DIABETIC
KELOMPOK 3 :
ALFIN PRTAMA
MAYASARI LINGGA
THERESIA FEIGA SIREGAR
RAMAYA PINTE
EFENDI PUTRA HULU
IIN IVNING SIRAIT
3.1 PSIK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dalam bentuk Makalah
yang berjudul “Perawatan Kaki Diabetic”. Makalah ini kami susun berdasarkan data-data
yang telah kami ambil dari Buku maupun internet.
Hambatan yang kami temui pada penyusunan Makalah ini adalah kurangnya waktu
penyusunan karena banyaknya tugas kami pada mata kuliah lain. Selesainya makalah ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis
tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata,
tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
bermaksud untuk memberikan kritik dan saran bersifat membangun dengan maksud
meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya dan dapat
memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah kami yang berjudul " Perawatan Kaki Diabetic” ini
bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dan yang terdapat dalam makalah ini dapat
menjadi pembelajaran dan ilmu yang berguna bagi para pembaca.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di
negara kita, ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini disebabkan pankreas dalam
tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup. Bisa juga karena tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dengan baik.
Perawatan kaki DM merupakan perawatan kaki yang dilakukan pada penderita
diabetes untuk mencegah terjadinya ulkus (luka). Tahapan perawatan kaki yaitu dengan
memeriksa kondisi kaki setiap hari. Apakah terdapat kemerahan, bengkak, lecet dan nyeri.
Adanya gangguan saraf perasa pada penderita DM mengakibatkan pasien tidak sensitif
merasakan luka kecil di kaki, dapat juga tiba-tiba muncul kapalan, bisul atau luka
bernanah. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan minimal sekali sehari.
Sebelum memakai alas kaki, lihat dahulu apakah alas kaki aman, tidak terdapat kerikil
atau batu. Jika kesulitan melihat telapak kaki bisa menggunakan cermin. Jika terdapat sesuatu
yang tidak biasa pada kaki segera periksakan ke dokter terdekat, apakah luka tersebut
berpotensi menjadi ulkus DM.
Kulit: periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal jari), apakah ada
kulit retak, melepuh, luka, atau perdarahan .
Kelainan bentuk tulang pada kaki: periksa adanya kelainan kaki seperti kaki
bunion, charchot’s atropathy, hammer toe, clawed toe (gambar 2.6)
(A) (B)
Gambar : Beberapa kelainan pada kaki diabetesBunion Charchot’s atropathy(A)
Hammer toe Clawed toe(B)
Kelembaban kulit: periksa kelembaban kulit dan cek kemungkinan adanya kulit
berkerak dan kekeringan kulit akibat luka (gambar 2.7)
Gambar : Arah yang benar pada pemotongan kuku pada kaki diabetes
Hindarkan terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras, sulit
dipotong, rendam kaki dengan air hangat selama ± 5 menit.
Gambar : Ukuran dan bentuk sepatu yang baik untuk kaki diabetes
Periksa bagian dalam sepatu sebelum pemakaian: tumit sepatu, telapak kaki,
bagian atas, bagian dalam dasar (alas) dan tepi.
Selalu periksa sepatu dan kaos kaki dari benda asing/ benda tajam: menghilangkan
benda asing sebelum memakainya.
Jangan mempergunakan kaos kaki yang terlalu ketat/ elastik, gunakan kaos kaki
yang terbuat dari kapas, wol, atau campuran kapas dan wol. Selain itu, gunakan
kaos kaki yang berwarna terang (putih). Khusus pada wanita dianjurkan untuk
tidak memakai stocking.
Lakukan tes berikut untuk mengetahui apakah sepatu telah pas di kaki:
Berdirilah di atas selembar kertas. (Pastikan Anda berdiri, bukan duduk, karena
bentuk kaki berubah saat Anda berdiri).
Perhatikan garis kaki Anda dan garis sepatu Anda
Bandingkan keduanya: apakah sepatu terlalu sempit, apakah bagian terlebar kaki
sudah aman dan nyaman serta adakah kemungkinan kaki akan mengalami kram di
dalam sepatu.
Lepas sepatu setiap 4 - 6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar
sirkulasi darah tetap baik
(Canadian Family Physician, 2001:1014)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan mikroskop elektron. Ulkus diabetika adalah salah satu bentuk komplikasi kronik
diabetes mellitus yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
kematian jaringan setempat. Cara pencegahan luka ulkus diabetika dimulai dengan
mengidentifikasi faktor resiko dan dilanjutkan dengan perawatan kaki. Manajemen perawatan
kaki untuk mencegah luka ulkus diabetika meliputi pemeriksaan dan perawatan kaki secara
mandiri, pemilihan alas kaki yang baik, dan senam kaki diabetik. Dengan cara tersebut dapat
meminimalkan resiko terjadinya luka ulkus diabetik pada penderita diabetes mellitus.
3.2 Saran
Manajemen perawatan kaki dalam mencegah terjadinya ulkus diabetikum seharusnya
dilakukan secara komprehensif dan kontinyu. Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan
komplikasi yang lebih lanjut. Oleh karena itu pentingnya perawatan kaki untuk mencegah
ulkus diabetikum diantaranya adalah:
a) Melakukan pemeriksaan pada kaki diabetesi sedini mungkin, bisa menggunakan cermin,
kaca pembesar, atau meminta bantuan anggota keluarga atau orang lain untuk
memeriksanya karena sulit dijangkau terutama telapak kaki.
b) Memeriksa kaki setiap hari. Mulai kuku jari, kulit kaki, telapak kaki, dan bau. Jika
mengalami kesulitan atau masalah dalam pemeriksaannya, hendaknya datang ke petugas
kesehatan yang terdekat.
c) Mencuci dan membersihkan kaki setiap hari. Hal ini dapat menghilangkan kuman
penyebab infeksi di kakinya dengan menggunakan air hangat atau setelah selesai mencuci
kaki biasa diberi lotion pada permukaan telapak kaki. Kecuali pada sela-sela kaki.
d) Merawat dan memotong kuku dengan benar dan teratur.
e) Jangan menggunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan (callus) dan jangan
membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apa pun luka tersebut.
f) Menggunakan kaos kaki dan sepatu yang tepat dan nyaman.
g) Melakukan senam kaki diabetik untuk melancarkan vaskularisasi pada kaki diabetesi.
h) Mengatur pola makan dengan kriteria 3J (Jumlah,Jenis, dan Jadwal) dan menghindari
rokok ataupun alkohol.
i) Melakukan pengobatan secara rutin dan sesuai petunjuk dari petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Canadian family Physycian. 2001. Diabetic Foot Ulcer, Pathophysiology, Assessment, and
Therapy._: Can family physician.
DepKes RI. 9 Juni 2005. Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat yang Luas,
(Online),
(http://med.depkes.ac.id/DataJurnal/tahun2005vol26/Vol26No.3Supplementok/9-
John%20, diakses tanggal 22/6/2011 pukul 14:38 WIB)