-finansial mengusulkan bahwa investasi mungkin tetap
bermanfaat secara ekonomi bagi perusahaan.
Cost Measurement in Modern Manufacturing
Cost Drivers in Modern Manufacturing
Apakah struktur biaya berbeda dalam perusahaan dengan operasi manufaktur?
Kerremans et al. (1991) menginvestigasi dampak automasi terhadap biaya dan sistem
akuntansi biasa dengan menggunakan data survey dari 90 perusahaan. Mereka menemukan
tidak adanya perbedaan antara automasi perusahaan yang tinggi dan rendah dengan respek
pada presentase fixed vs. variable cost, tetapi mereka menemukan suatu presentasi lebih besar
yang signifikan dari biaya langsun vs. tidak langsung dalam perusahaan dengan automasi
yang levelnya tinggi. Mereka juga menemukan bahwa proporsi biaya tenaga kerja langsung
adalah lebih rendah di perusahaan tersebut.
Apakah variabel non-volume mengendalikan biaya tidak langsung? Sistem ABC
didasarkan pada premis bahwa variabel selain volume produksi mengendalikan biaya tidak
langsung. Pada tingkat konseptual, cost driver melibatkan unit level (”tradisional”
production volume driver), batch level, keberlangsungan produk, dan keberlangsungan
fasilitas. Beberapa studi empiris mendukung keberadaan non-volume drivers dari biaya
overhead (Anderson, 1995; Banker & Johnston, 1993; Banker et al., 1995; Datar et al., 1993;
Dopuch, 1993; Dupoch & Gupta, 1994; Fisher & Ittner, 1999; Foster & Gupta, 1990: Ittner &
Macduffe, 1995; Ittner et al., 1997).
Cost Accounting Practices in Modern Manufacturing
Praktik akuntansi biaya yang bagaimana yang digunakan dalam manufaktur? Brierley
et al. (2002) memberikan suatu gambaran umum yang luar biasa dari penelitian deskriptif
berdasarkan pada surveu prakti akuntansi biaya pada sektor manufaktur di Eropa. Hasil dari
penelitian sebelumnya diuji dalam tujuh area: berapa banyak sistem akuntansi yang
perusahaan gunakan, struktur biaya produk, aplikasi dari lapisan tingkat overhed, dasar yang
digunakan untuk menghitung tingkat overhead, penggunaan biaya produk dalam pengambilan
keputusan, penggunaan biaya produk dalam penentuan harga produk, dan aplikasi ABC. Fry
& Steele (1995) dan Fry et al (1998) menginvestigasi perbedaan antara pengunna dan non-
pengguna standar pembiayaan. Dengan menggunakan data survey mereka menemukan
perbedaan yang tidak signifikan antara dua kelompok ini dalam lingkungan produksi. Akan
tetapi, mereka menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan standar
sistem biaya memiliki kinerja yang lebih baik pada kriteria non-finansial untuk perputaran
persediaan, scrap reduction, pengurangan komplain kualitas, dan pengurangan komplain
pengiriman, serta situasi yangn lebih sedikit dari pengingkatan shipment secara dramatis
mendekati akhir periode pelaporan keuangan.

Need for Cost Accounting Information in Modern Manufacturing


Beberapa perbedaan karakteristik manufaktur telah diinvestigasi dalam hubungan
penggunaan dan pentingnya informasi akuntansi biaya. Kaplan & Mackey menggunakan data
survey dan mereka menemukan bahwa organisasi menggunakan arus proses manufaktur yang
lebih mungkin mengandalkan anka akuntansi untuk mengevaluasi kinerja manajer produksi.
Hasil untuk dua karakteristik lainnya (penggunaan persediaan work-in-process; akuntansi
untuk men-set-up biaya) hanya signifikan secara marginal.
JIT, automasi, dan praktik manajemen kualitas juga mungkin memberikan dampak
pada pentingnya informasi biaya. Hoque (2000) menginvestigasi dampak produksi JIT dan
sistem manufatur yang terautomasi terhadap alokasi biaya dan pentingnya informasi biaya
bagi manajemen, berdasarkan pada suatu survey prusahaan manufaktur di New Zealand.
Temuannya mendukung hipotesis di mana perusahaan yang beroperasi di suatu lingkungan
JIT mengambil lebih sedikit penekanan pada penggunaan sistem ABC, dan ini dapat
mengurangi kebutuhan manajer untuk informasi biaya yang detail untuk aktifitas sehari-hari
mereka. Gurd et al (2002) menginvestigasi dampak pengimplementasian TQM terhadap
sistem akuntansi biaya berdasarkan pada site visits ke enam perusahaan yang berbeda.
Mereka menyimpulkan bahwa industri, komitmen manajemen, struktur organisasi,
partisipasi, dan kinerja finansial mempengaruhi proses difusi, tetapi dalam cara yang tidak
konsisten.
Apakah informasi biaya berkontribusi pada kinerja yang lebih baik? Berdasarkan
survei pada perusahaan manufaktur, Foster & Swensin (1997) melaporkan suatu hubungan
yang positif antara adopsi ABC dan kinerja. Studi lainnya, Swenson (1995) menginvestigasi
manfaat ABC dalam 25 perusahaan manufaktur. Responden melaporkan peningkatan yang
signifikan dalam penggunaan dan kepuasan atas informasi manajemen. Ia juga melaporkan
bahwa informasi ABC sering digunakan untuk penentuan harga produk dan keputusan mix
product.

Non-Financial Performance Measures in Modern Manufacturing


Ukuran kinerja non-finansial merupakan satu-satunya aspek dari pemberian informasi
yang lebih luas dalam konteks MMS. Bouwens & Abemethy (2000) menginvestigasi
hubungan antara empat dimensi informasi akuntansi manajemen – scope, integrasi, agregasi,
dan timeliness – serta luasnya kustomisasi dan kesalingtergantungan. Mereka menemukan
bahwa tingkat kustomisasi yang lebih tinggi membawa pada lebih kesalingtergantungan
antara departemen seperti pemasaran, pengembangan produk, produksi, dan pembelian.
Lebih kesalingtergantungan membawa pada sistem akuntansi manajemen dengan lebih
banyak integrasi (informasi mengenai bagaimana kinerja dalam departemen yang berbeda
dihubungkan), agregasi (rangkuman informasi), dan timeliness (frekuensi dan kecepatan
pelaporan).

Management Accounting Systems for Learning Modern Manufacturing


Manager operasi memiliki berbagai macam konsentrasi, seperti kualitas, keamanan,
efisiensi, dan penyelesaian aktivitas tepat waktu. Sehari-hari, aktivitas jangka pendek,
manajer pada umumnya menggunakan data operasi non-finansial pada unit output, scrap,
kualitas, kuantitas pemesanan, ketersediaan persediaan, dan lain-lain. ”Dalam dua belas
perusahaan manufaktur yang beragam, kami menemukan tidak adanya contoh dari suatu
kunci sehari-hari indikator produksi menjadi suatu biaya atau angka finansial lainnya”
(McKinnon & Bruns, 1992, p.42).
Studi lainnya menginvestigasi karakteristik sistem informasi akuntansi untuk
kelanjutan pemahaman penulis atas akuntansi apa yang digunakan untuk manufaktur. Libby
& Waterhouse (1996) dalam suatu studi survei perusahaan Kanada yang dilihat pada
hubungan antara kapasitas untuk perubahan, ukuran, dan intensitas persaingan, serta
desentralisasi, dan jumlah perubahan akuntansi manajemen memasukkan 23 sistem yang
berbeda yang dikelompokkan dalam perencanaan, pengendalian, pembiayaan, pengarahan,
dan pengambilan keputusan. Angka terbesar dari perubahan terjadi dalam sistem yang
mendukung pengambilan keputusan. Kapasitas organisasi untuk perubahan merupakan
prediktor terbaik dari perubahan sistem akuntansi. Dan masih banyak penelitian terkait
lainnya.

Conclusions
Besarnya perubahan dalam manufaktur tahun 1980-an dan pengembangan produk di
tahun 1990-an telah menjadi lahan bagi penelitian akuntansi manajemen. Pengembangan
yang signifikan dari kebutuhan tersebut merupakan ide baru tentang alokasi biaya (ABC),
relevansi ukuran non-finansial, penilaian manfaat intangible, akuntan sebagai pemasok
informasi cross-functional, pilihan nyata, biaya kualitas, atau pembiayaan siklus hidup.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk pemahaan yang lebih baik mengenai
permintaan lingkungan manufaktur baru dari akuntansi internal karena perkembangan baru
dalam manufaktur sedang mengambil permintaan baru pada informasi eksternal seperti
kepuasan atau informasi partner untuk menjadi bagian dari informasi akuntansi manajemen.
Paper ini juga merangkum pernyataan saat ini dari penelitian di akuntansi manajemen
dan NPD. Fungsi organisasional ini juga berangkat melalui transformasi yang signifikan, di
mana sedang memiliki suatu dampak yang besar dalam bidang akuntansi manajemen. Dari
mulai dipandang sebagai hal yang merugikan sampai ke kinerja, akuntansi manajemen
menjadi suatu bagian pusat untuk meningkatkan kinerja. Pengembangan produk memulai
revolusi ketika berpindah dari dilihat sebagai suatu kotak hitam di mana uang masuk dan
diharapkan suatu produk dapat keluar untuk diintepretasikan sebagai proses yang diukur dan
dimanaj. Penelitian dalam pengembangan produk masih menjadi area yang subur untuk
peneliti akuntansi manajemen sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan proses ini
berdasarkan pada teknik yang umum pada pengetahuan akuntansi dan sebagai proses menjadi
lebih kompleks melalui pembubaran tim pengemangan, integrasi cross-functional, suara
pelanggan dan pemasok, dan lain sebagainya. Tetapi penelitian dasar dan terapan sedang
muncul sebagai proses di mana penelitian terbatas dan menjadi lebih relevan tidak hanya
untuk kemajuan pengetahuan tetapi juga untuk kemajuan praktik.

Management Accounting and Control in Health Care:


An Economics Perspective
By Leslie Eldenburg and Ranjani Krishnan

Introduction
Bab ini memberikan ringkasan penelitian akuntansi manajemen yang masih ada
menggunakan teori ekonomi dan metode empiris arsip dalam pengaturan perawatan
kesehatan. Hal ini juga mengidentifikasi dan membahas peluang yang menjanjikan untuk
penelitian masa depan. Sektor kesehatan memberikan pengaturan yang kaya di mana untuk
menguji secara empiris banyak masalah dalam akuntansi manajerial seperti produksi dan
fungsi biaya, kontraktor dan pengukuran kinerja, dan regulasi dan persaingan. Seperti
diuraikan di bawah ini, peluang tersebut muncul karena sektor kesehatan di sebagian besar
negara terdiri dari organisasi dengan fungsi produksi yang kompleks, terdiri dari beberapa
jenis kepemilikan, menawarkan beberapa produk, bersaing dalam berbagai jenis pasar
termasuk pasar yang diatur, dan menggunakan dua teknik produksi yaitu padat modal dan
padat karya.
Industri perawatan kesehatan di beberapa bagian dunia telah menyaksikan perubahan
signifikan dalam peraturan dan lingkungan yang kompetitif sejak pertengahan 1980-an.
Misalnya, di banyak negara termasuk Kanada, Jerman, Norwegia, dan Amerika Serikat,
penggantian telah bergeser dari biaya-plus untuk harga tetap untuk pelayanan rumah sakit dan
obat-obatan, terutama untuk pasien yang didukung oleh program publik. Ekonom
menunjukkan bahwa penggantian berbasis biaya mendorong persaingan kualitas, sedangkan
harga tetap regulasi mendorong biaya kompetisi dan efisiensi (Bajari & Tadelis, 2001;
Shleifer, 1985). Hasil empiris mendukung saran ini (Krishnan, 2005). Perubahan peraturan
dari biaya-plus untuk penggantian harga tetap di banyak pasar kesehatan telah mengubah
dasar persaingan dari kualitas biaya (Keeler et al, 1999;. Robinson & Luft, 1985, 1988).
Pergeseran ini memiliki implikasi untuk perilaku rumah sakit sehubungan dengan sistem
akuntansi, penganggaran, kontraktor, dan struktur modal. Jenis perubahan peraturan dan
persaingan menyediakan peneliti akuntansi kesempatan untuk secara empiris menguji teori
ekonomi industri yang berhubungan dengan perilaku perusahaan di pasar yang kompetitif dan
diatur.

Tugas manager rumah sakit adalah menyediakan konteks yang baik di mana untuk
memeriksa pengukuran kinerja dan pertanyaan kontrak karena kompleksitas dan jumlah
dimensi tugas yang perlu dikoordinasikan untuk mempromosikan hasil yang sukses. Peneliti
akuntansi manajerial telah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeksplorasi pengukuran
kinerja dan kontrak isu di sektor kesehatan.
Fitur lain dari industri perawatan kesehatan adalah prevalensi organisasi dengan
jenis kepemilikan yang berbeda seperti nirlaba, nirlaba, dan masyarakat (pemerintah) rumah
sakit dan klinik. Teori ekonomi memprediksi bahwa nirlaba perusahaan memiliki tujuan yang
berbeda dan berperilaku berbeda dari perusahaan nirlaba, dan bahwa perusahaan forprofit
fokus pada maksimalisasi keuntungan, sedangkan perusahaan nirlaba fokus pada tujuan
tambahan seperti kualitas, kuantitas, dan perawatan amal (Dranove, 1988; Hoerger, 1991;
Newhouse, 1970; Pauly & Redisch, 1973). Karena mereka menerima subsidi pajak dan
merupakan bagian dari sistem pelaporan birokrasi, organisasi pemerintah yang berbeda dari
kedua nirlaba dan perusahaan nirlaba. Secara khusus, perusahaan pemerintah menghadapi
kendala lebih pada kedua perilaku dan tata kelola, tapi tidak menghadapi tekanan yang sama
untuk menghasilkan pendapatan atau surplus positif. Struktur insentif yang berbeda dan
motivasi manajerial dalam nirlaba, nirlaba, dan rumah sakit pemerintah memberikan
pengaturan yang kaya untuk perbandingan di bidang akuntansi dan perilaku pengambilan
keputusan kontrak.
Dua peringatan tentang bab ini yang perlu dicatat. Pertama, penulis telah
mengeluarkan penelitian yang tidak sesuai dengan perspektif yang kita gunakan dalam
analisis kami dan dengan demikian tidak termasuk seluruh populasi artikel yang telah
dipublikasikan dalam literatur akuntansi perawatan kesehatan. Kedua, dalam menemukan
artikel, kita melakukan pencarian yang komprehensif menggunakan mesin pencari Google
dan Proquest. Kami juga mencari di setiap isu jurnal berikut: Abacus, Accounting and
Business Research, Accounting and Finance, Accounting, Organizations and Society,
Australian Accounting Review, Contemporary Accounting Research, Journal of Accounting
and Economics, Journal of Accounting Research, Journal of Accounting, Auditing, and
Finance, Journal of Accounting and Public Policy, Journal of Management Accounting
Research, and Scandinavian Journal of Management. Kami menemukan bahwa sebagian
besar artikel menggunakan teori ekonomi berbasis dan metode arsip menggunakan data dari
AS dan Kanada. Akibatnya, meskipun bab ini memiliki representasi yang cukup besar dari
Amerika Utara, keterbatasan ini tidak disengaja. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, banyak
perubahan peraturan dan kompetitif yang telah terjadi di sektor pelayanan kesehatan yang
relevan dengan beberapa negara; Oleh karena itu terlepas dari negara dari mana data
diperoleh, kesimpulan dari sebagian besar penelitian ini memiliki penerapan yang luas.
Kami mengklasifikasikan penelitian akuntansi manajerial dalam penelitian
kesehatan menjadi tiga perspektif ekonomi yang luas yaitu: (1) ekonomi biaya produksi; (2)
teori keagenan; dan (3) ekonomi industri. Lampiran A menyediakan ringkasan dari beberapa
artikel yang dibahas dalam bab ini.

Production Economics Perspective / Produksi Ekonomi Perspektif


Perspektif ekonomi produksi telah menikmati popularitas yang cukup dalam penelitian
akuntansi manajerial (Christensen & Demski, 1995). Fokus utama penelitian ini interaksi
desain sistem akuntansi manajemen dan produksi serta fungsi biaya.
Dua cara penelitian kesehatan untuk memeriksa struktur biaya, biaya driver, dan perilaku
biaya. Pertama, peneliti menyusun literatur ekonomi kesehatan yang mencakup komprehensif
atau etical dan empiris di investigasi ke fungsi biaya rumah sakit dan biaya behavior. Second,
peraturan rumah sakit berbasis data yang providea kekayaan data akuntansi biaya untuk
analisis empiris. Gambar1 memberikan gambaran tentang link antara variabel-variabel yang
telah dieksplorasi dalam literatur. Satu catatan tentang angka-angka adalah bahwa mereka
merangkum hubungan antara konstruksi dan tidak kembali pada metode empiris, Luft &
Shields (2003) whouse figures that explicitly
Cost Structure and Behavior
Perkiraan fungsi biaya rumah sakit memiliki sejarah di penelitian Ekonomi dan
beberapa ulasan literatur di atas dari periode waktu yang berbeda (cowing et al, 1983;.
Feldstein, 1974, Mann & Yett 1968). Kekhawatiran atas tingginya biaya perawatan kesehatan,
ekonom, regulator, dan pembuat kebijakan dan Perilaku biaya rumah sakit untuk menentukan
strategi Kontrol biaya dengan kualitas perawatan. Yafchak (2000) menggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglas untuk determine whether larger hospitals have lower long-run
average costs per bed than smaller hospitals. Penelitian ini menggunakan Medicare data
Biaya Laporan dari tahun 1989-1997 untuk menganalisis fungsi produksi. Yafchak's
menunjukkan suggest that hospitals experienced in creasing economies of scale. Namun,
menambahkan tempat tidur dapat mengurangi biaya rata-rata, karena industri memiliki
kelebihan kapasitas, tambahan tempat tidur memiliki sedikit impact on biaya total dan
tampaknya tidak menambah pendapatan.
Menggunakan data rumah sakit Washington State, Penulis mengembangkan fungsi
biaya yang konsisten dengan Generalized Cobb-Douglas produksi dan mendapati bahwa
Rasio biaya marjinal untuk biaya rata-rata (koefisien pada tingkat aktivitas) kurang dari 1,
menunjukkan bahwa ada peningkatant pada skala.
Penelitian Noreen & Soderstrom (1997) menganalisis struktur biaya rumah sakit
lintas waktu menggunakan Sebuah biaya proporsional (ABC) Model dan mendapati bahwa
hanya sekitar 20 persen dari biaya variabel Overhead. Dalam penelitian yang sama, Balakrish
nan et ell ( 2004 ) menunjukkan bahwa pemanfaatan kapasitas pengaruh biaya mengubah
perubahan kegiatan. Sedangkan fokus penelitian ini adalah mengasah biaya nya (yaitu,
proporsionalitas biaya untuk tingkat aktivitas berbeda untuk kenaikan dibandingkan
penurunan aktivitas), mereka juga mendapati bahwa proporsionalitas biaya untuk perubahan
tingkat aktivitas yang berbeda untuk rumah sakit.
Singkatnya, struktur biaya dan perilaku sastra memiliki beberapa implikasi untuk
akuntansi manajemen dan penelitian. Pertama, signifikan nonlinier yang ada dalam fungsi
biaya karena volume konvensional - berdasarkan atau kegiatan linear - sistem akuntansi biaya
dalam informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Kedua, perusahaan sering
mengubah komposisi struktur biaya mereka sehubungan dengan biaya tetap dan variabel, dan
sebagai hasilnya, akuntansi biaya dan sistem alokasi perlu diperbarui secara berkala untuk
perubahan dalam struktur dan perilaku.
Cost Driver
Penelitian awal difokuskan pada volume produksi sebagai cost driver (Foster &
Gupta, 1990). Dalam upaya untuk mengidentifikasi fi lebih didefinisikan sistem biaya,
peneliti akuntansi menganalisis beberapa jenis biaya driver potensial seperti keragaman
produk dan kompleksitas proses produksi (Banker & Johnston, 1993), transaksi manufaktur,
dan produk (Banker dkk, 1995.) - Campuran heterogenitas (Anderson , 1995). Para peneliti
juga telah eksplorasi antar-dependensi antara biaya driver (Datar et al., 1993). Selain itu,
investigasi telah dilakukan pada Asumsinya sunderlying Volume tradisional - metode Biaya
berbasis ABC.
Data rumah sakit telah digunakan untuk menentukan driver non-tradisional dari
biaya overhead. Balakrishnan et al. (1996) mengembangkan model yang mewakili rumah
sakit aset konsentris, layanan saling terkait yang memberikan perawatan pasien. Dengan
menggunakan data tahun 1986 dari 165 perawatan rumah sakit di Kanada, mereka
menganalisis perilaku biaya di 18 departemen yang berbeda – tingkat biaya, termasuk
perawatan pasien, pendukung, dan departemen dukungan. Untuk setiap kolam biaya,
memperkirakan enam model biaya linear menggunakan kombinasi biaya driver: (1) Volume,
(2) Volume tertimbang dengan tindakan kompleksitas, (3) volume dan volume yang
ditimbang dengan ukuran kompleksitas, (4 ) Volume dan volume kuadrat (untuk
mencerminkan skala ekonomi), (5) volume dan kompleksitas sebagai, variabel penjelas
independen, dan (6) kompleksitas. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran
kompleksitas ukuran volume yang secara signifikan meningkatkan kekuatan Para penulis.
Perkirakan bahwa 42 - 50 persen dari rumah sakit - operasi biaya Apakah dipengaruhi oleh
kompleksitas perawatan. Selain itu, antara kompleksitas operasi dan biaya bervariasi oleh
departemen. Terlebih lagi, volume dan kompleksitas Apakah bergantung, dan biaya driver
kedepan perlu Dalam dependensi antar perusahaan. Mac Aurthur & Stranahan (1998)
memperluas penelitian Jenis tw kompleksitas: jumlah layanan Dan ketegangan individu
layanan (kedalaman). Penulis memperoleh data selama 5,306 rumah sakit acutecare dari
Semua daerah dari US from Perawatan Kesehatan Pembiayaan Administration (HCFA) dan
mendapati bahwa volume dan kedua Jenis variabel kompleksitas adalah fi driver signifikan
dari biaya overhead.
Summary of Production Cost Economic
Dalam industri rumah sakit, saling ketergantungan yang cukup besar ada di antara
departemen meskipun saat yang sama, departemen biasanya disusun sebagai centers. Biaya
memberikan masalah Riset ferpricing yang dapat Beex plored oleh peneliti. Hal ini juga akan
untuk lebih mengeksplorasi terdependencies antara berbagai kategori biaya dan biaya driver
Seperti jenis analisis yang dilakukan oleh nan et al Balakrish. (1996) dan Mac Aurthur &
Strana- Han (1998).
Agency Perspective ( Badan Perspektif)
Teori keagenan berfokus pada desain Kontrak kerja yang memaksimalkan kinerja
organisasi dengan adanya motivasi dan masalah . Informasi muncul karena perusahaan
terpusat, keputusan operasi yang dibuat oleh manajer profesional (agen), yang kepentingan
tidak identik dengan orang-orang yang menuntut (principal) (Jensen Meckling, 1976).
Masalah pertama informasi berbasis naik dari kepala yang mengamati input yang diberikan
usaha - agen menolak, mungkin agen marah (masalah moral hazard) . Masalah kedua
(informasi Asimetri ) muncul karena manajer biasanya memiliki informasi yang lebih baik
tentang Lingkungan operasi dibandingkan dengan pemilik, dan dapat menggambarkan
informasi pribadi mereka untuk memaksimalkan profit perusahan (Baiman, 1982,1990). Pada
bagian ini, lmenjelaskan insentif manajerial, informasi biasing, pengukuran kinerja, dan
kontraktor dalam organisasi perawatan kesehatan dirangkum dan kesempatan untuk
penelitian masa depan.

Managerial Incentives dan Information Biasing


Bagian ini membahas perilaku pelaporan manajerial yang muncul di hadapan
beberapa jenis peraturan, pengendalian biaya, dan bench marking. Gambar 2, Panel A
merangkum link antara studi ini.
Budget Biasing
Beberapa studi akuntansi fokus pada masalah agensi di regulator - mengatur
hubungan dan informasi biasing behavior untuk Anggaran biasing. Salah satu studi
sebelumnya adalah Blanchard et al. (1986) yang menganalisis perilaku manajer penganggaran
rumah sakit untuk menentukan volume yang dianggarkan dan biaya yang bias meningkatkan
pendapatan - pengaturan regulasi (Gbr.2, Panel A, Link1). Para penulis mengembangkan
model analitis yang meneliti insentif anggaran di bawah skenario peningkatan dan penurunan
volume. Hasil dari model ini menunjukkan bahwa ketika rumah sakit anggaran untuk
peningkatan (penurunan) dalam volume pada periode berikutnya, mereka memiliki insentif fi
makan dampak dari kenaikan volume (penurunan) dari biaya rumah sakit. Data yang
digunakan sebanyak 116 Rumah Sakit selama periode 1976-1983.
Cost Shifting
Ketika perusahaan memiliki beberapa pendapatan yang fleksibilitas untuk
memengaruhi harga dan Streaming pendapatan lain yang menawarkan lebih maksimal atas
harga manajer cenderung untuk menggunakan biaya Pergeseran untuk meningkatkan kinerja
keuangan. Rumah Sakit memiliki beberapa jenis aliran pendapatan untuk kategori ini dan
data rumah sakit mencakup informasi laporan Biaya, pengaturan ini memberikan kesempatan
untuk mendokumentasikan biaya hifting dalam menanggapi biaya-plus kontrak pemerintah.
Elden burg & Kallapur (1997) meneliti aset rumah sakit menghadapi perubahan sement
reimbur dari biaya berbasis fl di-feeper diagnosis untuk pasien, saat keluar pasien sement
reimbur tetap Data based. Biaya dari 68 rumah sakit Washington State lebih periode 1977 -
1991 untuk membangun fungsi biaya, penulis mendapati bahwa rumah sakit menggunakan
alokasi biaya strategis untuk menggeser biaya dari jasa pasien untuk layanan pasien keluar,
dan bahwa pasien - mix juga bergeser untuk menangkal keluar pasien’
Benchmarks and Cost Containment
Penelitian akuntansi keuangan telah secara luas berfokus pada konsekuensi ekonomi
dari pengungkapan keuangan, (Richardson & Welker, 2001) dan harga saham (Gigler &
Hemmer, 1998) . Researchers dalam akuntansi manajemen telah menambah studi
konsekuensi keterbukaan informasi kepada internal keuangan dan informasi akuntansi non
keuangan. Misalnya, Evans (2001) meneliti satu rumah sakit untuk mengurangi lama nginap
di rumah sakit sebagai biaya penahanan. Temuan menunjukkan bahwa lama nginap
melakukan drop, tapi lebih dari semua biaya tidak berubah karena dokter meningkat prosedur
pasien perhari (Gbr. 2, Panel A, Link 8 dan 9). Evansetal. (1997) memperluas literatur untuk
keuangan dan sampel non fi sampel keuangan information. Contoh kinerja measures di rumah
sakit Pensylvania sebelum dan setelah peraturan negara baru yang membutuhkan keterbukaan
informasi.
Contracting, Performance Measure, and Compensation
Dua bagian berikut membahas lembaga teori penelitian tentang kontrak, pengukuran
kinerja, dan kompensasi dalam dua pengaturan penelitian yang berbeda: Di rumah sakit,
dokter dan pengelolaan organisasi perawata.
Contracting and Performance Measurementin Hospitals
Beberapa penelitian empiris dalam akuntansi manajerial telah menggunakan data
dari sektor kesehatan untuk karakteristik kontrak issues. Tiga Sektor kesehatan membuat
pengaturan di mana untuk memeriksa masalah kontrak dan pengukuran kinerja. Pertama,
beberapa negara telah berpengalaman dalam reimbursement dari biaya-plus untuk fi harga,
yang menyediakan sebuah eksperimen alami melalui peneliti dapat meneliti tanggapan fi.
Peraturan waktu , untuk- profit, pemerintah, dan struktur pemerintahan non profit
memberikan variasi dalam stakeholder , fungsi tujuan, dan lembaga conflicts.
Lambert & Larcker (1995) menggunakan kerangka kerja lembaga Untuk menguji
bonus - berdasarkan kontrak kompensasi dalam menanggapi peningkatan risiko di
lingkungan hospitals 'operating. Penulis mengusulkan bahwa setelah tahun 1983, efisien
rumah sakit akan memiliki kontrak kompensasi yang lebih bertenaga tinggi untuk
administrator mereka, yaitu, mencakup Bonus besar.
Lambert & Larcker (1995) menguji prediksi mereka menggunakan proprietary Data
kompensasi rumah sakit Survey dari 1.078 rumah sakit untuk tahun 1986. Penulis Conducta
rumah sakit yang efisiensi menggunakan parametrik produksi frontier function.Biaya teknik
memperkirakan rata-rata produksi efisiensi, dan kemudian menilai tingkat di efisiensi untuk
setiap rumah sakit dengan membandingkannya dengan rata-rata fi efciency. Penulis
melakukan uji statistik menggunakan seluruh - atent sectional model regresi variabel, yang
secara eksplisit mengakui fections Imper dalam pengukuran konstruksi dari survei questions.
Hasil bahwa rumah sakit yang lebih efisien sebelum 1983 cenderung menggunakan bonus-
kontrak kompensasi setelah tahun 1983.
Mengenai perbedaan kepemilikan, literatur sebelumnya dalam ilmu ekonomi telah
secara ekstensif membahas perbedaan fungsi tujuan non profit dan untuk-pro organisasi fi
(Arrow, 1963; Dranove, 1988; Fama & Jensen, 1983; Hansmann, 1996; Hoerger, 1991 1970 ;
Pauly & Redisch, 1973) . Lambert & Larcker (1995) menyatakan bahwa untuk-fi rumah sakit
pro placemore mementingkan laba yang dalam fungsi tujuan mereka dan karenanya akan
lebih cenderung menggunakan hasil bonus contracts. Mereka menunjukkan bahwa ada
perbedaan dalam pengukuran kinerja dan kontrak kompensasi di rumah sakit fi t non profit
terhadap untuk-profit rumah sakit (Gbr.2, Panel B, Link 2 dan 3).
Dua studi tambahan yang memberikan perawatan yang komprehensif dari perbedaan
antara non profit Dan untuk-profit rumah sakit termasuk Roomkin & Weisbro (1999) dan
Brickley & Van Horn (2002). Roomkin & Weisbrod (1999) menguji perbedaan antara Non
profit dan untuk-profit rumah sakit dalam penggunaan berbasis bonus kinerja contracts.
Penulis membahas empat faktor yang mungkin mendorong perbedaan dalam struktur
kompensasi (basesalary vs bonus) untuk-profit dan rumah sakit non profit. Ini termasuk: (1)
perbedaan dalam fungsi tujuan, (2) jenis lingkungan kerja yang dihadapi manajer dalam
jangka permintaan mereka, (3) perbedaan kualitas manajer dalam hal modal manusia, dan (4 )
tanggung jawab diferensial
Menggambar pada literatur ini, Room kerabat & Weis Brod (1999) berpendapat
bahwa non profit fungsi objektif adalah Kemungkinan untuk memasukkan penyediaan barang
publik seperti penelitian dasar, pelayanan masyarakat, dan perawatan amal, Sedangkan untuk-
profit rumah sakit terutama fokus pada maksimalisasi profit. Untuk menyingkirkan faktor-
faktor lain yang dapat mendorong perbedaan Dalam kontrak kompensasi berbasis kinerja
(lingkungan kerja, kualitas, dan perbedaan pekerjaan), penulis menggunakan model evaluasi
pekerjaan yang dikembangkan oleh Hay Konsultan dan kontrol untuk perbedaan dalam
pekerjaan complexity. Penulis menggunakan data dari tahun 1992 pada Rumah Sakit
Kompensasi Survei yang dilakukan oleh Hay Manajemen Associates, termasuk data dari
1.268 rumah sakit di AS Setelah mengontrol rumah sakit khusus, ukuran, dan lokasi, penulis
mendapati bahwa pekerjaan xity comple adalah secara signifikan lebih tinggi untuk profit
CEO.
Brickley & Van Horn (2002) menguji faktor-faktor pendorong menyerahkan dan
kompensasi CEO non profit hospitals. Mereka setuju dengan Roomkin & Weisbrod (1999)
yang berfungsi tujuan organisasi non profit couldin clude kegiatan truistic, dalam hal ini,
membayar - pertunjukan ensitivity di non profit akan menekankan dibandingkan dengan
untuk-profi t organisasi. Sementara Roomkin & Weisbrod (1999) dan Brickley & Van Horn
(2002) fokus pada perbedaan antara untuk-profit dan organisasi profit rokok, Elden burg &
Krishnan (2003) fokus pada perbedaan CEO kompensasi dan implikasi yang dihasilkan untuk
kinerja organisasi dalam waktu berbagai jenis organisasi profit dan non profit , yaitu, rumah
sakit umum non profit dan laba yang non pribadi.
Organisasi pemerintah, di sisi lain, menerima subsidi pajak dan melaporkan kepada
instansi lain atau Acounty dewan pengawas sorcity council. Karena rumah sakit dianggap
instansi pemerintah Kendala ada pada penggunaan tinggi. Organisasi pemerintah cenderung
menggunakan tingkat yang lebih tinggi dari gaji Atau membayar-untuk - kinerja kontrak
untuk memotivasi kinerja. Dengan demikian, manajer kurang peduli Tentang kinerja, tetapi
lebih concer tentang membenarkan biaya atas berjalan dan permintaan anggaran untuk
mendukung manajer agencies.
Contracting and Performance Measurement in Physician and Managed Care
Organizations
Penelitian Akuntansi juga telah mengeksplorasi masalah kontrak dan pengukuran
kinerja dalam organisasi Perawatan. Potentiall untuk masalah keagenan antara pembayar
(seperti perusahaan asuransi dan HMO) dan penyedia sarises karena Risiko - dokter ogah
(agen) memiliki informasi pribadi tentang ofillness keparahan pasien dan jenis perawatan
yang diperlukan, pembayar (prinsipal) tidak bisa mengamati. Hal lain dianggap sama, dokter
Averse-risiko lebih memilih untuk memberikan layanan yang lebih untuk Mengurangi risiko,
sementara pembayar lebih suka bahwa penyedia Exertef untuk memberikan perawatan hemat
biaya.
Leone (2002) meneliti kontrak antara HMO Dan dokter perawatan primer (PCPs)
untuk mengeksplorasi HMO kontrak desain untuk meminimalkan biaya agensi. HMO yang
diatur sebagai asosiasi praktik mandiri (IPA) model mana HMO kontrak dengan Dokter
individu untuk menggunakan fee- untuk layanan kontrak dibandingkan dengan HMO disusun
sebagai kelompok atau jaringan model yang kontrak dengan kelompok besar physicians.

Summary of Agency Research in Health Care


Dalam Gbr.2, Panel A dan B meringkas penelitian lembaga dalam perawatan
kesehatan. Meskipun tampaknya bahwa Penelitian menjelajahi kontrak manajerial dan
evaluasi kinerja, ada ruang untuk studi bersama dampak pemerintahan dan kepemilikan
kontraktor. Teori keagenan memberikan wawasan ke dalam masalah kompleks yang
meningkat kontrak kompensasi, menentukan bobot untuk menempatkan measures. Kinerja
model analitis untuk membantu Jelaskan karakteristik yang menentukan kinerja measures
dalam kontrak kompensasi ( Banker & Datar, 1989;. Data yang retal, 2001; Feltham & Xie,
1994; Holmstrom, 1979), Penelitian empiris belum sepenuhnya dieksploitasi model ini.
Industrial Economics Perspective
Ekonomi industri menyangkut faktor penentu dan dampak struktur pasar, perilaku
pasar dan Kinerja (Schmalen, 1989). Struktur pasar Meliputi intensitas persaingan, regulasi,
diferensiasi produk, hambatan masuk, struktur biaya, dan penawaran perilaku integration.
Market vertikal dan horizontal dengan perilaku perusahaan-perusahaan sehubungan dengan
harga, strategi produk, inovasi penelitian, iklan, dan taktik hukum. Kinerja termasuk kinerja fi
pasar, kesejahteraan, dan alokasi efisiensi.
Krishnan (2005) meneliti apakah jenis kompetisi (yaitu, parameter perusahaan
bersaing pada asprice tersebut, kualitas, atau berbagai produk) memengaruhi sebagaimana
sociation antara intensitas persaingan (yaitu, jumlah perusahaan di pasar dan ukuran ) dan
permintaan untuk information. Terkait dengan strategi rumah sakit untuk memengaruhi driver
pendapatan, Krishnan (2001) secara empiris meneliti efek dari merger rumah sakit pada harga
dan kuantitas di diagnosis individu dan jumlah hasil kesejahteraan pasar levels. Dari studinya
menunjukkan bahwa rumah sakit tidak hanya penggabungan meningkatkan posisi pendapatan
mereka terhadap rumah sakit non penggabungan, tetapi meningkatkan margin mereka juga.
Penelitian lain yang mengeksplorasi hubungan antara kompetisi dan akuntansi
sistem termasuk Lambert & Larcker (1995) yang menggunakan kompetisi sebagai Variabel
kontrol dalam pemeriksaan mereka mengatakan bahwa penentu dari Rumah Sakit bonus hasil
contracts. Mereka menunjukkan bahwa Kompetisi mempromosikan rumah sakit efisiensi,
mendorong disiplin di kalangan administrator rumah sakit. Selain studi sebelumnya yang
menyelidiki Peraturan terkait dengan aliran pendapatan operasi dan biaya operasi, penelitian
juga telah memeriksa pengaruh regulasi pengeluaran non profit capital. Lynch (2003)
mengatakan profit rumah sakit mengurangi penggunaan utang jangka panjang setelah rumah
sakit melakuakan regulasi untuk belanja modal dari biaya-plus untuk fl di pasien feeper
(Gbr.3, Link 9) .

Conclusions and Opportunities for Future Research


Penelitian yang disarankan untuk masa depan adalah lebih fokus pada tiga bidang
tambahan implikasi untuk akuntan dan Akuntansi dan sistem kontrol (1) peran teknologi
dalam mengubah fungsi produksi dan akses ke informasi, (2) sumber dari pelayanan rumah
sakit; dan (3) perubahan kebijakan publik seperti dukungan pemerintah untuk perawatan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai