TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012)
2. Penyebab
Menurut Direja (2011), terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor
predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain,
ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam
diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan.
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat
fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tahap Perkembangan Tugas
Masa bayi Menetapkan rasa percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerjasama, dan
berkompromi
Masa pra remaja Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis
atau bergantung
Masa dewasa muda Menjadi saling bergantung antara oang tua
dan teman, mencari pasangan, menikah dan
mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima hasil kehidupan yang
sudah dilalui
4. Akibat
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau
isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa dialami
pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan.(Prabowo, 2014: 112)
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam mengembangkan
berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien menjadi regresi atau mundur,
mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap
penampilan dan kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam dalam perjalinan
terhadap penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak
sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi (Stuart dan Sudden
dalam Dalami, dkk 2009)
5. Mekanisme koping
Mekanisme yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang
sering digunakan pada isolasi sosial adalah regresi, represi, isolasi. (Damaiyanti,
2012: 84)
a. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telah lain.
b. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran pikiran yang tidak dapat diterima
secara sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
c. Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
kegagalan defensif dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau
bertentangan antara sikap dan perilaku.
Mekanisme koping yang muncul yaitu:
1) Perilaku curiga : regresi, represi
2) Perilaku dependen: regresi
3) Perilaku manipulatif: regresi, represi
4) Isolasi/menarik diri: regresi, represi, isolasi
(Prabowo, 2014:113)
6. Penatalaksanaan
Menurut dalami, dkk (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit
skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa
dilakukan adalah: 7
a. Electro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan pada otak dengan
menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri
dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-
30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak
menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.
b. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian penting dalam
proses terapeutik , upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman
dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima
pasien apa adanya, memotivasi pasien untuk dapat mengungkapkan perasaannya
secara verbal, bersikap ramah, sopan, dan jujur kepada pasien.
c. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan harga diri seseorang.
(Prabowo, 2014: 113)
7. Pohon masalah
Effect
8. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan sensori persepsi halusinasi b/d menarik diri
b. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
(Prabowo, 2014: 114)
1. Pengkajian
Ruang rawat : Wisma Endang Pregiwa Tanggal dirawat : 2 Mei 2018
A. Identitas Klien
Inisia : Nn. R Tanggal pengkajian : 2 Mei 2018
Umur : 34 tahun Informan : Pasien dan Rekam Medis
B. Alasan Masuk RS
Nampak bicara sendiri, tertawa sendiri, tidak mampu merawat diri
sejak 1 minggu
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Sebelum dibawa ke RS pasien selama 1 minggu di rumah pasien tidak bisa
merawat diri secara mandiri, pasien bicara sendiri, dan tertawa sendiri.
Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSJ kurang lebih 6 bulan yang lalu dan
selama pasien menjalani rawat jalan dirumah pengobatan yang dijalani pasien
kurang berhasil.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital : TD= 110/70 N= 80x/m S= 36,80 C, RR= 22x/m
2. Ukur : TB= 157cm BB= 70kg
2. Keluhan fisik:
E. Psikososial
1. Genogram :
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Tidak terkaji karena pasien hanya diam
b. Identitas pasien : Tidak terkaji karena pasien hanya diam
c. Ideal Diri : Tidak terkaji karena pasien hanya diam
d. Peran diri : Tidak terkaji karena pasien hanya diam
e. Harga Diri :Pasien mengatakan malu dirawat di RSJ
f. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : pasien mengatakan tidak ada
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :pasien mengatakan jarang
ikut serta kegiatan di pondok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien mengatakan malas
berhubungan dengan orang lain, kareena menurut pasien tidak ada hal yang perlu
dibicarakan atau diceritakan kepada oranglain dan juga pasien mengatakan
bingung apa yang ingin diceritakan. Pasien terlihat jarang bercakap-cakap dengan
pasien lain diruangan
d. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan meyakini adanya allah dan
mengatakan agamanya islam
b. Kegiatan ibadah pasien :pasien jarang engikuti kegiatan ibadah
c. Masalah Keperawatan : isolasi sosial
F. Status Mental
1. Penampilan : wajah tegamg, kadang terlihat berbicara sendiri dan tertawa
sendiri, penampilan rapi
2. Pembicaraan : Lamban, ketus ,pasien tidak dapat memulai pembicaraan, bicara
seperlunya, pasien tidak dapat mengembangkan isi pembicaraan
3. Aktivitas motorik : ketika berbincang-bincang kontak mata kurang dan mudah
beralih
4. Alam perasaan : pasien mmengatakan perasaannya sedih
5. Afek : tumpul, dapat dilihat pada saat pasien sedang berinteraksi dengan
perawat pasien banyak diam, bicara seperlunya, kontak mata mudah beralih
6. Interaksi selama wawancara : pasien kurang kooperatif saat di wawancarai,
kontakmata mudah beralih, pasien berbicara hanya saat di beri pertanyaan, setelah
itupasien kembali diam.
7. Persepsi : pasien mengatakan mendengar suara-suara, pasien mengatakan
berbicara dengan temannya, tertawa sendiri, berbicara sendiri, pasien sering
melamun, dan menyendiri.
8. Proses pikir : blocking dan alogia
9. Isi pikir : tidak terkaji karena pasien tidakmau mengungkapkan apa yangsedang
ia pikirkan
10. Tingkat Kesadaran
- Waktu : baik, pasien mengetahui hari, tanggal dan jam pada saat interaksi
-Tempat : kurang baik, karena pasien tidak tahu dirinya sedang berada di RSJ
-Orang : kurangbaik, pasien mudah lupa dengan nama orang yang sudah diajak
berkenalan olehnya, pasien tidak mau berinteraksi dengan pasien atau perawat di
ruangan
11. Memori : gangguan memori jangka pendek
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : kurang baik
13. Kemampuan penilaian : tidak terkaji, pasien tidak menjawab pertanyaan yang
diberikan
14. Daya tilik diri : pasien merasa sehat
G. Kebutuhan Persiapan pulang
1. Makan : Bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandiri : bantual minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Kebersihan diri : bantuan minimal
6. Istirahat dan Tidur: bantuan minimal
7. Penggunaan obat : bantuan minimal
8. Pemeliharaan kesehatan : bantuan minimal
9. Kegiatan di dalam rumah : bantuan minimal
10 : Kegiatan diluar rumah : bantuan minimal
H. Mekanisme Koping
1. Adaptif : pasien bicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat
2. Maladaptif : reaksi lambat
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok : pasien mendapat dukungan dari
keluarganya walaupun dirawat di RSJ
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : pasien memiliki kekurangan dalam
berinteraksi dengan orang lain, pasien mengatakan berinteraksi dengan orang lain
3. Masalah dengan pendidikan : pasien lulus pendidikan SMA
4. Masalah dengan pekerjaan : pasien tidak bekerja
5. Masalah dengan perumahan : pasien tinggal di pondok
6. Masalah dengan ekonomi : pasien mengatakan keluarganya cukup
7. Masalah dengan pelayanan : tidak ada
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
J. Pengetahuan pasien
1. Penyakit jiwa : pasien kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialami
2. Faktor Predisposisi : asien tidak dapat mengungkapkan faktor predisposisi
3. Sistem pendukung : tidak dapat terkaji pasien diam saat di beri pertanyaan
4. Penykit Fisik : kontraktur pada dua jari (jari tengah dan jari manis) tangan
kanan
5. Koping pasien : pasien tertutup
6. Obat-obatan : HPD, CPZ, THP, RPD.
Masalah Keperawatan : isolasi sosialdan halusinasi
K. Aspek Medis
1. Diagnosa medis : F 20.3
2. Terapi medis : fisioterapi dan rehhabilitasi