PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut pahan (2011) tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan Elaeis
guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti
minyak dan kata guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah
di Pantai Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis
dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini. Tanaman
kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda
dan ditanam di Kebun Raya Bogor.
Indonesia memiliki potensi alamiah yang baik untuk pengembangan sektor
pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang mampu memberikan pertumbuhan ekonomi
adalah subsektor perkebunan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman
perkebunan di indonesia yang memiliki prospek dan mendominasi produksi kawasan Asia
Tenggara bahkan tingkat dunia. Mengingat semakin meningkatnya permintaan akan bahan
minyak sawit dan perananya bagi perekonomian indonesia, maka untuk mempertahankan
dan terus meningkatkan produksinya agar berkesinambungan perlu diusahakan bibit yang
sehat dan bermutu tinggi (Nurahmi,et al.2010).
Dalam untuk memenuhi kebutuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) hal yang
sangat di perhatikan yaitu pembibitan. Karena dengan pembibitan merupakan sesuatu
seleksi awal mendapatkan produksi tanaman sawit yang tinggi. Menurut Sastrosayono
(2008) salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus dalam menunjang
program pengembangan areal tanaman kelapa sawit adalah penyediaan bibit yang sehat,
potensinya unggul dan tepat waktu. Faktor bibit memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan penanaman kelapa.
Menurut pahan (2008), pembibitan memberikan kontribusi yang nyata terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembibitan diperlukan karena tanaman kelapa
sawit memerlukan perhatian yang tetap dan terus menerus pada umur 1-15 tahun pertama.
Persiapan lahan pembibitan yang baik memungkinkan bibit dapat tumbuh dengan baik
terutama pada awal pertumbuhan. Hal ini dikarenakan bibit akan tumbuh dan bertahan
kira-kira setahun lamanya pada lahan tersebut (Hartley,1977). Bibit sawit yang telah
ditanam di pre nursery atau main nursery perlu di pelihara dengan baik agar
1
pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapangan
sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.bibit yang baik diperoleh dengan melakukan
seleksi. Hanya bibit yang mempunyai pertumbuhan dan bentuk yang normal saja yang
akan di tanam ke lapangan (Soebagyo, 1997).