A. Latar belakang
Abortus merupakan salah satu masalah didunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan <20
minggu dan berat badan janin 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan menambah angka
kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat
terjadi perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok ( sujiatini,2009).
Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja maupun di sengaja. Abortus
yang berlangsung tanpa tindakan di sebut abortus spontan, sedangkan
abortus yang dilakukan dengan sengaja di sebut abortus provokatus dan
abortus yang terjadi berulang 3 kali secara berturut turut di sebut habitulis
(prawirohadjo,2010).
Berdasarkan studi WHO satu dari setiap 4 kehamilan berakhir dengan
abortus (BBC,2016). Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO
sebanyak 40-50 juta, sama halnya dengan 125.000 / hari. Hasil studi
Abortion Incidence And Service Avaibility In United States pada tahun
2016 menyatakan tingkat abortus telah menurun secara signifikan sejak
tahun 1990 dinegara maju tapi tidak di negara berkembang (Sedgh G et
al,2016).
Di indonesia angka kematian ibu menurut survey demogravi dan
kesehatan indonesia ( SDKI ) pada tahun 2007 adalah sebesar 228 per
100.000 kelahran hidup
B. Rumusan masalah
1. Pernyataan Masalah
Abortus merupakan salah satu masalah didunia yang mempengaruhi
kesehatan
2. Pertanyaan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan system musculoskeletal ; fraktur?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1
Penulis diharapkan mampu memahami asuhan keperawatan pada klien
abortus
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar abortus, mulai dari pengertian, penyebab,
patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, penatalaksanaan,
pemeriksaan penunjang dan komplikasi.Melakukan pengkajian pada
Klien dengan diagnosa medis abortus
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Klien dengan diagnosa
medis abortus
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada Klien dengan
diagnosa medis abortus
d. Melakukan tindakan keperawatan pada Klien dengan diagnosa medis
abortus
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Klien dengan diagnosa medis
abortus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bidang Akademik
Dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan ilmiah, untuk institusi
pendidikan akademi keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan yang akan datang
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi dalam meningkatkan pengetahuan
terutama yang berkaitan dengan pengetahuan dan perawaatan abortus
3. Manfaat Bagi Penulis
Menambah pengetahuan khususnya mengenai kasus abortus
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Akhir ini meliputi 2 Bab, yaitu :
1. Bab 1 berisi tentang Pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang, tujuan penulisan, tempat dan waktu serta sistematika
penulisan.
2. Bab 2 membahas tentang landasan teori yang menguraikan tentang
konsep dasar penyakit yang terdiri dari pengertian abortus, penyebab,
klasifikasi, penatalaksanaan,komplikasi dan konsep asuhan
keperawatan yang terdiri dari : pengkajian, diagnosa keperawatan,
2
rencana tindakan keperawatan, tindakan keperawatan serta evaluasi
keperawatan.
F. Metode penlitian dan pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui studi kepustakaan dan
studi kasus.
G. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Tempat pengambilan kasus kelolaan direncanakan di Ruang Flamboyan
Rumah Sakit palagimata kota baubau.
2. Waktu
Waktu pengambilan kasus kelolaan direncanakan pada bulan april 2018
3
TINJAUAN PUSTAKA
a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan
b. Vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu
c. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi
vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat
d. Labio minora
4
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora,
vestibulum.
e. Vestibulum
letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
g. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang
a. Vagina
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari
vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih
pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-
5
b. Uterus
2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari : 5 cm, tebal
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis
usia kehamilan.
2) Korpus uteri
3) Servix uteri
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
a) Endometrium
b) Myometrium
c) Parametrium
c. Ovarium
latum uterus.
6
d. Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak
pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur
kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus
B. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
pada atau sebelu kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
abortus. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atu umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus. (Fakultas
Kedokteran UNPAD)
2. Etiologi
peristiwa berulang ini. Sebab dasar ini dalam kurang lebih 40% tidak diketahui;
7
a. Kelainan pada zigote
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan
abortus berturut-turut tiga kali, atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
pertumbuhannya.
pada waktu haid, timbul lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk menerima
dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah ovulasi glikogen yang terhimpun
mudigah.
endometrium adalah :
8
1) Kelainan hormonal
Selain itu gangguan fase luteal dapat menjadi sebab infertilitas dan
disfungsi tuba dengan akibat transfor ovum terlalu cepat, motilitas uterus
2) Gangguan nutrisi
penderita.
3) Penyakit infeksi
ditemukan di serviks uteri, vagina dan uretra. Penyakit infeksi akut dapat
4) Kelainan imunologik
9
tetapi hal itu biasanya menyebabkan gangguan pada kehamilan diatas
28 minggu.
5) Faktor psikologis
pula wanita yang sehari-hari bergaul dalam dunia pria dan menganggap
sangat membantu.
Akan tetapi pada kelainan bawaan seperti uterus bikornis, sebagian besar
bawaan, perlu diperiksa pula apakah tidak ada sebab lain dari abortus
sebabnya.
10
3. Patofisiologi
konsepsi.
11
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat
terjadi:
daging.
laksna kertas.
f. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
4. Klasifikasi Abortus
a. Abortus spontan
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks.
12
c. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan
5. Manifestasi Klinis
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
konsepsi
d. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
e. Pemeriksaan ginekologi :
2) Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak ada jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
3) Colok vagina : posio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyangkan, tidak nyeri
nyeri.
13
6. Penatalaksanaan
a. Pasien
1) cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat paha
4) Medikamentosa
a) Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg BB,
7) Instrumen :
a) Cunam tampon: 1
14
4) Instrumen :
a) Lampu sorot : 1
b) Mangkok logam : 2
c. Tindakan
kateteresasi).
klorin 0,5%.
secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas sehingga porsio tampak
dengan jelas.
9) Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan
tempat semula.
15
10) Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan
antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12).
12) Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca
persalinan dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari dan telunjuk
13) Minta asisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan
15) Masukkan ujung sendok sesuai dengan cavum lengkung uteri setelah
c) Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki
16
d) Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan
antiseptik.
d. Dekontaminasi
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
hidup
8. Komplikasi
a. Perforasi Dalam
letak uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal
kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya
17
atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan
dengan segera.
timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka
pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah
cerviks.
d. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada mola hidatidosa ada
e. Infeksi
18
yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur.
1. Pengkajian
di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah
19
g. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
yang menyertainya.
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
3) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
20
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
uterus.
7) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut
l. Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
21
m. Nyeri/kenyamanan
2. Diagnosa
uterus
jumlah berlebih
dan janin
konsepsi
3. Intervensi
22
1) Ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
kejadian
mereduksi ketidaknyamanan
pembedahan
23
a) Evaluasi, laporkan,serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah,
warna membran mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena
e) Pantau aktivitas uterus, status janin dan adanya nyeri tekan pada
abdomen
Kolaborasi
kadar LCC
i) Pasang Kateter
24
1) Perhatikan status fisiologi ibu, staus sirkulasi dan volume darah
dan pasangan
sebanyak mungkin
25
tidak menunjukkan tidak tejadi infeksi dengan criteria hasil: Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/ warna secret vaginaKolaborasi
pembedahan
4. Implementasi
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil asuhan keperawatan pada klien abortus sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau
26
f. Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik
dari perawat.
Anda saat ini bertugas di ruang post natal, terdapat klien Ny. M 34 tahun.
sejak 26 Juni 17. pengkajian dilakukan tanggal 27 Juni 17. status obstetri G4
P0 A4. riwayat haid klien menarche usia 16 tahun. Haid terakhir 3 bulan yang
lalu, siklur teratur 28 hari klien mengeluh sedih terhadap hal yang
dan T 36,90C. Nyeri hebat di perut bawah skala 4, mulas mulas bertambah
jika bergerak, berkurang bila klien tiduran. Keluaran darah pervaginam 100
cc/3 jam. Klien mengaku bingung dengan penyakitnya yang selalu mengalami
tersebut. Klien paham dengan tindakan yang akan dilakukan tetapi tetap
A. Pengkajian
Data Subyektif
1. Biodata
27
Biodata klien Biodata penanggung jawab
4. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan
5. Riwayat Obstetri
28
6. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyak : ± 100
Bau : Amis
7. Riwayat kehamilan
d) Keluhan : IM I
e) TT : 1x capeng
9. Riwayat kontrasepsi
29
Menikah 1x
a) Nutrisi
b) Eliminasi
hamil kecoklatan
kecoklatan .
hamil kecoklatan .
c) Istirahat
hamil
hamil
30
d) Aktifitas
Sebelum 3x/minggu
hamil
hamil
f) Personal hygiene
hamil 1x/2hari.
kehamilan.
31
Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis
3 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,9ºC
4 TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
LILA : 24 cm
BB setelah hamil : 52 kg
5 Pemeriksaan fisik
a. Muka : Berkeringat banyak, mendesis nyeri
b. Mata : Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
c. Genetalia : Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises
6 Ststus obsteri
a. Inspeksi
Muka : Tidak terdapat closma gravidarum
Perut : Tidak terdapat strie gravidarum
Vulva : Keluar darah dari jalan lahir
b. Palpasi
Adomen : Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan
pada perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik : Tertutup
8 Pemeriksaan penunjang
Hb : 14 gr%
32
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi MK
mengalami keguguran
berkeringat banyak
Skala nyeri : 4
nyeri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional
33
D. INTERVENSI
34
(rangsangan distena kandung
jaringan kutan) kemih menciptakan
Palpasi kandung peranan dorongan
kemih, perhatikan dan
adanya rasa ketidaknyamanan.
penuh, Mengangkat
memudahkan payudara kedalam
berkemih periodik dan keatas
setelah mengakibatkan
pengangkatan posisi lebih
kateter indwelling. nyaman dan
Anjurkan menurunkan
penggunaan kelelahan otot.
dengan Napas dalam
penyokong. meningkatkan
Lakukan latihan upaya pernafasan,
nafas dalam, pembebatan
spirometri intensif menurunkan
dan batuk dengan regangan area
menggunakan insisi dan
prosedur- mengurangi nyeri
prosedur tepat, dan
30 menit setelah ketidaknyaman
pemberian berkenaan dengan
analgesic. gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila
sekresi atau ronki
terdengar.
2. Cemas Setelah diberikan Kaji respon Makin klien
berhubungan asuhan keperawatan psikologis mengatakan
dengan krisis selama 2 x 3 jam kejadian dan ancaman makin
situasional diharapkan klien ketersediaan besar tingkat
35
dapat mengatasi system ansietas
ansietas yang pendukung. Membantu
dibuktikan dengan Tetap bersama membatasi
Criteria hasil : klien dan tetap transmisi ansietas
Klien bicara perlahan, interpersonal dan
mengungkapka tunjukkan empati. mendemonstrasika
n rasa takut dari Beri penguatan n perhatian
masalah aspek positif dari terhadap klien.
Klien ibu Memfokuskan
mengungkapka Anjurkan klien pada kemungkinan
n rasa ansietas atau pasangan keberhasilan hasil
berkurang mengungkapkan akhir dan
Menggunakan dan membantu
mekanisme mengekspresikan membawa
koping yang perasaan ancaman yang
tepat. Dukung atau dirasakan.
Menunjukkan arahkan kembali Membantu
TTV normal mekanisme mengidentifikasi
koping yang perasaan atau
diekspresikan masalah negative
Berikan masa dan memberikan
privasi, kurangi kesempatan untuk
rangsang mengatasi
lingkungan. perasaan berduka
Mendukung
mekanisme koping
dasar otomatik,
meningkatkan
kepercayaan diri
dan penerimaan
menurunkan
ansietas.
Memungkinkan
36
kesempatan bagi
klien/ pasangan
untuk
menginternalisasi
informasi,
menyusun sumber-
sumber dan
mengatasi dengan
efektik.
3. Berduka Setelah dilakukan Mandiri Ansietas dan
berhubungan asuhan keperawatan Kaji status depresimerupakan
dengan selama 1 x 24 jam emosional reaksi yang umum
kehilangan diharapkan klien Sediakan waktu terhadap kehilangan
calon anggota mampu menerima untuk perubahan/kehilanga
keluarga keadaan yang mendengarkan n yang diasosiasikan
sebenarnya tentang pasien. Dorong dengan penyakit
kematian anaknya ekspresi perasaan jangka panjang atau
yang dibuktikan bebas, tidak kondisi yang
dengan : berdaya dan melemahkan
1. mengidentifikasi keinginan untuk Akan lebih
dan mati membantu jika
menunjukkan Kaji potensial mengikuti perasaan
perasaan secara untuk berdiri ini untuk di
cepat Ikutsertakan orang ekspresikan dan
2. menunjukkan terdekat dalam kemudin diterima
perkembangan diskusi dan daripada
melalui proses aktifitas sampai menyangkalnya.
duka pada tingkat yang Dapat dihubungkan
3. menikmati masa mereka inginkan dengan penyakit fisik
sekarang dan Berikan sentuhan Terdapat
rencana untuk atau pelukan kemungkinan
masa depan, bebas sesuai keberasilan lebih
hari demi hari penerimaan besar dalam
37
individu pemecahan
Kolaborasi masalah.
Rujuk pada Menyampaikan
sumber-sumber perasaan perhatian
lain sesuai atau keakraban
indikasi, misalnya untuk mengurangi
special klinik, perrasaan terisolasi
perawat, pekerja dan meningkatkan
social. perasaan harga diri.
Bantu dengan Mungkin
atau rencanakan membutuhkan
dengan spesifik bantuan lebih lanjut
sesuai kebutuhan untuk memecahka
(misalnya instruksi bebebrapa masalah
lanjutan (untuk Terpecahnya
menentukan masalah ini dapat
status kode atau membantu pasien
keinginan untuk ,atau orang terdekat
hidup), membuat berhadapan dengan
wasiat pengaturan proses berduka dan
pemakaman) dapat menimbulkan
pikiran damai
38
meningkatkan rasa nyaman N : 80x/menit
dengan mengambil data A : Teratasi sebagian
klien tentang karakteristik P : - Ulangi pengukuran TTV
nyeri secara periodic
4) Mengukur TD, RR dan nadi - Evaluasi rentang nyeri
setiap 1-2 menit klien
- Berikan lingkungan yang
tenang
- Berikan instruksi nafas
dalam
2. 27 Juli 2017 Cemas 1) Pantau suhu dan nadi S : - Klien kelihatan tenang
dengan rutin sesuai indikasi saat ganti balutan luka
tampak kering
2) Catat karakteristik balutan O : Kemerahan (+), Ekimosis
dan luka (-), Pus (-), Edema (-)
A : Jahitan mulai menyatu
P : berikan pendidikan
kesehtan tentang
perawatan luka bekas
insisi pembedahan
3. 27 Juli 2017 Berduka 1. Membantu klien untuk S:
mengidentifikasi reaksi awal Klien mengatakan akan
terhadap adanya suatu mencoba minum susu setiap
kehilangan akan pergi tidur
2. Mendukung ekspresi Klien mengungkapkan
perasaan tentang perasaannya.
kehilangan O : klien kelihatan lebih tenang
3. Membantu untuk A : kaji perasaan klien tentang
mengidentifikasi strategi strategi koping yang telah
koping diajarkan
4. Anjurkan klien untuk minum P : bantu klien
susu sebelum mau tidur mengungkapkan perasaannya
39
DAFTAR PUSTAKA
40