Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

WAHAM

Oleh:
Kelompok 8
Erma Yulianti : 1614201120242
Norma Khairiyah : 1614201120231
Ramidah : 1614201120195

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2017
DAFTAR ISI

PENYUSUN ......................................................................................... HALAMAN


DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

A. Pengertian ........................................................................................................... 1
B. Rentang Respon ...................................................................................................1
C. Faktor Predisposisi ..............................................................................................2
D. Faktor Presipitasi .................................................................................................2
E. Manifestasi Klinis................................................................................................3
F. Pathway ...............................................................................................................3
G. Proses Terjadinya Waham ...................................................................................4
H. Proses Keperawatan ............................................................................................5
1. Pengkajian.......................................................................................................5
2. Diagnosis keperawatan ...................................................................................6
3. Rencana tindakan keperawatan.......................................................................6
I. Startegi Pelaksanaan ............................................................................................8

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................12


LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN JIWA
PADA PASIEN WAHAM
A. Pengertian
Waham merupakan suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham termasuk gangguan isi
pikiran. Pasien menyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada didalam isi
pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia (Yusuf, 2015).

Waham adalah keyakinan pasien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Kenyakinan ini
berasal dari pemikiran pasien yang tidak terkontrol (Kusnadi, 2015).

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realistis yang salah.
Keyakinan pasien tidak konsisten dengan tingkat intelektula dan latar belakang
budaya pasien (Nihayati, 2015).

Berdasarkan dari beberapa teori yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa waham
ialah keyakinan seseorang yang tidak realistis ini dikarenakan oleh seseorang tersebut
merasa dirinya tidak berharga dari pada orang lain.

B. Rentang respon
Respon adatif Respon Maladatif

1. Pikiran logis 1. Kadang proses pikir 1. Gangguan isi pikir


2. Persepsi terganggu halusinasi
3. Emosi konsistensi dengan 2. Ilusi 2. Perubahan proses emosi
pengalaman 3. Emosi berlebihan 3. Perilaku tidak terorganisasi
4. Perilaku sesuai 4. Berperilaku yang tidak biasa 4. Isolasi sosial
5. Hubungan sosial harmonis 5. Menarik diri

Rentan respon Perubahan Proses Pikir Waham


Sumber : Nihayati (2015)
C. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.
2. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
3. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas, dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
4. Faktor biologis
Waham diyakini karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
perubahan pada sel kortikal dan limbik.
5. Faktor genetik

D. Faktor presipitasi
1. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan rang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
2. Faktor Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.

3. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyaaan
yang menyenangkan.

E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis waham yaitu pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenytaan, pasien tampak tidak mempuyai orang lain,
curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain, lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan atau realistis, ekspresi wajah
tegang, mudah tersinggung.

F. Pathway
Effect Risiko kerusakan komunikasi
verbal

Perubahan sensori waham/


Core problem perubahan proses pikir
waham

Isolasi Sosial :Menarik Diri


Causa

Gangguan konsep diri harga


diri rendah kronis

Faktor pencetus Faktor penyebab


1. Proses pengolahan informasi yang 1. Genetis
berlebihan 2. Neurobiologis
2. Mekanisme penghantaran listrik 3. Neurotransmiter
yang abnormal 4. Virus
3. Adanya gejala pemicu 5. Psikologis

Pahtway waham
Sumber : Nihayati (2015)

G. Proses Terjadinya Waham


1. Fase kebutuhan manusia rendah (lack of human)
Waham diawali dengan terbatasnya berbagai kebutuhan pasien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik, pasien dengan waham dapat terjadi pada orang dengan
status sosial ekonomi terbatas. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorongnya kompensasi yang salah.
2. Fase kepercayaan diri rendah (lack of self esteem)
Kesenjangan antara ideal diri dengan kenyataan serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi menyebabkan pasien mengalami perasaan menderita, malu dan
tidak berharga.
3. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and external)
Pada tahap ini pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang diyakini yang ia
katakan ialah kebohongan, menutupi kekurangan, dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Namun, mengahadapi kenyataan bagi pasien adalah sesuatu yang sangat
menjadi prioritas. Lingkungan hanya menjadi mendengan pasif tetapi tidak mau
konfrontasi berkepanjangan dengan alasan pengakuan pasien tidak merugikan
orang lain.
4. Fase dukungan lingkungan (encironment support)
Dukungan sekitar yang mempercayai pasien dalam lingkungannya menyebabkan
pasien merasa didukung, lama kelamaan pasien mengganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang – ulang.
5. Fase nyaman (conforting)
Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongan serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat pasien menyendiri dari lingkungannya.
6. Fase peningkatan (improving)
Pada pasien tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi, keyakinan yang
salah pada pasien akan meningkat. Jenis waham sering berkaitan dengan kejadian
traumatik masa lalu atauu berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi.

H. Proses keperawatan pasien waham


1. Pengkajian
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan dirinya
sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar biasa,
serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok
orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam
tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan
orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur,
tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis
sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah. Menurut Kaplan dan
Sadock (1997) beberapa hal yang harus dikaji antara lain sebagai berikut :
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal,
kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Suasana hati (mood) pasien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan
identitas diri dan mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya
kualitas depresi ringan.
6) Pasien dengan waham tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap
kecuali pada pasien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa pasien
kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensorium dan kognisi
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang
memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif pasien dengan utuh (intact).
3) Pasien waham hampir seluruh memiliki daya tilik diri (insight) yang jelek.
4) Pasien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya,
keputusan yang terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi pasien
adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang, dan yang
direncanakan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Risiko kerusakan komunikasi verbal b.d waham
b. Perubahan proses pikir : waham b.d harga diri rendah
3. Rencana tindakan keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
a) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
b) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
d) Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar
2) Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
 mengucapkan salam terapeutik
 berjabat tangan
 menjelaskan tujuan interaksi
 membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b) bantu orientasi realitas
 Tidak mendukung atau membantah waham pasien
 Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari – hari
 Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas
 Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien
 Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
 Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
 Berdiskusi tentang obat yang diminum
 Melatih minum obat yang benar
b. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan
a) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
b) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya
c) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
2. Tindakan
a) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
b) Diskusikan dengan keluarga tentang hal berikut :
c) Cara merawat pasien waham di rumah
 Follow up dan keteraturan pengobatan
 Lingkungan yang tepat untuk pasien
 Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien ( nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
 Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera.

I. Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan untuk pasien waham :
1. Strategi pelaksanaan 1
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 1
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu berorientasi pada realita
3) Pasien mampu mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhannya
4) Pasien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
5) Pasien dapat memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya
b. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Membantu orientasi realita
3) Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhannya
4) Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
5) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi pelaksanaan 2
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 2
1) Pasien dapat mengevaluasi kegiatan hariannya
2) Pasien dapat berdiskusi tentang kemampuan yang dimilikinya
3) Pasien mampu melatih kemampuan yang dimilikinya
b. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi kegiatan harian pasien
2) Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki pasien
3) Melatih kemampuan yang dimiliki
3. Strategi pelaksanaan 3
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 3
1) Pasien dapat mengevaluasi kegiatan hariannya
2) Pasien dapat mengetahui tentang penggunaan obat secara teratur
3) Pasien dapat memasukkan ke dalam jadwal hariannya
b. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3) Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Strategi pelaksanaan 4
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 4
1) Pasien dapat mengevaluasi kegiatan hariannya
2) Pasien mengetahui tentang kemampuan yang dimilikinya
b. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan
minum obat, beri pujian
2) Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya
3) Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih
4) Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih
dan minum obat
5. Strategi pelaksanaan 5 s.d 12
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 5 s.d 12
1) Mengevaluasi kegiatan harian pasien
2) Menilai kemampuan pasien yang telah mandiri
b. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih, dan minum
obat serta beri pujian
2) Nilai kemampuan yang telah mandiri
3) Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang. Apakah waham
terkontrol
Strategi pelaksanaan untuk keluarga pasien waham :
1. Strategi pelaksanaan 1
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 1
1) Klien dapat mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2) Klien dapat mengerti dan menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham,
dan jenis masalah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3) Klien dapat mengerti dan menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
b. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis masalah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya.
3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
2. Strategi pelaksanaan 2
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 2
1) Klien dapat mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham
2) Klien dapat melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham
b. Tindakan Keperawatan
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham
3. Strategi pelaksanaan 3
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 3
1) Klien dapat membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2) Klien dapat mengerti follow up pasien setelah pulang
b. Tindakan Keperawatan
3) Melatih keluarga dalam membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
4) Melatih keluarga dalam memfollow up pasien setelah pulang
4. Strategi pelaksanaan 4
a.Tujuan Tindakan Keperawatan SP 4
keluarga dapat memenuhi kebutuhan pasien, membimbing pasien dalam
melaksanakan kegiatan harian
b. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi kebutuhan
pasien, membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih dan
minum obat, berikan pujian dan memilih yang akan dilatih
2) Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih
5. Strategi pelaksanaan 5 s.d 12
a. Tujuan Tindakan Keperawatan SP 5 s.d 12
Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dan kemampuan
mandiri pasien
b. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi kebutuhan
pasien, membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih dan
minum obat, berikan pujian
2) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3) Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol RSJ
DAFTAR RUJUKAN

Kusnadi, J. (2015). Keperawatan Jiwa. Sampit Kalimantan Timur : BINARUPA AKSARA


Publisher.

Nuryati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

Yusuf, Ah. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai