BSLT Ningsih 2
BSLT Ningsih 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brine shrimp lethality test (BSLT) merupakan salah satu metode yang
yang diperoleh lebih cepat (24 jam), tidak mahal, mudah pengerjaannya dari
pengujian lainnya.. Yang sering diasosiasikan sebagai uji aktivitas anti tumor
senyawa toksik dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam yang berefek
sitotoksik dengan menentukan harga LC50 senyawa aktif. Metode BST dapat
digunakan untuk berbagai sistem uji seperti uji pestisida, polutan, mitotoksin,
dan tumbuhan laut serta senyawa beracun dari tumbuhan darat. Efek toksik
dapat diketahui atau diukur dari kematian larva karena pengaruh bahan uji
seperti bakteri dan kultur sel-sel dari mamalia di laboratorium dan pemaparan
antikanker. Dengan alas an-alasan tersebut, maka uji ini sangat tepat
B. Maksud Percobaan
efek toksik dan tingkat keamanan Ekstrak etanol mengkudu sebagai obat
C. Tujuan Percobaan
Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach).
D. Prinsip Percobaan
yang mati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan
(invasi) maupun dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA dan menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel pada jaringan dan organ
(Lodish, 2000).
setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Seperti kanker payudara, kanker
mulut rahim, kanker otak, kanker hati, kanker paru-paru, kanker prostat,
kanker kulit dan kanker usus. Kanker mulut rahim dan payudara merupakan
jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Bila kanker terjadi di
bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila
terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang-kadang
tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut
Sel kanker timbul dari sel tubuh yang normal, tetapi mengalami
(Lodish,2000).
misalnya: Karsinoma yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi
sel kulit, testis, ovarium. Lalu ada juga Limfoma Yaitu jenis kanker yang
berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lacteal,
limfa. Leukemia merupakan kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor,
tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
berada dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel - sel yang
ditemukan diotot dan tulang. Selain itu Glioma Yaitu kanker susunan syaraf,
misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di susunan saraf pusat. Dan yang
sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih
hidup untuk mengetahui efektifitas suatu bahan hidup ataupun bahan organik
selalu toksik pada dosis tinggi, oleh karena itu daya bunuh in vivo dari
selama fraksinasi dan pemurnian. Salah satu organisme yang sesuai untuk
hewan uji adalah brine shrimp (udang laut) (Meyer, dkk, 1982).
Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan salah satu metode uji
toksik dari bahan alam. Metode ini menunjukkan aktifitas farmakologis yang
Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, murah, mudah dan cukup
Toksikologi merupakan ilmu yang lebih tua dari Farmakologi. Disiplin ini
llingkungan. Sedikitnya 50.000 zat kimia kini digunakan oleh manusia dan
karena tidak dapat dihindarkan, maka kita harus sadar tentang bahayanya
(Ganiswarna, 1995).
karena efek terapeutis obat berhubungan erat dengan efek toksisnya (Tjay,
2002).
B. Uraian Bahan
1. Air laut
c. Sodium 30,6 % wt
d. Calsium 1,2 % wt
e. Potassium 1,1 % wt
f. Magnesium 3,7 % wt
g. Lain-lain 0,7 % wt
mempunyai rasa.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan eter serta dalam
kloroform.
Filum : Arthopoda
Divisio : Crustaceae
Subdivisio : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
BAB III
batang pengaduk, corong, gelas ukur 10ml, mikropipet, neraca analitik, pipet
skala 1 ml, pipet tetes, seperangkat alat penetsan telur dan Vial.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Air laut, air
B. Prosedur Kerja
10. Dihomogenkan
aktivitas ketoksikan.
c. Perlakuan Percobaan
ditetapkan yaitu 1 µg/ml, 10 µg/ml , 100 µg/ml dan 1000 µg/ml lalu
6. Diamati LC 50
BAB IV
A. Hasil
B. Pembahasan
dengan media air. Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek
toksik suatu senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya
sebagai antikanker.
Dalam praktikum ini dilakukan variasi konsentrasi yang berbeda
masing-masing yaitu konsentrasi 0.1, 1, 10, dan 100µg/ml untuk
membandingkan toksisitas dan efek toksik yang ditimbulkan masing-masing
konsentrasi tersebut. Setelah itu, untuk melihat pada konsentrasi berapakah
larva udang mengalami LC50. Dan air laut sebagai kontrol dimaksudkan untuk
melihat apakah respon kematian dari sampel dan bukan dari laut. digunakan
karena tanaman tersebut memiliki khasiat sebagai obat antikanker,
danAlasan digunakannya larva udang dalam percobaan ini adalah karena
larva udang merupakan general biossay sehingga semua zat dapat
menembus masuk menembus dinding sel larva tersebut.
Pengujian terhadap ekstrak etanol mengkudu disimpulkan bahwa
konsentrasi untuk mematikan 50% larva udang (Artemia salina) adalah 1,81
x 10-3 µg/ml – 7,41 x 10-4 µg/ml sehingga dapat dikatakan ekstrak daun
mengkudu pada percobaan ini memiliki potensi toksisitas akut menurut
metode BSLT yaitu pada perlakuan dengan hewan coba larva Artemia
salina Leach.
Sesuai penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa apabila suatu
ekstrak tanaman bersifat toksik menurut harga LC 50 dengan metode BSLT,
maka tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai obat anti kanker maka
daun mengkudu dapat dilanjutkan penelitiannya sebagai obat anti kanker di
masa yang akan datang.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penuntun Farmakologi dan Toksikologi III. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar.
Lodish, H dkk. 2004. Molecular Cell Biology, 5th ed. WH Freeman:New York.
Nafrialdi, S. Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi ke-5. Gaya Baru : Jakarta.
Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting. Gramedia: Jakarta.
Mudjiman, A. 1998. Udang Renik Air Asin. Bhrata Karya Aksara:Jakarta.
Mayer BNNR, Ferrigni ML.1982. Brine Shrimp, a convinient general bioassay for active
plant constituents. J of Plant Medical Research.
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi edisi IV, Badan Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Olson, James. 2002. “Belajar Mudah Farmakologi”. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA