Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pengajaran bahasa sangat memerlukan rancangan atau desain yang

baik, agar tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Paradigma baru

pengajaran bahasa terletak pada bagaimana menyusun dan menganalisis kebutuhan-

kebutuhan dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Gambaran mengenai need assessment dalam pengajaran bahasa (asing) yang

memasukkan unsur-unsur kurikulum pengajaran bahasa yang di dalamnya

menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, analisis kebutuhan,

rumusan tujuan, instrument dan lain-lain.

Bagaimana bentuk desain kurikulum yang sesuai dengan pembelajaran

bahasa dapat tergambar, baik yang menyangkut needs analysis, objectives, testing,

materials maupun yang menyangkut teaching dan evaluation. Bidang pengajaran

bahasa telah mengalami perubahan besar selama kurun waktu 30-40 tahun terakhir.

Lingkup program pengajaran bahasa telah merambah dunia, bahkan berperan penting

bagi teknologi baru dalam pengajaran bahasa.

Program-program bahasa akan semakin berkembang dan berhasil baik,

tergantung pada penggunaan pendekatan yang tergambar pada domain-domain

perencanaan pendidikan. Hal ini sering melibatkan apa-apa yang telah diketahui

sebagai bentuk pengembangan yang sistematis dari sebuah kurikulum bahasa.

Dalam bidang bahasa, pengembangan program bahasa dan pengembangan program

pengajaran bahasa merupakan satu siste m yang dinamis dari unsur-unsur yang

1
2

saling berhubungan. Pendekatan yang sistematis ini meliputi fase

perencanaan, pengembangan, implementasi dan fase evaluasi pengajaran bahasa,

yang telah diadopsi dari banyak bidang dalam perencanaan pendidikan.

Tulisan ini membahas masalah pengajaran bahasa yang berfokus

pada tujuan umum dan tujuan khusus dalam pembelajaran bahasa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian tujuan umum ?

2. Apa pengertian tujuan khusus ?

3. Unsur-unsur dalam tujuan khusus ?

4. Bagaiman pro dan kontra terhadap tujuan khusus pembelajaran ?

5. Apa saja contoh tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian tujuan umum ?

2. Menjelaskan pengertian tujuan khusus ?

3. Mendeskripsikan unsur-unsur dalam tujuan khusus pembelajaran ?

4. Menjelaskan pro dan kontra terhadap tujuan khusus pembelajaran ?

5. Mendeskripsikan contoh tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran?


3

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan setelah membaca makalah ini, mahasiswa akan mampu :

1. Mengetahui pengertian tujuan umum ?

2. Mengetahui pengertian tujuan khusus ?

3. Memahami unsur-unsur dalam tujuan khusus pembelajaran ?

4. Memahami pro dan kontra terhadap tujuan khusus pembelajaran ?

5. Mengetahui contoh tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran?


4

BAB II
RINGKASAN

2.1 Pendahuluan

Pada bab III ini membahas mengenai:

1) Hakekat dan hubungan antar kebutuhan-kebutuhan, tujuan umum (goals) dan

tujuan khusus (objektives);

2) Proses yang mencakup tujuan instruksional khusus;

3) Alasan atau argumentasi mengenai penggunaan tujuan; dan

4) Contoh-contoh tujuan umum dan tujuan khusus.

2.2 Kebutuhan, Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

Tujuan umum dalam kurikulum merupakan penerjemahan dari hasil

identifikasi/analisis kebutuhan pembelajar. Ia merupakan pernyataan tentang apa

yang perlu dicapai sehingga kebutuhan pembelajar dapat terpenuhi. Sementara itu

tujuan khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan umum yang lazimnya

dirumuskan dalam satu proses pembelajaran tertentu.

2.3 Tujuan Umum

Tujuan umum (goals) ini diartikan sebagai pernyataan umum tentang tujuan

dan maksud suatu program studi yang perlu dicapai berdasarkan kebutuhan

pembelajar atau situasi yang akan dihadapi oleh lulusan dalam lingkup pekerjaannya

(tujuan program). Pada tujuan umum (goals) dalam hubungannya dengan kebutuhan

yang dirasakan, ada empat hal yang harus diingat, yakni bahwa:

4
5

1) Tujuan itu adalah satu statement umum dari tujuan program;

2) Tujuan biasanya berfokus pada program apa yang diharapkan untuk

penyempurnaan pada masa yang akan datang, dan apa yang harus dilakukan

mahasiswa jika mereka menunda program tersebut;

3) Tujuan (goals) dapat dianggap sebagai dasar pengembangan bagi tujuan-tujuan

khusus (objektives) yang dapat diamati (observable);

4) Tujuan (goals) harus dipandang sebagai sesuatu yang permanen.

Dengan demikian, dari keempat hal tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan merupakan satu statement sebagai basic (dasar) pengembangan

pendeskripsian secara khusus tentang jenis-jenis prilaku belajar yang akan

diprogramkan. Hal ini dapat disebut juga tujuan instruksional.

2.4 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah pernyataan yang lebih spesifik tentang pengetahuan,

perilaku, atau keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar/mahasiswa pada

akhir pembelajaran.

Dalam konteks pengajaran (instruction), instructional objektives diartikan

sebagai satu pernyataan (statement) khusus yang berkaitan dengan pengetahauan

khusus (knowledge), perilaku (behavior), dan keterampilan (skill), dimana si

pembelajar diharapkan mengetahui atau memahami akhir dari program belajar.

Untuk menjelaskan hal tersebut, berikut ini contoh tujuan khusus

(objektives) sebagai tujuan akademis di sekolah bahasa.

Pada akhir pelajaran, mahasiswa harus dapat :


6

a) Memahami istilah seperti footnotes, bibliografi, halaman judul (title page) dan

lain-lain;

b) Mengambil catatan khusus ( hal-hal penting) mengenai kesusasteraan.

c) Menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui ungkapan lisan.

Menurut Mager (1975) ada komponen pokok dalam merumuskan tujuan

khusus yang didasarkan pada esensi karakteristik yang spesifik, yakni

1) Performance, kemampuan yang akan dimiliki oleh pembelajar

2) Conditions, batasan kemampuan yang diharapkan

3) Criterion, tingkat kualitas yang dikehendaki.

Kriteria yang esensial yang dimaksud oleh Mager adalah tujuan khusus

(objectives) mengenai “apakah mereka (siswa) itu dapat berkomunikasi?” Karena itu

menurut Mager ada tipe tujuan pembelajaran dengan lima unsur pokok yang

berkaitaan dengan pembelajaran bahasa, yakni subject, performance, conditions,

measure dan criterion.

2.5 Unsur-Unsur dalam Tujuan Khusus Instruksional

Kriteria yang esensial yang dimaksud oleh Mager adalah tujuan khusus

(objectives) mengenai “apakah mereka (siswa) itu dapat berkomunikasi?” Karena itu

menurut Mager ada tipe tujuan pembelajaran dengan lima unsur pokok yang

berkaitaan dengan pembelajaran bahasa, yakni subject, performance, conditions,

measure dan criterion.


7

1) Subject

Subjek merupakan satu unsur yang sangat penting dalam memikirkan rumusan

tujuan khusus. Subject ini berkaitan dengan siswa (students), pembelajar

(learners) atau partisipan (workshop participants).

2) Performansi

Performansi berkenaan dengan pertanyaan “apa yang dapat dilakukan oleh

siswa(subject) pada akhir pelajaran?”. Tentu saja fokus tujuan khusus bahasa

harus berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan siswa (learners) dengan

bahasa itu. Kata “dapat melakukan (can- do)” harus menjadi sesuatu fokus

dalam pengajaran bahasa.

3) Conditions

Condition di sini dimaksudkan bahwa apa yang dapat dilakukan siswa adalah

berguna (useful), artinya bahwa untuk melakukan (to perform) sesuatu itu akan

terjadi apabila kondisi tersebut menunjang performansi yang diharapkan.

4) Measure

Sementara kunci dalam mengukur bagian dari sebuah tujuan khusus (objectives)

berkenaan dengan bagaimana performansi itu dapat diamati atau diuji. Artinya

bahwa mengukur (measure) adalah bagian dari sebuah tujuan khusus yang

berhubungan dengan bagaimana performansi itu dapat diobservasi. Karena itu

alat ukur yang dapat digunakan adalah berupa tes dengan bentuk tes pilihan

berganda (multiple choice), benar-salah (true-false), isian (matching) dan lain-

lain.
8

5) Creation

Kriteria pencapaian tujuan khusus ini dapat diambil sekitar 75% dari seluruh

jawaban yang ada. Artinya bahwa tujuan bisa dianggap tercapai apabila

kriterianya mencapai minimal 75 %. Apabila pencapaian tujuan 74%, prosentase

tersebut tidak dianggap kriteria minimal; dengan kata lain tujuan khusus belum

tercapai.

Ide tujuan khusus pembelajaran disusun dari keyakinan bahwa institusi

pendidikan dapat dibuat lebih efektif jika usaha manusia dapat dianalisis secara

ilmiah. Preparasi siswa untuk usaha-usaha yang beragam tersebut dapat digambarkan

secara sistematik dalam kurikulum sekolah. Penspesifikasian aktivitas sekolah akan

menjadi tujuan-tujuan pendidikan (Bobit, 1924). Sementara Tyler (1949)

memperhalus ide ini dengan mengusulkan garis pedoman dalam mengembangkan

tujuan-tujuan. Ia yakin bahwa tujuan pendidikan yang dirumuskan dengan sangat

baik akan merubah perilaku siswa secara baik pula.

Hambatan yang dihadapi dalam upaya pengembangan kurikulum adalah

bahwa tidak setiap orang dalam bidang pengajaran bahasa sependapat dengan ide

tentang penggunaan tujuan-tujuan pembelajaran; seperti halnya melanjutkan rumusan

dari tujuan pembelajaran yang sangat umum menuju tujuan pembelajaran yang

sangat khusus. Nampaknya ini juga berlanjut pada sikap antara guru-guru bahasa

yang tidak menyukai apa yang disebut dengan tujuan instruksional.


9

2.6 Pro dan Kontra terhadap Tujuan Khusus dalam Kurikulum

Steiner (1975) berpendapat bahwa kebanyakan para pengembang kurikulum

harus menemukan satu kesepakatan antar hal-hal yang bersifat ekstrim. Keluhan

utama yang muncul dalam hal tujuan adalah

1) tujuan diasosiasikan dengan psikologi behavior;

2) tujuan merupakan sesuatu yang tak dapat dikuantifikasikan;

3) tujuan mengabaikan pengajaran;

4) tujuan membatasi kebebasan guru, dan

5) belajar bahasa secara sederhana tidak dapat diekspresikan ke dalam tujuan-

tujuan.

Kelima hal teresebut menjadi hambatan bagi upaya pengembangan

kurikulum yang sebenarnya memerlukan komitmen yang sepaham dari para

pelaksana kurikulum termasuk di dalamnya para guru.


10

BAB III
PENUTUP

4.1 Simpulan

Sistem pengajaran bahasa sangat memerlukan rancangan atau desain yang

baik, agar tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Paradigma baru

pengajaran bahasa terletak pada bagaimana menyusun dan menganalisis kebutuhan-

kebutuhan dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai, baik tujuan umum maupun tujuan khusus dalam proses pembelajaran.

Tujuan umum dalam kurikulum merupakan penerjemahan dari hasil

identifikasi/analisis kebutuhan pembelajar. Ia merupakan pernyataan tentang apa

yang perlu dicapai sehingga kebutuhan pembelajar dapat terpenuhi. Sementara itu

tujuan khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan umum yang lazimnya

dirumuskan dalam satu mata kuliah tertentu. Dalam kaitan ini Brown(1995;71)

mendefinisikan goals sebagai “Pernyataan umum tentang tujuan dan maksud suatu

program studi yang perlu dicapai berdasarkan kebutuhan pembelajar atau situasi

yang akan dihadapi oleh lulusan dalam lingkup pekerjaannya (tujuan program).

Berkenaan dengan objectives Brown mendefinisikannya sebagai pernyataan

yang lebih spesifik tentang pengetahuan, perilaku, atau keterampilan yang perlu

dikuasai oleh pembelajar/mahasiswa pada akhir perkuliahan. Tingkat spesifikasi ini

menurut Mager (dalam Richards, 1991) dapat dilihat dari tiga komponen berikut

yang lazim disebut sebagai performance-based objectives.

11
11

4.2 Saran

Sebagai mahasiswa harus memperbanyak dan membiasakan diri membaca,

salah satunya yaitu dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan

pengembangan kurikulum dan bahan ajar. Hal itu akan membantu mahasiswa saat

nanti terjun ke lapangan menjadi seorang pendidik, sehingga mampu mempersiapkan

bahan ajar dengan sebaik-baiknya.


12

DAFTAR PUSTAKA

Brown, James Dean. 1995. The Elements of Language Curriculum; A Systematic


Approach to Program Development. Boston, Mass.: Heinle&Heinle Publishers.

Mahfuddin,Azis. 2012. Needs Assessment dalam Pengembangan Kurikulum dan


Pembelajaran Bahasa. From http://gurukepsek.blogspot.com/2012/06/needs-
assessment-dalam-pengembangan.html. Didownload 08 Oktober 2014.

13
13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………… 4


2.1 Pengertian Ensiklopedi …………………………………………… 3
2.2 Jenis-Jenis Ensiklopedi ………………………………………… 3
2.3 Perbedaan Ensiklopedi dengan Kamus …………………………. 4
2.4 Perkembangan Ensiklopedi di Dunia ……………………….…….. 4
2.5 Perkembangan Ensiklopedi di Indoensia …..…….………..……. 6
2.6 Manfaat Ensiklopedi ……………………………………………… 6
2.7 Gambar Ensiklopedi ……………………………………….. 7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 8


3.1 Simpulan ....................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ........................................................................................... 9

i
14

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


”THE ELEMENTS OF LANGGUAGE CURRICULUM”

resume

diajukan untuk melengkapi tugas pribadi


Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dan Bahan Ajar

oleh

Tri Hartutik
NIM. 1309200100002
Sanusi
NIM. 1309200100016

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, 2014

Anda mungkin juga menyukai