Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA

Kanker payudara telah menjadi focus untuk pencarian epidemiologi secara luas, dan sekarang
telah di laporkan banyak factor resiko yang dapat menyebabkan kanker payudara. Factor resiko yaitu
adanya riwayat kanker payudara pada keluarga, usia dini saat menarche, usia menopause terlalu lama,
nuliparitas, usia lanjut saat mempunyai keturunan, riwayat biopsy payudara sebelumnya, tidak menyusui,
obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Bahkan makanan berlemak juga dapat memicu kanker payudara,
minuman beralkhohol dan hormone eksogen juga telah dipelajari secara intensif, dapat meningkatkan
risiko kanker payudara dengan pola penggunaan kontrasepsi oral dan hormon menopause tertentu, dan
efek dari paparan modulator reseptor estrogen selektif. Model prediksi saat ini sedang dikembangkan
untuk memasukkan faktor risiko tambahan dan diantisipasi bahwa ini akan memungkinkan pemahaman
yang lebih lengkap tentang terjadinya kanker payudara secara populasi. Komplikasi lebih lanjut dalam
memahami terjadinya kanker payudara berkaitan dengan pemahaman terbatas kita tentang mengetahui
bagaimana proses terjadi nya kanker payudara. Meskipun peran penting estrogen dalam etiologi kanker
payudara telah dikenal untuk beberapa waktu. Peningkatan penyakit ini sedang diteliti adakah penyebab
hormon lain, termasuk androgen dan progestogen, serta beragam protein, seperti faktor pertumbuhan
seperti insulin, selain itu semakin diketahui bahwa kanker payudara adalah penyakit heterogen, yang
mungkin ada subset dengan etiologi yang berbeda. Perhatian terakhir telah mencoba untuk menilai variasi
etiologi oleh berbagai penanda tumor, terutama dengan status reseptor hormon.
Teknologi baru, termasuk microarray jaringan, mungkin sangat berguna untuk memperluas
pengetahuan kita tentang etiologi penyakit kompleks ini. Sementara banyak faktor risiko kanker payudara
yang tidak dapat diidentifikasi, seperti usia menarke dan menopause, tinggi badan, atau realistis (usia
pada kelahiran hidup pertama, paritas, dan jarak kelahiran). Di bawah ini akan di jelaskan beberapa factor
yang dapat memicu kanker payudara:
MENYUSUI
Hubungan menyusui dengan risiko kanker payudara telah lama diperdebatkan, dengan itu pada
awalnya diasumsikan bahwa setiap asosiasi hanya akan mencerminkan efek dari variabel reproduksi
lainnya. Namun, sebuah proyek kolaboratif besar yang melibatkan data dari 47 studi epidemiologi
menunjukkan bahwa selain pengurangan risiko 7% pada setiap kelahiran, dan menurunkan risiko
penyakit ini sebesar 4,3% pada setiap 12 bulan masa menyusui. Diperkirakan lebih lanjut bahwa kejadian
kumulatif kanker payudara di negara maju dapat dikurangi lebih dari separuh, dari 6,3 sampai 2,7 per 100
wanita pada usia 70 tahun, jika wanita memiliki jumlah kelahiran dan menyusui. American Academy of
Pediatrics mendukung menyusui selama 6 sampai 12 bulan pertama kehidupan.

UKURAN TUBUH
Hubungan antara ukuran tubuh dengan resiko kanker payudara telah banyak di selidiki untuk
penyakit premenopusal dan postmenopousal. Untuk penyakit postmenopousal, baik berat badan maupun
BMI telah dihubungkan untuk meningkatkan resiko kanker payudara..
Dalam sebuah studi kontrol kasus besar, BMI yang tinggi memiliki risiko 40% lebih tinggi ,
hubungan ini diyakini karena kemampuan jaringan adiposa untuk mengubah substrat prekursor menjadi
estrogen. Meskipun perhatian khusus telah berfokus pada obesitas selama masa remaja, pertambahan
berat badan pada usia tua dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Berbeda dengan Pascamenopausal,
ukuran tubuh berbanding terbalik dengan peningkatan resiko, dibuktikan bahwa wanita kurus barada pada
peningkatan resiko kanker payudara.
Meskipun pada awalnya dianggap karena kesulitan dalam mendeteksi lesi payudara pada wanita
muda yang gemuk, meskipun belum ada yang menjelaskan hubungannya. Anovulasi tidak teratur, dan
akibatnya kurang terpapar hormon endogen, telah diusulkan sebagai mekanisme tambahan yang
mendasari hubungan terbalik dari ukuran tubuh dengan risiko kanker payudara pramenopause, meskipun
masih kurangnya pemahaman penuh tentang peningkatan risiko kanker payudara pada wanita
pramenopause yang kelebihan berat badan.
Di antara wanita pascamenopause, distribusi lemak tubuh juga mempengaruhi risiko kanker
payudara. Dalam sejumlah penelitian, wanita yang lemaknya di sekitar perut atau pinggang mereka
berisiko lebih tinggi daripada mereka yang memiliki distribusi lemak perifer (termasuk akumulasi lemak
di pinggul). Dalam beberapa penelitian juga di temukan di mana distribusi lemak tubuh pada wanita
pramenopause, belum ada hubungan yang pasti untuk resiko kanker payudara.
AKTIVITAS FISIK
Ada banyak aktivitas fisik yang menguntungkan untuk menurunkan risiko kanker payudara,
terutama mengingat sifatnya yang dapat dimodifikasi. Hubungan yang terjadi secara biologis, dimana
aktivitas fisik mempengaruhi perubahan hormone endogen, pola menstruasi, distribusi lemak tubuh, dan
reperkusi aktivitas biologis lainnya yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Dukungan kuat
untuk kegiatan fisik sebagai mekanisme pencegahan dari kanker payudara, di mana penurunan risiko
yang terkait dengan aktivitas fisik secara teratur bermanfat untuk menjaga ukuran tubuh.
MENGKONSUMSI ALKOHOL
Meskipun hubungan risiko kanker payudara dengan sebagian besar faktor makanan tetap tidak
terselesaikan, data yang cukup konsisten telah muncul mengenai potensi efek samping dari konsumsi
minuman beralkohol. Dari penelitian menunjukkan 40% orang peminum alkhohol meningkatkan resiko
kanker payudara daripada yang tidak peminum alkohol.

Anda mungkin juga menyukai