Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI

PERMAINAN CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A


TK PLUS TUNAS BANGSA SOOKO MOJOKERTO
SITI AMINAH, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Abstrak
Kemampuan membaca sangat penting bagi anak sebagai persiapan melanjutkan ke
jenjang berikutnya. Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan, dibutuhkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak TK. Berdasarkan hal ini, metode
permainan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan membaca anak kelompok A TK. Plus Tunas Bangsa Sooko
Mojokerto. Adapun penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap
siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok A TK.
Plus Tunas Bangsa yang berjumlah 15 anak. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan permainan cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak Kelompok A TK. Plus Tunas Bangsa
Sooko Mojokerto, terbukti pada aktifitas guru pada siklus 1 65% meningkat pada siklus II
85%, aktifitas anak siklus I 71% meningkat pada siklus II 81% dan kemampuan membaca
permulaan pada siklus I 67% meningkat pada siklus II 85%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa permainan cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan anak Kelompok A TK. Plus Tunas Bangsa Sooko Mojokerto.
Kata kunci : Membaca permulaan, cerita bergambar

Abstract
Reading skills is very early for children as preparation for continuing to the next levels.
To improve reading skills, it takes a suitable learning method in accordance with the condition of
a kindergarten student. Based on this, game is used as an alternative method of learning.
This study has a goal to describe the improvement of early reading skill of Children in
group A TK Tunas Bangsa Sooko Mojokerto. This study is a type of Classroom Action Research.
The research was conducted in two cycles. Each cycles consisted of four stages: planning,
implementation, observation, and reflection. Each cycles was also conducted in three meetings.
Learning model used by the researcher in learning process was observation learning
process and documentation learning process with 15 children in group A TK Tunas Bangsa Sooko
Mojokerto.
The use of illustrated story game can improve the early reading skill of the children in
group A TK Tunas Bangsa Sooko Mojokerto. This was proven by the percentage of reading
completeness which increased in each cycles. In cycle I, the percentage of activities of teacher was
65%, and in cycle II it increased to 85%. While, the percentage of the activities of children in cycle
I was 71%, in cycle II it increased to 81%, and the early reading skill in cycle I was 67% and
increased 85% in cycle II.
It can be concluded that the use of illustrated story game can improve early reading skills
of children in group A TK Tunas Bangsa Plus Sooko Mojokerto.
Key words: Early reading skill, illustrated story game.
PENDAHULUAN Namun ada pula yang mengatakan
Latar Belakang bahwa mengajarkan anak membaca sejak
Usia anak pra sekolah adalah 0 – 6 dini bisa saja dilakukan. Bahkan
tahun dimana di usia ini merupakan masa kemampuan ini dapat diperkaya dan
paling penting untuk meletakkan dasar memperluas pengetahuan berpikir anak
kemampuan anak untuk kehidupan asalkan anak sudah siap, punya minat, rasa
selanjutnya. Sebagaimana dinyatakan dalam ingin tahu yang kuat dan jangan
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 memaksakan anak, karena bagaimanapun
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal juga kesiapan anak untuk belajar itu tidak
28 Ayat 3 menyatakan bahwa : sama yang paling penting kegiatan itu
Taman Kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan menyenangkan.
merupakan pendidikan anak usia dini pada Namun kenyataan yang ada,
jalur pendidikan formal, yang bertujuan berdasarkan pengamatan di TK Plus Tunas
membantu anak didik mengembangkan Bangsa, kemampuan anak sangat berbeda
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang dilihat dari sisi anak. Ada anak yang belum
meliputi moral dan nilai agama, sosial, mengenal huruf atau belum memahami, ini
emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, dilihat dari anak tersebut bila diajak
fisik motorik dan seni untuk kesiapan anak membaca harus dituntun. Ada anak yang
memasuki Sekolah Dasar. (Pedoman sangat pendiam sehingga kurang mampu
Pembelajaran Bidang Pengembangan diajak berkomunikasi, anak seperti ini
Berbahasa di TK. 2007) biasanya suaranya kurang jelas dan hanya
Berdasarkan UU RI di atas diketahui berbisik.
bahwa berbagai potensi harus Kenyataan tersebut dapat disebabkan
dikembangkan, salah satunya adalah potensi oleh pembelajaran di kelas diantaranya
berbahasa. Membaca merupakan bagian dari medianya yang kurang menarik sehingga
kemampuan berbahasa. Di taman kanak- anak kurang berminat, atau juga dari metode
kanak (TK) salah satu aspek pengembangan yang digunakan lebih banyak memakai
yang dikembangkan adalah bidang papan tulis atau poster sehingga
pengembangan bahasa. Bahasa merupakan membosankan bagi anak. Permainan sebagai
alat komunikasi utama bagi anak untuk salah satu metode dalam pembelajaran
mengungkapkan berbagai keinginan maupun jarang digunakan.
kebutuhannya. Kemampuan berbahasa Berdasarkan masalah tersebut di
bertujuan agar anak mampu mendengarkan, atas, maka sangat tertarik untuk mengangkat
berkomunikasi, memiliki perbendaharaan penelitian yang berjudul : “Meningkatkan
kata dan mengenal simbol-simbol yang Kemampuan Membaca Permulaan Pada
melambangkannya untuk persiapan Anak Kelompok-A Melalui Permainan
membaca. Jadi bagian dari bahasa adalah Cerita Bergambar di TK. Plus “Tunas
membaca. Bangsa” Sooko Mojokerto”.
Kemampuan membaca sangat
penting bagi anak-anak untuk belajar di Rumusan Masalah
tingkat yang lebih tinggi. Namun tingkat Berdasarkan latar belakang masalah
kesiapan anak dan minat anak tetap harus diatas, maka dapat dirumuskan masalah
diperhatikan. yaitu : Bagaimana permainan cerita
Akan tetapi beberapa ahli bergambar dapat meningkatkan kemampuan
mengatakan bahwa anak pra sekolah itu membaca permulaan anak Kelompok-A TK.
akan merasa tertekan jika diajari membaca, Plus “Tunas Bangsa” Sooko-Mojokerto ?
karena belum siap menerima pengajaran
yang diberikan. Ironisnya kemampuan Tujuan Penelitian
membaca sering digunakan sebagai ukuran Sesuai dengan permasalahan di atas,
keberhasilan pendidikan anak usia dini. penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan peningkatan kemampuan
membaca anak kelompok A melalui karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
permainan cerita bergambar TK Plus “Tunas perkembangan anak. (Nurani, 2009 : 6).
Bangsa” Sooko – Mojokerto. Menurut NAEYC (National
Association for the Education of Young
Manfaat Penelitian Childern) anak usia dini merupakan
Adapun penelit ian ini di kelompok yang sedang berada dalam
harapkan dapat berman faat secara : proses pertumbuhan dan perkembangan.
1. Teoristis Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia
Bagi program studi PG-PAUD UNESA dini adalah individu unik yang memiliki
memberikan informasi mengenai pola pertumbuhan dan perkembangan
peningkatan kemampuan membaca dalam aspek fisik, kognitif, sosio-
permulaan anak melalui permainan cerita emosional, kreatifitas, bahasa dan
bergambar. komunikasi yang khusus sesuai dengan
2. Praktis tahapan yang sedang dilalui oleh anak
a. Sekolah tersebut. (Modul mata kuliah Konsep
Memberikan informasi tentang Dasar PAUD. 2010).
metode yang sesuai dalam Dari pendapat di atas dapat
pembelajaran membaca permulaan disimpulkan bahwa hakekat anak usia
untuk anak usia dini yang dini adalah kelompok anak yang berusia
menekankan pada kegiatan yang 0-8 tahun yang mempunyai potensi yang
menyenangkan bagi anak yaitu dapat berkembang dengan adanya
melalui permainan . interaksi antara individu anak dengan
b. Guru lingkungannya. Kelompok anak usia dini
Dengan diterapkannya metode berada dalam proses pertumbuhan
permainan ini, dapat memberikan perkembangan fisik (koordinasi motorik
suasana yang menarik, halus dan kasar), intelegensi (daya pikir,
menyenangkan dan menumbnuhkan daya cipta, kecerdasan, emosi,
minat baca anak dan kecerdasan spiritual) social emosional
mengembangkan kemampuan (sikap dan perilaku serta agama), bahasa
menyimak, menyimpulkan dan dan komunikasi yang khusus sesuai
mengkomunikasikan berbagai hal dengan tingkat pertumbuhan dan
melalui berbagai bentuk permainan. perkembangan yang sedang dilalui oleh
c. Orang tua anak tersebut.
Meningkatkan keberhasilan Pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan membaca anak. anak usia dini perlu diarahkan pada
peletakan dasar-dasar yang tepat bagi
KAJIAN PUSTAKA pertumbuhan dan perkembangan
1. Pengertian Anak Usia Dini manusia seutuhnya, yaitu pertumbuhan
Berk (1992 : 18) menuliskan bahwa dan perkembangan fisik, motorik,
Anak usia dini adalah sosok individu kognitif, seni, social, emosional, bahasa
yang sedang menjalani proses dan komunikasi yang seimbang sebagai
perkembangan dengan pesat dan dasar pembentukan pribadi yang utuh.
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Berbeda dengan fase usia anak
Anak usia dini berada pada rentang usia lainnya, anak usia dini memiliki
0 – 8 tahun. Pada masa ini proses karakteristik yang khas. Ada beberapa
pertumbuhan dan perkembangan karakteristik untuk anak usia dini adalah
berbagai aspek sedang mengalami masa memiliki rasa ingin tahu yang besar,
yang cepat dalam rentang perkembangan merupakan pribadi yang unik, anak usia
hidup manusia. Proses pembelajaran dini suka berfantasi dan berimajinasi.
sebagai bentuk perlakuan yang diberikan Masa potensial untuk belajar,
pada anak harus memperhatikan
menunjukkan sikap egosentris, memiliki perkembangan penghargaan diri. Hal
rentang daya konsentrasi yang pendek. ini dapat dilaksanakan dengan cara
Sebagai bagian dari makhluk sosial. menyatukan strategi pembelajaran
(http//www.scribd.com/doc/432914 sosial seperti bekerjasama simulasi
831) hal tersebut dapat diuraikan sebagai guru dengan teman sebaya dan
pembelajaran silang usia.
berikut :
4. Anak bersifat unik
1. Anak itu bersifat egosentris Anak merupakan individu yang
Pada umumnya anak masih unik dimana masing-masing memiliki
bersifat egosentris, ia cenderung bawaan, minat, kapabilitas dan latar
melihat dan memahami sesuatu dari belakang kehidupan yang berbeda
sudut pandang dan kepentingannya satu sama lain. Disamping memiliki
sendiri. Dalam memahami sebuah kesamaan, anak juga memiliki
fenomena anak sering memahami keunikan tersendiri seperti dalam
sesuatu dari sudut pandangnya sendiri gaya belajar, minat dan latar belakang
sehingga seringkali ia merasa keluarga. Meskipun terdapat pola
membantu anak dalam memahami urutan umum dalam perkembangan
dan menyesuaikan diri dengan anak yang dapat diprediksi, namun
dunianya dengan cara positif. pola perkembangan dan belajarnya
Ketrampilan yang sangat diperlukan tetap memiliki perbedaan satu sama
dalam mengurangi egosentri lain.
diantaranta adalah dengan 5. Anak umumnya kaya dengan fantasi
mengajarkan anak untuk Anak senang dengan hal-hal
mendengarkan orang lain, serta yang bersifat imajinatif, sehingga
dengan cara memahami dan pada umumnya ia kaya dengan
berempati pada anak. fantasi. Anak dapat bercerita
2. Anak Memiliki Rasa ingin tahu yang melebihi pengalaman-pengalaman
besar aktualnya atau kadang bertanya
Menurut presepsi anak dunia ini tentang hal-hal gaib sekalipun. Hal
dipenuhi dengan hal-hal yang ini disebabkan imajinasi anak
menarik dan menakjubkan. Hal ini berkembang melebihi apa yang
menimbulkan rasa keingintahuan dilihatnya. Cerita atau dongeng
anak yang tinggi. Rasa keingintahuan merupakan kegiatan yang banyak
sangatlah bervariasi, tergantung digemari oleh anak sekaligus dapat
dengan apa yang menarik melatih mengembangkan imajinasi
perhatiannya. Untuk membantu dan kemampuan bahasa anak.
mengembangkan kemampuan anak 6. Anak memiliki daya konsentrasi yang
dalam mengelompokkan dan pendek
memahami dunianya sendiri, perlu Pada umumnya anak sulit untuk
untuk membantu anak menemukan berkonsentrasi pada suatu kegiatan
masalahnya. dalam jangka waktu yang lama. Ia
3. Anak Adalah Makhluk Sosial selalu cepat mengalihkan perhatian
Anak senang berteman dan pada kegiatan lain, kecuali memang
berada dengan teman sebayanya. kegiatan tersebut selain
Mereka senang bekerjasama dalam menyenangkan juga bervariasi dan
membuat rencana dan menyelesaikan tidak membosankan. Daya perhatian
pekerjaannya. Mereka secara bersama yang pendek membuat ia masih
saling memberikan semangat dengan sangat sulit untuk duduk dan
sesamanya. Anak membangun memperhatikan sesuatu untuk jangka
konsep diri memalui interaksi sosial waktu yang lama, kecuali terhadap
di sekolah. Ia akan membangun hal-hal yang menyenangkan.
kepuasan melalui penghargaan diri Pembelajaran dapat dilakukan dengan
ketika diberikan kesempatan untuk menggunakan pendekatan yang
bekerjasama dengan temannya. bervariasi dan menyenangkan
Untuk itu pembelajaran dilakukan sehingga tidak membuat anak terpaku
untuk membantu anak dalam
di tempat dan menyimak dalam Belajar sambil bermain, bermain seraya
jangka waktu yang lama. belajar, lingkungan kondusif,
7. Anak merpakan masa belajar yang menggunakan pendekatan tematik,
paling potensial menggunakan berbagai media dan
Masa anak usia dini disebut sumber balajar, pemanfaatan teknologi
golden age, hal ini disebabkan bahwa
informasi, menggunakan kecakapan
selama rentang waktu usia dini, anak
mengalami berbagai pertumbuhan hidup, pembelajaran secara bertahapdan
dan perkembangan yang sangat cepat berulang-ulang, merangsang semua
dan pesat pada berbagai aspek. Pada inderanya serta merangsang munculnya
periode ini hampir seluruh potensi kreatifitas dan inovasi.
anak mengalami masa peka untuk Memperhatikan prinsip pembelajaran
tumbuh dan berkembang secara cepat maka guru harus menggunakan bahasa
dan hebat. Oleh karena itu pada masa yang kongkrit, pembelajaran yang
ini anak sangat membutuhkan menyenangkan, media yang menarik dan
stimulasi dan rangsangan dari metode yang tidak membosankan
lingkungannya. Pembelajaran pada
periode ini merupakan wahana yang
2. Pengertian Membaca Permulaan
memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak guna mencapai Membaca adalah suatu kegiatan
tahapan sesuai dengan tugas interaktif untuk memetik serta
perkembangan. memahami arti atau makna yang
Terkait dengan karakteristik terkandung di dalam bahasa tulis,
membaca, kemampuan membaca anak disamping itu, membaca juga merupakan
usia dini 4 – 5 tahun adalah sebagai suatu proses yang dilakukan serta
berikut : 1) Menerima bahasa yang dipergunakan oleh pembaca untuk
meliputi mengerti dua perintah yang memperoleh pesan yang hendak
diberikan, memahami cerita yang disampaikan oleh penulis melalui
dibacakan, mengenal perbendaharaan mediakata-kata / bahan tulis (Sumadyo,
kata, mengenal kata sifat. 2) 2011 : 5)
Mengungkapkan bahasa meliputi : Membaca dini adalah membaca
mengulang kalimat sederhana, menjawab yang diajarkan secara terprogram kepada
pertanyaan, mengungkapkan perasaan anak prasekolah. Program ini
dengan kata sifat, menyebutkan kata-kata menunjukkan perhatian pada perkataan-
yang dikenal, menyatakan pendapat dan perkataan utuh, bermakna dalam konteks
menceritakan kembali cerita yang pernah pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang
di dengar. 3) keaksaraan yang meliputi : diberikan melalui permainan dan
mengenal simbol-simbol, mengenal kegiatan yang menarik sebagai perantara
suara-suara tertentu, membuat coretan pembelajaran (Susanto, 2011)
yang bermakna dan meniru huruf. Sehubungan dengan itu, maka
(Permendiknas 58). membaca permulaan berarti ketepatan
dan kecepatan anak memahami kata dan
Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini baris-baris kalimat serta pengenalan
Pembelajaran anak usia dini bacaan atau lambang tulis. Persiapan
menganut pendekatan bermain sambil membaca didukung dengan pengalaman
belajar atau belajar sambil bermain, keaksaraan seperti membaca buku atau
karena dunia anak adalah dunia bermain. sering menggunakan tulisan maupun
Dengan bermain anak menstimulasi simbol saat pembelajaran. Bahan-bahan
indera-indera tubuhnya, mengeksplorasi untuk membaca permulaan harus sesuai
dunia sekitarnya, menemukan seperti apa dengan bahasa dan pengalaman anak.
diri mereka sendiri antara lain : Kemampuan membaca dimulai
Berorientasi pada perkembangan anak, ketika anak senang mengeksplorasi buku
Berorientasi pada kebutuhan anak, dengan cara memegang atau membolak-
balik buku, berpura-pura membacanya. Anak Usia Dini yang dapat ditingkatkan
Kebiasaan ini menjadi tanda bahwa melalui permainan cerita bergambar adalah
minat baca anak mulai tumbuh. Dari sini mengurutkan dan menceritakan isi gambar
dapat dijelaskan hubungan antara tulisan, seri sederhana (3-4 gambar), mengenal
bunyi yang dikeluarkan dari tulisan itu huruf abjad, menghubungkan tulisan
serta artinya, berarti anak mulai mengerti sederhana dengan simbol yang
fungsi tulisan atau bacaan. menghubungkannya, menghubungkan
Kemampuan membaca permulaan gambar / benda dengan kata, membaca
pada anak kelompok A (4-5 tahun) gambar yang memiliki kata / kalimat
tercantum pada Permendiknas 58 Tahun sederhana dan menirukan bunyi suara
2009 yang digambarkan pada tabel tertentu.
berikut ini : Dari uraian diatas, sebelum
mengenalkan pembelajaran membaca
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan permulaan hendaknya difahami karakteristik
Kelompok Usia 4-5 Tahun
perkembangan membaca anak usia dini.
Tingkat Capaian
Pencapaian Perkembangan
Perkembangan / (Perkembangan Indikator 3. Tahap Perkembangan Membaca Anak
Standar Dasar/ Hasil
Perkembangan Belajar) Usia Dini
Mengungkap- Menurut Steinberg dalam Susanto
kan Bahasa
Menceritakan Menceritakan  Menceritakan (2011:90) mengatakan bahwa
kembali cerita kembali cerita / isi buku kemampuan membaca anak usia dini
/ dongeng yang dongeng yang walaupun
pernah pernah dapat dibagi atas empat tahap
tidak sama
didengar didengar
tulisan dengan perkembangan, yaitu :
yang a. Tahap timbulnya kesadaran terhadap
diungkapkan
 Mengurutkan
tulisan
dan Pada tahap ini, anak mulai
menceritakan belajar menggunakan buku dan
isi gambar seri
sederhana (3-
menyadari bahwa buku itu penting,
4 gambar) melihat dan membalik-balikkan buku
dan kadang-kadang ia membawa
Keaksaraan buku kesukaannya.
Mengenal Mengenal  Mengenal b. Tahap membaca gambar
simbol-simbol huruf abjad huruf abjad
Anak usia taman kanak-kanak
 Menghubung-
kan tulisan telah dapat memandang dirinya
sederhana sebagai pembaca, dan mulai
dengan simbol
yang
melibatkan diri dalam kegiatan
melambangkan membaca, pura-pura membaca buku,
Membuat Membuat
nya memberi makna gambar,
coretan yang coretan yang
bermakna bermakna menggunakan bahasa buku walaupun
 Menghubung
kan gambar/ tidak cocok dengan tulisannya. Anak
benda dengan sudah menyadari bahwa buku
kata
Meniru huruf Melafalkan /  Membaca
memiliki karakteristik khusus, seperti
meniru gambar yang judul halaman, huruf, kata dan
mengucapkan memiliki kalimat, serta tanda baca. Anak sudah
kata/kalimat
sederhana
menyadari bahwa buku terdiri dari
 Menirukan bagian depan, tengah dan bagian
bunyi suara akhir
huruf
c. Tahap pengenalan bacaan
Pada tahap ini anak usia taman
Berdasarkan Permendiknas Nomor 58
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan kanak-kanak telah dapat
menggunakan tiga system bahasa, belajar dan bekerja. Anak-anak
seperti fonem (bunyi huruf) semantik umumnya sangat menikmati dan akan
(arti kata) dan sintaksis (aturan kata terus melakukannya dimanapun mereka
atau kalimat) secara bersama-sama. memiliki kesempatan
Anak yang sudah tertarik pada bahan Bermain merupakan kebutuhan bagi
bacaan mulai mengingat kembali anak, karena melalui bermain anak akan
cetakan hurufnya dan konteksnya. memperoleh pengetahuan yang dapat
Anak mulai mengenal tanda-tanda mengembangkan kemampuan dirinya.
yang ada pada benda-benda di Bermain merupakan suatu aktivitas yang
lingkungannya khas dan sangat berbeda dengan aktifitas
d. Tahap membaca lancar lain seperti belajar dan bekerja yang
Pada tahap ini anak sudah dapat selalu dilakukan dalam rangka mencapai
membaca lancar berbagai jenis buku suatu hasil akhir.
yang berbeda dan bahan-bahan yang Terkait dengan cerita bergambar
langsung berhubungan dengan menurut Lopes dalam (Nurani, 2009 :
kehidupan sehari-hari . 147) menyatakan permainan kreatif
Tahapan-tahapan membaca ini dapat diklasifikasikan dalam cerita
perlu diketahui oleh guru, bila guru tidak bersambung (continuing story) berupa
mengetahui tahapan membaca anak pembelajaran dimana guru memulai awal
maka guru akan kesulitan melaksanakan sebuah cerita dan setiap anak
kegiatan pembelajaran membaca . menambahkan cerita selanjutnya bagian
Selain memperhatikan karakteristik perbagian seperti cerita dengan
membaca permulaan maka juga di menggunakan buku besar (big book).
perhatikan prinsip pembelajaran Dari keterangan di atas dapat
membaca . Hal tersebut di maksudkan disimpulkan bahwa permainan adalah
agar dapat menumbuhkan kebiasaan dan suatu aktifitas yang dilakukan oleh
minat membaca pada anak agar anak beberapa anak untuk mencari
memperoleh pengalaman belajar yang kesenangan dan kepuasan aktifitas ini
baik dan menyenangkan . harus dikembangkan pada anak usia dini
Menurut pendapat Mallquist dalam agar dapat membentuk proses
Susanto (2011:89) pembelajaran kepribadian anak dan membantu anak
membaca di taman kanak-kanak harus mencapai perkembangan fisik,
dilaksanakan dengan sistematis, artinya intelektual, sosial, moral dan emosional
sesuai dengan kebutuhan, minat,
perkembangan dan karakteristik anak, 5. Hakekat Cerita Bergambar
proses pembelajaran, alat-alat permainan Cerita bergambar merupakan suatu
yang digunakan harus memperhatikan media yang terbuat dari lembaran karton,
hal ini, dan lingkungan belajar harus di setiap karton di beri gambar yang
kondusif. Hal ini sangat penting, sebab menunjukkan suatu cerita dari gambar
bila anak mengalami kegagalan pada tersebut. Gambar digunakan untuk
periode ini, akan berpengaruh terhadap permainan seperti membaca gambar,
kemampuan berbahasa anak. mengurutkan gambar seri, tebak-tebakan
dan berbisik)
4. Pengertian Permainan Dengan media ini anak belajar
Bermain adalah kegiatan yang membaca bukan dari tulisan atau bacaan
dilakukan anak-anak sepanjang hari saja tapi juga dari membaca gambar.
karena bagi anak-anak bermain adalah Melalui gambar anak dilatih untuk
hidup dan hidup adalah permainan membaca gambar meskipun anak belum
Mayesty (Nurani, 2009). Anak usia dini membaca huruf dan kata-kata yang ada.
tidak membedakan antara bermain, Gambar-gambar disertai kata-kata
membantu pemahaman anak terhadap satu wadah diletakkan di tengah
cerita dan secara bertahap anak akan lingkaran,anak-anak sambil berjalan
dapat membaca huruf-huruf dan akhirnya berputar dan bernyanyi lalu guru
anak dapat membaca kata-kata. memberi aba-aba “stop” lalu anak-
Cerita bergambar ini bisa diterima anak berhenti, guru bercerita tentang
oleh anak-anak karena bersifat konkrit, salah satu gambar yang ada misalnya
nyata terlihat, mampu mengatasi : Binatang apa yang punya sayap,
keterbatasan ruang, dapat digunakan warnanya cantik dan suka hinggap di
untuk menjelaskan serta mudah didapat bunga (Kupu-kupu). Anak-anak
dan murah juga mudah digunakan baik mendengarkan dengan seksama lalu
secara kelompok, klasikal dan individual. guru memanggil salah satu anak
Manfaat cerita bergambar, selain untuk mengambil gambar yang sesuai
digunakan sebagai media untuk dengan cerita.
mengantarkan pembelajaran secara utuh b. Mengurutkan gambar seri :
juga dapat digunakan untuk Permainan ini bisa untuk
menyampaikan bagian tertentu dari lomba,dua macam gambar seri
kegiatan pembelajaran dalam ditempatkan dalam dua wadah
memberikan penguatan dan motivasi. ditaruh dengan acak terus lari menuju
pada wadah gambar seri tersebut lalu
6. Penerapan permainan cerita mengurutkannya dan anak disurh
bergambar untuk meningkatkan menceritakan isi gambar seri tersebut
kemampuan membaca permulaan. c. Berbisik :
Permainan cerita bergambar adalah Anak dijadikan dua kelompok
metode permainan yang digunakan untuk (dua baris), anak yang paling depan
meningkatkan kemampuan membaca ditunjukkan gambar missal :
permulaan. Kemampuan membaca yang Kelompok pertama ditunjukkan
baik sangat diperlukan agar anak dapat gambar “rusa” dan kelompok kedua
mengembangkan kemampuan ditunjukkan gambar “kuda”, lalu
berkomunikasi dengan baik. anak disuruh membisikkan pada
Agar anak mempunyai kemampuan teman yang ada disampingnya dan
membaca yang baik maka di butuhkan seterusnya. Anak yang terakhir pada
pembelajaran membaca sejak dini. kelompok pertama mengambil kata
Kemampuan membaca permulaan atau tulisan “rusa” dan anak
meliputi : 1) Pengenalan huruf. 2) kelompok kedua mengambil kata atau
Membaca kata. 3) Membaca gambar. tulisan “kuda”.
Namun demikian yang paling dibutuhkan
bagi anak usia dini adalah pemahaman METODE YANG DIGUNAKAN
dalam setiap kegiatan pembelajaran Rencana Penelitian
membaca melalui permainan-permainan, Rencana dalam penelitian ini meliputi :
Melalui perminan cerita bergambar, 1. Tempat penelitian ini dilaksanakan di
dapat juga melatih kemampuan TK. Plus Tunas Bangsa Sooko Tahun
pendengaran, memperbanyak kosakata, Ajaran 2011 – 2012
dan dapat melatih anak berkomunikasi 2. Subjek penelitian adalah anak
dengan baik. Kelompok-A TK. Plus Tunas Bangsa
Adapun langkah pelaksanaan Sooko Mojokertosebanyak 15 anak yang
kegiatan permainan cerita beergambar terdiri dari 10 anak perempuan dan 5
adalah sebagai berikut : anak laki-laki.
a. Tebak-tebakan : 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada
Anak-anak membuat lingkaran, Semester II bulan Maret – Mei Tahun
beberapa media dimasukkan dalam 2012
4. Siklus penelitian tindakan kelas menyiapkan lembar observasi anak dan
dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap lembar observasi guru.
siklus dilaksanakan 3 pertemuan. Siklus 1. Observasi
pertama 24 April 2012, 27 April 2012 Metode observasi digunakan untuk
dan 2 Mei 2012. Sedangkan siklus kedua melihat peningkatan pemahaman
dilaksanakan pada 8 Mei 2012, 10 Mei kemampuan membaca permulaan anak
2012 dan 15 Mei 2012. melalui metode cerita bergambar.
Sedangkan observasi dari teman sejawat
Persiapan PTK dilakukan saat peneliti mengadakan
Sebelum PTK dilaksanakan dibuat interaksi dengan anak dalam proses
berbagai input instrumental yang akan belajar dalam kegiatan permainan.
digunakan untuk mencari perlakuan dalam Penilaian observasi meningkatkan
PTK yaitu : Silabus adalah seperangkat kemampuan membaca permulaan
rencana dan pengaturan kegiatan menggunakan rating scale (Skala
pembelajaran, pengelolahan kelas dan penilaian). Penilaian ini berupa observasi
penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun yang dilakukan guru pada saat kegiatan
secara sistematis dan berisikan komponen- permainan. Guru memberi penilaian
komponen yang saling berkaitan untuk dengan memberi tanda ceklist. Skor 4
memenuhi target pencapaian kompetensi (baik sekali) apabila anak melakukan
dasar. Di Taman Kanak-kanak, silabus tindakan atau perilaku dilakukan secara
pembelajaran dituangkan dalam bentuk konsisten. Skor 3 (baik) apabila anak
perencanaan semester, perencanaan melakukan tindakan atau perilaku tanpa
mingguan dan perencanaan harian. arahan guru tetapi belum konsisten. Skor
Pada rencana kegiatan, guru harus 2 (Cukup) Apabila anak melakukan
menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), tindakan dengan arahan guru. Skor 1
RKH merupakan penjabaran dari Rencana (kurang) apabila anak tidak pernah
Kegiatan Mingguan (RKM). RKH memuat melakukan
kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang 2. Foto (Dokumentasi)
dilaksanakan secara individual, kelompok Kegiatan penelitian menggunakan
maupun klasikal dalam satu hari. RKH kamera, dimana kegiatan proses
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, pembelajaran direkam dengan bentuk
istirahat dan kegiatan akhir. foto kegiatan.
Lembar observasi aktivitas guru dan
anak. Lembar ini digunakan oleh pengamat Analisis Data
untuk mengetahui keaktifan guru dan anak Analisis data menggunakan teknik
dalam proses belajar mengajar. deskriptif kualitatif dimana menggambarkan
Lembar kerja anak. Lembar ini berisi keadaan peningkatan kemampuan membaca
materi pembelajaran yang sesuai dengan permulaan di TK Plus Tunas Bangsa.
indikator, yang digunakan untuk mengetahui Analisis kualitatif tentu harus dinyatakan
keberhasilan kemampuan membaca dalam sebuah predikat yang menunjuk pada
permulaan anak setelah melakukan pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Namun
permainan cerita bergambar. dalam penelitian ini peneliti juga
Sumber data dalam penelitian ini terdiri menggunakan data kuantitati yang dijadikan
atas beberapa sumber, yaitu : anak, guru dan sebagai acuan dalam pengumpulan data.
teman sejawat. Alat yang digunakan untuk observasi
aktivitas guru dan anak berupa nilai skor,
Metode Pengumpulan Data adapun keterangannya adalah sebagai
Penelitian ini menggunakan instrumen berikut :
pengumpulan data melalui lembar observasi 76 % - 100 % : Baik Sekali 
sistimatis dan dokumen (foto), peneliti harus 51 % - 75 % : Baik 
26 % - 50 % : Cukup  c. Media pembelajaran disesuaikan
0 % - 25 % : Kurang  dengan (Sudijono,
materi yang dapat menarik
2008:43)
Data yang diperoleh dianalisis perhatian anak.
menggunakan patokan standar keberhasilan d. Metode penyampaian pembelajaran
dan dikatakan berhasil apabilah telah melalui permainan yang
mencapai standar persentase 76 % dari anak menyenangkan anak.
yang hadir dan dapat meningkatkan 3. Aktivitas Anak dalam proses
kemampuan membaca permulaan melalui pembelajaran
kegiatan permainan yang dilakukan guru. a. Konsentrasi anak dalam
Selanjutnya data dianalisis lagi dengan mendengarkan penjelasan guru
menggunakan rumus sebagai berikut : b. Kemampuan anak dalam memahami
Analisis ini dapat dihitung dengan materi tugas yang diberikan guru
menggunakan statistik sederhana yaitu : c. Respon umpan balik dari anak ke
F guru
P = ----------- x 100% d. Keaktifan anak dalam mengikuti
N proses pembelajaran
Keterangan : e. Daya kreatif dan motivasi belajar
P = Angka prosentase anak yang tinggi.
F = Frekwensi yang sedang dicari 4. Indikator membaca permulaan
persentasenya Tabel 3.2. Kisi-kiki Kemampuan Membaca
N = Number of Cuses (Jumlah frekwensi Permulaan
banyaknya individu) Dimensi Aspek Indikator
(Sudijono, 2008:43) Kemampuan Mengenal 1. Mengenal huruf-huruf
Adapun instrumen yang digunakan Membaca Huruf vokal
Permulaan 2. Mengenal huruf
dalam penelitian ini berkaitan dengan proses konsonan
pembelajaran yaitu : Membaca 3. Membaca kata yang
kata terdiri dari satu suku
1. Aktivitas Guru dalam proses kata dan dua suku kata
pembelajaran Membaca 4. Menghubungkan
a. Sikap guru pada saat kegiatan awal, Gambar gambar dengan kata
yang sederhana
inti dan penutup yang dapat menarik 5. Membaca gambar
yang memiliki kata /
perhatian anak. kalimat yang
b. Penyampaian materi yang sederhana
disesuaikan dengan kebutuhan semua
anak dalam kelas. Dari tabel diatas, indikator
c. Kreativitas guru dalam menciptakan kemampuan membaca permulaan
suasana belajar yang menyenangkan. meliputi : mengenal huruf-huruf vokal,
d. Kesesuaian penjelasan guru dengan mengenal huruf-huruf konsonan,
kemampuan anak. membaca kata yang terdiri dari satu suku
e. Semangat dan kreativitas guru dalam kata dan dua suku kata, menghubungkan
memotivasi belajar anak. gambar dengan kata yang sederhana dan
2. Materi Pembelajaran membaca gambar yang memiliki kata /
a. Strategi pembelajarannya disesuaikan kalimat yang sederhana. Adapun skor
dengan kurikulum, promes, RKM dan yang diberikan 1 = kurang, 2 = cukup, 3
RKH yang berlaku untuk TK = baik dan 4 = baik sekali.
Kelompok A Keterangan :
b. Media pembelajarannya disesuaikan 1 = (Kurang) Apabila tindakan atau perilaku
dengan materi yang menyenangkan belum dilakukan anak.
dan dapat menarik perhatian anak. 2 = (Cukup) Apabila tindakan atau perilaku
dilakukan dengan arahan guru
3 = (Baik) Apabila tindakan atau perilaku Pembahasan
dilakukan tanpa arahan guru tetapi belum 1. Kemampuan guru dalam aktivitas
konsisten. mengajar
4 = (Baik Sekali) Apabila tindakan atau Pada waktu kegiatan belajar
perilaku dilakukan secara konsisten. mengajar seorang guru hendaknya
mempunyai suara yang keras, jelas dan
Hasil Intervensi Yang Diharapkan tegas dalam memberikan apersepsi,
Hasil intervensi yang diharapkan dalam sehingga anak paham dan mengerti
penelitian ini dilihat dari indikator hasil yang tentang kegiatan yang dilakukan, agar
dilaksanakan penelitian yaitu meningkatkan membangkitkan respon anak untuk
kemampuan membaca permulaan melalui dapat berinteraksi dengan guru.
permainan cerita bergambar. Pengelolaan kelas di setting
Hasil intervensi yang diharapkan menarik dan menyenangkan agar anak
adalah adanya peningkatan persentase dalam tertarik belajar dan mau mengikuti
perubahan kemampuan membaca permulaan permainan cerita bergambar.
anak dan merata kelas menjadi 75% (baik). Pemberian contoh atau demonstrasi
Adapun kriteria penilaian yang digunakan sangat diperlukan sekali dalam
adalah sebagai berikut : nilai 1% - 25% = mengawali kegiatan permainan cerita
kurang, 26% - 50% = cukup, 51% - 75% = bergambar agar anak termotivasi dan
baik, 76% - 100% = baik sekali. (Arikunto, memahami cara dan aturan dalam
2010 : 271). permainan cerita bergambar.
Semakin sering anak
Hasil Penelitian mendapatkan kesempatan untuk
Pada siklus pertama hasil observasi permainan cerita bergambar, maka
aktivitas guru dalam proses pembelajaran kemampuan membaca permulaan anak
diperoleh sebesar 65%, hasil observasi akan lebih meningkat, kendalanya
aktivitas anak diperoleh sebesar 71,81% dan tidak semua anak berani melakukan
hasil observasi kemampuan membaca permainan cerita bergambar, untuk
permulaan sebesar 67,66%. Karena guru harus pandai memahami
prosentase pencapaian sesuai harapan karakteristik dan minat anak agar anak
berani dan aktif dalam mengikuti
diperoleh skor sebesar 42,85% jadi belum
permainan cerita bergambar.
terpenuhi sehingga perlu diadakan tindakan
2. Peningkatan kemampuan membaca
lebih lanjut yaitu pelaksanaan siklus kedua. permulaan
Pada siklus kedua hasil observasi Kemampuan membaca permulaan
aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada anak dengan metode permainan
diperoleh sebesar 85%, hasil observasi cerita bergambar dilakukan secara
aktivitas anak diperoleh sebesar 81,36% berulang-ulang dan memberikan
dan hasil observasi kemampuan membaca kesempatan pada anak untuk sering
permulaan anak sebesar 85%, sehingga berlatih, sehingga anak menjadi
dapat dikatakan bahwa peningkatan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan anak kemampuan membaca.
Penerapan metode permainan
Kelompok-A di TK. Plus Tunas Bangsa
cerita bergambar diharapkan berhasil
Sooko Mojokerto mengalami peningkatan
dan mencapai taraf sesuai dengan
dari siklus I dan termasuk sangat baik. harapan dan dapat meningkatkan
Persentase pencapaian sesuai harapan kemampuan membaca permulaan
diperoleh sebesar 86%, sebab 85,71% < dengan metode permainan yaitu pada
76%. aspek 1) permainan mengurutkan
gambar seri, 2) permainan berbisik, 3)
permainan tebak-tebakan
Peningkatan aktivitas guru pada
siklus 1 mencapai 65% sedangkan pada
siklus II mengalami peningkatan
sebesar 85% dalam proses
pembelajaran juga diikuti peningkatan
aktivitas anak. Pada siklus I prosentase
aktivitas anak mencapai 71.81% dan
pada siklus II terjadi peningkatan
menjadi 81,36 %. Sedangkan pada
kemampuan membaca permulaan anak
juga terjadi peningkatan pada siklus II. Grafik 4.1. Rekapitulasi Hasil Perolehan Kemampuan
membaca permulaan
Dengan bukti prosentase pada siklus I
adalah 67 %, maka pada siklus II Grafik diatas menunjukkan bahwa
mencapai 85 %. Sudah dapat dikatakan kemampuan membaca permulaan pada anak
bahwa proses pembelajaran pada kelompok A TK. Plus Tunas Bangsa Sooko
siklus II berhasil karena kemampuan Mojokerto sebelum dilakukan tindakan
membaca permulaan sudah sesuai relatif rendah.
harapan dan sudah memenuhi kriteria Dan mulai nampak peningkatan ketika
keberhasilan. dilakukan tindakan pada kegiatan
Hasil Peningkatan pembelajaran permainan cerita bergambar.
Berdasarkan hasil observasi dan Dari silkus 1 ke siklus 2, dengan jumlah 15
pembahasan diatas dapat terlihat adanya anak yang mencapai sesuai harapan
peningkatan siklus 1 dan siklus II yaitu sebanyak 13 anak dapat dikatakan baik dan
sebagai berikut: sudah memenuhi target pencapaian yaitu
sebnayak 80,5%
Tabel 4.13 Rekapitulasi Aktivitas Guru dan Anak
Tabel : 4.12. Rekapitulasi Hasil Perolehan Kemampuan Kemampuan Membaca Permulaan
membaca permulaan
No Lembar observasi Siklus I Siklus II Keterangan
Siklus Siklus
No Indikator Keterangan Meningkat
1 2 1 Guru 65 % 85%
20%
1 Mengenal huruf-huruf 65% 68% Meningkat 3%
vokal Meningkat
2 Anak 71,81% 81,36%
9.55%

2 Mengenal huruf 65% 72% Meningkat 7% Kemampuan Meningkat


3 67% 85%
konsonan membaca permulaan 18%

3 Membaca kata yang 67% 75% Meningkat 8%


terdiri dari satu suku
kata dan dua suku kata

4 Menghubungkan 68% 77% Meningkat 9%


gambar dengan kata
yang sederhana

5 Membaca gambar yang 72% 82% Meningkat


memiliki kata / kalimat 10%
yang sederhana
Grafik 4.2 Rekapitulasi Aktivitas Guru, Anak dan
kemampuan membaca Permulaan
Berdasarkan grafik di atas maka pada harus mempersiapkan alat peraga atau
siklus 1 data pengamatan pada aktivitas media, karena sumber belajar dan media
guru, skor yang diperoleh sebanyak 65%, pembelajaran sangat diperlukan sebagai
sedangkan dari data pengamatan aktivitas motivasi anak , agar anak antusias dalam
anak sebanyak 71.81% dan Kemampuan mengikuti pembelajaran sampai selesai dan
membaca permulaan sebanyak 68.66 %. mencapai ketuntasan. Selain itu setting kelas
Dari hasil observasi awal pada siklus I yang kondusif mohon diperhatikan guru,
ketiga aspek belum ada yang mencapai agar dalam proses pembelajaran dapat
ketuntasan , dari hasil yang diperoleh belum merangsang anak untuk berinteraksi dengan
berhasil karena belum mencapai target yang guru atau teman.
ditentukan yaitu 76 %. Setelah diadakan Dalam kemampuan membaca
perbaikan dan tindakan tampak ada permulaan perlu adanya motivasi dan latihan
peningkatan siklus ke II. serta bimbingan dari seorang guru secara
Perolehan skor pada aktivitas guru terus menerus dan berkelanjutan. Metode
sebesar 85%, perolehan skor pada aktivitas atau tehnik pembelajaran juga diperhatikan,
karena dengan metode yang tepat akan
anak sebesar 81,36% dan perolehan
mendapatkan hasil yang optimal.
kemampuan membaca permulaan sebesar Kemampuan membaca permulaan
85%. dapat dibuktikan melalui pembelajaran pada
Dari hasil penelitian ini, metode tema binatang dengan memakai metode
permainan cerita bergambar diharapkan permainan cerita bergambar.
sudah meningkatkan pada anak kelompok
A TK Plus Tunas Bangsa Sooko Mojokerto. Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian
Simpulan Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Dari hasil analisis dalam BAB 1V,
rata-rata hasil observasi aktivitas guru Departemen Pendidikan Nasional. 2000.
dalam proses pembelajaran pada silklus 1 Permainan Membaca dan Menulis di
mencapai skor sebesar 65%, sedangkan data Taman Kanak-kanak.
observasi aktivitas anak pada silkus 1
sebesar 71.81%, pada observasi Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Kemampuan membaca permulaan anak Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos
sebesar 67% dan taraf ketuntasan sebesar PAUD. Jakarta. Direktorat Pendidikan
36.66% . Sedangkan pada siklus II, hasil Anak Usia Dini.
observasi aktivitas guru sebesar 85%,
sedangkan observasi pada aktivitas anak Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
sebesar 81,36%, dan observasi pada Pedoman Pembelajaran Bidang
Kemampuan membaca permulaan sebesar Pengembangan Bahasa di Taman
85% dan taraf ketuntasan sebesar 86%. Dari Kanak-kanak. Jakarta. Direktorat
hasil penelitian tersebut diatas dapat ditarik Pendidikan Anak Usia Dini.
kesimpulan bahwa dengan metode Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
permainan cerita bergambar dapat Pedoman Pembelajaran Persiapan
meningkatkan penanaman kemampuan Membaca dan Menulis Melalui
membaca permulaan pada anak kelompok A Permainan di Taman kanak-kanak.
TK Plus Tunas Bangsa Sooko Mojokerto.
Montolalu.B.E.F.dkk. 2005. Bermain dan
Saran Permainan Anak. Jakarta : Universitas
Berdasarkan penelitian yang diperoleh, Terbuka.
maka dikemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, Somadoyo, Samsu. 2011. Strategi dan
yaitu dalam proses belajar mengajar guru Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Sudjana, Nana. 2008 Penilaian hasil Belajar
Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Sujiono, Yuliani, Nurani. 2009 Konsep


Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta : PT Indeks.

Susanto, Ahmad. 200. Perkembangan Anak


Usia Dini. Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta : Kencana.

Tim Penyusun. 2010. Modul Mata Kuliah.


Konsep Dasar PAUD. Surabaya : Unesa
University Press.

____________, Permendiknas 58. 2009.

http : //www.scribd.com/doc/43291483/
Karakteristik-Anak-Usia-Dini.

http : //wahyuti4tklarasati.blog spot.com/


2011/11/anak-usia-dini.html.

Anda mungkin juga menyukai