PENDAHULUAN
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya
adalah sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang
cahaya yang koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah
sempit yang saling berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah
tersebut merupakan cahaya yang koheren. Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua
gelombang cahaya yang koheren dengan memantulkan cahaya dari suatu sumber
ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir membentuk sudut 180o,
sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya. Sinar yang dipantulkan oleh
cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang cahaya yang koheren.
1
1. Apa yang dimaksud dengan interferensi.
2. Bagaimana prinsip dari interferensi young.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Para ahli meneliti cahaya untuk mengetahui sifat-sifat dari cahaya. Ada dua
pendapat mengenai cahaya,yaitu cahaya dianggap sebagai gelombang dan cahaya
sebagai partikel.
Sifat cahaya sebagai gelombang antara lain, cahaya dapat merambat lurus
dimana cahaya dapat membentuk garis lurus, cahaya dapat menembus benda bening
dan cahaya dapat dipantulkan dimana terdapat bayangan dari cahaya yang
dipantulkan. Cahaya dapat dibiaskan juga cahaya dapat di uraikan. (Dunia
Pendidikan, 2016).
Pada percobaan interferensi cahaya melalui celah ganda ini berkaitan erat
dengan sifat cahaya yaitu yang dapat menembus benda bening yaitu lensa
pemfokus, Juga berkaitan dengan karakteristik dari cahaya yaitu dispersi atau
cahaya dapat dilenturkan.
3
Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya.
Agar interferensi cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang
cahaya itu harus bersifat koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren
apabila kedua gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang
sama dan pada fasenya tetap. Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati
dengan jelas jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua
gelombang cahaya berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka
akan menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua
gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat destruktif), maka
akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar (College Loan
Consolidation, 2015).
Difraksi cahaya sering sulit diamati karena panjang gelombang demikian kecilnya atau
karena intensitas cahayanya tidak cukup. Kecuali untuk pola franhoufer celah sempit
dan panjang, pola difraksi biasanya sulit diamati.Pola difraksi- interferensi franhoufer dua
celah sama dengan pola interferensi untuk dua celah. Pada mekanika kuantum, eksperimen celah
ganda yang dilakukan oleh Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari
cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari
bidang halangan dengan dua celah akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita
cahaya yang terang dan gelap (Muhammad.A , Abdul.H , Annur.W & Nursyamsi.A,
2014).
Interferensi cahaya tidak hanya terjadi pada percobaan Thomas young yaitu
interferensi celah ganda melainkan pada percobaan Fresnel dengan mendapat
sumber-sumber koheren maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja
atau pemantulan dan pembiasan yaitu pada interferensi lapisan tipis. Juga, dengan
menggunakan sinar laser sebagai penghasil cahaya koheren (Kanginan, 2007).
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya
yang koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren
dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang
saling berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan
cahaya yang koheren. Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya
4
yang koheren dengan memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah
cermin datar yang disusun hampir membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh
dua bayangan sumber cahaya. Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat
dianggap sebagai dua gelombang cahaya yang koheren (College Loan
Consolidation, 2015).
Cahaya dari sumber S1 dan S2 menghasilkan interferensi dengan pola teratur pada
layar C. Pola interferensi terdiri atas pita-pita terang dan gelap yang silih berganti.
. Akan terjadi garis terang jika selisih lintasan merupakan kelipatan bilangan genap
kali atau kelipatan bilangan bulat kali λ atau (nλ). Sebaliknya akan terjadi
garis gelap jika selisih lintasan merupakan kelipatan bilangan ganjil kali atau
misalkan jarak antara dua celah d, jarak layar ke celah L, di titik O pada layar akan
terjadi garis terang yang disebut garis terang pusat, karena
jarak S1O dan S2O adalah sama sehingga gelombang cahaya sampai di O akan
terjadi interferensi maksimum. Di titik A yang berjarak p dari terang pusat akan
terjadi interferensi maksimum atau minimum tergantung pada selisih lintasan S2A
– S1A (College Loan Consolidation, 2015) .
Jika jarak S1A dan S2A sangat besar dibandingkan jarak S1 ke S2,
dengan S1S2 = d, sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya
segitiga COA, .
5
Untuk sudut-sudut kecil akan didapatkan . Untuk θ kecil,
berarti p/l kecil atau p<<l sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh cahaya
dari sumber S2 dan S1 akan memenuhi persamaan berikut ini.
ΔS = mλ
dengan :
6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
sebagai berikut :
3 Penggaris 1 buah
7
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
d sin θ = mλ
d sin (0,02) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00034) = 2532 x 10-9
2532 𝑥 10−9
d= = 744,7 x 10-5 m
3,4 𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 2,2 cm = 2,2 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,2𝑥 10−2
θ= = = 2,2 x 10-2 = 0,022
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,022) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00038) = 2532 x 10-9
2532 𝑥 10−9
d= = 666,3 x 10-5 m
3,8 𝑥 10−4
8
Pengulangan 3
P = 1,9 cm = 1,9 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,9 𝑥 10−2
θ= = = 1,9 x 10-2 = 0,019
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,019) = 4(633 x 10-9)
d (0,00033) = 2532x 10-9
2532 𝑥 10−9
d= = 767,2 x 10-5 m
3,3𝑥 10−4
d sin θ = mλ
d sin (0,025) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00043) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 883,2 x 10-5 m
4,3𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 2,3 cm = 2,3 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,3 𝑥 10−2
θ= = = 2,3 x 10-2 = 0,023
𝐿 1
9
d sin θ = mλ
d sin (0,023) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00040) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 949,5 x 10-5 m
4𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 2,5 cm = 2,5 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,5 𝑥 10−2
θ= = = 2,5 x 10-2 = 0,025
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,025) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00043) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 883,2 x 10-5 m
4,3𝑥 10−4
d sin θ = mλ
d sin (0,016) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00027) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 937,7x 10-5 m
2,7𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 90 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
10
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,6 x 10-2 = 0,016
𝐿 0,9
d sin θ = mλ
d sin (0,016) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00027) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 937,7x 10-5 m
2,7𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
d sin θ = mλ
d sin (0,016) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00027) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 937,7x 10-5 m
2,7𝑥 10−4
d sin θ = mλ
d sin (0,027) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00047) = 3798 x 10-9
11
3798 𝑥 10−9
d= = 808,1 x 10-5 m
4,7𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 2,3 cm = 2,3 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,3 𝑥 10−2
θ= = = 2,5 x 10-2 = 0,025
𝐿 0.9
d sin θ = mλ
d sin (0,025) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00043) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 883,3 x 10-5 m
4,3𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 2,4 cm = 2,4 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,5 𝑥 10−2
θ= = = 2,7 x 10-2 = 0,027
𝐿 0,9
d sin θ = mλ
d sin (0,027) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00047) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 808,1 x 10-5 m
4,7𝑥 10−4
d sin θ = mλ
12
d sin (0,0175) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00030) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 844x 10-5 m
3𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,87x 10-2 = 0,0187
𝐿 0,8
d sin θ = mλ
d sin (0,0187) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00032 = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 791,25x 10-5 m
3,2𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,87 x 10-2 = 0,0187
𝐿 0,8
d sin θ = mλ
d sin (0,0187) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00032) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 791,2 x 10-5 m
3,2𝑥 10−4
13
d sin θ = mλ
d sin (0,0287) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00050) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 759,6 x 10-5 m
5𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 2cm = 2x 10-2 m
L = 80 cm = 0,8 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2 𝑥 10−2
θ= = = 2 x 10-2 = 0,02
𝐿 0.8
d sin θ = mλ
d sin (0,02) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00034) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1117,1 x 10-5 m
3,4𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 2cm = 2x 10-2 m
L = 80 cm = 0,8 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2 𝑥 10−2
θ= = = 2 x 10-2 = 0,02
𝐿 0.8
d sin θ = mλ
d sin (0,02) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00034) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1117,1 x 10-5 m
3,4𝑥 10−4
14
1. Jarak layar dengan kisi 100 cm
Pengulangan 1
P = 2 cm = 2 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2 𝑥 10−2
θ= = = 2 x 10-2 = 0,02
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,02) = 4 ( 633 x 10-9)
2
Pengulangan 2
P = 2,2 cm = 2,2 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 2,2𝑥 10−2
θ= = = 2,2x 10-2 = 0,022
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,022) =4 (2 633 x 10-9)
Pengulangan 3
P = 1,9 cm = 1,9 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,9 𝑥 10−2
θ= = = 1,9 x 10-2 = 0,019
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,019) = 4 (2 633 x 10-9)
15
1266 𝑥 10−9
d= = 383,6 x 10-5 m
3,3 𝑥 10−4
Pada nilai jarak orde gelap terhadap terang pusat sama yaitu 1,5 maka
perhitungan minimum hanya dilakukan satu kali.
Pengulangan 2
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
16
L = 80 cm = 0,8 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5𝑥 10−2
θ= = = 1,87x 10-2 = 0,0187
𝐿 0,8
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,0187) =4 (2 633 x 10-9)
Pengulangan 3
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 80 cm = 0,8 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5𝑥 10−2
θ= = = 1,87x 10-2 = 0,0187
𝐿 0,8
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,0187) =4 ( 633 x 10-9)
2
17
d sin θ = mλ
d sin (0,009) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00015) = 2532 x 10-9
2532 𝑥 10−9
d= = 1688 x 10-5 m
1,5 𝑥 10−4
Pengulangan 2, Pengulangan 3
P = 1 cm = 1 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1𝑥 10−2
θ= = = 1 x 10-2 = 0,01
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,01) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00017) = 2532 x 10-9
2532 𝑥 10−9
d= = 1489,4 x 10-5 m
1,7 𝑥 10−4
18
Pola gelap untuk orde 6
Jarak layar dengan kisi 100 cm
Pengulangan 1
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,5 x 10-2 = 0,015
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,015) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00026) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1460,7 x 10-5 m
2,6𝑥 10−4
Pengulangan 2
P = 1,4 cm = 1,4 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,4 𝑥 10−2
θ= = = 1,4 x 10-2 = 0,014
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,014) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00024) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1,582,5 x 10-5 m
2,4𝑥 10−4
Pengulangan 3
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,5 x 10-2 = 0,015
𝐿 1
d sin θ = mλ
d sin (0,015) = 6 (633 x 10-9)
19
d (0,00026) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1460,7 x 10-5 m
2,6𝑥 10−4
d sin θ = mλ
d sin (0,008) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00013) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 1947,6 x 10-5 m
1,3𝑥 10−4
d sin θ = mλ
d sin (0,01) = 4 (633 x 10-9)
d (0,00017) = 2532 x 10-9
2532𝑥 10−9
d= = 1489,41 x 10-5 m
1,7𝑥 10−4
20
Pengulangan 1, Pengulangan 2
P = 1,7 cm = 1,7 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,7 𝑥 10−2
θ= = = 1,7 x 10-2 = 0,017
𝐿 0,9
d sin θ = mλ
d sin (0,017) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00029) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1309,1 x 10-5 m
2,9𝑥 10−4
Pada nilai jarak orde gelap terhadap terang pusat sama yaitu 1,7 cm maka
perhitungan minimum hanya dilakukan satu kali.
Pengulangan 3
P = 1,3 cm = 1,3 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,3 𝑥 10−2
θ= = = 1,3 x 10-2 = 0,013
𝐿 0.9
d sin θ = mλ
d sin (0,013) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00022) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1726,4 x 10-5 m
2,2𝑥 10−4
21
𝑝 1,3 𝑥 10−2
θ= = = 1,62 x 10-2 = 0,0162
𝐿 0,8
d sin θ = mλ
d sin (0,0162) = 6 (633 x 10-9)
d (0,00028) = 3798 x 10-9
3798 𝑥 10−9
d= = 1356,4 x 10-5 m
2,8𝑥 10−4
Pengulangan 2,Pengulangan 3
P = 1 cm = 1 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1𝑥 10−2
θ= = = 1x 10-2 = 0,01
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,01) =4 (2 633 x 10-9)
22
2. Jarak layar dengan kisi 90 cm
Pengulangan 1, Pengulangan 2, Pengulangan 3
P = 0,8 cm = 1,5 x 10-2 m
L = 90 cm = 0,9 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 0,8 𝑥 10−2
θ= = = 0,8 x 10-2 = 0,008
𝐿 0,9
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,008) = 4 (2 633 x 10-9)
Pada nilai jarak orde gelap terhadap terang pusat sama yaitu 1,5 maka
perhitungan minimum hanya dilakukan satu kali.
Orde 6
1. Jarak layar dengan kisi 100 cm
Pengulangan 1,Pengulangan 3
P = 1,5 cm = 1,5 x 10-2 m
23
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,5 𝑥 10−2
θ= = = 1,5x 10-2 = 0,015
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,015) =6 (2 633 x 10-9)
Pengulangan 2
P = 1,4 cm = 1,4 x 10-2 m
L = 100 cm = 1 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑝 1,4 𝑥 10−2
θ= = = 1,4x 10-2 = 0,014
𝐿 1
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,014) =6 (2 633 x 10-9)
24
3. Jarak layar dengan kisi 80 cm
Pengulangan 1, Pengulangan 2, Pengulangan 3
P = 1,3 cm = 1,3 x 10-2 m
L = 80cm = 0,8 m
Maka dapat dihitung jarak antara dua celah yaitu:
𝑥 1,3 𝑥 10−2
θ= = = 1,625x 10-2 = 0,0162
𝑥 0,8
1
d sin θ = m 2 λ
1
d sin (0,0162) = 6 ( 633 x 10-9)
2
4.2 Pembahasan
Interferensi cahaya adalah bergabungnya dua gelombang cahaya dimana
kedua gelombang cahaya harus bersifat koheren yang berarti kedua gelombang
cahaya tersebut mempunyai aplitudo, frekuensi yan sama pada fase yang tetap.
Hasil dari kedua gelombang tersebut dapat teramati dengan jelas jika terlihat pada
layar bahwa dihasilkan garis terang dan garis gelap. Garis terang yang dihasilkan
apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi memiliki fase yang sama saling
memperkuat atau bersifat konstruktif. Garis gelap yang dihasilkan apabila kedua
gelombang cahaya tersebut saling memperlemah atau bersifat dekstruktif jika kedua
gelombang bertemu dalam fase yang berlawanan. Interferensi cahaya tidak hanya
terjadi pada percobaan Thomas young yaitu interferensi melalui celah ganda
melainkan pada percobaan Fresnel dengan mendapat sumber-sumber koheren maya
dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja atau pemantulan dan
pembiasan yaitu pada interferensi lapisan tipis. Yang ketiga dengan menggunakan
sinar laser sebagai penghasil cahaya koheren.
25
merambat menurut garis lurus sehingga akan menghasilkan pola yang jelas pada
layar. Pengaruh lebar celah yang semakin lebar celahnya maka pola yang muncul
pada layar terlihat kurang jelas. Jarak antar celah dan layar juga mempengaruhi pola
yang terbentuk pada layar karena pada percobaan, setiap celah bertindak sebagai
sumber garis yang ekivalen dengan sumber titik dalam dua dimensi. Pola
interferensi yang diamati pada layar yang jauh dari celah, dipisahkan sejarak d. Pada
jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik p dilayar
akan hampir sejajar, dan perbedaan lintasannya kira-kira d sin θ. Pada hasil
percobaan, walaupun celah dan layar di dekatkan ataupun dijauhkan, pola garis
gelap dan terang tetap terbentuk pada layar hanya jarak antar polanya yang berbeda.
Jadi, jarak antar celah dan layar juga mempengaruhi pola yang terbentuk pada layar.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
College Loan Consolidation. (2015, Februari 27). Interferensi Cahaya. Retrieved May 15,
2016, from http://fisikazone.com/interferensi-cahaya/
Dunia Pendidikan. (2016, June 19). Pengertian cahaya dan sifat-sifat cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik. Retrieved October 19, 2016, from
http://www.duniapendidikan.net/2016/06/pengertian-cahaya-dan-sifat-sifat-cahaya-
sebagai-gelombang-elektromagnetik.html
Fisikon. (n.d.). Percobaan Interferensi oleh Frenell dan Young. Retrieved October 21,
2016, from
http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=40:percobaa
n-interferensi-oleh-frenell-dan-young&catid=6:gelombang-cahaya&Itemid=89
Muhammad.A , Abdul.H , Annur.W & Nursyamsi.A. (2014, Juni 2). Difraksi pada celah
ganda dan banyak. Retrieved Oktober 21, 2016, from
https://www.scribd.com/doc/227639900/Unit-6-Difraksi-Pada-Celah-Ganda-Dan-Celah-
Banyak
28