Abstract
2010). Efek samping yang mungkin timbul perbaikan sirkulasi pembuluh darah dan
adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan mual pusing atau sakit kepala (Kwan, 2010).
(Susilo & Wulandari, 2011). Oleh karena itu, Manfaat akupresur antara lain
alternatif yang tepat untuk mengurangi membantu dalam pengelolaan stres,
tekanan darah tanpa ketergantungan obat dan menenangkan ketegangan syaraf, dan
efek samping adalah dengan menggunakan meningkatkan relaksasi tubuh. Teknik terapi
non farmakologis (Kowalski, 2010). ini menggunakan jari tangan yang dilakukan
Pengobatan non farmakologis adalah pada titik yang berhubungan dengan penyakit
suatu bentuk pelayanan pengobatan yang hipertensi. Pijatan-pijatan pada titik tertentu
menggunakan cara, alat atau bahan yang dalam terapi akupresur dapat merangsang
dipergunakan sebagai alternatif atau gelombang saraf sehingga mampu
pelengkap pengobatan medis tertentu (Kozier, melancarkan aliran darah, merelaksasikan
Erb, Berman, & Snyder, 2010). Salah satu spasme, dan menurunkan tekanan darah
terapi non farmakologis yang dapat digunakan (Hartono, 2012).
untuk mengurangi hieprtensi adalah terapi Puskesmas Harapan Raya merupakan
slow stroke back massage dan akupresur. puskesmas dengan angka kejadian hipertensi
Slow stroke back massage merupakan terbanyak pada tahun 2013 di Kota
terapi manipulasi dengan pijatan lembut pada Pekanbaru. Ditunjukkan oleh data kejadian
jaringan yang bertujuan yang memberikan hipertensi tahun 2012 dan 2013 yaitu 2.233
efek terhadap fisiologis terutama pada kasus meningkat menjadi 4.879 kasus.
vaskular, muskular, dan sistem saraf pada Berdasarkan studi pendahuluan yang
tubuh. Slow stroke back massage tidak hanya dilakukan oleh peneliti pada 1 Desember
memberikan relaksasi secara menyeluruh, 2014 di Puskesmas Harapan Raya melalui
namun juga bermanfaat bagi kesehatan seperti metode wawancara didapatkan 6 dari 10
melancarkan sirkulasi darah, menurunkan orang yang menderita hipertensi sudah
tekanan darah, menurunkan respon nyeri, dan melakukan pijatan pada daerah kepala, leher,
meningkatkan kualitas tidur (Moraska, et al., bahu, dan punggung. Namun penderita
2010). Terapi dilakukan 12-15 kali pijatan mengatakan melakukan pijat hanya untuk
dalam satu menit dalam waktu 3-10 menit. mengurangi sakit kepala tanpa mengetahui
Usapan yang panjang dan lembut memberikan titik mana yang harus ditekan untuk
kesenangan dan kenyamanan bagi klien, hipertensi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti
sedangkan usapan yang pendek dan sirkuler merasa tertarik untuk melakukan penelitian
cenderung bersifat menstimulasi (Lindquis, tentang efektifitas kombinasi terapi slow
Snyder, & Tracy, 2013). stroke back massage dan akupresur untuk
Mekanisme slow stroke back massage menurunkan tekanan darah pada penderita
yaitu meningkatkan relaksasi dengan hipertensi.
menurunkan aktivitas saraf simpatis dan
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis, TUJUAN PENELITIAN
sehingga menyebabkan terjadinya pelepasan Tujuan penelitian ini adalah
endorfin yang membuat pembuluh darah mengetahui efektifitas kombinasi terapi slow
menjadi vasodilatasi (Berman, Snyder, stroke back massage dan akupresur terhadap
Kozier, & Erb, 2009). penurunan tekanan darah pada penderita
Pada penderita hipertensi juga muncul hipertensi.
gejala sakit kepala, pening, dan mimisan.
Sakit kepala pada penderita hipertensi dapat MANFAAT PENELITIAN
diatasi dengan pijat akupresur titik meridian Hasil penelitian diharapkan menjadi
GV 20 Baihui yang efektif untuk mengurangi sumber informasi dalam pengembangan ilmu
nyeri. Titik GV 20 Baihui terletak di kepala, pengetahuan terutama tentang penggunaan
yaitu perpotongan antara garis meridian terapi slow stroke back massage dan
kepala dan garis penghubung puncak daun akupresur dalam bidang kesehatan dan
telinga kiri-kanan yang berfungsi sebagai keperawatan komunitas serta bisa dijadikan
1300
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1301
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Tabel 3
Perbedaan Rata-Rata MAP Sebelum dan PEMBAHASAN
Sesudah Intervensi pada Kelompok 1. Karakteristik Penderita Hipertensi
Eksperimen dan Kontrol
p Hasil penelitian yang dilakukan
Variabel Mean SD
value diperoleh penderita hipertensi
Eksperimen mayoritasnya berumur 46-60 tahun
- Pre test 116,27 4,75 0,000 (76,1%). Hal ini didukung oleh penelitian
- Post test 109,79 5,92 Egan, Zhao, dan Axon (2010) yang telah
Kontrol meneliti tentang prevalensi dan cara
- Pre test 115,35 6,02 0,086
- Post test 114,40 7,11
pengontrolan hipertensi dari tahun 1988-
2008 di US, didapatkan hasil bahwa
Tabel 3 menunjukkan hasil uji
tekanan darah lebih banyak mengalami
statistik dependent T test yang mana
peningkatan pada umur 40-59 tahun. Pada
didapatkan rata-rata MAP mengalami
umur >45 tahun tekanan darah harus lebih
penurunan antara sebelum dan sesudah
diperhatikan, karena resiko hipertensi
intervensi yaitu sebesar 6,48 mmHg,
meningkat seiring dengan bertambahnya
sedangkan pada kelompok kontrol hanya
umur (Sutomo, 2009). Hal ini disebabkan
terjadi sedikit penurunan yaitu 0,95
adanya perubahan struktur pada pembuluh
mmHg. Berdasarkan uji statistik pada
darah besar sehingga lumen menjadi lebih
kelompok eksperimen diperoleh p value
sempit dan dinding pembuluh darah
0,000 (p<α), hasil ini berarti bahwa ada
menjadi lebih kaku (Muhammadun, 2010).
perbedaan yang signifikan antara rata-
Tekanan darah meningkat karena
rata MAP sebelum dan sesudah pada
kelompok eksperimen, sedangkan pada kelenturan pembuluh darah besar yang
kelompok kontrol tidak ada perbedaan berkurang dapat menyebabkan beberapa
yang signifikan antara sebelum dan perubahan fisiologis seperti peningkatan
sesudah intervensi dimana diperoleh p resistensi perifer, elastisitas arteri, dan
value 0,086 (>α). aktivitas simpatis (Potter & Perry, 2010).
Distribusi penderita hipertensi
Tabel 4 sebagian besar berpendidikan SMA yaitu
Perbedaan Rata-Rata MAP Sesudah sebanyak 19 (41,3%). Hal ini didukung
Intervensi pada Kelompok Eksperimen oleh Anggara dan Prayitno (2013) yang
dan Kelompok Kontrol yang Tidak menemukan bahwa ada hubungan yang
Diintervensi bermakna antara pendidikan dan kejadian
Mean p
hipertensi dengan nilai p value 0,042 dan
Variabel Mean SD OR 3,20. Hal ini dibuktikan dengan
Perbedaan value
Eksperimen 109,79 5,92 masyarakat telah memiliki kesadaran yang
-4,60 0,021 tinggi untuk memeriksakan kesehatannya
Kontrol 114,40 7,11
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil (tekanan darah) ke pelayanan kesehatan.
uji statistik Independent T Test Penderita hipertensi sebagian besar
didapatkan mean MAP post test tidak bekerja yaitu 32 orang (69,6%).
kelompok eksperimen adalah 109,79 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mmHg sedangkan mean post test pada Rahajeng dan Tuminah (2009) yang
kelompok kontrol lebih rendah yaitu menyatakan bahwa ada hubungan yang
114,40 mmHg. Hasil uji statistik p value bermakna antara pekerjaan dengan
diperoleh 0,021 (p<0,05). Hal ini hipertensi. Menurut WHO (2013), masalah
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pekerjaan diduga berkaitan dengan
tekanan darah antara kelompok masalah psikologis di lingkungan
eksperimen dan kelompok kontrol pekerjaan. Kondisi kehidupan, kondisi
sesudah diberikan terapi kombinasi slow kerja, serta stres di lingkungan kerja dapat
stroke back massage dan akupresur. berpengaruh tehadap perubahan tekanan
1302
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
darah. Rasa stres di lingkungan kerja dapat saraf parasimpatis berfungsi mengontrol
menimbulkan perubahan-perubahan pada aktivitas yang berlangsung dan bekerja
sistem fisik tubuh yang dapat pada saat tubuh rileks, sehingga penderita
mempengaruhi kesehatan termasuk hipertensi mempersepsikan sentuhan
perubahan pada tekanan darah. sebagai stimulus respon relaksasi dan
menyebabkan penurunan tekanan darah
2. Efektifitas Kombinasi Terapi Slow (Potter & Perry, 2010).
Stroke Back Massage dan Akupresur Apabila seseorang mempersepsikan
Terhadap Penurunan Tekanan Darah sentuhan sebagai stimulus untuk rileks
kemudian akan muncul respon relaksasi.
Berdasarkan hasil dari uji Efek relaksasi melalui penurunan sekresi
Dependent T Test pada kelompok hormon katekolamin (epinefrin dan
eksperimen diperoleh rata-rata MAP norepinefrin) akan berlanjut pada
sebelum diberikan kombinasi terapi slow penurunan aktivitas saraf simpatis disertai
stroke back massage dan akupresur pada penurunan tekanan darah. Efek penurunan
kelompok eksperimen 116,27 mmHg tekanan darah dari slow stroke back
dengan standar deviasi 4,75 dan sesudah massage didapatkan melalui vasodilatasi
diberikan kombinasi terapi rata-rata MAP pembuluh darah, mengurangi sekresi
mengalami penurunan menjadi 109,79 hormon katekolamin (epinefrin dan
mmHg dengan standar deviasi 5,92. Hasil norepinefrin) dan dapat mengurangi rasa
uji Dependent T Test diperoleh p value nyeri kepala akibat hipertensi sehingga
0,000 (p<0,05). Hal ini berarti ada komplikasi lebih lanjut dapat dicegah
pengaruh yang signifikan antara rata-rata (Moraska, et al., 2009).
MAP pada kelompok eksperimen sebelum Penyempitan pembuluh darah
dan sesudah diberikan kombinasi terapi menyebabkan terjadinya peningkatan
slow stroke back massage dan akupresur. tekanan darah dan menyebabkan pembuluh
Menurut Diego dan Field (2009) darah lebih mudah tersumbat. Cara kerja
sentuhan dan masase merupakan teknik slow stroke back massage dan akuresur ini
integrasi sensori yang mempengaruhi menyebabkan terjadinya pelepasan
aktivitas sistem saraf otonom, sehingga endorphin. Hormon endorphin membantu
meningkatkan aktivitas sistem saraf mengembalikan kondisi pembuluh darah
parasimpatis untuk mengeluarkan menjadi vasodilatasi atau normal seperti
neurotransmitter seperti hormon semula dan menjaga agar darah dapat
endorphin, serotonin, dan asetilkolin. mengalir dengan lancar (Berman et al.,
Melalui respon yang dihasilkan oleh otak, 2009).
peningkatan serotonin dapat mengurangi Penderita hipertensi yang diberikan
efek psikis dari stres dan mengurangi efek kombinasi terapi slow stroke back massage
psiko seperti hipertensi. dan akupresur akan merasakan rasa rileks
Slow stroke back massage dan dan nyaman (Harris, Richards, & Grando,
akupresur dapat menstimulasi saraf-saraf 2012). Rasa rileks diperoleh dari teknik
di superficial kulit yang kemudian masase berupa pengusapan pada daerah
diteruskan ke otak di bagian hipotalamus. punggung mulai dari iliaka hingga ke
Sistem saraf desenden melepaskan opiat scapula sampai akhirnya berhenti di iliaka
endogen seperti hormon endorphin. kembali. Relaksasi merupakan tindakan
Pengeluaran hormon endorphin yang harus dilakukan pada setiap terapi
mengakibatkan meningkatnya kadar anti hipertensi. Apabila tekanan darah
hormon endorphin didalam tubuh yang mengalami peningkatan, pembuluh darah
akan meningkatkan produksi kerja hormon yang rileks akan menjadi vasodilatasi
dopamin. Peningkatan hormon dopamin sehingga akan menyebabkan tekanan darah
mengakibatkan terjadinya peningkatan turun dan perlahan akan kembali normal
aktivitas sistem saraf parasimpatis. Sistem (Muttaqin, 2009).
1303
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1304
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
darah agar tetap stabil pada penderita Bagi penelitian selanjutnya hasil
hipertensi. penelitian ini dapat dijadikan sebagai
evidence based dan tambahan informasi untuk
PENUTUP mengembangkan penelitian lebih lanjut
Kesimpulan tentang manfaat lain dari terapi slow stroke
Setelah dilakukan penelitian tentang back massage dan akupresur, seperti
efektifitas kombinasi terapi slow stroke back mengatasi nyeri dan peningkatan kualitas
massage dan akupresur terhadap penurunan tidur.
tekanan darah pada penderita hipertensi
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa UCAPAN TERIMA KASIH
sebagian besar umur yang menderita Terima kasih kepada Universitas Riau melalui
hipertensi berada rentang 46-60 tahun Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
(76,1%), paling banyak berpendidikan SMA Masyarakat (LPPM) Universitas Riau yang
(41,3%) dan sebagian besar tidak bekerja telah memberikan bantuan dana dalam
(69,6%). Hasil uji statistik pada kelompok menyelesaikan skripsi ini.
eksperimen dengan menggunakan uji
1
Dependent T Test diperoleh p value 0,000 Nopri Afrila, Mahasiswa Program Studi
(p<0,05). Hal ini berrati terdapat perbedaan Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
yang signifikan antara rata-rata MAP sebelum Indonesia
2
dan sesudah diberikan terapi kombinasi slow Ari Pristiana Dewi, Dosen Bidang
stroke back massage dan akupresur. Hasil uji Keilmuan Keperawatan Komunitas
Independent T Test post test MAP antara Program Studi Ilmu Keperawatan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Universitas Riau, Indonesia
3
dengan menggunakan diperoleh hasil nilai p Erwin, Ketua Program Studi Ilmu
value 0,021 (p<0,05). Hasil ini membuktikan Keperawatan Universitas Riau,
pemberian terapi kombinasi slow stroke back Indonesia
massage dan akupresur efektif dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita DAFTAR PUSTAKA
hipertensi dengan p value < α. Anggara, F. H. D., & Prayitno, N. (2013).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Saran tekanan darah di Puskesmas Telaga
Bagi perkembangan Ilmu Murni, Cikarang Barat tahun 2012.
Keperawatan dapat memberikan informasi Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (2), 20-25.
bagi pendidikan keperawatan dan dijadikan Diperoleh dari tanggal 26 April 2015 dari
sebagai bahan pembelajaran di laboratorium http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel%
serta menjadi salah satu terapi alternatif atau 204.%20vol%205%20no%201_feby.pdf
komplementer di komunitas dalam Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk
penatalaksanaan hipertensi. mahasiswa. Yogyakarta: DIVA Press.
Bagi institusi kesehatan (Puskesmas Asmarita, I. (2014). Hubungan antara kualitas
dan Kader Kesehatan) ini dapat dimanfaatkan tidur dengan tekanan darah pada pasien
sebagai salah satu terapi alternatif dalam hipertensi di RSUD Karanganyar. Naskah
pengobatan hipertensi, serta dapat Publikasi Universitas Muhammadiyah
memperhatikan kembali cara penanganan Surakarta. Diperoleh tanggal 18 Mei
hipertensi. 2015 dari
Bagi masyarakat dapat menggunakan http://eprints.ums.ac.id/29214/9/NASKA
terapi ini sebagai terapi non farmakologis H_PUBLIKASI.pdf.
untuk menurunkan tekanan darah secara Berman, A., Snyder, S. J., Kozier, B., & Erb,
efisien dan efektif. Selain itu, masyarakat G. (2009). Buku ajar praktik
diharapkan mencoba pengobatan keperawatan klinis Kozier Erb (5 ed.).
komplementer dalam mengatasi hipertensi Jakarta: EGC.
sebelum menggunakan obat-obat medis.
1305
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Casanelia, L., & Stelfox, D. (2009). Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy F. (2013).
Foundations of massage. Australia: Complementary & alternative therapies
Elsevier. in nursing (7 ed.). New York: Springer
Deshpande, S., et al. (2013). Spesial issue Publishing Company.
hypertension guidelines. JAPI Pub Med, Hartono, R. I. W. (2012). Akupresur untuk
61. Diperoleh tanggal 10 November 2014 berbagai penyakit. Yogyakarta: Rapha
dari Publishing.
http://www.japi.org/february_2013_spesi Muhammadun. (2010). Hidup bersama
al_issue_hypertension_guidlines/06_epid hipertensi seringai darah tinggi sang
emiology_of_hypertension.pdf. pembunuh sejati. Yogyakarta: In-Books.
Diego, M. A., & Field T. (2009). Moderate Moraska, A. N., et al. (2009). A randomized
pressure massage elicits parasympathetic trial of massage therapy after heart
nervous system response. International surgary. Heart & Lung: The Journal of
Journal Neuroscience, 119 (5), 630-638. Acute and Critical Care, 38 (6), 480-490.
Diperoleh tanggal 15 Desember 2014 dari Missouri: Mosby Elsevier. Diperoleh
http://informahealthcare.com/doi/abs/10. tanggal 27 November 2014 dari
1080/ 00207450802329605. http://www.sciencedirect.com/science/art
Egan, B. M., Zhao, Y., & Axon, R. N. (2010). icle/piiS0147956309000466.
US trends in prevalence, awareness, . (2010). Physiological
treatment, and control of hypertension adjustments to stress measures following
1988-2008. JAMA Pub Med, 303 (20), massage therapy: A review of literature.
2043-2050. Diperoleh tanggal 16 Mei Hindawi publishing corporation:
2015 dari Evidence-Based Complementary and
http://jama.jamanetwork.com/on. Alternative Medicine, 7 (4), 409-418.
Harris, M., Richards, K. C., & Grando, V. T. Diperoleh tanggal 21 November 2014
(2012). The effect of slow stroke back dari
massage on minutes of nighttime sleep in http://hindawi.com/journals/ecam/2010/2
persons with dementia and sleep 92069/abs/.
disturbances in the nursing home: A pilot Mutaqqin, A. (2009). Asuhan keperawatan
study. Journal of Holistic Nursing, 30 klien dengan gangguan kardiovaskular
(4), 255-263. Diperoleh tanggal 17 Mei dan hematologi. Jakarta: Salemba
2015 dari Medika.
http://jhn.sagepub.com/content/30/255 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).
Junaedi, E., Yulianti, S., & Rinata M. G. Fundamental keperawatan (7 ed.).
(2013). Hipertensi kandas berkat herbal. Jakarta: EGC.
Jakarta: Media. Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009).
Kemenkes RI. (2013). Panduan peringatan Prevalensi hipertensi dan determinannya
hari kesehatan sedunia. Jakarta Selatan: di Indonesia. Majalah Kedokteran
Pusat Promosi Kesehatan. Indonesia, 59 (12), 580-587. Diperoleh
Kowalski, R. E. (2010). Terapi hipertensi: tanggal 14 Mei 2015 dari
Program 8 minggu menurunkan tekanan http://indonesia.digitaljournals.org/index.
darah tinggi dan mengurangi risiko php/idnmed/article/download/700/699.
serangan jantung dan stroke secara Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan
alami. Bandung: Penerbit Qanita. pengembangan kesehatan kementrian
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. kesehatan RI tahun 2013. Diperoleh
J. (2010). Buku ajar fundamental tanggal 7 November 2014 dari
keperawatan: Konsep, proses, dan http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id
praktik (7 ed., Vol. II). Jakarta: EGC. /download/Laporan _riskesdas_2011.pdf.
Kwan. (2010). Totok aura/wajah meridian Suciati. (2011). Pengurutan (massage).
312 cantik eternal beauty. Jakarta: PT. Diperoleh taggal 17 Mei 2015 dari
Gramedia Pustaka Utama. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._
1306
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
PEND._KESEJAHTERAAN_KELUAR
GA/197501282001122-
SUCIATI/Massage.pdf.
Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara jitu
mengatasi darah tinggi (hipertensi).
Yogyakarta: Andi Publisher.
Sutomo, B. (2009). Menu sehat penakluk
hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan
kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.
WHO. (2013). A global brief hypertension:
Silent killer, global public health disease.
Switzerland: WHO press. Diperoleh
tanggal 10 November 2014 dari
http://www.who.int/iris/bitstream/10665/
79059/1/WHO_DCO_WHD_2013.2_eng
.pdf.
1307