Makalah Wabah KLB
Makalah Wabah KLB
OLEH :
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah tentang wabah/kejadian luar biasa untuk mata kuliah epidemiology dapat
terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai mahasiswa program studi
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi
dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
Penyusun,
Kelompok 7
DAFTAR IS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa (KLB)
penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya
peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut dengan langkah-
langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih
cepat dan akurat pula. Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke lapangan.
Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk memiliki pedoman
penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para
Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global, sehingga
penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya terjadi
tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya
buruk, tetapi juga di negara-negara maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi
berupaya menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu
penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit
membuat panik masyarakat di wilayah itu. Secara umum kejadian ini kita sebut sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB), sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah semua
penyakit menular yang dapat menimbulkan KLB, penyakit yang disebabkan oleh keracunan
Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh
semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Defenisi Wabah
a. Last (1981) :Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa
penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu
c. Benenson (1985) : Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
d. Depkes RI, Dirjen pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan 2004 :
Wabah adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Menter menetapkan dan mencabut
daerah tertentu dalam wilayah indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.
Kesimpulannya wabah adalah meningkatnya kasus atau kejadian kesakitan atau kematian
yang melebihi dari biasanya dan bermakna secara epidemiologi serta menimbulkan
kepanikan dan malapetaka pada masyarakat. Selain kata wabah di kenal juga letusan
(outbreak,yaitu serangan penyakit) dan kejadian luar biasa (KLB).lingkup yang lebih luas
(epidemis) atau bahkan lingkup global (pandemi). Apabila peningkatan penderita penyakit
memenuhi kriteria definisi wabah di atas, akan dinyatakan sebagai letusan penyakit bila
kejadian tersebut terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh pemerintah daerah dan
pusat. Pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh menteri kesehatan.
1. Bentuk wabah
a. Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu
b. Pandemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu
singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.
c. Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah
tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal
2. Tipe wabah
Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang
dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif
singkat. Adapun common source epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada
dalam waktu yang singkat (point source of epiemic), maka resultan dari semua kasus/
kejadian berkembang hanya dalam satu masa tunas saja Point source epidemic dapat
pula terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan
keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun di
udara terbuka.
Bentuk epidemik dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih
lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated / progresif epidemik terjadi
karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor,
relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk
serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk
setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari
waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih
Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehingga tampak bahwa
masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke
waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang rentan mencapai batas yang
minimal. Contohnya, kejadian wabah demam berdarah di suatu tempat yang dalam
penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana wabah ini memerlukan masa
inkubasi. Selain itu penularan wabah demam berdarah ini, melalui vector yang berupa
yaitu:
2. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
C. Contoh Wabah
1. Polio
menghancurkan populasi manusia di belahan bumi Barat di paruh kedua abad ke-20.
Walaupun polio telah menjangkiti manusia sejak zaman kuno, wabah yang paling luas
terjadi di paruh pertama 1900-an sebelum vaksinasi dibuat oleh Jonas Salk, dan telah
Cacar adalah penyakit menular yang serius dan kadang-kadang fatal. Tidak ada
obat khusus untuk penyakit cacar. Yang ada hanya pencegahan melalui vaksinasi. Ada
dua bentuk klinis dari cacar. Variola mayor (besar) adalah bentuk parah dan paling
umum, ditandai dengan ruam kulit yang luas dan demam tinggi. Secara historis, variola
besar memiliki tingkat kematian keseluruhan sekitar 30%, namun, perdarahan yang
terjadi bisa berakibat fatal. Variola minor. merupakan bentuk kurang umum dari cacar.
Jenis ini kurang parah, dengan angka kematian historis dari 1% atau kurang.
3. Kolera
Adalah suatu infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
Gejala utamanya adalah diare dan muntah. Penularan terutama melalui air minum atau
larutan rehidrasi oral dan jika ini tidak bisa mengatasinya maka harus dilakukan injeksi
cairan elektrolit intravena. Antibiotik bisa diberikan pada pasien dengan kondisi parah.
keadaan biasa, pada satu /sekelompok masyarakat tertentu. Peningkatan frekuensi penderita
penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama.
Kepala wilayah/daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah maupun KLB
penyakit menular di wilyahnya atau tersangka penderita penyakit menular yang dapat
seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi wabah
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu dalam jam, hari atau
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah perbulan dalam tahun sebelumnya
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama 1 tahun menujukkan kenaikan 2 kali
atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit dalam 1 kurun waktu menunjukkan kenaikan 50-
atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit dalam periode
7. Angka proporsi penyakit proportional rate, penderita baru pada 1 periode menujukkan
kenaikan dua kali atau lebih disbanding 1 periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara terus menerus
dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan menggunakan bahan
c) Kerentanan lingkungan
e) Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain
Salah satu kegunaant surveilans adalah untuk mendeteksi adanya wabah atau KLB
(Kejadian Luar Biasa). Wabah dan KLB itu sendiri dapat dideteksi pada saat melakukan
analisis data surveilans. Wabah atau KLB ini terdeteksi apabila hasil surveilans menunjukan
adanya peningkatan kasus yang dilaporkan atau adanya kejadiaan yang tidak seperti
biasanya.
adanya wabah atau KLB adalah untuk program pencegahan dan pengendaliaan penyakit,
untuk keperluan penelitian dan pelatihan, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
Jika investigasi terhadap KLB suatu penyakit memang harus dilaksanakan hasilnya juga
harus rasional, sesuai dengan akal sehat, secara ilmiah memang logis dan dapat dibuktikan.
Selain itu, temuannya jelas dan berguna bagi mereka yang terpengaruh dengan hasilnya yaitu
kelompok populasi.
memerlukan kewaspadaan ketat yang merupaka penyakit-penyakit wabah atau yang dapat
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah sebagai berikut :
tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan
Encephalitis, Tetanus.
d. Tidak berpotensi wabah dan KLB, tetapi Penyakit-penyakit menular yang masuk
7. Penggolongan KLB
Menurut Penyebab :
c. Toksin Biologis : Racun jamur, plankton, alfatoxin, racun ikan, racun, tumbuh-tumbuhan
d. Toksin Kimia : Zat organic (logam berat, cyanide), insekta, gas beracun
Menurut Sumber :
bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara
lebih menyeluruh. Sedangkan Penyelidikan Wabah adalah suatu kegiatan untuk memastikan
adanya KLB/Wabah, mengetahui penyebab, mengetahui sumber penyebaran, mengetahui
a) Lemahnya sistem pencegahan dan penanggulangan KLB ataupun wabah akibat masalah
ekonomi dll.
e) Pengungsian penduduk
10. Investigasi/penyelidikan KLB/Wabah
terjadinya KLB/wabah.
3. Memastikan diagnosis
6. Membuat hipotesis
a) Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu
b) Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang
diharapkan.
Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain.
Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data
nasional.
biasanya ada.
3. Memastikan diagnosa
Cara diagnosis penyakit pada KLB dapat dilakukan dengan mencocokan gejala/tanda
penyakit yang terjadi pada individu, kemudian disusun distribusi frekuensi gejala
b) Jika penyebab penyakit sudah diberitahukan oleh tenaga kesehatan setempat periksa
pemeriksaan laboratorium.
seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh
meragukan (possible).
Untuk penyakit yang sudah jelas diagnosanya, data yang harus diperoleh yaitu :
berlangsung) digambarkan dalam suatu kurva epidemik. Kurva epidemik adalah suatu
grafik yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit (onset of
illness) selama periode wabah. Penggunaan kurva epidemik untuk menentukan cara
penularan penyakit. Salah satu cara untuk menentukan cara penularan penyakit pada
suatu KLB yaitu dengan melihat tipe kurva epidemik, sebagai berikut:
1) Kurva epidemik dengan tipe point common source (penularan berasal dari satu
sumber). Tipe kurva ini terjadi pada KLB dengan kasus-kasus yang terpapar
dalam waktu yang sama dan singkat. Biasanya ditemui pada penyakit-penyakit
2) Kurva epidemik dengan tipe propagated. Tipe kurva ini terjadi pada KLB dengan
cara penularan kontak dari orang ke orang. Terlihat adanya beberapa puncak.
Jarak antara puncak sistematis, kurang lebih sebesar masa inkubasi rata rata
penyakit tersebut.
3) Tipe kurva epidemik campuran antara common source dan propagated. Tipe
kurva ini terjadi pda KLB yang pada awalnya kasus-kasus memperoleh paparan
suatu sumber secara bersama, kemudian terjadi karena penyebaran dari orang ke
petunjuk populasi yang rentan kaitannya dengan tempat (tempat tinggal, tempat
penularan. Agar tujuan tercapai, maka kasus dapat dikelompokan menurut daerah
melalui vektor.
Teknik ini digunakan untuk membantu merumuskan hipotesis sumber penularan atau
etiologi penyakit. Orang dideskripsikan menurut variabel umur, jenis kelamin, ras,
status kekebalan, status perkawinan, tingkah laku, atau kebudayaan setempat. Pada
tahap dini kadang hubungan kasus dengan variabel orang ini tampak jelas. Keadaan
ini memungkinkan memusatkan perhatian pada satu atau beberapa variabel di atas.
Analisis kasus berdasarkan umur harus selalu dikerjakan, karena dari age spscific rate
dengan frekuensi dan beratnya penyakit. Analisis ini akan berguna untuk membantu
pengujian hipotesis mengenai penyebab penyakit atau sebagai kunci yang digunakan
6. Membuat hipotesis
baik secara lisan maupun secara tertulis. Laporan secara lisan kepada instansi kesehatan
setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB yang disarankan
dapat dilaksanakan. Laporan tertulis diperlukan agar pengalaman dan hasil penyelidikan
Bila penyebab, sumber, dan jalur penularan diketahui, akan lebih mudahuntuk
tendon hewan. Bila semua langkah ini dijalankan dengan benar, jumlah kasus baru dapat
Pencegahan sekunder dapat dicapai dengan menemukan kasus subklinis dan pengidap
dapat menyebarkan kuman lebih lanjut. Karena itu, unsur utama penanggulangan wabah
sebagai berikut :
b) Mencegah pemakaian air tercemar atau air disterilkan dulu sebelum dipakai
e) Mengobati dan mengisolasi semua kasus, jenis pengobatan yang diberikan bergantung
f) Meningkatkan daya tahan penduduk setempat. Beberapa jenis penyakit menular dapat
dicegah dengan obat (misalnya penyakit malaria), atau imunisasi (misalnya polio dan
campak).
Selama fase akut, suatu wabah perlu tetap diawasi termasuk orang-orang yang dicurigai
memiliki risiko penyakit. Segera setelah wabah berhasil diatasi, perlu dijalnkan
surveilans untuk menemukan kasus baru, supaya dapat dipastikan bahwa penanggulangan
berhasil secara efektif. Karena sistem pelaporan rutin mungkin tidak memadai untuk hal
tersebut, maka surveilans di masyarakat merupakan alat penting untuk mengenal dan
(Zulkifli, 2012)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
2) Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan yaitu peningkatan kasus yang melebihi
situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah
kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih
luas.
4) Langkah-langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, adalah: (1) mempersiapkan
penelitian lapangan, (2) menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB, (3)
paparan, (5) mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat; (6) membuat
sumber penularan dan keadaan penyebab KLB, (8) merencanakan penelitian lain yang
(3) pencegahan dan pengendalian, (4) pemusnahan penyebab penyakit, (5) penanganan
jenazah akibat wabah, (6) penyuluhan kepada masyarakat, (7) upaya penanggulangan
lainnya.
B. Saran
kelengkapan isi dari materi dan juga penyusunannya maka dari itu kami sebgai tim
penyusun memerlukan saran dari pembaca dan kami berharap makalah ini bisa
Achmad, U. (2001). Perubahan Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal
RI.
Budioro, B. (1997). Pengantar Epidemiologi Edisi II. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Dipenegoro.
Rajab, W. (2009). Buku Ajar Epidemiology untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
RI, D. (2004). Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas. Ditjen Bina Kesmas
Rianty, & Emy. (2009). Buku Ajar Epidemiology Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku