Anda di halaman 1dari 16

A.

Definisi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)


BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Badan
Penanggulangan Bencana Daerah adalah lembaga pemerintah non-
departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah
baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota dengan berpedoman pada
kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana.
BPBD dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2008, menggantikan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana
(Satkorlak) di tingkat Provinsi dan Satuan Pelaksana Penanganan Bencana
(Satlak PB) di tingkat Kabupaten atau Kota, yang keduanya dibentuk
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005.
Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak,
baik pemerintah maupun masyarakat secara luas. Dalam pengertian ini,
setiap individu ikut bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana
untuk keamanan dan keselamatan dirinya, keluarga, maupun
lingkungannya. Pemerintah Kabupaten Bantul menjadi penanggung jawab
pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
BPBD dirancang untuk penanggulangan bencana secara menyeluruh
yang merupakan dari pendekatan konvensional yaitu tanggap darurat
menuju perspektif baru.Perspektif ini memberi penekanan merata pada
semua aspek penanggulangan bencana dan berfokus pada pengurangan
risiko. Pembentukan BPBD didasari oleh regulasi daerah, Pemerintah
pusat menyarakan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
yang harus berkoordinasi dengan Mentri Dalam Negeri (Mendagri) dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hingga saat ini,
sebagian besar provinsi rawan bencana secara hukum telah diwajibkan
mendirikan BPBD. Kabupaten dan Kota dapat memutuskan perlunya
pendirian BPBD di daerahnya menurut tingkat ancaman bencana yang ada.

1
B. Kedudukan BPBD BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Peran BPBD Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia sedang menjalakan suatu peran. Peran berarti
laku, bertindak. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran ialah
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat Sedangkan makna peran yang dijelaskan
dalam Status, Kedudukan dan Peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan
melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan histories.
Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari
kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang
hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran
berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam
sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut
ilmu sosial.
Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan
seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan
fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga
pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan
bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dengan
berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi
Nasional Penanggulangan Bencana.

2
C. Struktur Organisasi BPBD

Berdasarkan Permendagri nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman


Organisasi dan Tata Kerja BPBD dan Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota
Makassar Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Wali Kota Makassar Nomor 50
Tahun 2011 Tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota makassar, dapat dijabarkan
struktur organisasi BPBD sebagai berikut :
1. Kepala Badan
Sesuai dengan permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (Pasal 3 ayat 2) bahwa BPBD Provinsi dan BPBD
Kabupaten/Kota dipimpin Kepala Badan secara Ex-Officio dijabat
oleh Sekretaris Daerah.

3
2. Unsur Pengarah
Pengaturan unsur pengarah ditetapkan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Unsur Pelaksana terdiri dari :
a. Kepala Pelaksana;
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota makassar
menyelenggarakan fungsi :
1) Pengkoordinasian Unsur pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Makassar melalui koordinasi dengan
satuan tugas kerja perangkat daerah lainnya;
2) Instansi lembaga usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan
pada tahap pra bencana, saat terjadi bencana dan pasca
bencana;
3) Pengkomandoan unsur pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Makassar melalui pengarahan sumber
daya manusia, peralatan, dari satuan kerja perangkat daerah
lainnya, instansi serta langkah-langkah lainnya yang
diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana;
4) Pelaksanaan kegiatan unsur pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Makassar yang dilaksanakan secara
terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat
daerah lainnya, instansi dengan memperhatikan kebijakan
penyelenggaraaan penanggulangan bencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Sekretariat;
Mempunyai tugas pokok membantu kepala pelaksana dalam
hal mempersiapkan perangkat, pelayanan penunjang teknins
administrasi, keuangan, kepegawaian, pengelolaan urusan umum,
rumah tangga, perlengkapan, ketatausahaan, kearsipan,
penggandaan, protokoler pengorganisasian, tatalaksana, hukum
dan dokumentasi, hubungan masyarakat, perencanaan dan

4
pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud maka fungsi sekretaris sebagai berikut :

1) Penyusunan Program kerja di lingkungan sekretariat;


2) Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis keuangan di
lingkungan badan;
3) Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis perencanaan
evaluasi dan pelaporan;
4) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
lingkungan sekretariat;
5) Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi di lingkungan sekretariat;
6) Pelaksana pengelolaan keuangan, asset, kepegawaian, hukum,
organisasi, urusan tat usaha umum lainnya serta penyelarasan
dan kompilasi program kerja di lingkungan Badan;
7) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala pelaksana
berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi kesekretariatan;
8) Pelaporan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
lingkungan badan;
9) Pelaksanaan tugas lain kesekretariatan yang diserahkan oleh
kepala pelaksana.

c. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan;


Mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksankan
kebijakan dan standarisasi teknis Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan. Untuk itu Seksi pencegahan dan kesiapsiagaan
memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan Program kerja di bidang pencegahan dan


kesiapsiagaan;
2) Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta
pembinaan teknis di seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;

5
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
4) Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi di seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
5) Penyelenggaraan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi di seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala pelaksana
berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi seksi pencegahan
dan kesiapsiagaan;
7) Pelaporan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
8) Pelaksanaan tugas lain di seksi pencegahan dan kesiapsiagaan
yang diserahkan oleh kepala pelaksana.

d. Seksi Kedaruratan dan Logistik;


Mempunyai tugas pokok membantu kepala pelaksana dalam
menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis , fasilitasi,
koordinasi serta pembinaan teknis di seksi kedaruratan dan logistic
dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Untuk itu fungsi
seksi kedaruratan dan losgistik adalah :

1) Penyusunan Program kerja di bidang Kedaruratan dan


Logsitik;
2) Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta
pembinaan teknis di seksi Kedaruratan dan Logsitik;
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi Kedaruratan dan Logsitik;
4) Pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi di seksi Kedaruratan dan Logsitik;
5) Penyelenggaraan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi di seksi Kedaruratan dan Logsitik;

6
6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala pelaksana
berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi seksi Kedaruratan
dan Logsitik;
7) Pelaporan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi Kedaruratan dan Logsitik;
8) Pelaksanaan tugas lain di seksi Kedaruratan dan Logsitik yang
diserahkan oleh kepala pelaksana.

e. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;


Mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis seksi rehabilitasi dan
rekonstruksi. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
diatas maka seksi rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai funsgi
sebagai berikut :

1) Penyusunan Program kerja di seksi Rehabilitasi dan


Rekonstruksi;
2) Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta
pembinaan teknis di seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
4) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di seksi
seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
5) Penyelenggaraan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi di seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala pelaksana
berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi seksi Rehabilitasi
dan Rekonstruksi;
7) Pelaporan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di
seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
8) Pelaksanaan tugas lain di seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
yang diserahkan oleh kepala pelaksana.

7
f. UPT Pemadam Kebakaran;
Mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol,
memberikan petunjuk dan memberi tugas serta membimbing
bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan
membuat laporan kegiatan pemadaman sehingga berhasil guna dan
berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka
fungsi UPT Pemadam Kebakaran adalah :

1) Pelaksanaan penyusunan perencanaan pemadaman;


2) Pelaksanaan kebijakan teknis pemadaman;
3) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data
pada pemadam kebakaran;
4) Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan pemadam
kebakaran;
5) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemadaman kebakaran;
6) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/ pihak terkait di
bidang pemadaman kebakaran.

D. Tugas dan Fungsi


BPBD merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam
penyelenggaran Pemerintahan Daerah di bidang penanggulangan bencana,
yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati.
BPBD sebagaimana dimaksud diatas, mempunyai tugas :

1. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan


bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
2. menetapkan standarisasi, serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
3. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;

8
4. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
5. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala
Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam
kondisi darurat bencana;
6. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, serta
mempertanggungjawabkan penggunaannya;
7. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
8. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, BPBD


mempunyai fungsi :

1. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan


penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien;
2. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh;
3. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

E. Struktur Organisasi

1. Susunan organisasi BPBD, terdiri atas :

a) Kepala;
b) Unsur Pengarah;
c) Unsur Pelaksana.

2. Kepala BPBD sebagaimana secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris


Daerah.

9
3. Unsur Pengarah BPBD, terdiri dari :

a) Instansi terkait;
b) Tenaga Profesional/ahli.

4. Unsur Pengarah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

5. Unsur Pelaksana BPBD, terdiri dari :

a) Kepala Pelaksana;
b) Sekretariat;
c) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d) Seksi Kedaruratan dan Logistik;
e) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
f) Kelompok Jabatan Fungsional.

6. Unsur Pelaksana BPBD dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana


yang membantu Kepala BPBD dalam penyelenggaraan tugas BPBD
sehari-hari, dan mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan
bencana secara terintegrasi meliputi pra-bencana, tanggap darurat dan
pasca bencana, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala BPBD.

7. Unsur Pelaksana BPBD mempunyai fungsi :

a) pengkoordinasian dengan satuan kerja perangkat daerah


lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga
usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra-bencana
dan pasca bencana;
b) pengkomandoan melalui pengerahan sumber daya manusia,
peralatan, logistik dari satuan kerja perangkat daerah lainnya,
instansi vertikal yang ada di daerah, serta langkah-langkah lain
yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana;

10
c) pelaksanaan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan
satuan kerja perangkat daerah lainnya di daerah, instansi vertikal
yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

8. Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di


bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.

9. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang


berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.

11
12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai