Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit
di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa
sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand,
dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang
lebih tinggi. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja
yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan
devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.

Di Indonesia, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang banyak


dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta.
Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal
ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia.
Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di dunia, tentu orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan,
penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.

Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat


melakukan perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika
menyaksikan penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai
bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah
lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia
yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini
adalah Sumatera Utara.

1
Produk akhir yang diharapkan dari budidaya kelapa sawit yaitu ton TBS (
Tandan Buah Segar ) yang tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka harus
dilakuakan persiapan dan teknik panen yang benar sesuai umur dan keadaan
tanaman di lapangan.Kegiatan panen dilaksanakan pada tanaman muda,dewasa
dan juga tanaman tua hingga tanaman berumur ± 25 tahun.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui alat alat mesin pertanian yang digunakan dalam


kegiatan panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pemanenan tandan kelapa sawit di Indonesia saat ini masih dilakukan


dengan alat-alat sederhana, yaitu alat yang dinamakan dodos dan egrek. Dodos
adalah pisau yang digunakan untuk memotong pelepah maupun tandan dengan
cara disodok. Egrek adalah pisau berbentuk sabit digunakan untuk memotong
pelepah maupun tandan dengan cara ditarik. Cara pemanenan ini membutuhkan
tenaga kerja dan waktu kerja yang lama, juga mengakibatkan susut panen yang
cukup tinggi. Namun penggunaan alat tradisional yang bersifat manual masih
dianggap lebih efisien oleh pihak masyarakat perkebunan.

a. Egrek b. Dodos

Panen sawit adalah pengambilan buah sawit yang yang telah memenuhi
kriteria matang panen dengan menggunakan alat panen dari pohonnya,
selanjutnya bersama sama brondolannya untuk diangkut ke pabrik. Panen
merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit.

Tujuan panen sawit adalah:

a. Mendapatkan tujuan TBS yang tinggi.

b. Mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi.

c. Mendapatkan mutu minyak yang tinggi.

3
d. Biaya panen efisien.

e. Exploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang

lama.

Pengembangan desain alat pruner dan harvester tanaman kelapa sawit


sebagai alat mesin panen yang efektif, efisien dan ergonomis harus dilakukan
untuk mengantisipasi persaingan global di masa mendatang. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah melalui pembuatan prototipe mekanisme alat serta
mesin pemotong pelepah dan tandan kelapa sawit sebagai upaya awal
pengembangan modernisasi mesin panen sawit. Penelitian yang mendekati ke arah
pengembangan masih kurang dan sangat berpeluang sebagai bahan penelitian
pengembangan yang inovatif untuk inovasi dari alat panen sawit yang lebih
efektif dan efisien dalam sistem manajemen pemanenan kelapa sawit ke arah lebih
menguntungkan.

Tujuan dari pengembangan teknologi pemotongan pelepah dan


pemanenan kelapa sawit adalah modernisasi alat mesin dalam perawatan dan
pemanenan kebun kelapa sawit melalui upaya pengembangan desain pembuatan
mesin pruner dan harvester kelapa sawit yang lebih efektif, efisien dan inovatif.
Sasaran pengembangan teknologi pruner dan harvester kelapa sawit adalah:

a. Tersusunnya upaya pengembangan alat mesin pruner dan harvester kelapa sawit
menuju modernisasi sebagai capaian-capaian yang harus direalisasikan dalam
peningkatan pengembangan selanjutnya.

b. Integrasi bidang ilmu dan teknologi yang strategis (layak, perlu dan harus
dilakukan) yang diperlukan penguasaannya untuk meningkatkan kemandirian
dan keunggulan dalam pengembangan modernisasi alat mesin pruner dan
harvester kelapa sawit.

c. Menciptakan sarana pendukung dalam pengembangan dan implementasi


modernisasi teknologi alat mesin pruner dan harvester kelapa sawit.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pembuatan produk dari prototipe alsin pruner dan harvester kelapa sawit
dirumuskan dalam bentuk rekomendasi kelayakan untuk produksi massal.

2. Perencanaan desain prototipe alat pruner dan harvester tanaman kelapa sawit
diharapkan merupakan kajian dari beberapa pakar di bidang mekanisasi pertanian
dan agronomi, guna mencetak persoalan desain alat yang jawabannya selalu
terbuka (tidak pernah selesai), selalu ada bentuk-bentuk baru ke arah modernisasi
pertanian.

5
DAFTAR PUSTAKA

Intara Y.I, Muchlis Rachmat, M. Atta Bary, dan Andi E. Febrinda. 2011. Jurnal
Kehutanan Tropika Humida 4 (2). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Jufri. http://jufri-anamaca.blogspot.co.id/2012/09/makalah-panen-dan-pasca-
panen-tanaman.html. [11/06/2017]

Anda mungkin juga menyukai