1
Manifestasi klinis menurut kriteria diagnosis WHO 2011, infeksi dengue dapat
terjadi asimtomatik dan simtomatik. Infeksi dengue simtomatik terbagi menjadi
undifferentiated fever (sindrom infeksi virus) dan demam dengue (DD) sebagai
infeksi dengue ringan; sedangkan infeksi dengue berat terdiri dari demam berdarah
dengue (DBD) dan expanded dengue syndrome atau isolated organopathy.
Perembesan plasma sebagai akibat plasma leakage merupakan tanda patognomonik
DBD, sedangkan kelainan organ lain serta manifestasi yang tidak lazim
dikelompokkan ke dalam expanded dengue syndrome atau isolated organopathy.
Secara klinis, DD dapat disertai dengan perdarahan atau tidak; sedangkan DBD dapat
disertai syok atau tidak.Pada demam dengue, dapat ditemukan demam mendadak
tinggi, disertai nyeri kepala, nyeri otot & sendi/tulang, nyeri retroorbital,
photophobia, nyeri pada punggung, facial flushed, lesu, tidak mau makan, konstipasi,
nyeri perut, nyeri tenggorok, dan depresi umum.[1]
Dalam perjalanan penyakit infeksi dengue, terdapat tiga fase perjalanan infeksi
dengue, yaitu fase demam (viremia menyebabkan demam tinggi), fase
kritis/perembesan plasma (onset mendadak adanya perembasan plasma dengan
derajat bervariasi pada efusi pleura dan asites), dan fase penyembuhan (perembesan
plasma mendadak berhenti disertai reabsorpsi cairan dan ekstravasasi plasma).Secara
umum patogenesis infeksi virus dengue diakibatkan oleh interaksi berbagai
komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi secara terintegrasi. Sel
imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue yaitu sel dendrit,
monosit/makrofag, sel endotel dan trombosit. Tatalaksana infeksi dengue
inididasarkan pada fase perjalanan penyakit yang terbagi atas 3 fase yakni fase
demam, fase kritis dan fase penyembuhan.[3,4]
Berikut akan dibahas refleksi kasus mengenai pasien “Demam berdarah dengue”
yang dirawat di ruangan perawatan anak Nuri Bawah.
2
BAB II
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. ARF
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lahir Pada tanggal : 18/07/2017
Usia : 9 bulan 11 hari
Berat Badan Lahir : 3200 gram
Panjang Badan Lahir: 53 cm
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Suku Bangsa : Kaili
Nama Ayah : Tn. M Usia: 32tahun Perkawinan ke-1
Pekerjaan : POLRI
Pendidikan : SMA
Nama Ibu : Ny. W Usia: 29 tahun Perkawinan ke-1
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Tombolotutu Atas
Tanggal masuk ruangan /jam : 29-04-2018
Tanggal keluar ruangan /jam : 03-05-2018
Jumlah hari perawatan : 5 hari
Ruangan perawatan : Catelia Bawah
Diagnosis : Dengue Hemorrhagic Fever
Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien
3
Family Tree :
Ket : : Perempuan
: Laki-laki
Ayah Ibu
Anak
Penderita
4
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Menurut keluarga pasien, anak pernah dirawat di Rumah Sakit Budi
Agung 6 hari yang lalu dengan diare.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Saat ini, di lingkungan keluarga pasien, tidak ada keluhan serupa
(demam) seperti yang dialami pasien. Ibu pasien menyangkal adanya
riwayat malaria, DM, asma, maupun hipertensi.
e. Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi menengah.
f. Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
Pasien seorang anak yang aktif. Pasien tinggal di lingkungan rumah
yang padat.
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien lahir secara spontan di RS, cukup bulan, dan dibantu oleh
bidan. Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan 53 cm. Selama
kehamilan, ibu pasien tidak menderita sakit ataupun masalah lainnya. Ibu
pasien rajin melakukan kontrol ke puskesmas, sebanyak 4 kali.
h. Penyakit yang Sudah Pernah dialami:
Morbili :-
Varicella :-
Pertusis :-
Diare :+
Cacing :-
Batuk/Pilek : -
i. Kemampuan dan Kepandaian Bayi
Tengkurap : usia 3 bulan
Duduk : usia 6 bulan
Merangkak : usia 7 bulan
5
Berdiri : usia 12 bulan
Berjalan : usia 14 bulan
Tertawa : usia 3 bulan
Berceloteh : usia 7 bulan
Memanggil papa mama : usia 10 bulan
Berbicara beberapa kata : usia 15 bulan
Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usianya, dan saat ini
anak tidak mengalami keterlambatan tumbuh dan kembang.
j. Anamnesis Makanan
Pasien mendapatkan ASI usia 0 bulan sampai sekarang.
k. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 8 kg
Panjang Badan : 72 cm
Status Gizi : BB/TB (0)(-1) Gizi baik
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 98 ×/menit, kuat angkat, irama reguler
Respirasi :30 ×/menit, pola pernapasan reguler
Suhu axilla : 39,6 0C
1. Kulit:
Warna : Sawo matang,sianosis (-)
6
Efloresensi : Petechiae tidak tampak, Rumple Leed (+)
Turgor : Segera kembali
Kelembaban : Cukup
2. Kepala:
Bentuk : Normocephalus
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopecia (-)
3. Mata:
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Refleks cahaya : RCL (+/+) / RCTL (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Exophthalmus : (-/-)
Cekung : (-/-)
4. Hidung:
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Rhinorrhea : tidak ada
5. Mulut:
Bibir : Kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Gigi : Tidak ditemukan karies
Gusi : Tidak ditemukan adanya perdarahan
6. Lidah:
Tremor :(-)
Kotor/Berselaput : (-)
Warna : Merah muda
7. Telinga:
Sekret : Tidak ditemukan
7
Serumen : Minimal
Nyeri : Tidak ada
8. Leher:
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Trake a : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1
9. Toraks:
a. Dinding Dada/Paru:
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral kanan = kiri, tampak
retraksi(-), jejas (-), bentuk normochest, pola
pernapasan kesan normal.
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus simetris kanan
= kiri, nyeri tekan (-).
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Vesicular (+/+)Suara napas tambahan: Ronkhi (-/-),
Whezzing (-/-)
b. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas: SIC II linea midclavicularis dextra et
parasternalis sinistra
Batas kiri: SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan: SIC V linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).
8
10. Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien. Asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan abdomen(+), distensi (-), meteorismus (-).
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
11. Anggota Gerak:
a. Ekstremitas superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
b. Ekstremitas inferior:Akral hangat (+/+), edema (-/-)
12. Genitalia: Dalam batas normal
+/+
13. Otot-Otot: Eutrofi +/+ , kesan normal
++/++ −/−
14. Refleks: Fisiologis (++/++), patologis (−/−)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rabu, 31/1/2017
Hasil Rujukan Satuan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 10,1 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit 4,08 3,6 – 11 103/uL
Eritrosit 4,2 3,8 – 5,2 106/uL
Trombosit 127 150 – 450 103/uL
Hematokrit 31,4 35 – 47 %
E. RESUME
Pasien anak perempuan usia 6 tahun 2 bulan, berat badan 14 kg masuk ke
RS dengan keluhan febris. Febris mendadak tinggi, dirasakan sejak ± 4 hari
yang lalu, febris tidak turun dengan antipiretik. Disertai dengan keluhan
9
cephalgia, malaise, myalgia, nausea, retro-orbital pain dan abdomen pain.
Pasien menyangkal adanya batuk, flu, sesak, nyeri tenggorokan, mimisan,
perdarahan gusi, maupun kejang. Pasien juga mengalami konstipasi selama 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak berkeringat dingin, serta tidak
ada riwayat berpergian 2 minggu terakhir. Keinginan minum, nafsu makan, &
tidur baik, buang air kecil lancar.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 98×/menit
kuat angkat, respirasi 30×/menit, suhu axilla 39,6 0C. Pada pemeriksaan sistem
lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan hematologi rutin leukosit
4,08×103/uL, trombosit 127×103/uL, hematocrit 31,4%, hemoglobin 10,1g/dl,
&eritrosit 4,2×106/uL.
F. DIAGNOSIS
a. Diagnosis kerja : Demam Dengue
G. TERAPI
Non-Medikamentosa
- Kompres air hangat jika demam.
- Anak diajurkan cukup minum, berikan cairan yang mengandung elektrolit
seperti jus buah, oralit atau air tajin.
Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Dexametason 2,5g/ 8j/ iv
- Cefixime syr 2x½ cth
- Paracetamol syr 3×1½ cth
10
H. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Pemeriksaan serologi dengue anti IgM dan dengue anti IgG
I. FOLLOW UP
Hari/Tanggal: Rabu, 1 Februari 2017, PH I
S Demam hari ke-5
Badan lemas (+), nyeri-nyeri sendi (+), sakit kepala (+), mual
(+), muntah (-), sakit perut (-), batuk (-), flu (-)
Belum BAB (3 hari), BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Denyut Nadi : 100 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 35 x/menit
Suhu Tubuh : 37,9 0C
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 122 cm
Status Gizi : CDC 92% gizi baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah
medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : efloresensi berupa petechiae tidak
ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
-
11
Hasil Laboratorium:
DR: 1/2/2017
HB : 12,9g/dL
WBC : 4,7×103/uL
RBC : 4,6×106/uL
PLT : 89×103/uL
HCT : 36,9%
A Demam Dengue
P - IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Dexametason 2,5mg/ 8j/ iv
- Cefixime syr 2x½ cth
- Paracetamol syr 3×1½ cth
- Elkana Cl 1x1 cth
- PSIDII syr 2x1 cth
Cek DL
Observasi
Hari/Tanggal: Kamis, 2 Februari 2017, PH II
S Demam hari ke-6 (Bebas demam hari ke-1)
Badan lemas (+), nyeri-nyeri sendi (-), sakit kepala (+), mual
(-), muntah (-), sakit perut (-), batuk (-), flu (-)
Belum BAB (4 hari), BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Denyut Nadi : 100 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 22 x/menit
Suhu Tubuh : 36,60C
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 122 cm
Status Gizi : CDC 90% gizi baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah
medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
12
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), meteorismus (-
). organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechia tidak
ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
Hasil Laboratorium:
DR: 2/2/2017
HB : 12,0g/dL
WBC : 6,9×103/uL
RBC : 4,21×106/uL
PLT : 73×103/uL
HCT : 35,3%
A Demam Dengue
P - IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Dexametason 2,5mg/ 8j/ iv
- Cefixime syr 2x½ cth
- Elkana Cl 1x1 cth
- PSIDII syr 2x1 cth
Cek DL
Observasi tanda vital
Hari/Tanggal: Jum’at, 3 Februari 2017, PH III
S Demam hari ke-7 (Bebas demam hari ke-2)
Badan lemas (-), nyeri-nyeri sendi (-), sakit kepala (-), muntah
(-), sakit perut (-), batuk (-), flu (-)
Belum BAB (5 hari), BAK lancar.
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Denyut Nadi : 98 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 26 x/menit
Suhu Tubuh : 36,8 C
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 122 cm
Status Gizi : CDC 92% gizi baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
13
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah
medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechiae tidak
ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
Hasil Laboratorium:
DR: 3/2/2016
HB : 11,8g/dL
WBC : 8,0×103/uL
RBC : 4,21×106/uL
PLT : 89×103/uL
HCT : 35,2%
A Demam Dengue
P - IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Dexametason 2,5mg/ 8j/ iv
- Cefixime syr 2x½ cth
- Elkana Cl 1x1 cth
- PSIDII syr 2x1 cth
Cek DL
Observasi
Hari/Tanggal: Sabtu, 4 Februari 2017, PH IV
S Demam hari ke-8 (Bebas demam hari ke-3)
Badan lemas (-), nyeri-nyeri sendi (-), sakit kepala (+), mual (-
), muntah (-), sakit perut (-), batuk (-), flu (-)
Sudah BAB tadi subuh, BAK lancar.
Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
14
Denyut Nadi : 112 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 20 x/menit
Suhu Tubuh : 36,6 C
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 122 cm
Status Gizi : CDC 92% gizi baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesicular +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah
medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit : Efloresensi berupa petechiaetidak
ditemukan
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
Hasil Laboratorium:
DR: 04/10/2016
HB : 15,3 g/dL
WBC : 7,4 ×103/uL
RBC : 4,8×106/uL
PLT : 110×103/uL
HCT : 39,0%
15
BAB III
DISKUSI KASUS
Gambar 3.1 Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011[1]
16
Manifestasi klinis menurut kriteria diagnosis WHO 2011, infeksi dengue dapat
terjadi asimtomatik dan simtomatik. Infeksi dengue simtomatik terbagi menjadi
undifferentiated fever (sindrom infeksi virus) dan demam dengue (DD) sebagai
infeksi dengue ringan; sedangkan infeksi dengue berat terdiri dari demam berdarah
dengue (DBD) dan expanded dengue syndrome atau isolated organopathy.
Perembesan plasma sebagai akibat plasma leakage merupakan tanda patognomonik
DBD, sedangkan kelainan organ lain serta manifestasi yang tidak lazim
dikelompokkan ke dalam expanded dengue syndrome atau isolated organopathy.
Secara klinis, DD dapat disertai dengan perdarahan atau tidak; sedangkan DBD dapat
disertai syok atau tidak.[1]
17
Secara umum patogenesis infeksi virus dengue diakibatkan oleh interaksi
berbagai komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi secara
terintegrasi. Sel imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue
yaitu sel dendrit, monosit/makrofag, sel endotel dan trombosit. Akibat interaksi
tersebut akan dikeluarkan berbagai mediator antara lain sitokin, peningkatan aktivasi
sistem komplemen, serta terjadi aktivasi limfosit T. Apabila aktivasi sel imun tersebut
berlebihan, akan diproduksi sitokin (terutama proinflamasi), kemokin dan mediator
inflamasi lain dalam jumlah banyak. Akibat produksi berlebih dari zat-zat tersebut
akan menimbulkan berbagai kelainan yang akhirnya menimbulkan berbagai bentuk
dan gejala infeksi virus dengue.[4]
Diagnosis demam berdarah dengue (DBD), berdasasrkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan
demam mendadak tinggi, disertai nyeri kepala, nyeri otot & sendi/tulang, nyeri
retroorbital, photophobia, nyeri pada punggung, facial flushed, lesu, tidak mau
makan, konstipasi, nyeri perut, nyeri tenggorok, dan depresi umum. Pemeriksaan
fisik, didapatkan:[1]
a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan:
- Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
- Hematemesis dan atau melena
c. Pembesaran hati
d. Syok ditandai nadi cepat dan lemah, penyempitantekanan nadi (≤ 20 mmHg),
hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, CRT
memanjang, dan pasien tampak gelisah.
e. Laboratorium
- Trombositopenia (100000µL atau kurang)
- Adanya kebocoran plasma
18
Pada kasus ini, ditemukan adanya febris mendadak tinggi, dirasakan
sejak ± 4 hari yang lalu, febris tidak turun dengan antipiretik. Disertai
cephalgia, malaise, myalgia, nausea, retro-orbital pain & abdominal pain.
Konstipasi sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan
umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg,
denyut nadi 98×/menit kuat angkat, respirasi 30×/menit, suhu axilla 39,6 0C,
rumple leed test (+). Pada pemeriksaan sistem lain dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan hematologi rutin leukosit 4,08×103/uL, trombosit 127×103/uL,
hematokrit 31,4%, hemoglobin 10,1g/dl, dan eritrosit 4,2×106/uL, setelah
melakukan pemeriksaan darah rutin secara berkala, pada pasien ditemukan
adanya kebocoran plasma yang dinilai dari adanya peningkatan
hemokonsentrasi yang melebihi 20%. Sehingga pada kasus ini diagnosis kerja
yaitu demam berdarah dengue.
19
Pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosis demam
dengue:[1]
a. Laboratorium: pemeriksaan darah perifer, yaitu hemoglobin, leukosit, hitung
jenis, hematokrit, dan trombosit. Antigen NS1 dapat dideteksi pada hari ke-1
setelah demam dan akan menurun sehingga tidak terdeteksi setelah hari sakit
ke-5-6. Deteksi antigen virus ini dapat digunakan untuk diagnosis awal
menentukan adanya infeksi dengue, namun tidak dapat membedakan penyakit
DD/DBD.
Tabel 3.2 Interpretasi uji serologi IgM dan IgG pada infeksi dengue[1]
20
Tanda kegawatan dapat terjadi pada setiap fase pada perjalanan penyakit infeksi
dengue, seperti berikut:[1]
a. Tidak ada perbaikan klinis/perburukan saat sebelum atau selama masa transisi
ke fase bebas demam/sejalan dengan proses penyakit.
b. Muntah yg menetap, tidak mau minum.
c. Nyeri perut hebat.
d. Letargi dan/atau gelisah, perubahan tingkah laku mendadak.
e. Perdarahan: epistaksis, buang air besar hitam, hematemesis, menstruasi yang
hebat, warna urin gelap (hemoglobinuria)/hematuria.
f. Giddiness (pusing/perasaan ingin terjatuh).
g. Pucat, tangan - kaki dingin dan lembab
h. Diuresis kurang/tidak ada dalam 4-6 jam
Tata laksana infeksi dengue berdasarkan fase perjalanan penyakit:[1]
1. Fase Demam
Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan/atau cairan
oral apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam.[1]
a) Medikamentosa:[1]
- Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol
bukan aspirin.
- Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan
(misalnya antasid, antiemetik) untuk mengurangi beban
detoksifikasi obat dalam hati.
- Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapat
perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.
- Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.
b) Supportif:[1]
- Cairan: cairan per oral + cairan intravena rumatan per hari + 5%
deficit.
21
- Diberikan untuk 48 jam atau lebih .
- Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan
plasma, sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit.
2. Fase Kritis
Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan
rumatan + deficit, disertai monitor keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6
jam.[1]
3. Fase Recovery
Pada fase penyembuhan diperlukan cairan rumatan atau cairan oral, serta
monitor tiap 12-24 jam.[1]
Pasien dapat dipulangkan apabila telah terjadi perbaikan klinis sebagai
berikut:[1]
a) Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik
b) Nafsu makan telah kembali
c) Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadi
teratur
d) Diuresis baik
e) Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok
f) Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada asites
g) Trombosit >50.000 /mm3. Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada
umumnya jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5
hari.
22
Tabel 3.4 Kecepatan cairan intravena[1]
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Karyanti MR. Diagnosis Dan Tata Laksana Terkini Dengue. Divisi Infeksi dan
Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUPN Cipto
Mangunkusumo, FKUI. 1-14.
2. Yolanda. Waspada Demam Berdarah Dengue. IDAI Indonesian Pediatric
Society (Serial Online). 2016 (Citied 2016 August 01); (1 Screen). Available
from: <http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-
berdarah-dengue>.
3. Mulya.Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Dengue. Jakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI; 2013.
4. IDAI. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue Pada Anak.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;2014.
5. Dengue Haemorrhagic Fever : Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.
Edition II. Geneva : World Health Organization. 2002. Available from
htttp://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication
Accessed 20 Maret, 2012.
6. Dengue Virus Infection. Centers for Disease Control and Prevention. Division
of Vector Borne and Infectious Diseases. Atlanta : 2009
24