Anda di halaman 1dari 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN TERHADAP MATEMATIKA DAN


PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Progam Studi Psikologi

Oleh:

Rizky Susilowati

129114113

PROGAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN TERHADAP MATEMATIKA DAN PRESTASI


MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Rizky Susilowati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai hubungan antara kecemasan terhadap


matematika dan prestasi matematika siswa kelas V sekolah dasar. Hipotesis yang diajukan adalah
ada hubungan negatif antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika. Responden
dalam penelitian ini adalah 60 siswa SD Negeri Demangan Yogyakarta kelas V. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan terhadap matematika dan teknik
dokumentasi berupa nilai pelajaran matematika. Reliabilitas skala kecemasan terhadap matematika
diuji dengan menggunakan metode reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,901
dari 34 item. Data analisis menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho pada program SPSS for
Windows versi 23. Hasil analisis data menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar -0,247 dengan taraf
signifikansi 0,028 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
ada hubungan negatif antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika, diterima.

Kata Kunci : kecemasan terhadap matematika, prestasi matematika, siswa kelas V SD.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE RELATIONSHIP BETWEEN MATHEMATICS ANXIETY AND MATHEMATICS


ACHIEVEMENT IN THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Rizky Susilowati

ABSTRACT

This study aimed tofind out the relationship between mathematics anxiety and mathematics
achievement in fifth grader of an elementary school.The hypothesis proposed in this study was
there a negatif relationship between mathematic anxiety and mathematics achievement. The
respondents in this study was 60 students in fifth grade of SD Negeri Demangan Yogyakarta.
Collection data in this study used mathematics anxiety scales and documentations method of
mathematics mark. Reliability of mathematics anxiety scales tested uisng Alpha Cronbach
reliability and obtained result as much as 0,901 of 34 items. Data were analyzed using
Spearman’s rho correlation technique in SPSS for Windows version 23 program. The data
analysis shows the correlation (r) of -0,247 and 0,028 level of significance (p<0,05). According
to the result, the hypothesis that were was a negatif relationship between mathematics anxiety and
matehmatics achievement, was accepted.

Keywords: math anxiety, math achievement, fifth grade of an elementary school.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam mengerjakan skripsi ini dari awal

sampai akhir. Karya ini memang jauh dari kata sempurna, namun karya ini

penulis kerjakan dengan sepenuh hati dan dapat terselesaikan dengan bantuan dan

doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu membimbing agar tidak pernah menyerah dan

selalu berada di jalan-Mu.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.

3. Bapak P. Edi Suhartanto, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

4. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi atas

segala waktu dan dukungannya kepada penulis.

5. Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D. dan Ibu P. Henrietta PDADS., M.A

selaku dosen penguji skripsi atas bimbingannya selama ujian skripsi

dan revisi skripsi.

6. Teman Skripsi “payung Prestasi Matematika” Olivia Christina Dewi

(Olips) dan Agnes Fitisia Bella Krisdia (Bella) atas segala bantuan,

dukungan, teman galau, alarm, dan kesediaan untuk selalu direpotkan.

7. Teman bimbingan skripsi Clara, Jeje, Rere, Nona, Rio, Indri, Igan,

Dira, Anggi, Devita, Ivy, Monic, Ken, Desi, Kak Lia, dan Kak Flo atas

kebersamaannya dan bantuan selama bimbingan skripsi.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. D’Chamiky... Dhian Wulandari, S.Pd, Chresensia Apriliana E.P., S.Pd,

Woro Kumolo Diah Izmi, Anissa Yuliyanti, S.H. Terima kasih atas

semangat, canda tawa, tangisan, dukungan yang selalu kalian berikan

kepada penulis.

9. Kedua orang tuaku Bapak Bedjo Susilo dan Ibu Jemilah, Kakakku

Inung yang selalu memberi semangat dan doa.

10. Teman-temanku Resti, Sukma, Yusma, Enok atas bantuan dan juga

kesediaan untuk mendengar keluh kesahku.

11. Abangku Izan atas segala dukungan, doa, dan kesediaannya untuk

membantuku. Terima kasih banyak.

12. Kepala SDN Perumnas Congcat dan siswa kelas V A, B, C serta

Kepala SDN Demangan dan siswa kelas A dan B atas ijin dan

kesediaan dalam keperluan penyebaran skala.

13. Teman-temanku Ingga, Devi, Karina, BM (Fany) dan seluruh angkatan

2012 atas bantuan dan kebersamaanya.

14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa.

Terima kasih.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ . i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... iv
ABSTRAK............................................................................................... v
ABSTRACT............................................................................................ vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....... vii
KATA PENGANTAR............................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis..................................................................... 7
2. Manfaat Praktis...................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI............................................................... 8
A. Prestasi Matematika............................................................... 9
1. Definisi Prestasi Matematika........................................... 9
2. Komponen –Komponen Prestasi Matematika.................. 10
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika... 11
B. Kecemasan Terhadap Matematika......................................... 15
1. Definisi Kecemasan Terhadap Matematika..................... 15
2. Aspek dalam Kecemasan terhadap Matematika.............. 16
3. Faktor yang Memengaruhi Kecemasan............................ 18
Terhadap Matematika
C. Siswa Sekolah Dasar.............................................................. 19
1. Pengertian Siswa Sekolah Dasar...................................... 19

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.................................. 20


D. Dinamika Hubungan antara Kecemasan Terhadap .............. 20
Matematika dan Prestasi Matematika
E. Hipotesis................................................................................ 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 26
A. Jenis Penelitian...................................................................... 26
B. Indentifikasi Variabel Penelitian........................................... 26
C. Definisi OperasionalVariabel Penelitian............................... 26
D. Responden Penelitian............................................................ 27
E. Metode Pengumpulan Data................................................... 27
1. Blueprint.......................................................................... 28
2. FGD (Focus Group Discussion)...................................... 29
3. Penulisan Item ................................................................ 31
4. Review dan Revisi Item ................................................. 33
5. Penghitungan Validitas Isi ............................................. 34
6. Uji Coba Alat Ukur......................................................... 36
F. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian .................... 38
G. Metode Analisis Data......................................................... 39
1. Uji Hipotesis Penelitian................................................ 39
2. Uji Asumsi Data Penelitian ......................................... 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 41
1. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 41
2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian ........................... 42
3. Reliabilitas Data Penelitian .................................................. 43
4. Hasil Uji Asumsi .................................................................. 43
5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 45
6. Analisis Tambahan ............................................................... 45
B. Pembahasan................................................................................. 47
BAB V. PENUTUP .............................................................................. 52
A. Kesimpulan ................................................................................. 52

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 52


C. Saran ........................................................................................... 52
1. Bagi Guru ............................................................................. 52
2. Bagi Siswa ............................................................................ 53
3. Bagi Penelitian Selanjutnya .................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 54
LAMPIRAN .......................................................................................... 60

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint Skala Kecemasan terhadap Matematika.................... 31

Tabel 2. Daftar Pertanyaan dan Tujuan FGD........................................... 32

Tabel 3. Bobot Nilai Item......................................................................... 34

Tabel 4. Blueprint Skala........................................................................... 35

Tabel 5. Blueprint Skala Setelah Uji Coba.............................................. 39

Tabel 6. Blueprint Skala Setelah Uji Coba.............................................. 40

dengan Penyesuaian Nomor

Tabel 7. Data Responden Penelitian........................................................ 44

Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian Kecemasan terhadap Matematika..... 44

Tabel 9. Deskripsi Data Penelitian Prestasi Matematika......................... 45

Tabel 10. Reliabilitas Data Penelitian...................................................... 45

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas................................................................ 46

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas.................................................................. 47

Tabel 13. Hasil Korelasi Spearman’s rho................................................ 47

Tabel 14. Hasil Uji Aspek Kecemasan terhadap Matematika ................ 48

dengan Prestasi Matematika

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penghitungan Skala Setelah Uji Coba ............................... 59

Lampiran 2. Materi Matematika Semester 2 .......................................... 55

Lampiran 3. Penilaian Validitas Isi Item ................................................ 56

Lampiran 4. Hasil Penghitungan IVI-I Skala ......................................... 65

Lampiran 5. Daftar Nilai Kelas V SD N Demangan .............................. 66

Lampiran 6. Reliabilitas Penelitian ........................................................ 67

Lampiran 7. Uji Hipotesis ...................................................................... 68

Lampiran 8. Uji Asumsi ......................................................................... 69

Lampiran 9. Uji Per Aspek Kecemasan terhadap Matematika

dengan Prestasi Matematika .............................................. 70

Lampiran 10. Uji One Sample t-test ....................................................... 71

Lampiran 11. Skala Sebelum Uji Coba .................................................. 72

Lampiran 12. Skala Setelah Uji Coba .................................................... 75

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dan Keterangan Penelitian ............... 76


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

untuk dipelajari. Materi pada pelajaran matematika dapat diaplikasikan

sebagai dasar dalam bidang ilmu lainnya, seperti contoh materi fungsi

dalam matematika dapat diterapkan dalam ilmu ekonomi ketika

mempelajari fungsi permintaan dan fungsi penawaran. Matematika

merupakan mata pelajaran yang diajarkan sejak dari tingkat sekolah yang

paling dasar. Matematika perlu diajarkan kepada seluruh peserta didik

untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Peraturan

Mendiknas, 2006).

Melalui pembelajaran matematika, siswa terbiasa dengan urutan

angka yang teratur. Hal ini akan membuat siswa terbiasa juga untuk

berpikir secara sistematis, sehingga akan lebih mudah dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam kehidupan sehari-

hari tentunya tidak dapat lepas dari melakukan penghitungan, baik dalam

menghitung nominal uang maupun dalam memperkirakan jarak tempuh

ketika akan berkunjung ke suatu tempat.

Pada jenjang sekolah dasar, secara umum materi matematika yang

diajarkan diantaranya adalah materi berhitung, materi aplikasi pemecahan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masalah, materi pecahan, serta materi pecahan desimal dan bangun ruang.

Tingkat kesuksesan pada mata pelajaran matematika ditentukan oleh

prestasi siswa dan tampak dalam nilai yang diperoleh ketika

menyelesaikan soal-soal dalam ulangan maupun ujian akhir. Nilai dalam

suatu mata pelajaran menjadi ukuran mutlak yang harus diperoleh siswa

agar dapat dikatakan lulus pada mata pelajaran yang diujikan. Berdasarkan

manfaat dan pentingnya matematika pada pendidikan di sekolah, maka

peneliti bermaksud ingin meneliti tentang prestasi matematika.

Berdasarkan penelitian dari Trend in International Mathematics

and Science Study (TIMSS), pembelajaran matematika di Indonesia berada

di peringkat rendah. TIMSS merupakan suatu kegiatan untuk menguji

kemampuan matematika dan sains pada siswa Sekolah Dasar dan siswa

Sekolah Menengah Pertama. Skor rata-rata prestasi matematika di

Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2015 menduduki peringkat 45 dari 50

negara (timss2015.org).

Salah satu faktor yang memengaruhi prestasi matematika adalah

kecemasan terhadap matematika, sehingga dalam penelitian ini peneliti

memilih untuk mengkaji tentang kecemasan terhadap matematika. Alasan

pemilihan variabel kecemasan terhadap matematika dikarenakan peneliti

melihat adanya ketidaksamaan hasil penelitian tentang pengaruh

kecemasan pada matematika terhadap prestasi matematika. Ramirez,

Guderson, Levine dan Beilock (2013) menemukan bahwa faktor

kecemasan terhadap matematika memiliki pengaruh terhadap prestasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

matematika. kecemasan matematika dapat berdampak negatif pada prestasi

akademik dan masa depan anak dalam prospek pekerjaan. Penelitian ini

melibatkan sampel yang terdiri 256 anak pada kelas satu (139 perempuan)

dan 308 anak pada kelas dua (167 perempuan). Sampel 564 anak dalam

sekolah dasar tradisional tetapi bukan anak yang berkebutuhan khusus.

Untuk mendapatkan data tentang kecemasan terhadap matematika

digunakan Child Math Anxiety Questionnaire (CMAQ-R) yang didesain

untuk siswa pada kelas satu dan dua dengan jumlah item sebanyak 16

pernyataan. Untuk mendapatkan data tentang prestasi matematika,

digunakan Woodcock-Johnson III. Di dalam penelitian ini juga

menggunakan variabel mediator yaitu working memory. Working memory

diukur dengan menggunakan subtest rentangan angka pada test Wechsler

Intelligence Scale for Children (WISC). Dari penelitian ini didapatkan

hasil bahwa anak-anak yang memiliki kapasitas working memory lebih

tinggi, maka anak-anak akan lebih mudah untuk menemukan strategi

dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan matematika. Ketika

anak bisa memecahkan permasalahan tersebut, maka dapat dipastikan anak

tersebut akan berhasil dalam matematika serta dapat menemukan cara

untuk mengurangi kecemasan ketika terlibat dalam pemikiran matematis.

Ma dan Xu (2004) juga menemukan bahwa kecemasan terhadap

matematika memiliki pengaruh terhadap prestasi matematika. Penelitian

yang dilakukan melibatkan 3116 siswa (1626 laki-laki dan 1490

perempuan) di Amerika Serikat. Ma dan Xu (2004) menggunakan dua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

indikator untuk mengukur kecemasan terhadap matematika, keduanya

adalah ketika mengerjakan matematika sering merasa gelisah dan sering

merasa ketakutan ketika membuka buku matematika. Kedua indikator ini

diukur dengan menggunakan model skala Likert. Untuk mengukur prestasi

matematika, digunakan subtest kemampuan dasar, aljabar, geometri, dan

kemampuan dalam berhitung. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil

bahwa kecemasan matematika yang dialami oleh siswa kelas 7 akan

memberikan kontribusi pada prestasi matematika pada kelas selanjutnya.

Sebagai contoh, nilai yang lebih rendah dalam prestasi matematika di

kelas 7 dikaitkan dengan nilai yang lebih tinggi pada kecemasan

matematika di kelas 8.

Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Sherman dan Wither

(2003) menemukan bahwa faktor kecemasan terhadap matematika tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi matematika.

Penelitian ini melibatkan siswa yang berumur antara 6 sampai dengan 10

tahun di Australia. Waktu dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

observasi dua kali dalam setahun dengan masing-masing rentang waktu

adalah setiap lima tahun. Untuk mendapatkan data tentang prestasi

matematika, digunakan tes PATHMATH. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bahwa kecemasan terhadap matematika tidak secara signifikan

memiliki pengaruh terhadap prestasi matematika. Dari penelitian tersebut

dikatakan harus melakukan penelitian lagi untuk mencari faktor ketiga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang memiliki pengaruh terhadap kecemasan matematika dan prestasi

matematika.

Berdasarkan uraian tentang adanya inkonsistensi hasil penelitian

hubungan antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika

yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti mencoba untuk menguji ada

atau tidaknya hubungan antara kecemasan matematika dan prestasi

matematika di Indonesia. Kecemasan matematika berpengaruh pada

bagaimana siswa memahami pembelajaran matematika di sekolah. Siswa

yang memiliki kecenderungan merasa cemas dalam matematika akan

berusaha untuk menghindari kelas matematika. Lebih parahnya, siswa

akan sering melakukan absen agar tidak mengikuti pembelajaran

matematika. Penelitian yang telah ada di Indonesia kebanyakan

mengambil subjek siswa Sekolah Menengah Pertama (Anita, 2014;

Indiyani & Listiara, 2006). Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti

mengambil subjek dari siswa Sekolah Dasar karena di Indonesia masih

belum banyak dilakukan penelitian dengan responden siswa Sekolah

Dasar. Selain itu, matematika penting dipelajari di sekolah dasar karena

materi pada tingkat sekolah dasar masih sederhana dan mempersiapkan

para siswa untuk mendapatkan materi yang lebih sulit pada jenjang

selanjutnya.

Kecemasan terhadap matematika dapat diartikan sebagai ketakutan

yang menghasilkan respon negatif ketika seseorang dihadapkan pada

situasi yang berhubungan dengan matematika dan mengganggu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

performansi dalam matematika. Kecemasan matematika merupakan

perwujudan dari dua bentuk kecemasan, yaitu: trait anxiety (kecemasan

dasar) dan state anxiety (kecemasan sesaat). Kecemasan dasar

digambarkan sebagai kerentanan terhadap stres yang individu berikan pada

situasi tertentu, sedangkan kecemasan sesaat dijelaskan sebagai situasi

yang nyata berkaitan dengan pengalaman stres pada lingkungan yang tidak

menyenangkan (Miller & Bischel, dalam Whyte & Anthony 2012).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ma dan Xu (2004)

dinyatakan bahwa kecemasan matematika berhubungan dengan berbagai

kekhawatiran dan masalah dalam pembelajaran matematika. Siswa yang

memiliki kecemasan terhadap matematika cenderung akan menghindari

kelas matematika. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Maloney dan

Beilock (2012) menemukan bahwa kecemasan dalam matematika diakui

sebagai faktor yang signifikan dalam pembelajaran matematika,

performansi matematika, dan kemampuan berhitung di kelas.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek pada siswa kelas V

sekolah dasar dengan pertimbangan bahwa siswa kelas V sekolah dasar

berada pada puncak tahapan operasional konkret. Pada tahap ini, siswa

dituntut untuk dapat berpikir logis serta mampu memecahkan

permasalahan yang bersifat konkret. Kemampuan ini berguna dalam

pembelajaran matematika di sekolah, khususnya pada siswa kelas V

sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diketahui pentingnya prestasi matematika. Rendahnya prestasi matematika

di sekolah dasar diduga disebabkan oleh rasa tidak suka terhadap pelajaran

matematika. Beranjak dari masalah tersebut, peneliti merasa perlu untuk

mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi prestasi matematika, terutama

kecemasan terhadap matematika. Dengan demikian, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara kecemasan

terhadap matematika dan prestasi matematika?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji ada atau tidaknya

hubungan antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Melengkapi dan menguatkan penelitian sebelumnya di bidang

psikologi pendidikan, khususnya mengenai hubungan antara

kecemasan matematika dan prestasi matematika. Selain itu,

menambah pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi

prestasi matematika di sekolah, terutama faktor kecemasan

terhadap matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Manfaat Praktis

Siswa dan guru dapat memahami tanda-tanda kecemasan terhadap

matematika di sekolah, sehingga dapat meminimalkan dampaknya

bagi proses pembelajaran matematika di sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PRESTASI MATEMATIKA

1. Definisi Prestasi Matematika

Susanto (2013) mendefinisikan matematika sebagai disiplin ilmu

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi,

memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam

dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Reys (2002) mengatakan bahwa

matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir

dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat

untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu yang mempelajari tentang pola dan hubungan, cara

berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, dan

bahasa yang dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan serta

dalam pemecahan masalah.

Sugihartono (2007) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil

pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses

belajar yang berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan

tingkat penguasaan materi belajar. Senada dengan pendapat di atas

Djamarah (2010) menyatakan prestasi belajar adalah hasil yang

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Prestasi dapat

disimpulkan sebagai hasil yang didapatkan oleh siswa karena adanya

proses belajar.

Berdasarkan uraian tentang prestasi dan matematika, maka dapat

disimpukan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang dicapai oleh

siswa karena proses belajar matematika. Prestasi matematika dapat

diketahui dari hasil belajar matematika siswa dalam mengerjakan soal

matematika dan pemecahan masalah dalam mata pelajaran

matematika.

2. Komponen-Komponen Prestasi Matematika

Komponen prestasi matematika dilihat dari nilai ujian tengah

semester dua, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata

pelajaran Matematika adalah 70. Materi yang diujikan pada ujian

tengah semester dua adalah materi pecahan, dengan kompetensi dasar

yaitu:

2.1. Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta

sebaliknya.

2.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

2.3. Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

2.4. Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan skala.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

3. Faktor- faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika

Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar

matematika dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu faktor

internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2008).

Faktor tersebut yaitu:

3.1. Faktor Internal

Merupakan faktor yang ada dalam diri siswa, meliputi aspek

fisiologis, aspek psikologis, dan aspek kemampuan.

3.1.1. Aspek fisiologis

Aspek ini meliputi kondisi umum jasmani dan fungsi

organ tubuh yang berperan dalam proses belajar

matematika siswa. Dalam proses belajar matematika,

siswa menggunakan sebagian besar organ maupun anggota

tubuhnya. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu

akan mengakibatkan proses belajar matematika menjadi

terganggu, misalnya dapat menurunkan kualitas ranah

cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya

menjadi tidak berbekas.

3.1.2. Aspek psikologis

3.1.2.1. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi

afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relatif tetap, baik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

secara positif maupun negatif. Sikap positif dari

siswa terhadap guru dan materi pelajaran

matematika menunjukkan kesuksesan awal dalam

proses belajar matematika.

3.1.2.2. Minat siswa

Minat adalah kecenderungan dan keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat

terhadap matematika akan menaruh perhatian lebih

pada hal tersebut, sehingga siswa akan berusaha

untuk mencari tahu banyak tentang hal yang

berkaitan dengan matematika.

3.1.2.3. Motivasi siswa

Motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Sumber yang berasal dari diri

siswa disebut dengan motivasi instrinsik dan

sumber yang berasal dari luar diri siswa disebut

motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari diri

siswa atau motivasi instrinsik lebih memiliki

pengaruh positif terhadap prestasi matematika

daripada sumber yang berasal dari luar diri siswa.

3.1.2.4. Kecemasan siswa

Kecemasan akan berpengaruh pada pemecahan

masalah yang berhubungan dengan matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Tingkat kecemasan siswa menentukan keberhasilan

siswa dalam belajar matematika. Semakin rendah

kecemasan yang dimiliki oleh siswa, maka

semakin berhasil dalam proses belajar matematika

(Cavanagh & Sparrow, 2009).

3.1.3. Aspek Intelektual

3.1.3.1. Inteligensi Siswa

Inteligensi dapat dartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat.

Tingkat inteligensi siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam belajar

matematika. Semakin tinggi tingkat inteligensi

siswa, maka semakin berhasil dalam proses

belajar matematika.

3.1.3.2. Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

masa yang akan datang. Setiap siswa memiliki

bakat atau potensi untuk mencapai prestasi sesuai

dengan kemampuannya. Ketika siswa berbakat

dalam bidang matematika, maka siswa tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

akan menjadi siswa yang berprestasi dalam

bidang tersebut.

3.2. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar siswa meliputi faktor lingkungan

sosial dan faktor nonsosial.

3.2.1. Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang terdiri dari guru, teman sekelas,

orang tua, keluarga dan orang-orang di sekitar tempat

tinggal siswa dapat memengaruhi proses belajar siswa.

Orang tua dan keluarga merupakan lingkungan sosial yang

paling berpengaruh terhadap kegiatan belajar matematika

siswa. Ketika orang tua memberikan tekanan dan harapan

yang kuat dalam pelajaran matematika, maka siswa akan

berusaha untuk memenuhi harapan tersebut. Namun,

apabila siswa tidak mampu untuk memenuhi harapan

tersebut, maka dapat menimbulkan adanya kecemasan

dalam belajar matematika. Di samping itu, seorang siswa

juga belajar dari lingkungan sekitarnya. Ketika lingkungan

memberikan pengaruh yang baik, maka siswa juga akan

mempelajari sesuatu yang baik pula.

3.2.2. Faktor lingkungan nonsosial

Faktor lingkungan nonsosial terdiri dari kondisi dan lokasi

gedung sekolah, fasilitas belajar, suasana kelas, keadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

cuaca, serta waktu belajar siswa. Ketika semua faktor

tersebut dapat mendukung proses belajar matematika siswa,

maka dapat dipastikan siswa akan berhasil dalam

belajarnya.

3.3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar adalah cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari

materi matematika. Faktor ini berpengaruh pada keberhasilan

siswa dalam proses belajar matematika, misalnya ketika siswa

mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam), maka

mungkin sekali siswa berpeluang untuk meraih prestasi belajar

matematika daripada siswa yang menerapkan pendekatan surface

(permukaan/bersifat lahiriah) atau reproductive (menghasilkan

kembali fakta dan informasi).

Dari berbagai faktor yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti

memilih faktor internal yang memengaruhi prestasi matematika, yaitu

kecemasan terhadap matematika.

B. KECEMASAN TERHADAP MATEMATIKA

1. Definisi Kecemasan terhadap Matematika

Ashcraft (2002) meyatakan bahwa kecemasan terhadap matematika

adalah perasaan ketegangan, ketakutan, atau takut yang mengganggu

kinerja matematika. Whyte (dalam Whyte & Anthony, 2012)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menjelaskan bahwa, “mathematics anxiety, considered a fear or

phobia, produces ‘a negative response specific to the learning, or

doing, of mathematical activities that interferes with performance”.

Maksudnya adalah kecemasan matematika dianggap sebagai ketakutan

atau fobia, menghasilkan hal negatif yang spesifik dalam pembelajaran

atau aktivitas matematika serta mengganggu performansi. Suinn dan

Winston (dalam Wang dkk, 2015) menyatakan bahwa kecemasan

matematika adalah perasaan ketegangan, menggelisahkan, dan

ketakutan dalam situasi yang berhubungan dengan matematika.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas, kecemasan matematika

dapat diartikan sebagai ketakutan yang menghasilkan respon negatif

ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang berhubungan dengan

matematika dan mengganggu performansi dalam matematika.

2. Aspek dalam Kecemasan Terhadap Matematika

Aspek kecemasan terhadap matematika terdiri dari aspek

fisiologis, aspek kognitif, aspek afektif (Whyte, dalam Whyte &

Anthony, 2012) dan aspek perilaku (Aschraft, 2002). Aspek tersebut

yaitu:

2.1. Aspek fisiologis merupakan aspek yang meliputi kondisi

jasmani serta fungsi tubuh. Aspek fisiologis meliputi: badan

mulai berkeringat apabila berhadapan dengan hal yang berkaitan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dengan matematika, perut mual, meningkatnya denyut jantung,

serta mengalami ketegangan.

2.2. Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan pola

pikir siswa dalam belajar matematika. Aspek kognitif meliputi:

munculnya pikiran-pikiran negatif yang berkaitan dengan

matematika dan pikiran menjadi kosong (blank). Ketika siswa

dihadapkan dengan hal yang berkaitan dengan matematika,

siswa tidak mampu untuk berkonsentrasi dengan baik. Siswa

hanya berpikir negatif tentang kegagalan-kegagalan dalam

belajar matematika.

2.3. Aspek afektif merupakan aspek yang berasal dari dalam diri

siswa dan bersifat emosional. Aspek afektif meliputi: takut

apabila terlihat bodoh, ragu akan kemampuan sendiri, serta

kehilangan harga diri. Hal ini berkaitan dengan hubungan siswa

dengan teman di kelasnya. Ketika tidak mampu mengerjakan

soal matematika, siswa akan merasa memiliki kemampuan yang

rendah dibandingkan teman-temannya yang lain.

2.4. Aspek perilaku merupakan aspek yang berkaitan dengan

aktivitas dan kegiatan siswa. Aspek perilaku meliputi: perilaku

menghindar dari kegiatan yang berhubungan dengan

matematika. Siswa akan memilih absen atau bolos untuk

menghindari kegiatan belajar matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

3. Faktor yang Memengaruhi Kecemasan terhadap Matematika

Trujillo dan Hadfield (Peker, 2009) menyatakan bahwa penyebab

kecemasan matematika dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu

sebagai berikut :

3.1. Faktor kepribadian (psikologis atau emosional)

Faktor kepribadian merupakan faktor yang muncul dari dalam

diri siswa. Contoh dari faktor kepribadian ini misalnya,

perasaan takut siswa akan kemampuan yang dimilikinya (self-

efficacy belief), rendahnya kepercayaan diri yang menyebabkan

rendahnya nilai harapan siswa (expectancy value), motivasi diri

siswa yang rendah dan sejarah emosional seperti pengalaman

tidak menyenangkan di masa lalu yang berhubungan dengan

matematika yang menimbulkan trauma.

3.2. Faktor lingkungan atau sosial

Faktor lingkungan atau sosial merupakan faktor yang berasal

dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi kondisi saat proses

belajar mengajar matematika di kelas yang tegang diakibatkan

oleh cara mengajar guru di kelas, model dan metode mengajar

guru matematika, rasa takut dan cemas terhadap matematika dan

kurangnya pemahaman yang dirasakan para guru matematika

dapat diturunkan kepada para siswanya. Faktor lingkungan yang

berasal dari keluarga terutama orang tua siswa juga memberikan

pengaruh pada kecemasan yang dialami oleh siswa. Orang tua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

terkadang memaksakan anak-anaknya untuk pandai dalam

matematika. Hal ini membuat anak merasa tertekan dan merasa

harus selalu menjadi apa yang diharapkan oleh orang tua.

3.3. Faktor intelektual

Faktor intelektual terdiri atas pengaruh yang bersifat kognitif.

Faktor ini lebih mengarah pada bakat dan tingkat kecerdasan

yang dimiliki siswa. Ketidakmampuan siswa dalam mempelajari

konsep matematika, ragu-ragu akan kemampuan diri, serta

proses belajar matematika yang salah memiliki pengaruh pada

kecemasan terhadap matematika.

C. SISWA SEKOLAH DASAR

1. Pengertian Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar berada

dalam tahapan anak usia tengah dan akhir, dimulai dari usia sekitar 6

tahun sampai dengan 11 tahun. Siswa kelas lima sekolah dasar

termasuk dalam usia antara 10 sampai dengan 11 tahun. Dalam usia

ini, anak-anak menguasai keterampilan dasar dalam membaca, tulisan,

matematika, prestasi menjadi tema yang lebih utama, dan pengendalian

diri meningkat. Dalam tahapan ini, anak berinteraksi dengan dunia luar

yang lebih luas dari keluarga mereka, seperti dalam masyarakat dan

sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menjelaskan bahwa karakteristik anak usia 6

sampai 11 tahun adalah sebagai berikut:

2.1 Perkembangan kognitif mulai berkembang. Siswa mampu

berpikir logis, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan

objek ke dalam klasifikasi, mampu mengingat, memahami dan

memecahkan masalah yg bersifat konkret. Hal ini masuk dalam

tahapan operasional konkret menurut Piaget.

2.2 Pertumbuhan fisik ditandai dengan lebih berat, kuat, dan tinggi.

Sistem tulang dan sistem otot mulai berkembang yang ditandai

dengan meningkatnya kemampuan dalam gerakan.

2.3 Perkembangan bahasa ditandai dengan meningkatnya

kemampuan membaca dan juga bertambahnya kosa kata serta

perbendaharaan kata. Siswa perempuan akan lebih banyak

berbicara daripada anak laki-laki.

2.4 Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk

memahami aturan dan norma yang ada di dalam masyarakat.

Siswa akan belajar bagaimana berperilaku dari teman sebayanya.

D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN TERHADAP

MATEMATIKA DAN PRESTASI MATEMATIKA

Kecemasan terhadap matematika dapat diartikan sebagai perasaan

negatif yang muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

berhubungan dengan matematika dan mengganggu performansi dalam

matematika. Secara umum, kecemasan terhadap matematika memiliki

empat aspek, yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

perilaku.

Aspek yang pertama adalah aspek fisik yang meliputi reaksi tubuh

berkeringat, mual, meningkatnya denyut jantung, serta mengalami

ketegangan. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu akan

mengakibatkan proses belajar matematika menjadi terganggu. Ketika

siswa mengalami ketegangan ataupun perut terasa mual, kemampuan

untuk berkonsentrasi ketika menerima pelajaran juga akan terganggu. Hal

ini akan mengakibatkan materi pelajaran matematika yang diterima tidak

akan maksimal, sehingga prestasi matematika menjadi rendah.

Dalam aspek kognitif meliputi munculnya pikiran-pikiran negatif

dan pikiran menjadi kosong (blank). Gangguan dalam aspek kognitif ini

juga akan berpengaruh dalam menerima materi pelajaran matematika yang

diajarkan oleh guru. Materi yang seharusnya dapat diterima siswa dengan

baik akan menjadi hilang begitu saja ketika kualitas ranah cipta (kognitif)

mengalami penurunan. Hal ini akan mengakibatkan prestasi matematika

siswa menjadi rendah.

Aspek yang selanjutnya adalah aspek afektif yang meliputi

perasaan takut apabila terlihat bodoh, ragu akan kemampuan sendiri, serta

kehilangan harga diri. Setiap siswa memiliki bakat untuk mencapai

prestasi sesuai dengan kemampuannya. Namun, ketika perasaan-perasaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

tersebut muncul, maka akan menghambat siswa ketika belajar matematika

di sekolah. Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa tidak memiliki

kepercayaan diri untuk mengerjakan soal tersebut, sehingga karena takut

apabila terlihat bodoh maka siswa tersebut akan berusaha mencari jawaban

yang benar dengan mencontek teman yang dianggap pintar matematika.

Hal ini akan mengakibatkan siswa semakin tidak memiliki rasa percaya

diri dengan kemampuannya sendiri. Siswa tersebut juga akan semakin

memiliki perasaan takut apabila terlihat bodoh di depan teman-teman

sekelasnya. Apabila hal ini dialami siswa Sekolah Dasar, maka akan

mengakibatkan prestasi matematika siswa tersebut menjadi rendah.

Aspek yang terakhir adalah aspek perilaku yang meliputi reaksi

siswa yang akan menghindari kegiatan yang berhubungan dengan

matematika. Bolos atau absen dari pelajaran matematika menjadi tanda

bahwa siswa mulai menghindari kegiatan yang berhubungan dengan

matematika. Siswa akan lebih memilih untuk menghindari pelajaran

matematika daripada harus mengikuti pelajaran matematika yang akan

membuat dirinya menjadi tertekan. Ketika siswa sudah memiliki tanda

tersebut, akan berpengaruh dalam kinerja siswa dalam matematika.

Akibatnya, prestasi matematika siswa menjadi rendah.

Individu yang memiliki kecemasan matematika tinggi

menunjukkan performansi yang buruk dalam memecahkan permasalahan

matematika yang sulit. Kecemasan matematika berhubungan dengan

kemampuan akan matematika, pemrosesan spasial (non-numerical), dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

juga merupakan tolak ukur yang positif terhadap kemampuan matematika

(Gunderson et.al, dalam Ferguson et.al, 2015).

Kecemasan matematika memiliki pengaruh yang negatif terkait

dengan pencapaian matematika karena mengarah pada menghindari

matematika. Kecemasan terhadap matematika akan mengganggu memori

kerja siswa yang digunakan untuk memecahkan masalah matematika

(Ashcraft, 2002; Lyons & Beilock, 2012; Park, Ramirez, & Beilock,

2014). Siswa yang memiliki kecemasan terhadap matematika cenderung

menunjukkan rasa ketidaksukaannya terhadap hal-hal yang ada kaitannya

dengan matematika. Faktanya, dalam usia yang relatif masih muda, siswa

sekolah dasar banyak yang mengalami kecemasan terhadap matematika.

Banyak siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika adalah mata

pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Pemikiran seperti ini akan

meningkatkan kecemasan siswa pada hal-hal yang berkaitan dengan

perhitungan. Secara lebih ringkas, hubungan antara kecemasan terhadap

matematika dan prestasi matematika dapat dilihat dalam bagan 1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Bagan 1. Hubungan antara kecemasan terhadap matematika dengan prestasi


matematika.

Kecemasan Tinggi terhadap


Matematika

Aspek Fisik Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Perilaku

-reaksi tubuh yang -munculnya -takut bila -menghindar


berkeringat pikiran-pikiran terlihat bodoh dari kegiatan
-mual negatif - ragu akan yang
kemampuan
-meningkatnya -pikiran menjadi berhubungan
sendiri
denyut jantung - kosong (blank) -kehilangan dengan
mengalami harga diri. matematika
ketegangan

Tidak tercapainya komponen-komponen dalam


prestasi matematika, yang tercermin dalam nilai
matematika dengan kompetensi dasar, yaitu:
- Mengubah pecahan ke bentuk persen dan
desimal serta sebaliknya.
-Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan.
-Mengalikan dan membagi berbagai bentuk
pecahan.
-Menggunakan pecahan dalam masalah
perbandingan skala.

Prestasi Matematika
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

E. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian dalam dinamika antara kecemasan terhadap

matematika dan prestasi matematika yang telah dituliskan sebelumnya,

peneliti merumuskan suatu hipotesis penelitian yaitu ada hubungan negatif

yang signifikan antara kecemasan terhadap matematika dengan prestasi

matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan metode

korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kecemasan

terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah

dasar.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Varibel bebas (x) : kecemasan terhadap matematika.

Variabel tergantung (y) : prestasi matematika.

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Kecemasan terhadap Matematika

Kecemasan terhadap matematika adalah ketakutan yang menghasilkan

respon negatif ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang

berhubungan dengan matematika dan mengganggu performansi dalam

matematika yang diukur dengan skala kecemasan terhadap

matematika. Aspek-aspek dalam kecemasan matematika adalah

sebagai berikut: aspek fisiologis, aspek kognitif, aspek afektif, dan

aspek perilaku. Aktivitas matematika yang diteliti dalam penelitian ini

adalah ketika diminta guru mengerjakan soal matematika, menjawab

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

soal matematika, ketika guru menjelaskan pelajaran matematika,

ketika ulangan matematika, ketika pelajaran matematika berlangsung,

dan ketika mengingat rumus-rumus matematika. Skor total pada skala

kecemasan terhadap matematika diperoleh dari total jawaban subjek

dari rentang angka 1 sampai dengan 4.

2. Prestasi Matematika

Prestasi matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa

karena proses belajar matematika. Prestasi matematika dapat diketahui

dari nilai-nilai siswa dalam mengerjakan soal matematika dan

pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika, yang dilihat

dari dokumentasi yang berupa nilai ujian tengah semester dua.

D. RESPONDEN PENELITIAN

Responden dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive

sampling, yaitu siswa dan siswi kelas lima Sekolah Dasar dengan umur

antara 10 sampai dengan 11 tahun yang memiliki kemampuan kognitif

sesuai dengan tahapan operasional konkret yang ditunjukkan dengan

pemilihan siswa dari sekolah yang sama dan berdomisili di Yogyakarta.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

kecemasan terhadap matematika dan data dokumentasi nilai matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

1. BLUEPRINT

a. Kecemasan terhadap Matematika

Sebelum menyusun alat ukur, maka terlebih dahulu disusun

blueprint skala kecemasan terhadap matematika. Blueprint dibuat

berdasarkan aspek fisik, kognitif, afektif, dan perilaku. Blueprint

skala kecemasan terhadap matematika dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.
Blueprint Skala Kecemasan terhadap Matematika

Item
Aspek Indikator
Favorable Unfavorable
Reaksi tubuh yang 2 2
berkeringat
Mual 2 2
Meningkatnya denyut 2 2
Fisik
jantung
Mengalami 2 2
ketegangan

Kognitif Munculnya pikiran- 3 3


pikiran negatif
Pikiran menjadi 3 3
kosong (blank)

Afektif Takut bila terlihat 3 2


bodoh
Ragu akan 3 2
kemampuan sendiri
Kehilangan harga diri 3 2
Perilaku Menghindar dari 4 3
kegiatan yang
berhubungan dengan
matematika
Total 27 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2. FGD (Focus Group Discussion)

FGD dilakukan untuk memahami konteks calon responden dan

mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai

indikator, baik yang favorabel maupun unfavorabel dari kecemasan

terhadap matematika dari calon responden penelitian. FGD

dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 di SD Kanisius

Condongcatur dengan responden dari kelas V sebanyak delapan orang.

Delapan orang responden tersebut dipilih berdasarkan kriteria tingkat

prestasi matematikanya. Sebanyak tiga orang siswa memiliki prestasi

matematika tinggi, tiga orang memiliki prestasi matematika sedang,

dan dua orang memiliki prestasi matematika rendah. Daftar pertanyaan

FGD dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2.
Daftar Pertanyaan dan Tujuan FGD
ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN
Berkeringat Bagaimana kondisi fisik
Mual kalian saat ada pelajaran
Fisik Meningkatnya denyut matematika?
jantung
Tegang
Pikiran negatif Apa yang kalian pikirkan
Kognitif Pikiran kosong ketika ada pelajaran
matematika?
Takut terlihat bodoh Bagaimana perasaan
Ragu akan kalian ketika ada
Afektif
kemampuan sendiri pelajaran matematika?
Kehilangan harga diri
Menghindar dari Apa yang kalian lakukan
Perilaku kegiatan matematika ketika berada di kelas
matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Setelah melakukan FGD, peneliti membuat verbatim dari hasil

FGD sebagai acuan dalam penyusunan butir aitem pada skala

kecemasan terhadap matematika. Hasil FGD pada aspek fisik

menunjukkan bahwa pada saat pelajaran matematika siswa

menganggap kondisi fisiknya biasa saja. Hal ini dikarenakan siswa

menganggap matematika merupakan pelajaran yang menyenangkan.

Di sisi lain, ketika guru matematika masuk kelas, siswa biasanya akan

mengalami ketegangan dan jantungnya berdegup kencang. Selain itu,

ketika diminta mengerjakan soal di papan tulis dan berhadapan dengan

materi matematika yang sulit, empat siswa akan mengalami

ketegangan dan mengeluarkan keringat dingin.

Hasil FGD pada aspek pada aspek kognitif menunjukkan bahwa

para siswa berpikir matematika merupakan pelajaran yang lumayan

susah untuk dipelajari. Terlebih lagi ketika pelajaran matematika

berlangsung dan diganggu oleh teman-teman maka akan lebih sulit lagi

untuk berkonsentrasi. Selain itu, siswa juga takut apabila tidak

mendapatkan nilai bagus dan ketinggalan materi matematika yang

dianggap sulit.

Hasil FGD pada aspek afektif menunjukkan bahwa siswa merasa

senang pada pelajaran matematika. Di sisi lain, siswa merasa ragu-ragu

dan takut ketika mendapatkan soal matematika yang sulit. Selain itu,

siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

membosankan dan memilih pelajaran lain yang lebih menyenangkan,

seperti pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil FGD pada aspek perilaku menunjukkan bahwa

perilaku siswa ketika berada di kelas matematika adalah

memperhatikan penjelasan dari guru matematika dan bertanya ketika

ada materi yang tidak dipahami. Di sisi lain, siswa menunjukkan

perilaku negatif, yaitu ijin ke kamar kecil agar bisa keluar kelas. Selain

itu, siswa akan pura-pura diam agar tidak ditunjuk oleh guru

matematika.

Dari hasil FGD, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V sekolah

dasar menunjukkan indikator dari kecemasan terhadap matematika.

Hal ini tampak pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa

ketika diberikan pertanyaan terkait dengan kecemasan terhadap

matematika.

3. PENULISAN ITEM

Peneliti menyusun item kecemasan terhadap matematika

berdasarkan kondisi responden untuk mengukur kecemasan terhadap

matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Pemahaman tentang

kondisi dan konteks responden ini diperoleh dari hasil FGD. Skala

kecemasan terhadap matematika terdiri dari 50 butir aitem, yaitu 27

aitem favorable dan 23 aitem unfavorable. Pembagian aitem favorable

dan unfavorable ditunjukkan pada tabel 1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Skala ini memiliki empat kategori jawaban yang didasarkan pada

metode Likert (1932), yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), J (Jarang),

dan TP (Tidak Pernah). Alternatif jawaban dibuat menjadi empat

kategori dengan maksud agar responden mampu memberikan respon

yang benar-benar diyakini oleh responden dan tidak memberikan

respon netral atau ragu-ragu (Azwar, 2012). Bobot penilaian skala

kecemasan terhadap matematika ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3.
Bobot Nilai Item
Jawaban Bobot Nilai
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
TS (Tidak Setuju) 2
S (Setuju) 3
SS (Sangat Setuju) 4

Semakin tinggi skor pada responden pada skala ini

menunjukkan semakin tinggi kecemasan responden terhadap

pelajaran matematika. Sebaliknya, semakin rendah skor

menunjukkan semakin rendah kecemasan responden terhadap

matematika. Blueprint skala kecemasan terhadap matematika dengan

penyesuaian nomor disajikan dalam tabel 4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Tabel 4.
Blueprint Skala

Item
Aspek Indikator Total
Favorable Unfavorable
Reaksi tubuh yang 1, 5 9, 14 4
berkeringat
Mual 17, 21 23, 30 4
Meningkatnya 25, 34 ,38, 43 4
Fisik
denyut jantung
Mengalami 3, 47 27, 40 4
ketegangan

Kognitif Munculnya 26, 31, 50 4, 11, 20 6


pikiran-pikiran
negatif
Pikiran menjadi 16, 22, 29 37, 41, 45 6
kosong (blank)

Afektif Takut bila terlihat 18, 39, 48 8, 12 5


bodoh
Ragu akan 2, 6, 10 24, 46 5
kemampuan sendiri
Kehilangan harga 32, 35, 42 15, 28 5
diri
Perilaku Menghindar dari 7, 13, 19, 33, 44, 49 7
kegiatan yang 36
berhubungan
dengan matematika
Total 27 23 50

4. REVIEW DAN REVISI ITEM

Review item skala kecemasan terhadap matematika dilakukan oleh

dosen pembimbing skripsi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah

item-item yang disusun oleh peneliti sudah sesuai dengan definisi

konseptual, aspek dan indikator yang akan diukur. Apabila aitem-aitem


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

yang disusun oleh peneliti masih belum sesuai, maka peneliti perlu

melakukan revisi guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh

dosen pembimbing skripsi terkait item-item yang telah disusun agar

dapat mencerminkan variabel yang akan diukur.

5. PENGHITUNGAN VALIDITAS ISI

Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian validitas isi secara

kuantitatif. Indeks validitas yang dihitung adalah Indeks Validitas Isi

Item (IVI-I) dan Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S). Kedua

penghitungan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Indeks Validitas Isi Item (IVI-I)

Indeks Validitas Isi Item (IVI-I) adalah indeks validitas isi

pada taraf item yang menunjukkan taraf relevansi item dengan

atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.

Kategori penilaian item ini dibagi menjadi dua, yaitu apabila

mendapatkan penilaian 1 dan 2 maka dapat dikatakan item

tersebut “tidak relevan”, sehingga diberi skor 0. Selanjutnya,

apabila item mendapatkan penilaian 3 dan 4 maka dapat

diartikan item tersebut “relevan”, sehingga diberi skor 1. Setelah

diberikan skor, maka dilakukan penghitungan untuk menentukan

indeks validitas isi item. Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

(Jumlah penilai yang memberikan skor 3 atau 4)


IVI-I =
(Jumlah total penilai)

Item dipandang relevan jika mencapai skor ≥ 0,78. Jika

item memiliki skor kurang dari angka tersebut, maka item perlu

direvisi atau digugurkan. Setelah medapatkan skor tersebut,

maka langkah selanjutnya item diberikan tindakan sesuai dengan

hasil penilaian dari penyusun skala. Tindakan tersebut adalah:

dipakai, dipakai dengan perbaikan, digugurkan, dan diganti

dengan item baru (Supratiknya, 2016).

5.2. Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S)

Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S) adalah indeks validitas isi

skala, yaitu rerata proporsi item-item yang mendapatkan

penilaian 3 atau 4 (atau skor baru 1) oleh semua peneliti.

Penghitungan IVI-S adalah sebagai berikut:

(Jumlah IVI-I)
IVI-S =
(Jumlah item)

46,333
= = 0,926666
50
Sebuah skala dipandang memiliki validitas isi yang baik jika

nilai IVI-S ≥ 0,90. Pada penghitungan diatas, didapatkan hasil IVI-

S yaitu 0, 926666. Hal ini dapat dikatakan bahwa skala kecemasan

terhadap matematika memiliki validitas isi yang baik (0,926666 ≥

0,90).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

6. UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba dilakukan pada sekelompok responden yang memiliki

karakteristik yang relatif sama dengan responden penelitian. Kelompok

yang menjadi responden uji coba adalah siswa kelas V SD N Perumnas

Condong Catur sebanyak 79 orang. Responden diminta untuk mengisi

skala yang diberikan oleh peneliti. Pelaksanaan uji coba pada tanggal 6

Maret 2017. Peneliti melakukan uji coba untuk menentukan apakah

item-item dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian, yaitu

dengan melihat taraf reliabilitas dan korelasi tiap item dengan skor

total melalui analisis item.

Setelah uji coba dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan

analisis item dengan bantuan program SPSS for Windows versi 23. Hal

ini dilakukan untuk melihat item-item mana saja yang mampu

membedakan responden yang memiliki kecenderungan dan responden

yang tidak memiliki kecenderungan sesuai variabel yang hendak

diukur. Analisis item dilakukan dengan memperhatikan angka pada

korelasi item-total (rix). Apabila angka rix ≥ 0,30 maka item dapat

dipertahankan. Pada tabel 5 ditampilkan item-item yang dipakai dan

item yang digugurkan setelah dilakukan uji coba.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 5.
Blueprint Skala Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Item yang Item yang


Dipakai Digugurkan
Reaksi tubuh yang 1, 5 9, 14
berkeringat
Mual 17, 21 23, 30
Meningkatnya denyut 25, 34, 38 43
Fisik
jantung
Mengalami 3, 47, 27, 40 -
ketegangan

Kognitif Munculnya pikiran- 26, 31, 4, 11, 50


pikiran negatif 20
Pikiran menjadi 22, 41, 45 16, 29, 37
kosong (blank)

Afektif Takut bila terlihat 18, 39, 12 48, 8


bodoh
Ragu akan 2, 24, 46 6, 10,
kemampuan sendiri
Kehilangan harga diri 32, 35, 42 15, 28
Perilaku Menghindar dari 7, 13, 19, 36, 49
kegiatan yang 33, 44
berhubungan dengan
matematika
Total 34 16

Berdasarkan tabel diatas, diketahui ada 16 item yang gugur. Pada

skala penelitian perubahan nomor dilakukan supaya ada keselarasan

dan kesinambungan. Perubahan nomor aitem ini ditampilkan pada

tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 6.
Blueprint Skala Setelah Uji Coba dengan Penyesuaian Nomor

Item
Aspek Indikator Total
Favorable Unfavorable
Reaksi tubuh 1, 5, - 2
yang berkeringat
Mual 17, 21 - 2
Meningkatnya 25, 34 38 3
Fisik
denyut jantung
Mengalami 3, 47 27,40 4
ketegangan

Kognitif Munculnya 26, 31 4, 11, 20 5


pikiran-pikiran
negatif
Pikiran menjadi 22 41, 45 3
kosong (blank)
Afektif Takut bila 18, 39 12 3
terlihat bodoh
Ragu akan 2 24, 46 3
kemampuan
sendiri
Kehilangan 32, 35, 42, - 3
harga diri
Perilaku Menghindar dari 7, 13, 19, 33, 44 6
kegiatan yang 36
berhubungan
dengan
matematika
Total 21 13 34

F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN

Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha

Cronbach dengan bantuan program SPSS 23.0 for Windows. Koefisien

reliabilitas ditentukan dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00.

Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

dapat dikatakan apabila pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar,

2012). Hasil analisis menunjukkan, dari 34 item didapatkan reliabilitas

sebesar 0,926. Hal ini dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan

reliabel.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi product moment.. Teknik ini digunakan untuk menguji

hubungan antara kecemasan terhadap matematika dan prsetasi

matematika. Uji hipotesis dilakukan bantuan program SPSS 23.0 for

Windows. Teknik pengujian product moment memiliki dua asumsi,

yaitu: normalitas dan linearitas. Kedua asumsi tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

2. Uji Asumsi Data Penelitian

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah

data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau

tidak (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan bantuan

program SPSS 23.0 for Windows.

2.2. Uji Linieritas

Uji liniearitas adalah uji yang dilakukan untuk menyatakan

hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan

bantuan pogram SPSS 23.0 for Windows.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017 di SD N

Demangan Yogyakarta, dengan cara membagikan skala kepada siswa

kelas V A dan V B. Pada saat penelitian berlangsung, peneliti dibantu

oleh satu orang asisten peneliti yang bertugas untuk membantu

membagikan skala. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran

Bahasa Inggris dimulai dari kelas V B, kemudian dilanjutkan ke kelas

V A. Peneliti membagikan skala pada masing-masing kelas dengan

jumlah pernyataan sebanyak 34 butir. Siswa kelas V A dan V B dapat

menyelesaikan pengisian skala dengan waktu ± 15 menit. Siswa kelas

V A dan V B dapat mengerjakan skala dengan baik dan sesuai dengan

petunjuk yang diberikan. Namun, ada beberapa kata yang sulit

dipahami oleh siswa, sehingga peneliti harus memberikan penjelasan

lebih lanjut, seperti kata minder dan kata antusias. Peneliti juga

meminta nilai ujian tengah semester Matematika kepada guru

matematika sebagai data untuk prestasi matematika.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

2. DESKRIPSI RESPONDEN DAN DATA PENELITIAN

Siswa kelas V SD N Demangan dibagi menjadi dua kelas, yaitu V

A dan V B. Siswa kelas V A berjumlah 32 anak dengan rincian

sebanyak 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa kelas V B

berjumlah 28 anak dengan rincian sebanyak 15 siswa laki-laki dan 13

siswa perempuan. Data responden penelitian dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel. 7
Data Responden Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan
VA 18 14
VB 15 13
Total 33 27

Pada tabel 8 dan 9 disajikan deskripsi data penelitian dari

kedua variabel, yaitu variabel kecemasan terhadap matematika dan

variabel prestasi matematika. Pada tabel 8 dijelaskan bahwa

responden pada variabel kecemasan terhadap matematika sebanyak 60

responden dengan mean teoritis sebesar 85, mean empiris sebesar

64,73, SD sebesar 13,386, Xmin sebesar 34 dan Xmax sebesar 136.

Tabel 8.
Deksripsi Data Penelitian Kecemasan terhadap Matematika

Kecemasan terhadap Matematika


N Mean SD Xmin Xmax
Sig.
Teoritik Empiris
60 85 64,73 13,386 0,000 34 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Selanjutnya, pada tabel 9 dijelaskan bahwa responden pada

prestasi matematika sebanyak 60 responden dengan mean teoritik

sebesar 50, mean empiris sebesar 66,65, SD sebesar 11,763, Xmin

sebesar 0 dan Xmax sebesar 100.

Tabel 9.
Deksripsi Data Penelitian Prestasi Matematika

Prestasi Matematika
N Mean Xma
SD Sig. Xmin
Teoritis Empiris x
60 50 66,65 11,763 0,000 0 100

Berdasarkan uji data dari one sample t-test variabel kecemasan

terhadap matematika dan prestasi matematika menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara mean teoritik dan mean

empiris antara kedua variabel.

3. RELIABILITAS DATA PENELITIAN

Dalam penelitian ini, didapatkan reliabilitas sebesar 0,901. Hal ini

dapat diartikan bahwa alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala

kecemasan terhadap matematika adalah reliabel. Hasil penghitungan

reliabilitas disajikan pada tabel 10.

Tabel 10.
Realiabilitas Data Penelitian

Variabel Jumlah aitem Alpha Cronbach


Kecemasan terhadap 34 0,901
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

4. HASIL UJI ASUMSI

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Kedua uji tersebut

adalah sebagai berikut:

4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil

penghitungan menunjukkan signifikansi pada kecemasan terhadap

matematika sebesar 0,200, sedangkan signifikansi pada prestasi

matematika sebesar 0,001. Hal ini dapat diartikan bahwa

distribusi sebaran pada variabel kecemasan terhadap matematika

bersifat normal (p>0,05) dan distibusi sebaran pada prestasi

matematika bersifat tidak normal (p<0,05). Penghitungan uji

normalitas disajikan pada tabel 11.

Tabel 11.
Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov –Smirnova
Variabel df Sig.
Kecemasan terhadap
60 0,200
Matematika
Prestasi Matematika 60 0,001

4.2. Uji Linearitas

Dari uji linieritas didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,041. Hal

ini dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel kecemasan

terhadap matematika dan prestasi matematika membentuk garis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

lurus, karena koefisien signifikansi linearity lebih kecil daripada

0,05 (p>0,05). Penghitungan uji linearitas disajikan pada tabel 12.

Tabel 12.
Hasil Uji Linearitas

Variabel Signifikansi Kesimpulan


Kecemasan terhadap
Matematika 0,041 Data linier
Prestasi Matematika

5. HASIL UJI HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hubungan

antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika. Uji

hipotesis dilakukan dengan teknik Spearman’s rho karena data tidak

normal. Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan hasil korelasi

antara kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika

sebesar -0,247 dengan signifikansi sebesar 0,028 (p<0,05). Hal ini

dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika.

Penghitungan dengan teknik Spearman’s rho disajikan pada tabel 13.

Tabel 13.
Hasil Korelasi Spearman’s rho

Variabel R Sig. Kesimpulan


Kecemasan terhadap Ada hubungan
Matematika -0,247* 0, 028 negatif
Prestasi Matematika signifikan
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

6. ANALISIS TAMBAHAN

Analisis tambahan dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat

hubungan antara aspek dalam kecemasan terhadap matematika dengan

prestasi matematika. Kecemasan terhadap matematika memiliki empat

aspek, yaitu: aspek fisik, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

perilaku. Hasil penghitungan korelasi antara aspek-aspek kecemasan

terhadap matematika dengan prestasi matematika disajikan dalam tabel

14.

Tabel 14.
Hasil Uji Aspek Kecemasan terhadap Matematika dengan Prestasi
Matematika
Variabel Aspek r Sig.
Aspek Fisik -0,268* 0,019
Prestasi Aspek Kognitif -0,185 0,079
Matematika Aspek Afektif -0,231* 0,038
Aspek Perilaku 0,001 0,496
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Dari penghitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa

korelasi antara aspek fisik dengan prestasi matematika adalah sebesar

-0,268 dengan signifikansi sebesar 0,019 (p<0,05). Hal ini dapat

diartikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara aspek

fisik pada kecemasan terhadap matematika dengan prestasi

matematika. Selanjutnya, hasil uji korelasi antara aspek kognitif

dengan prestasi matematika adalah sebesar -0,185 dengan signifikansi

sebesar 0,079 (p>0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara aspek kognitif pada kecemasan

terhadap matematika dengan prestasi matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil uji korelasi antara aspek afektif dengan prestasi matematika

didapatkan hasil sebesar -0,231 dengan signifikansi sebesar 0,038

(p<0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif yang

signifikan antara aspek afektif pada kecemasan terhadap matematika

dengan prestasi matematika. Uji yang terakhir dilakukan untuk

melihat korelasi antara aspek perilaku dengan prestasi matematika.

Dari penghitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil korelasi

sebesar 0,001 dengan signifikansi sebesar 0,496 (p>0,05). Hal ini

dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

aspek perilaku pada kecemasan terhadap matematika dengan prestasi

matematika.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada

hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan terhadap matematika

dan prestasi matematika. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang

mengatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika dapat diterima.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kecemasan terhadap

matematika yang dimiliki oleh responden, maka semakin rendah prestasi

matematikanya. Sebaliknya, semakin rendah kecemasan terhadap

matematika yang dimiliki oleh responden, maka prestasi matematikanya

semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ho et al. (2000) yang menyatakan bahwa kecemasan terhadap matematika

memiliki pengaruh pada prestasi matematika, terutama faktor afektif dan

faktor kognitif. Kedua faktor ini berpengaruh pada performansi

matematika siswa di sekolah. Ramirez et al. (2016) menemukan bahwa

kecemasan terhadap matematika memberikan dampak negatif terhadap

prestasi matematika dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan di masa

mendatang.

Kecemasan terhadap matematika berkorelasi negatif terhadap

prestasi matematika. Siswa yang memiliki kecemasan matematika tinggi

akan menunjukkan performansi yang buruk dalam hal matematika. Ketika

performansinya buruk, kemampuan matematika juga akan rendah. Selain

itu, siswa yang memiliki kecemasan terhadap matematika akan

menunjukkan rasa kurang berminatnya terhadap pelajaran matematika.

Siswa akan cenderung untuk menghindari pelajaran matematika tersebut.

Baik dengan cara tidak memperhatikan pelajaran maupun dengan cara

bercanda dengan teman selama pelajaran matematika berlangsung. Hal ini

tentu saja akan sangat berpengaruh dengan kemampuan siswa dalam

memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru matematika.

Materi yang seharusnya dipelajari akhirnya tidak dapat terserap oleh otak,

sehingga pada akhirnya nilai matematikanya menjadi rendah.

Kecemasan terhadap matematika merupakan ketakutan yang

menghasilkan respon negatif ketika seseorang dihadapkan pada situasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

yang berhubungan dengan matematika dan mengganggu performansi

dalam matematika. Kecemasan terhadap matematika memiliki empat

aspek, yaitu: aspek fisik, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek perilaku

Keempat aspek ini memiliki peran dalam kecemasan terhadap matematika.

Aspek yang pertama adalah aspek fisiologis, merupakan aspek

yang meliputi kondisi jasmani serta fungsi tubuh. Dari penelitian yang

telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa aspek fisiologis memiliki

hubungan yang signifikan dengan prestasi matematika. Siswa mengalami

keringat dingin, ketegangan, dan meningkatnya denyut jantung ketika

berada di kelas matematika. Ketika siswa mengalami hal tersebut, maka

konsentrasi dan fokus belajarnya menjadi terganggu, sehingga prestasi

matematikanya menjadi menurun.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa aspek kognitif tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi matematika, demikian

juga dengan aspek perilaku. Aspek kognitif merupakan aspek yang

berkaitan dengan pola pikir siswa dalam belajar matematika, seperti

pikiran-pikiran negatif tentang pelajaran atau situasi matematika.

Sedangkan aspek perilaku merupakan aspek yang berkaitan dengan

aktivitas dan kegiatan siswa. Meskipun siswa memiliki pikiran-pikiran

negatif terkait dengan pembelajaran matematika serta berusaha untuk

menghindar dari kelas matematika, rupanya hal tersebut tidak berkorelasi

dengan prestasi matematika. Hal ini kemungkinan disebabkan karena soal-

soal matematika yang diberikan oleh guru di sekolah bersifat repetitif,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

yaitu soal dimunculkan secara berulang-ulang. Hal ini membuat siswa

menjadi hafal dan terbiasa untuk mengerjakan soal-soal matematika

tersebut, kendati memiliki pikiran negatif terhadap pembelajaran

matematika dan berusaha menghindar dari kelas matematika, tetapi tidak

berdampak secara signifikan terhadap prestasi matematika.

Aspek terakhir adalah aspek afektif, merupakan aspek yang berasal

dari dalam diri siswa dan bersifat emosional. Aspek ini memiliki

hubungan yang signifikan dengan prestasi matematika. Siswa seringkali

merasa ragu-ragu akan kemampuannya sendiri terutama dalam pelajaran

matematika. Hal ini membuat siswa menjadi takut untuk mencoba hal-hal

baru terutama materi pelajaran matematika yang baru. Pada akhirnya siswa

menjadi enggan untuk mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan

oleh guru, sehingga prestasi matematikanya menjadi rendah.

Selain itu, menurut Blankson dan Blair (2012), kecemasan

matematika pada siswa diturunkan dari guru matematika di sekolah. Hal

ini berkaitan dengan bagaimana kemampuan guru dalam mengajarkan

matematika di sekolah. Menurut Ramirez et al. (2016), kecemasan

terhadap matematika dapat direduksi dengan strategi regulasi emosi yang

disebut dengan istilah cognitive reappraisal, yaitu mendorong individu

untuk mengubah interpretasi mereka yang berasal dari rangsangan afektif.

Selain itu, menurut Indiyani dan Listiara (2006), kecemasan terhadap

matematika juga dapat direduksi dengan metode pembelajaran gotong

royong (cooperative learning), yaitu dengan cara membagi siswa ke dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

kelompok-kelompok kecil berdasarkan prestasi matematikanya. Hal ini

dilakukan agar masing-masing anggota kelompok dapat saling berinteraksi

dan berkomunikasi untuk mendiskusikan materi-materi matematika yang

diajarkan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh

kesimpulan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika. Hal ini dapat

diartikan semakin tinggi kecemasan terhadap matematika yang dimiliki

siswa, maka semakin rendah prestasi matematikanya. Sebaliknya, jika

semakin rendah kecemasan terhadap matematika yang dimiliki oleh siswa,

maka semakin tinggi prestasi matematikanya. Selain itu, aspek fisiologis

dan aspek afektif memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi

matematika, sedangkan aspek kognitif dan aspek perilaku tidak secara

signifikan memiliki pengaruh terhadap prestasi matematika.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini hanya dilakukan di salah satu sekolah dasar di Kota

Yogyakarta, sehingga populasi dan sampelnya tidak bisa

digeneralisasikan.

C. SARAN

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara

kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika. Oleh karena

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

itu, pada para guru secara umum disarankan untuk mencari metode

pembelajaran yang tidak membuat siswa merasa cemas, seperti dengan

metode bermain sambil belajar menggunakan alat peraga.

2. Bagi Siswa

Siswa diharapakan mampu untuk menyadari tanda-tanda

kecemasan terhadap matematika dan mampu meminimalkan

dampaknya terhadap prestasi matematika.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti yang memiliki minat dalam bidang yang sama diharapkan

memperluas responden penelitian, seperti tidak hanya fokus pada satu

tingkatan kelas tertentu agar hasil temuan menjadi lebih beragam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Anita, I.W. (2014). Pengaruh kecemasan matematika (mathematics anxiety)


terhadap kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Jurnal Ilmiah Prodi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Vol. 3(1). 125-132.
Ashcraft, M. H. (2002). Math anxiety: personal, educational, and cognitive
consequences. Journal of Psychological Science. 181-185.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Beilock, S.L., Gunderson, E.A., Ramirez, G., & Levine, S.C. (2010). Female
teacher math anxiety affect girls math achievement. PNAS. Vol. 107 (5).
1860–1863.
Blankson, A. N., & Blair, C. (2015). Cognition and classroom quality as
predictors of math achievement in the kindergarten year. Learning and
Instruction. Vol. 41. 32-40.
Bull, R., Espy, K.A., Wiebe, S.A. (2008). Short-term memory, working memory,
and executive functioning in preschoolers: longitudinal predictors of
mathematical achievement at age 7 years. Developmental
Neuropsychology. Vol. 33. 205–228.
Byrnes, J.P., & Wasik, B.A. (2009). Factors predictive of mathematics
achievement in kindergarten, first and third grades: an opportunity-
propensity analysis. Contemporary Educational Psychology. Vol. 34.
167–183.
Cavanagh, R., & Sparrow, C. (2010). Measuring mathematics anxiety: paper 1-
developing a construct mode. AARE Annual Conference, Meulbourne.
Chiu, M.M., & Xihua, Z. (2008). Family and motivation effects on mathematics
achievement: analysis of students in 41 countries. Learning and
Instruction. Vol. 18. 321-336.
Christian, K., Morrison, F.J., & Bryant, F.B. (1998). Predicting kindergarten
academic Skills: interactions among childcare, maternal education, and
family literacy environments. Early Childhood Research Quarterly. 13(3),
501-521.
Crane, J. (2001). Effects of home environtment, SES, and maternal test scores on
mathematics achievement. The Journal of Education Research. Vol. 89(5).
305-314.
Dalyono, M. (2010). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

de Lange, J. (2006). Mathematical literacy for living from OECD-PISA


perspective. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics.Vol.
25.13-35.
de Lourdes Mata, M., Monteiro, V., & Peixoto, F. (2012). Attitudes towards
mathematics: effects of individual, motivation, and social support factors.
Hindawi Publishing Corporation, Child Development Research. 2012, 1-10.
DiPerna, J. C., & Elliott, S. N. (2000). Academic competence evaluation scales.
San Antonio, TX7 The Psychological Corporation.
DiPerna, J.C., Volpe, R.J., & Elliott, S.N. (2005). A model of academic enablers
and mathematics achievement in the elementary grades. Journal of School
Psychology. 43, 379-392.
Djamarah, S.B. (2010). Psikologi belajar. Jakarta: Asi Maliasatya.

Douville, P., & Pugalee, D.K. (2003). Investigating the relationship between
mental imaging and mathematical problem solving. Proceedings of
International Conference. 62-67.

Ferguson, A.M., Maloney, E.A., Fugelsang, J., & Risko, E.F. (2015). On the
relation between math anxiety and spatial ability: The case of math
anxiety. Journal of Learning and Individual Differences. Vol. 39. 1-12.

Gathercole, S.E., Pickering, S.J., Knight, C., & Stegmann, Z. (2004). Working
memory skills and educational attainment: evidence from national
curriculum assessment at 7 and 14 years of age. Applied Cognitive
Psychology. Vol. 18(1). 1-16.

Helwig, R., Anderson, L., & Tindal, G. (2001). Influence of elementary student
gender on teachers perceptions of mathematics achievement. The Journal
of Educational Research. Vol. 95 (2). 93-102.
Ho, H., Sentruk, D., Lam, A.G., Zimmer, J.M., Hong, S., & Okamoto, Y. (2000).
The affective and cognitive dimensions of math anxiety: a cross-national
study. Journal of Research in Mathematics Education. Vol. 31(3). 362-
379.
IEA TIMSS & PIRLS International Study Center. Diunduh dari
timss2015.org/download-center.
Indiyani, N.E., & Listiara, A. (2006). Efektivitas metode pembelajaran gotong
royong (cooperative learning) untuk menurunkan kecemasan siswa dalam
menghadapi pelajaran matematika (suatu studi eksperimental pada siswa
di SMP 26 Semarang). Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.
3(1). 10-28.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Kyttala, M., Aunio, P., Lehto, J.E, Luit, J.V., & Hautamaki, J. (2003).
Visuospatial working memory and early numeracy. Educational and
Child Psychology. Vol. 20(3). 65-76.
Lyons, I.M., & Beilock, S.L. (2012). When math hurts: math anxiety predicts pain
network activation in anticipation of doing math. PLOS ONE. Vol. 7(10).
1-6.
Ma, X. & Xu, J. (2004). The causal ordering of mathematics anxiety and
mathematics achievement: a longitudinal panel analysis. Journal of
Adolescense. Vol. 27. 165-179.
Maloney, E.A. & Beilock, S.L. (2012). Math anxiety: who has it, why it develops,
and how to guard againts it. Trend it Cognitive Sciences. Vol. 16. 404-406.
Mohd, N., Mahmood, T.F.P.T., & Ismail, M.N. (2011). Factors that influence
students in mathematics achievement. International Journal of Academic
Research. Vol. 3(3). 49-54.
Park, D., Ramirez, G., & Beilock, S.L. (2014). The role of expressive writing in
math anxiety. Journal of Experimental Psychology: Applied. Vol. 20(2).
103-111.
Peker, M. (2009). Pre-service teachers’ teaching anxiety about mathematics and
their learning styles. Eurasia Journal of Mathematics, Science,
Technology Education. Vol. 5(4). 335-345.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Tujuan
Pembelajaran Matematika di Sekolah. Diunduh 15 Oktober 2016.
Pezdek, K., Berry, T., & Renno, P.A. (2002). Children’s mathematics
achievement: the role of parent’s perceptions and their involvement in
homework. Journal of Educational Psychology. Vol. 94(4). 771-777.
Ramirez, G., Guderson, E.A., Levine, S.C., & Beilock, S. L. (2013). Math
anxiety, working memory, and math achievement in early elementary
school. Journal of Cognition and Development.Vol. 14(2). 187-202.
Ramirez, G., et. al. (2016). On the relationship between math anxiety and math
achievement in early elementary school: The role of problem solving
strategies. Journal of Experimental Child Psychology. Vol. 14. 183-100.
Reys, et.al. (2002). Helping children learn mathematics. Ed.7. Boston:John &
Wiley Co.
Schenke, K., Rutherford, T., Lam, A.C., & Bailey, D.H. (2016). Construct
confounding among of predictors of mathematics achievement. AERA
Open. Vol. 2 (2). 1–16.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Sherman, B.F., & Wither, D.P. (2003). Mathematics anxiety and mathematics
achievement. Mathematics Education Research Journal. Vol. 15 (2).
138-150.
Siegler, R.S., Duncan, G.J., Davis-Kean, P.E., Duckworth, K., Claessens, A.,
Engel, M., Susperreguy, M.I., & Chen, M. (2012). Early predictors of
high school mathematics achievement. Psychological Science. Vol.
23(7). 691–697.
Singh, K., Granville, M., & Dika, S. (2010). Mathematics and science
achievement: effects of motivation, interest, and academic engagement.
The Journal of Educational Research. Vol. 95(6). 323-332
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Sugihartono dkk. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suinn, R.M., & Winston, E.H. (2003). The mathematics anxiety rating scale, a
brief version: psychometric data. Psychological Report. Vol. 92. 167-
173.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Suplemen Makalah. Lustrum ke-4 Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma. 30 September. Yogyakarta.
Susanto, A. (2013). Teori belajar & pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Van Garderen, D. (2006). Spatial visualization, visual imagery, and mathematical
problem solving of student with varying abilities. Journal of Learning
Disabilities. Vol. 39(6). 496-506.
Verdine, B.N., Irwin, C.M., Golinkoff, R.M., & Hirsh-Pasek, K. (2014).
Contribution of executive function and spatial skills to preschool
mathematics achievement. Journal of Experimental Child Psychology.
Vol. 126. 37-51.
Wang, Z., Lukowski, S.L., Hart, S.A., Lyons, I.M., Thompson, L.A., Kovas, Y.,
Mazzocco, M.M.M., Plomin, R., & Petrill, S.A. (2015). Is math anxiety
always bad for math learning? the role of math motivation. Psycological
Science. 1-14.
Whyte, J. & Anthony, G. (2012). Math anxiety: the fear factor in the mathematics
classroom. New Zealand Journal of Teacher’s Work. Vol. 9(1). 6-15.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Winheller, S., Hattie, J.A., & Brown, G.T.L. (2013). Factors influencing early
adolescents’ mathematics achievement: high-quality teaching rather than
relationship. Learning Environ Res. Vol. 16. 49–69.
Wu, S.S., Barth, M., Amin, H., Malcarne, V., & Menon, V. (2012). Math anxiety
in second and third graders and its relation to mathematics achievement.
Original Research Article.
Zakaria,E., & Nordin, N.M. (2008). The effects of mathematics anxiety on
matriculation students as related to motivation and achievement. Eurasia
Journal of Mathematics, Science, & Technology Education. Vol. 4(1).
27-30.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Lampiran 1. Penghitungan Skala Setelah Uji Coba

Uji 1

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,907 50

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 99,6456 278,770 ,567 ,903


VAR00002 99,1013 281,349 ,488 ,904
VAR00003 99,3797 282,598 ,461 ,905
VAR00004 99,5063 285,048 ,372 ,906
VAR00005 99,7975 285,907 ,306 ,906
VAR00006 99,4304 285,377 ,285 ,907
VAR00007 100,0380 283,832 ,465 ,905
VAR00008 98,5949 295,424 -,034 ,910
VAR00009 99,3418 287,510 ,256 ,907
VAR00010 99,5063 285,586 ,312 ,906
VAR00011 100,0253 284,358 ,406 ,905
VAR00012 99,4810 279,740 ,584 ,903
VAR00013 99,7848 280,633 ,534 ,904
VAR00014 99,2532 285,115 ,321 ,906
VAR00015 100,0127 292,833 ,077 ,908
VAR00016 98,3544 296,770 -,076 ,912
VAR00017 99,9114 283,646 ,502 ,905
VAR00018 99,5316 286,688 ,308 ,906
VAR00019 100,0506 283,664 ,539 ,904
VAR00020 99,3671 274,312 ,611 ,903
VAR00021 99,7975 282,907 ,505 ,904
VAR00022 99,2532 286,191 ,333 ,906
VAR00023 99,3671 288,492 ,213 ,907
VAR00024 99,3418 278,407 ,552 ,904
VAR00025 99,5316 285,586 ,327 ,906
VAR00026 99,4557 285,918 ,307 ,906
VAR00027 99,6076 274,703 ,785 ,901
VAR00028 99,4430 293,122 ,035 ,910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

VAR00029 99,4304 287,838 ,302 ,906


VAR00030 99,4177 287,169 ,238 ,907
VAR00031 99,2025 277,933 ,576 ,903
VAR00032 99,2785 285,255 ,306 ,907
VAR00033 99,7595 282,006 ,474 ,905
VAR00034 99,3671 278,543 ,631 ,903
VAR00035 99,1266 285,625 ,329 ,906
VAR00036 100,0127 281,474 ,643 ,904
VAR00037 99,3924 289,267 ,209 ,907
VAR00038 99,1519 278,310 ,516 ,904
VAR00039 99,3165 277,783 ,639 ,903
VAR00040 99,1772 277,763 ,513 ,904
VAR00041 99,4684 281,868 ,546 ,904
VAR00042 99,4937 284,176 ,446 ,905
VAR00043 98,9494 286,177 ,262 ,907
VAR00044 99,8481 279,925 ,579 ,904
VAR00045 99,5570 282,250 ,512 ,904
VAR00046 99,3165 278,783 ,575 ,903
VAR00047 99,2278 277,588 ,606 ,903
VAR00048 98,9114 288,236 ,195 ,908
VAR00049 99,2658 287,582 ,222 ,908
VAR00050 99,3671 289,876 ,167 ,908

Uji 2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,925 35

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 66,1519 201,413 ,569 ,923


VAR00002 65,6076 203,165 ,510 ,923
VAR00003 65,8861 204,205 ,485 ,924
VAR00004 66,0127 206,320 ,394 ,925
VAR00005 66,3038 207,189 ,319 ,926
VAR00006 66,5443 205,379 ,485 ,924
VAR00007 66,0127 208,038 ,279 ,926
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

VAR00008 66,5316 206,637 ,386 ,925


VAR00009 65,9873 201,346 ,629 ,922
VAR00010 66,2911 203,235 ,526 ,923
VAR00011 66,4177 205,195 ,525 ,923
VAR00012 66,0380 207,986 ,317 ,925
VAR00013 66,5570 205,276 ,561 ,923
VAR00014 65,8734 196,394 ,659 ,921
VAR00015 66,3038 204,907 ,509 ,923
VAR00016 65,7595 207,493 ,346 ,925
VAR00017 65,8481 200,592 ,575 ,922
VAR00018 66,0380 206,704 ,351 ,925
VAR00019 65,9620 206,191 ,364 ,925
VAR00020 66,1139 198,282 ,773 ,920
VAR00021 65,7089 201,414 ,548 ,923
VAR00022 65,7848 206,761 ,303 ,926
VAR00023 66,2658 204,428 ,464 ,924
VAR00024 65,8734 200,445 ,671 ,921
VAR00025 65,6329 207,748 ,308 ,926
VAR00026 66,5190 204,150 ,622 ,922
VAR00027 65,6582 201,869 ,484 ,924
VAR00028 65,8228 200,609 ,641 ,922
VAR00029 65,6835 199,988 ,535 ,923
VAR00030 65,9747 204,897 ,506 ,923
VAR00031 66,0000 206,000 ,449 ,924
VAR00032 66,3544 202,334 ,585 ,922
VAR00033 66,0633 204,265 ,520 ,923
VAR00034 65,8228 201,148 ,589 ,922
VAR00035 65,7342 200,813 ,590 ,922

Uji 3

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,926 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 64,1899 194,489 ,557 ,923


VAR00002 63,6456 196,078 ,503 ,924
VAR00003 63,9241 197,507 ,458 ,924
VAR00004 64,0506 199,151 ,388 ,925
VAR00005 64,3418 199,895 ,319 ,926
VAR00006 64,5823 198,221 ,479 ,924
VAR00007 64,5696 199,300 ,388 ,925
VAR00008 64,0253 194,025 ,635 ,922
VAR00009 64,3291 195,967 ,527 ,924
VAR00010 64,4557 197,918 ,526 ,924
VAR00011 64,0759 200,738 ,314 ,926
VAR00012 64,5949 197,911 ,566 ,923
VAR00013 63,9114 189,415 ,653 ,922
VAR00014 64,3418 197,792 ,501 ,924
VAR00015 63,7975 200,292 ,341 ,926
VAR00016 63,8861 193,154 ,586 ,923
VAR00017 64,0759 199,404 ,351 ,926
VAR00018 64,0000 199,205 ,350 ,926
VAR00019 64,1519 191,182 ,771 ,921
VAR00020 63,7468 194,422 ,538 ,923
VAR00021 63,8228 199,532 ,300 ,927
VAR00022 64,3038 196,983 ,472 ,924
VAR00023 63,9114 193,338 ,667 ,922
VAR00024 63,6709 200,249 ,316 ,926
VAR00025 64,5570 196,968 ,618 ,923
VAR00026 63,6962 194,573 ,487 ,924
VAR00027 63,8608 193,352 ,644 ,922
VAR00028 63,7215 192,460 ,548 ,923
VAR00029 64,0127 197,551 ,510 ,924
VAR00030 64,0380 198,396 ,466 ,924
VAR00031 64,3924 194,831 ,599 ,923
VAR00032 64,1013 196,810 ,531 ,924
VAR00033 63,8608 193,634 ,603 ,923
VAR00034 63,7722 193,537 ,594 ,923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Lampiran 2.
Materi Matematika Semester 2

No Kompetensi Dasar Indikator


1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan 1. Siswa dapat mengubah pecahan biasa menjadi
desimal serta sebaliknya persen.
2. Siswa dapat mengubah pecahan Biasa menjadi
desimal.
3. Siwa dapat mengubah pecahan Biasa menjadi
desimal.
4. Siswa dapat menjumlahkan dari bentuk persen
dengan desimal.
5. Siswa dapat menjumlahkan pecahan
berpenyebut tidak sama.
6. Siswa dapat menjumlahkan pecahan campuran
dengan pecahan campuran.
7. Siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa
dengan desimal.
8. Siswa dapat menjumlahkan bentuk decimal
dengan bentuk desimal.
9. Siswa dapat menjumlah dan mengurangi bentuk
desimal.
10. Siswa dapat menyederhanakan dari bentuk
persen.
11. Siswa dapat mengubah dari bentuk pecahan
biasa ke bentuk desimal.
2 Menjumlahkan dan mengurangkan 1. Siswa dapat menjumlahkan dan mengurangi
berbagai bentuk pecahan pecahan biasa dengan pecahan campuran.
2. Siswa dapat mengurangi pecahan campuran.
3. Siswa dapat mengubah dari bentuk pecahan
biasa ke dalam bentuk pecahan campuran.
3 Mengalikan dan membagi berbagai 1. Siswa dapat mengalikan bentuk pecahan biasa
bentuk pecahan dengan pecahan campuran.
2. Siswa dapat mengalikan bentuk pecahan biasa
dengan pecahan campuran.
3. Siswa dapat membagi angka biasa dengan
pecahan biasa.
4. Siswa dapat membagi bentuk pecahan biasa
dengan pecahan biasa.
5. Siswa dapat menghitung pembagian operasi
bilangan biasa dengan pecahan biasa.
4 Menggunakan pecahan dalam masalah Siswa dapat menghitung jarak pada peta dengan
perbandingan dan skala jarak sebenarnya.

5 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar 1. Siswa dapat menentukan bangun yang


mempunyai simetri putar yang tak terhingga.
2. Siswa dapat menentukkan jenis bangun datar
3. Siswa dapat menghitung luas bangun segitiga.
4. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun
persegi panjang.
5. Siswa dapat mengidentifikasi simetri lipat pada
bangun bujur sangkar.
6. Siswa dapat menghitung luas bangun persegi.
7. Siswa dapat menghitung volume sebuah balok.
8. Siswa dapat menghitung luas bangun trafesium.
9. Siswa dapat menyebutkan sifat –sifat dari
bangun limas segi empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Lampiran 3.
Penilaian Validitas Isi Item

PENILAIAN VALIDITAS ISI


KECEMASAN TERHADAP MATEMATIKA

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Yogyakarta, 21 Februari 2017

Yang terhormat
Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat,
Saya Rizky Susilowati (129114113), mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan
penyusunan skala psikologi untuk mengukur atribut kecemasan terhadap matematika. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan dan
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “kecemasan terhadap matematika”. Validitas isi item yang dimaksud
dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut psikologis yang diukur (kecemasan terhadap matematika).
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/ Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat saya,

Rizky Susilowati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

PERNYATAAN KESEDIAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
NIM/NIP :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia mengisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi
membantu terlaksananya penilitian.

Yogyakarta, ... Februari 2017

(.............................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Penilaian Validitas Isi Item


Alat ukur atau skala ini bertujuan mengukur kecemasan terhadap matematika pada siswa sekolah dasar yang dibagi dalam 4 aspek. Definisi
konseptual atribut psikologis beserta aspek dan indikatornya adalah sebagai berikut:
Atribut Psikologis Komponen/Dimensi
Kecemasan terhadap matematika: Aspek fisiologis:
Perasaan negatif yang muncul ketika seseorang Aspek yang meliputi kondisi jasmani serta fungsi tubuh.
dihadapkan pada situasi yang berhubungan Indikator:
dengan matematika dan mengganggu a. Reaksi tubuh yang berkeringat
performansi matematika. b. Mual
c. Meningkatnya denyut jantung
d. Mengalami ketegangan
Aspek kognitif:
Aspek yang berkaitan dengan pola pikir siswa dalam belajar matematika.
Indikator:
a. Munculnya pikiran-pikiran negatif
b. Pikiran menjadi kosong (blank)
Aspek afektif:
Aspek yang berasal dari dalam diri siswa dan bersifat emosional.
Indikator:
a. Takut bila terlihat bodoh
b. Ragu akan kemampuan sendiri
c. Kehilangan harga diri
Aspek perilaku:
Aspek yang berkaitan dengan aktivitas dan kegiatan siswa.
Indikator:
Menghindar dari kegiatan yang berhubungan dengan matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tugas Anda adalah sebagai berikut:


a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
b. Taraf relevansi yang dimaksud dalam dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut
psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi
konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√).
e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item tidak/kurang relevan.

Penilaian Aitem
Kecemasan terhadap Matematika:
Perasaan negatif yang muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang berhubungan dengan matematika dan mengganggu performansi
matematika.
Taraf
Komponen/Dimensi Indikator No Item Saran Perbaikan
Relevansi
Aspek fisiologis: Reaksi tubuh 1. Bagian tubuh saya mengeluarkan keringat
Aspek yang meliputi yang berkeringat dingin ketika diminta guru mengerjakan
kondisi jasmani serta soal matematika.
fungsi tubuh. 2. Saya akan mengeluarkan keringat ketika
bertemu dengan guru matematika.
3. Ketika mengerjakan soal di papan tulis,
tangan dan tubuh saya mengeluarkan
keringat yang wajar. (UF)
4. Tubuh saya mengeluarkan keringat yang
normal selama pelajaran matematika
berlangsung. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Mual 5. Saya merasa mual selama pelajaran


matematika berlangsung.
6. Saya merasa mual ketika mengingat materi
pelajaran materi yang sulit.

7. Perut saya terasa biasa saja ketika


mengerjakan soal matematika. (UF)
8. Perut saya terasa biasa saja ketika ada
ulangan matematika. (UF)
Meningkatnya 9. Saya merasa deg-degan ketika ada
denyut jantung pelajaran
matematika.
10. Jantung saya berdebar-debar ketika diminta
mengerjakan soal matematika di papan
tulis.
11. Saya merasa jantung saya berdegup dengan
normal ketika mengerjakan soal
matematika yang sulit. (UF)
12. Saya merasa denyut jantung saya normal
ketika ditunjuk oleh guru matematika. (UF)
Mengalami 13. Saya merasa tegang ketika diminta guru
ketegangan menjawab soal matematika.
14. Situasi kelas matematika membuat saya
tegang.
15. Sebelum kelas matematika dimulai, saya
merasa siap. (UF)
16. Saya merasa siap ketika diberikan ulangan
mendadak oleh guru matematika. (UF)

Aspek kognitif: Munculnya 17. Saya berpikir kemampuan matematika saya


Aspek yang berkaitan pikiran-pikiran rendah.
dengan pola pikir siswa negatif 18. Saya berpikir akan kesulitan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

dalam belajar mendapatkan soal matematika yang sulit.


matematika. 19. Saya berpikir materi matematika sulit
dipahami.
20. Saya berpikir matematika pelajaran yang
harus dipelajari. (UF)
21. . Saya berpikir matematika bermanfaat
untuk masa depan saya. (UF)
22. Saya berpikir kemampuan matematika saya
mudah untuk ditingkatkan. (UF)
Pikiran menjadi 23. Saya sulit berkonsentrasi ketika teman-
kosong (blank) teman mengganggu saya ketika pelajaran
matematika berlangsung.
24. Saya kesulitan mengingat rumus-rumus
pada
pelajaran matematika.
25. Saya kesulitan fokus pada penjelasan guru
matematika.
26. Saya bisa untuk berkonsentrasi ketika
berada di kelas matematika. (UF)

27. Saya mudah untuk mengingat materi


matematika yang baru saja dijelaskan oleh
guru matematika. (UF)
28. Saya bisa fokus pada soal matematika yang
sedang saya kerjakan. (UF)
Aspek afektif: Takut terlihat 29. Saya merasa takut mendapat nilai jelek
Aspek yang berasal dari bodoh pada
dalam diri siswa dan pelajaran matematika.
bersifat emosional. 30. Saya merasa takut kesulitan mengerjakan
soal matematika.
31. Saya merasa takut ditertawakan apabila
mendapatkan nilai matematika rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

32. Saya merasa siap ketika diminta menjawab


soal oleh guru matematika. (UF)
33. Saya bisa menerima ketika diejek oleh
teman karenakesulitan mengerjakan soal
matematika. (UF)
Ragu akan 34. Saya merasa ragu-ragu ketika mendapatkan
kemampuan soal matematika yang sulit.
sendiri 35. Saya mencontek teman agar nilai
matematika saya bagus.
36. Saya ragu-ragu ketika diberikan materi
matematika yang baru.
37. Saya merasa percaya diri ketika menjawab
soal matematika sendirian. (UF)
38. Saya merasa percaya diri ketika menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru
matematika.(UF)
Kehilangan 39. Saya merasa malu ketika mendapatkan nilai
harga diri jelek pada pelajaran matematika.
40. Saya merasa malu ketika salah menjawab
soal yang diberikan oleh guru matematika.
41. Ketika mendapatkan nilai jelek dalam
ulangan matematika, saya merasa malu
diejek oleh teman-teman.
42. Saya tetap bergaul meskipun kemampuan
matematika saya lebih rendah dibandingkan
teman-teman. (UF)
43. Saya tetap berusaha keras meskipun
mendapatkan nilai ulangan jelek. (UF)

Aspek perilaku: Menghindar dari 44. Ketika malas dengan pelajaran matematika,
Aspek yang berkaitan kegiatan yang saya akan ijin ke kamar kecil.
dengan aktivitas dan berhubungan 45. Saya akan pura-pura diam agar tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kegiatan siswa. dengan ditunjuk oleh guru matematika.


matematika 46. Saya akan ijin sakit ketika ada pelajaran
matematika.
47. Saya menghindar ketika ada pelajaran
matematika disekolah.
48. Saat di kelas, saya memperhatikan
penjelasan guru matematika. (UF)
49. Saya senang ketika diminta guru
mengerjakan soal matematika. (UF)
50. Saya menghindari bercanda dengan teman
selama pelajaran matematika berlangsung.
(UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Lampiran 4.
Hasil Penghitungan IVI-I Skala

Komponen No. Aitem IVI- Tindakan


I
Aspek fisiologis: 1. 1 Dipakai
Aspek yang meliputi kondisi 2. 0,83 Dipakai
jasmani serta fungsi tubuh. 3. 0,83 Dipakai dengan perbaikan
4. 0,83 Dipakai dengan perbaikan
5. 1 Dipakai
6. 1 Dipakai
7. 1 Dipakai
8. 1 Dipakai
9. 1 Dipakai
10. 1 Dipakai
11. 1 Dipakai
12. 1 Dipakai
13. 1 Dipakai
14. 0,83 Dipakai
15. 0,83 Dipakai
16. 0,83 Dipakai
Aspek kognitif: 17. 1 Dipakai
Aspek yang berkaitan dengan 18. 1 Dipakai
pola pikir siswa dalam belajar 19. 1 Dipakai
matematika. 20. 0,33 Diganti item baru
21. 1 Dipakai
22. 0,83 Dipakai
23. 0,83 Dipakai
24. 1 Dipakai
25. 1 Dipakai
26. 1 Dipakai
27. 1 Dipakai
28. 1 Dipakai
Aspek afektif: 29. 1 Dipakai
Aspek yang berasal dari dalam 30. 1 Dipakai
diri siswa dan bersifat 31. 1 Dipakai
emosional. 32. 0,83 Dipakai
33. 1 Dipakai
34. 0,83 Dipakai dengan perbaikan
35. 0,83 Dipakai dengan perbaikan
36. 1 Dipakai
37. 1 Dipakai
38. 1 Dipakai
39. 0,83 Dipakai
40. 0,83 Dipakai
41. 0,66 Dipakai dengan perbaikan
42. 1 Dipakai
43. 1 Dipakai
Aspek perilaku: 44. 0,83 Dipakai
Aspek yang berkaitan dengan 45. 0,83 Dipakai
aktivitas dan kegiatan siswa. 46. 1 Dipakai
47. 1 Dipakai
48. 1 Dipakai
49. 1 Dipakai
50. 0,83 Dipakai
Jumlah 46,3333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lampiran 5.
Daftar Nilai Kelas V SD N Demangan

No. Nama Nilai No. Nama Nilai


1. NTR 65 55. FF 71
2. AJP 66
56. FZP 42
3. ACS 73
57. FWF 55
4. ARH 68
58. ASAY 62
5. D 75
59. HEDG 67
6. DS 55
60. QRAS 66
7. DNN 42
8. DK 75
9. DA 77
10. FAL 65
11. FL 75
12. HA 70
13. JSA 67
14. MRS 82
15. MDA 45
16. NFA 50
17. NFSP 68
18. NDW 70
19. RW 70
20. RAW 73
21. SQP 85
22. TVW 55
23. YP 80
24. ASRS 80
25. IR 46
26. AWI 70
27. AAP 75
28. RAW 65
29. MDS 73
30. SAPA 68
31. ASK 62
32. YPA 73
33. RIM 66
34. A 45
35. J 46
36. AAPS 80
37. ASR 77
38. ASA 68
39. AAY 50
40. DSPS 75
41. DAM 66
42. FAK 77
43. JTA 55
44. MFF 75
45. MYP 73
46. NAA 64
47. NN 68
48. RDP 65
49. RP 96
50. RJNP 66
51. RRR 80
52. S 47
53. SMA 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Lampiran 6.
Reabilitas Penelitian

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,901 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 7.
Uji Hipotesis

Correlations
Kecemasan Prestasi_Mat
*
Spearman's rho Kecemasan Correlation Coefficient 1,000 -,247
Sig. (1-tailed) . ,028
N 60 60
*
Prestasi_Mat Correlation Coefficient -,247 1,000
Sig. (1-tailed) ,028 .
N 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lampiran 8.
Uji Asumsi
Uji Normalitas

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Kecemasan ,093 60 ,200 ,970 60 ,143
Prestasi_Mat ,161 60 ,001 ,950 60 ,015
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi_Ma Between (Combined
5275,983 31 170,193 1,650 ,092
t* Groups )
Kecemasan Linearity 473,184 1 473,184 4,588 ,041
Deviation from
4802,799 30 160,093 1,552 ,123
Linearity
Within Groups 2887,667 28 103,131
Total 8163,650 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Lampiran 9.
Uji Per Aspek Kecemasan terhadap Matematika dengan Prestasi Matematika
Correlations
Aspek_ Asoek_KO Aspek_A Aspek_P Prestasi_
Fisik gnitif fektif erilaku Math
Spearman' Aspek_Fisik Correlation ** ** ** *
1,000 ,733 ,702 ,549 -,268
s rho Coefficient
Sig. (1-tailed) . ,000 ,000 ,000 ,019
N 60 60 60 60 60
Asoek_KOg Correlation ** ** **
,733 1,000 ,651 ,604 -,185
nitif Coefficient
Sig. (1-tailed) ,000 . ,000 ,000 ,079
N 60 60 60 60 60
Aspek_Afekt Correlation ** ** ** *
,702 ,651 1,000 ,497 -,231
if Coefficient
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 . ,000 ,038
N 60 60 60 60 60
Aspek_Peril Correlation ** ** **
,549 ,604 ,497 1,000 ,001
aku Coefficient
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000 . ,496
N 60 60 60 60 60
Prestasi_Ma Correlation * *
-,268 -,185 -,231 ,001 1,000
th Coefficient
Sig. (1-tailed) ,019 ,079 ,038 ,496 .
N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Lampiran 10.
Uji One Sampel t-test
One-Sample Statistics
Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
Prestasi_Math 60 66,65 11,763 1,519

One-Sample Test

Test Value = 50

95% Confidence Interval of the

Sig. (2- Difference

t df tailed) Mean Difference Lower Upper

Prestasi_Math 10,964 59 ,000 16,650 13,61 19,69

One-Sample Statistics
Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
Kecemasan_Math 60 64,73 13,386 1,728

One-Sample Test

Test Value = 85

95% Confidence Interval of the

Sig. (2- Difference

t df tailed) Mean Difference Lower Upper

Kecemasan_Math -11,728 59 ,000 -20,267 -23,72 -16,81


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 11.
Skala Sebelum Uji Coba
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, saya bermaksud mengadakan penelitian dalam bidang psikologi pendidikan.
Penelitian ini terkait dengan kegiatan pembelajaran matematika di sekolah. Saya selaku peneliti memohon
kesediaan Adik-adik untuk mengisi skala ini dengan jujur. Semua jawaban Adik-adik akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan bagi keperluan penelitian.
IDENTITAS DIRI
Nama :.................................................................................
Kelas/ No. Absen :.................................................................................
Mata pelajaran yang disukai :.................................................................................
Mata pelajaran yang tidak disukai :.................................................................................

PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat 50 pernyataan. Silahkan Adik-adik baca dan pahami setiap pernyataan dengan
baik. Adik-adik diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

Contoh :
No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya senang membaca buku √

Pada contoh diatas, terdapat pernyataan “Saya gemar membaca buku”. Apabila pernyataan tersebut
sesuai dengan kondisi Adik-adik, maka Adik-adik dapat memberi tanda centang (√) pada kolom S (Setuju) atau
pada kolom SS (Sangat Setuju) apabila sangat sesuai. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan teman-
teman saat ini.

Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan Adik-adik saat ini. Jangan takut salah karena semua
jawaban benar.

-Selamat Mengerjakan-

No. Pernyataan
STS TS S SS
1. Bagian tubuh saya mengeluarkan keringat dingin ketika diminta guru
mengerjakan soal matematika.
2. Saya merasa ragu-ragu untuk mengerjakan ketika mendapatkan soal
matematika yang sulit.
3. Situasi kelas matematika membuat saya tegang.

4. Saya berpikir kemampuan matematika saya mudah


untuk ditingkatkan.
5. Tubuh saya mengeluarkan keringat ketika bertemu dengan guru
matematika.
6. Saya merasa ragu-ragu mampu untuk mendapatkan nilai yang baik
pada pelajaran matematika.
7. Ketika malas dengan pelajaran matematika, saya akan ijin ke WC.
8. Saya bisa menerima ketika diejek oleh teman karena
kesulitan mengerjakan soal matematika.
9. Saya tidak memiliki masalah terkait keringat ketika mengerjakan
soal di papan tulis.
10. Saya merasa ragu-ragu ketika diberikan materi matematika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

baru.
11. Saya berpikir matematika bermanfaat untuk masa depan saya.
12. Saya merasa siap ketika diminta menjawab soal oleh guru
matematika.
13. Saya akan pura-pura diam agar tidak ditunjuk oleh guru matematika.
14. Saya tidak memiliki masalah terkait keringat selama pelajaran
matematika berlangsung.
15. Saya tetap berusaha keras meskipun mendapatkan nilai ulangan jelek.

16. Saya sulit berkonsentrasi ketika teman-teman mengganggu saya


ketika pelajaran matematika berlangsung.
17. Saya merasa mual selama pelajaran matematika berlangsung.
18. Saya merasa takut ditertawakan apabila mendapatkan nilai
matematika rendah.
19. Saya akan ijin sakit ketika ada pelajaran matematika.

20. Saya berpikir matematika adalah pelajaran yang menyenangkan.


21. Saya merasa mual ketika mengingat materi pelajaran matematika
yang sulit.
22. Saya kesulitan mengingat rumus-rumus pada pelajaran matematika.
23. Saya tidak memiliki masalah perut ketika mengerjakan soal
matematika.
24. Saya merasa percaya diri ketika menjawab soal matematika
sendirian.
25. Saya merasa deg-degan ketika ada pelajaran matematika.

26. Saya berpikir materi matematika sulit dipahami.

27. Sebelum kelas matematika dimulai, saya merasa siap.

28. Saya tetap bergaul meskipun kemampuan matematika saya lebih


rendah dibandingkan teman-teman.
29. Saya sulit untuk fokus pada penjelasan guru matematika.

30. Saya tidak memiliki masalah perut ketika ada ulangan


matematika.
31. Saya berpikir akan kesulitan mengerjakan ketika mendapatkan soal
matematika yang sulit.
32. Ketika mendapatkan nilai jelek dalam ulangan matematika, saya
merasa malu diejek oleh teman-teman.
33. Saya menghindari bercanda dengan teman selama
pelajaran matematika berlangsung.
34. Jantung saya berdebar-debar ketika diminta mengerjakan soal
matematika di papan tulis.
35. Saya merasa malu ketika salah menjawab soal yang diberikan oleh
guru matematika.
36. Saya menghindar ketika ada pelajaran matematika di
sekolah.
37. Saya bisa untuk berkonsentrasi ketika berada di kelas matematika.
38. Jantung saya berdetak dengan normal ketika
ditunjuk oleh guru matematika.
39. Saya merasa takut kesulitan mengerjakan soal matematika.
40. Saya merasa siap ketika diberikan ulangan
mendadak oleh guru matematika.
41. Saya mudah untuk mengingat materi matematika yang baru saja
dijelaskan oleh guru matematika.
42. Saya merasa minder ketika mendapatkan nilai jelek pada pelajaran
matematika.
43. Jantung saya berdetak dengan normal ketika mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

matematika yang sulit


44. Saat di kelas, saya memperhatikan penjelasan guru matematika.
45. Saya bisa fokus pada soal matematika yang sedang saya kerjakan.
46. Saya merasa percaya diri ketika menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru matematika.
47. Saya merasa tegang ketika diminta guru menjawab soal matematika.

48. Saya merasa takut mendapat nilai jelek pada pelajaran matematika.
49. Saya antusias ketika diminta guru mengerjakan soal
matematika.
50. Saya berpikir kemampuan matematika saya rendah.

Periksa kembali pekerjaan Adik-adik, pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.
-Terima kasih-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Lampiran 12.
Skala Setelah Uji Coba
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, saya bermaksud mengadakan penelitian dalam bidang psikologi pendidikan.
Penelitian ini terkait dengan kegiatan pembelajaran matematika di sekolah. Saya selaku peneliti memohon
kesediaan Adik-adik untuk mengisi skala ini dengan jujur. Semua jawaban Adik-adik akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan bagi keperluan penelitian.
IDENTITAS DIRI
Nama :.................................................................................
Kelas/ No. Absen :.................................................................................
Mata pelajaran yang disukai :.................................................................................
(boleh lebih dari satu)
Mata pelajaran yang tidak disukai :.................................................................................
(boleh lebih dari satu)
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat 50 pernyataan. Silahkan Adik-adik baca dan pahami setiap pernyataan dengan
baik. Adik-adik diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
Contoh :
No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya senang membaca buku √

Pada contoh diatas, terdapat pernyataan “Saya gemar membaca buku”. Apabila pernyataan tersebut
sesuai dengan kondisi Adik-adik, maka Adik-adik dapat memberi tanda centang (√) pada kolom S (Setuju) atau
pada kolom SS (Sangat Setuju) apabila sangat sesuai. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan teman-
teman saat ini.

Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan Adik-adik saat ini. Jangan takut salah karena semua
jawaban benar.

-Selamat Mengerjakan-

No. Pernyataan
STS TS S SS
1. Bagian tubuh saya mengeluarkan keringat dingin ketika diminta guru
mengerjakan soal matematika.
2. Saya merasa ragu-ragu untuk mengerjakan ketika mendapatkan soal
matematika yang sulit.
3. Situasi kelas matematika membuat saya tegang.

4. Saya berpikir kemampuan matematika saya mudah untuk


ditingkatkan.
5. Tubuh saya mengeluarkan keringat ketika bertemu dengan guru
matematika.
6. Ketika malas dengan pelajaran matematika, saya akan ijin ke WC.
7. Saya berpikir matematika bermanfaat untuk masa depan saya.
8. Saya merasa siap ketika diminta menjawab soal oleh guru
matematika.
9. Saya akan pura-pura diam agar tidak ditunjuk oleh guru matematika.
10. Saya merasa mual selama pelajaran matematika berlangsung.

11. Saya merasa takut ditertawakan apabila mendapatkan nilai


matematika rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

12. Saya akan ijin sakit ketika ada pelajaran matematika.


13. Saya berpikir matematika adalah pelajaran yang menyenangkan.
14. Saya merasa mual ketika mengingat materi pelajaran matematika
yang sulit.
15. Saya kesulitan mengingat rumus-rumus pada pelajaran matematika.
16. Saya merasa percaya diri ketika menjawab soal matematika
sendirian.
17. Saya merasa deg-degan ketika ada pelajaran matematika.
18. Saya berpikir materi matematika sulit dipahami.

19. Sebelum kelas matematika dimulai, saya merasa siap.


20. Saya berpikir akan kesulitan mengerjakan ketika mendapatkan soal
matematika yang sulit.
21. Ketika mendapatkan nilai jelek dalam ulangan matematika, saya
merasa malu diejek oleh teman-teman.

22. Saya menghindari bercanda dengan teman selama


pelajaran matematika berlangsung.
23. Jantung saya berdebar-debar ketika diminta mengerjakan soal
matematika di papan tulis.
24. Saya merasa malu ketika salah menjawab soal yang diberikan oleh
guru matematika.
25. Saya menghindar ketika ada pelajaran matematika di sekolah.
26. Jantung saya berdetak dengan normal ketika
ditunjuk oleh guru matematika.

27. Saya merasa takut kesulitan mengerjakan soal matematika.


28. Saya merasa siap ketika diberikan ulangan
mendadak oleh guru matematika.
29. Saya mudah untuk mengingat materi matematika yang baru saja
dijelaskan oleh guru matematika.
30. Saya merasa minder ketika mendapatkan nilai jelek pada pelajaran
matematika.
31. Saat di kelas, saya memperhatikan penjelasan guru matematika.
32. Saya bisa fokus pada soal matematika yang sedang saya kerjakan.

33. Saya merasa percaya diri ketika menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru matematika.
34. Saya merasa tegang ketika diminta guru menjawab soal matematika.

Periksa kembali pekerjaan Adik-adik, pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.
-Terima kasih-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Lampiran 13.
Surat Ijin Penelitian dan Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Anda mungkin juga menyukai