Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.

)
dalam SISTIM BUDIDAYA MONOKULTUR

ANALYSIS of PLANT GROWTH RED CHILI PEPPER (Capsicum annum L.) in A


MONOCULTURE CULTIVATION SYSTEM
Elvan Pradika Albaru
201510200311103
Elvan.pradika.albaru149@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman cabai rawit yang ditanam dengan sistim tanam monokultur dan cabai rawit dengan
sistim tanam polykutur dengan tanaman sawi. Kegiatan praktikum dilakukan dilahan terpadu UMM,proses
kegiatan dilakukan dengan pengolahan lahan serta pemasngan mulsa, penanaman tanaman dengan sisitim
tanam monokultur dan polykultur, kemudian setelah cabai rawit tertanam dikukan pengamtan dengan
variabel pengamatan tinggi, jumlah daun, berat kering, berat basah, Luas daun, RGR dan NAR. Berdasarkan
hasil pengamatan menunjukan bahwa cabai rawit dengan sistim tanam polykultur dengan tanaman sawi
memiliki hasil terbaik.hal ini dapat dilihat dari variabel pengamatan yang paling signifikan bila dibandingkan
dengan sisitim monokultur yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun.

Kata kunci : Cabai Rawit, Polykultur, Monokultur.

ABSTRACT

Observations of plant growth analysis undertaken aims to find out the Cayenne Pepper plant growth
were planted with the system and monoculture cropping cayenne pepper with the system polykutur with
planting mustard plants. Practical activities conducted dilahan UMM, integrated process of activities
performed with the cultivation and pemasngan mulching, planting crops with monoculture cropping system
and polykultur, then after the embedded dikukan pepper pengamtan with variable number of observations
height, leaf dry weight, heavy, wet, broad leaves, RGR and NAR. Based on the observations showed that
cayenne pepper with the system polykultur with plant planting mustard Greens have best results. it can be
seen from the most significant observations of variables when compared with the monoculture system i.e.
height of plants, number of leaves and broad leaves.

Keywords : Cayenne Pepper, Polykultur, Monoculture.

PENDAHULUAN

Cabai merah merupakan salah satu yang dapat membangkitkan selera makan,
tanaman sayuran penting di Indonesia, karena banyak mengandung vitamin dan dapat juga
mampu memenuhi kebutuhan khas masyarakat digunakan sebagai obat-obatan, bahan
Indonesia akan rasa pedas dari suatu masakan. campuran makanan dan peternakan (Setiadi,
Cabai merah juga memberikan warna dan rasa 2005). Kebutuhan akan cabai merah terus11

1
meningkat sejalan dengan meningkatnya dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang sama.Pola tanam sangat tergantung pada
makanan yang membutuhkan bahan baku iklim, topografi, ketersediaan air, jenis tanah
cabai. Hal ini menyebabkan komoditi ini dan kondisi ekonomi petani. Selain itu
menjadi komoditi yang paling sering menjadi penggunaan mulsa juga sering digunakan
perbincangan di seluruh lapisan masyarakat untuk menyesuaikan kondisi lingkungan dan
karena harganya dapat melambung sangat kondisi tanamannya. Antara tanam dan pola
tinggi pada saat-saat tertentu (Andoko, 2004). tanaman hubungannya sangat erat karena
Mengingat prospek cabai merah yang sangat tanaman yang akan ditanam dan pola tanam
cerah maka perlu dibudidayakan secara yang akan digunakan harus mempunyai
intensif kesesuaian. Sehingga nantinya akan
didapatkan hasil produksi yang maksimal baik
Salah satu usaha yang dapat dilakukan
secara kualitas maupun kuantitas.
untuk meningkatkan produksi tanaman cabai
adalah dengan memilih sistem pola tanam Praktikum ini bertujuan untuk
yang tepat. Sistem pola tanam dapat dilakukan mengetahui system pola penanaman baik
dengan monokultur atau polikultur. secara monoculture dan secara tumpang sari.
Penanaman secara monokultur dirasakan
BAHAN DAN METODE
kurang menguntungkan karena mempunyai
resiko yang besar, baik dalam keseimbangan Waktu dan Tempat
unsure hara yang tersedia,maupun kondisi Praktikum ini dilaksanakan pada hari
hama penyakit dapat menyerang tanaman Minggu tanggal 15 Oktober 2017 pukul 15.30
secara eksplosif sehingga menggagalkan panen WIB di Laboratorium Terpadu UMM.
(Sutoro et al.. 1988) Alat dan Bahan
Pola tanam adalah menempatkan bahan Adapun alat yang digunakan dalam
tanam berupa benih atau bibit pada media praktikum ini adalah alat-alat pertanian,
tanam baik media tanah maupun media bukan penggaris, pisau/cutter,tali raffia,oven,mulsa,
tanah dalam suatu bentuk pola tanam. alat tulis,pasak bamboo,gembor ,timbangan
Sedangkan pengertian dari pola tanam menurut analitik, kantong kertas,kertas grafik .
Novitan (2002) adalah usaha yang dilakukan Sedangkan bahan yang digunakan dalam
dengan melaksanakan penanaman pada praktikum ini yaitu lahan budidaya tanaman
sebidang lahan dengan mengatur susunan tata bibit tanaman cabai(Capsicum Annum L.)
letak dari tanaman dan tata urutan tanaman Prosedur Praktikum
selama periode waktu tertentu, termasuk masa Praktikum ini terdiri dari pengolahan
pengolahan tanah dan masa tidak ditanami lahan, pemasangan mulsa, penanaman,
selama periode tertentu. Di Indonesia sering pengamatan dan analisis data. Prosedure
kali petani menggunakan pola tanam praktikum dapat diuraikan sebagai berikut :
monokultur dibandingkan pola tanam 1. Pengolahan Lahan dan pemasangan
polikultur. Pola tanam monokultur yaitu mulsa
penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan Tanah diolah menggunakan traktor
waktu penanaman yang sama. tangan sedemikian rupa. Setelah itu bentuk
Monokultur menjadikan penggunaan bedengan dengan ukuran 5m x 2m
lahan efisien karena memungkinkan perawatan menggunakan cangkul. Selanjutnya mulsa
dan pemanenan secara cepat dengan bantuan dipasang pada seluruh permukaan bedengan
mesin pertanian dan menekan biaya tenaga sampai tertutup merata. Mulsa yang telah
kerja karena wajah lahan menjadi seragam. terpasang dikaitkan ke tanah menggunakan
Pola tanam polikultur yaitu penanaman lebih pasak bambu agar tidak mudah lepas.
2
Kemudian membuat lubang tanam dengan cara 3. Pengamatan
melubangi mulsa menggunakan alat pelubang Pengamatan dilakuakan dilakukan
dengan jarak tanam yang sudah ditentukan setiap 7 hari sekali selama 6 minggu. Variabel
2. Penanaman pengamatan yang digunakan untuk
Penanaman benih cabai merah memperoleh data yang akan dianaisis adalah
dilakukan pada umur 14 HSS, benih cabai tinggi tanaman, jumplah daun, berat basah dan
merah ditanam pada lubang yang telah dibuat berat kering.
sebelumnya. 1 lubang tanam diisi 1 benih a. Tinggi tanaman
tanaman. Jadi dalam 1 bedengan dapat dibuat
menanam 2 kelompok sekaligus.
Tinggi tanaman merumakan salah satu hidupnya. Perhitungan berat basah dilakukan
parameter pengamatan yang digunakan untuk dengan membersihkan dahulu tanaman sampel
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
dari kotoran dan tanha yang masih melekat
pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman adalah
salah satu factor yang dapat kitaa amati secara pada tanaman sehingga didapatkan berat murni
visual. dari sampel tanaman
b. Jumlah daun d. Berat kering
Jumlah daun merupakan variabel pengamatan Berat kering merupakan berat tanaman
untuk mengetahui pertubuhan tanaman ditinjau
yang sudah berkurang drastis molekul air
dari segi kuantitatif. Jumlah daun mampu
diamati secara langsung dengan menghitung didalm tanman tersebut. Perhitungan berat
daun yang tersedia. kering dapat dilakukan dengan mengoven
c. Berat basah
Berta basah merupakan berat dari tanaman sampel tanaman sampai kering kemudian

yang masih segar dan baru diabil dari tempat ditimbang menggunakan timbangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1.Tinggi Tanaman Cabe Rawit 2.Jumlah Daun Tanaman Cabe Rawit

Gambar 1. Tinggi Tanaman Cabai Rawit Gambar 2. Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat


Pembahasan
bahwa cabai dengan sistim tanam polikulture
3
memiliki tinggi tanaman yang tinggi. Berat kering tanaman diukur
Sedangkan untuk tanaman sawi sebagai menggunakan metode oven dengan waktu
tanaman sela juga memiliki luas daun yang oven 1 x 24 jam (24 jam) hingga beratnya
cukup lebar ketika ditanam tumpangsari konstan yang berarti tidak ada lagi kadar air
dengan cabai, hal tersebut menunjukan yang terkandung di dalam sampel tanaman
pertumbuhanya berlangsung dengan baik. tersebut. Berdasarkan tabel 1 di atas, berat
Tanaman cabai dengan sisitim tanam kering tanaman dengan hasil tertinggi adalah
polikultur maupun monokultur mengalami abai rawit dengan sistim tanam polykultur.
kenaikan luas daun yang relatife besar. Media NAR menunjukkan kapasitas tanaman
mengakumulasi bahan kering persatuan luas
Berdasarkan gambar 2 pertambahan
daun sebagai asimilasi. Pada pengamatan NAR
jumlah daun dengan sisitim tanam polykultur
ini, sistim tanam cabai rawit dengan
dan monokultur tanaman cabai cenderung
monokultur memiliki nilai paling tinggi.
stabil dari minggu pertama sampai dengan
minggu ke enam. Penambahan jumlah daun RGR menunjukkan peningkatan berat
yang sangat signifikan terjadi dari minggu kering per satuan waktu tertentu. Hasil
kedua menuju minggu kelima untuk cabai praktikum menunjukkan bahwa peningkatan
rawit sistim tanam monokulture. Hal ini berat kering paling tinggi terdapat pada sistim
diduga karena tanaman berada pada titik tanam cabai rawit monokultur.
optimum dalam menyerap unsur hara dalam
tanah sehingga merangsang terbentuknya KESIMPULAN
banyak daun baru.
Berdasarkan hasil uraian terhadap
Berdasarkan gambar 1 menunjukan berbagai parameter pengamatan di atas,
bahwa pertumbuhan tinggi tanaman paling pertumbuhan tanaman cabai rawit yang paling
maxsimal ditunjukan tanaman cabai rawit baik adalah pada sistim tanam polykultur.
dengan sisitim tanam polykultur. Pada minggu Tanaman cabai rawit yang ditanam dengan
keenam tinggi tanaman mengalami sistim penanaman tumpangsari dengan
peningkatan tinggi ,hal ini dikarenakan tanaman sawi mampu meminimalisir serangan
penyerapan unsure hara pada tanaman cabe hama pada salah satu tanaman saja, sehingga
system polikutere yang cukup banyak. prtumbuhan mampu lebih optimal
Sedangkan tanaman sawi yang ditanam dengan dibandingkan tanaman cabai dengan sistim
sistim polykultur mengalami pertumbuhan tanam monokultur yang hamanya akan
yang tidak stabil, hal itu disebabkan tanaman menyerang focus pada salah satu tanaman saja
sawi yang diamati mengalami insiden
DAFTAR PUSTAKA
persaingan unsure hara sehingga tinggi
Ainun Marliah, J. d. (2010). Pengaruh Jarak
tanamanya menjadi berkurang Tanam Antar Barisan Pada Sistem
Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung
4
Manis Dengan Kacang Merah Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil. Agrista Vol.
14 No. 1,, 30-38.
Gunawan Koko Lingga, S. P. (2015). Hasil Dan
Kualitas Benih Kacang Hijau (Vigna
Radiata (L.) Wilczek) Tumpangsari
Barisan Dengan Jagung Manis.
Vegetalika Vol. 4 No. 2,, 39-47.
Rizal Zulfahmi, S. S. (2016). Analisis
Perbandingan Pendapatan Petani Pola
Tanam Monokultur dan Polikultur Di
Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie
Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian Unsyiah Volume 1, Nomor 1,
305-313.
Ratna Indrawati, D. I. (2012). Pengaruh
Komposisi Media dan Kadar Nutrisi
Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tomat (Lycopersicon esculentum
Mill.). 1-11.
Mardianto, R. (2014). Pertumbuhan Dan Hasil
Cabai (Capsicum annumL.) Dengan
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun
Tithonia Dan Gamal. Jurnal
Agroteknologi, 1-18.

5
Lampiran
Tabel 1. Perhitungan berat kering dan luas daun

HST (T) Berat Kering (g) (W) Luas Daun (cm2) (LA)
Tanaman
HST (T) Tanaman Tumpang Tanaman Utama Tanaman Tumpang
Utama
28 Okt 2017 (27
HST) 0.066 0.275 11.88 40.88
2 Des 2017 (62
HST) 1.617 53.428 478.38 6699

Tabel 2. Perhitungan GR, RGR dan NAR

GR RGR NAR
Cabe 0.068 0.020581335 0.00011

Anda mungkin juga menyukai