JURNAL
JURNAL
ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi Bakteri
Asam Laktat (BAL) yang terdapat pada VCO hasil fermentasi santan kelapa. Isolasi
BAL pada VCO hasil fermentasi santan kelapa dilakukan dengan menggunakan media
selektif MRSA + CaCO3 yang ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar
koloni BAL. Isolat BAL yang didapat diidentifikasi secara konvensional dan molekular.
Identifikasi konvensional isolat BAL meliputi uji morfologi, uji fisiologis dan uji
biokimia sedangkan identifikasi molekular menggunakan metode polymerase chain
reaction (PCR). Penelitian menunjukkan bahwa VCO hasil fermentasi santan kelapa
mengandung 4 isolat BAL. Karakteristik ke 4 isolat BAL menunjukkan isolat 1 besifat
gram positif (coccus), uji katalase positif dan uji motilitas positif sedangkan isolat 2,3
dan 4 mempunyai kemiripan yang sama yaitu bersifat gram positif (basil) uji katalase
positif dan uji motilitas positif. Hasil elektroforesis ke 4 isolat berukuran 200 bp dan
identifikasi molekular ke 4 isolat yaitu isolat 1 tidak teridentifikasi, dua isolat sama (2
dan 3) yaitu Lactobacillus plantarum sedangkan isolat 4 adalah Lactobacillus
paracasei.
Keywords : Isolasi; Identifikasi; BAL; PCR
Page 1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016 / 2017
Page 2
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016 / 2017
atasnya dibiarkan terbuka. Untuk 24 ditambah madu. Hal ini bertujuan untuk
jam berikutnya aluminium foil dibuka. mengetahui apakah masing-masing sari
Pada saat ini telur Artemia mulai bahan herbal yang ditambah madu juga
menetas dan akan berubah menjadi
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap
larva. 48 jam setelah proses perendaman
telur, larva siap digunakan. larva atau tidak. Sesuai dengan dosis
yang digunakan, ternyata sari jahe
Persiapan Larutan Uji merah dan sari apel merah memiliki
Sebelum pembuatan larutan uji, aktiivitas sitotoksik terhadap larva
dibuat larutan induk dari sari bahan dengan nilai LC50 <1.000 ppm.
herbal dengan konsetrasi 10.000 ppm. Sedangkan sari bawang putih tidak
Dari larutan induk tersebut dibuat
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap
larutan uji dengan seri konsentrasi 10,
100 dan 1.000 ppm. larva dengan nilai LC50 >1.000 ppm.
Dari nilai LC50 yang diperoleh baik
Prosedur Skrining Aktivitas Sitotok- untuk campuran ataupun masing-
sik dengan Metode BSLT masingnya, maka dapat dilihat bahwa
Sebanyak 10 ekor larva udang sari jahe merah memiliki nilai LC50
dimasukkan ke dalam masing-masing yang paling kecil. Dimana, semakin
vial yang telah diisi dengan larutan uji
kecil nilai LC50 maka semakin kuat
(10, 100 dan 1.000 ppm). Untuk kontrol
dibuat dengan cara yang sama tetapi aktivitas sitotoksiknya terhadap larva.
tanpa penambahan ekstrak. Campuran Bila dibandingkan dengan nilai LC50
didiamkan pada suhu ruangan selama campuran, maka terjadi peningkatan
24 jam. Setelah itu hitung jumlah larva nilai LC50 dari sari jahe merah atau
yang mati lalu hitung LC50 dengan dengan kata lain terjadi penurunan
analisa probit. Pengujian dilakukan
aktivitas sitotoksik dari sari jahe merah
dengan 3 kali pengulangan.
pada campuran. Hal ini dapat terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN karena adanya interaksi yang tidak
Setelah dilakukan analisa data sinergis atau antagonis antar senyawa
dengan metode probit, diperoleh nilai yang ada pada campuran. Artinya,
LC50 dari campuran sari bahan herbal senyawa lain yang ada pada campuran
(jahe merah, bawang putih, apel merah) dapat menghinhibisi aktivitas sitotoksik
dan madu sebesar 351,56 ppm. Dimana, dari senyawa yang dimiliki sari jahe
nilai LC50 yang <1.000 ppm merah sehingga aktivitas sitotoksik dari
dikategorikan toksik. Artinya, campuran sari jahe merah menurun ketika
ini memiliki aktivitas sitotoksik dicampurkan dengan sari bahan herbal
terhadap larva udang Artemia salina yang lain.
Leach. Jika dibandingkan antar masing-
Selain dilakukan pada campuran masing sari bahan herbal, maka sari
sari bahan herbal dan madu, skrining jahe merah juga yang memiliki nilai
aktivitas sitotoksik juga dilakukan pada LC50 yang paling kecil atau memiliki
masing-masing sari bahan herbal yang aktivitas sitotoksik yang terkuat,
Page 3
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016 / 2017
kemudian diikuti dengan sari apel herbal (jahe merah, bawang putih, apel
merah. Sedangkan sari bawang putih merah) dan madu, sari jehe merah yang
tidak memiliki aktivitas sitotoksik ditambah madu serta sari apel merah
terhadap larva. Hal ini mungkin yang ditambah madu dapat
dikarenakan dosis bawang putih yang dikembangkan menjadi obat antikanker.
digunakan sangat kecil. Dimana, dosis
bawang putih yang paling kecil diantara Tabel 1. Hasil pemeriksaan
dosis semua bahan yang digunakan. skrining aktivitas sitotoksik
Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan campuran sari bahan herbal dan
secara mutlak bahwa sari bawang putih madu
tidak memiliki aktivitas sitotoksik
terhadap larva. Hanya saja, pada Jumlah Kematian Larva
penelitian ini, bawang putih tidak Udang tiap Konsentrasi LC50
Sampel (ppm) (ppm)
menunjukkan aktivitas sitotoksik
terhadap larva karena dosisnya yang 1000 100 10
sangat kecil. Campuran 6 2 1
Tingkat kematian larva tidak hanya sari
bahan 6 5 1
dipengaruhi oleh senyawa kimia yang
herbal dan 7 4 0
terdapat pada larutan uji, tapi juga Madu 351,56
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan uji Rata-rata 6,333 3,666 0,666
yang digunakan terhadap larva. Bisa %
dilihat pada tabel, tingkat kematian 63,33 36,66 6,66
Kematian
larva berbanding lurus dengan Sari jahe 9 7 4
konsentrasi larutan uji. Dimana, merah 10 3 2
semaikin tinggi konsentrasi larutan uji tambah
madu 5 5 2 79,61
yang digunakan, maka semakin tinggi
Rata-rata 8 5 2,666
pula tingkat kematian larva.
%
Kematian larva yang disebabkan Kematian
80 50 26,66
karena adanya senyawa toksik disebut Sari 5 3 1
juga dengan sitotoksik. Yang mana, bawang
5 3 2
kematian larva ini dianalogikan dengan putih
tambah 1.640,
kematian sel dalam organisme. Apabila 4 2 2
Madu 58
suatu senyawa tumbuhan bersifat toksik
terhadap larva menurut nilai LC50 Rata-rata 4,666 2,666 1,666
dengan metode BSLT, maka senyawa %
46,66 26,66 16,66
Kematian
pada tumbuhan tersebut memiliki
Sari apel 6 5 1
aktivitas sitotoksik dan dapat merah
dikembangkan menjadi obat antikanker 5 3 1
Tambah 398,1
(Meyer et all., 1982). Oleh karena itu, madu 6 4 3 0
dapat dikatakan campuran sari bahan Rata-rata 5,666 4 1,666
Page 4
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016 / 2017
Page 5
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016 / 2017
Page 6