Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan
barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa
industri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia 2010, jumlah
pendapatan industri makanan, minuman, dan tembakau pada tahun 2008
sebesar 139.921,9 milyar rupiah. Jumlah nominal yang dapat dihasilkan dari
sektor ini merupakan yang menyumbangkan pendapatan terbesar kedua
setelah industri peralatan, mesin, dan perlengkapan pada industri pengolahan
non-migas.
Makanan adalah salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan
dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan
nasional oleh karena itu, masyarakat perlu dilindungi keselamatan dan
kesehatannya terhadap produksi dan peredaran makanan yang tidak memenuhi
syarat. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu pedoman tentang cara produksi
yang baik untuk makanan.
Industri makanan dalam hal ini yang berbahan dasar umbi diharapkan
dapat memenuhi ketersediaan makanan yang berkualitas, aman, dan bergizi
dengan cara mengikuti serta menerapkan ketentuan yang berlaku yaitu
menerapkan cara Pembuatan Pangan Yang Baik (CPPB), dalam keputusan
Menteri Pertanian RI No.340/KPTS/OT.20010/4/2003 tentang Pedoman Cara
Pembuatan Pakan yang Baik kemudian diterbitkan juga CPMB surat
keputusan Mentri Kesehatan RI No.23/MEN.KES/SKJI/1978 Tentang
Pedoman Cara Produksi Makanan Yang Baik, yang menyangkut seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu serta bertujuan menjamin bahwa produk
makanan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Mutu suatu makanan ditentukan dari proses
pembuatan, mulai dari pemilihan bahan awal sampai perlakuannya terhadap
produk jadi.

1
Berdasarkan catatan GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan
Minuman Seluruh Indonesia) industri makanan, minuman dan tembakau pada
tahun 2007 volume penjualannya mencapai 383 triliun dan terus meningkat
tiap tahunnya yaitu tahun 2008 volume penjualannya naik menjadi 505 triliun,
tahun 2009 naik menjadi 555 triliun dan tahun 2010 naik menjadi 605 triliun.
Pola hidup masyarakat saat ini yang mementingkan kepraktisan dalam
mengkonsumsi produk-produk yang sifatnya siap saji seperti produk makanan
ringan dalam kemasaan mulai banyak diminati pasar. Sehingga industri ini
masih sangat potensial untuk dikembangkan.
Oleh karenaitu kami menciptakan suatu hasil atau produk yang
memiliki nilai jual,kami membuat berbagai jenis olahan makanan yang diberi
nama varian UBISA.Varian ini berbahan dasar ubi yang sangat mudah
didapatkan, dan memiliki kandungan utama nutrisi. Misalnya pada ubi jalar
mengandung Vitamin A, C dan E, beta karoten, magnesium, kalium dan juga
kaya oksidan, dan pada singkonng mengandung karbohidrat, protein, lemak,
kolesterol, dan serat, folat (vitamin B9), vitamin C, dan vitamin K, niacin,
pyridoxine, riboflavin, thiamin, vitamin A, dan vitamin E, mineral sodium,
kalium, kalsium, Zat Besi, Magnesium, Mangan, Fosfor, dan Zinc, yang
diolah menjadi olahan yang menarik dan dapat memiliki harga jual yang
cukup tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana cara pendirian PT?
2. Bagaimana cara izin pendirian industri?
3. Bagaimana cara menyiapkan sarana dan prasarana industri?
4. Bagaimana persiapan SDM (sumber daya manusia)?
5. Bagaimana target pemasarannya?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara pendirian PT
2. Mengetahuicara izin pendirian industri
3. Mengetahui cara menyiapkan sarana dan prasarana industry
4. Mengetahui persiapan SDM (sumber daya manusia)
5. Mengetahui target pemasarannya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Farmasi


2.1.1 Definisi Industri Farmasi
Menurut definisi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang
Industri Farmasi, industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin
dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau
bahan obat.
Perusahaan industri farmasi wajib memperoleh izin usaha industri
farmasi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan no. 1799/ MenKes/Per
/XII/2010 tentang Ketentuaan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin
Usaha Industri Farmasi, untuk memperoleh izin usaha farmasi diperlukan
tahap persetujuan prinsip. Persetujuan prinssip diberikan kepada pemohon
untuk dapat langsung melakukan persiapan-persiapan, usaha
pembangunan, pengadaan pemasangan instalasi, dan produksi percobaan.
Izin usaha industri farmasi makanan diberikan kepada pemohon yang telah
siap berproduksi sesuai persyaratan CPMB.
2.1.2 Definisi Pangan
Menurut UU republik indonesia No.18 tahun 2012 tentang pangan.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman. Produksi Pangan merupakan kegiatan atau proses
menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan,
mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk Pangan.
Ketersediaan Pangan merupakan kondisi tersedianya Pangan dari hasil

3
produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila
kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia nomor 12 tahun 2016, pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
2.2 Bentuk Badan Usaha
Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang
akan dijalankan.Badan usaha yang akan didirikan yaitu Perseroan terbatas
atau yang lebih dikenal dengan nama PT. Perseroan terbatas adalah badan
hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas.Dipilihnya badan perseroan
terbatas adalah karena badan hukum seperti ini memiliki banyak kelebihan
jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain
luasnya badan usaha yang dimiliki, kebebasan bergerak dalam berbagai
bidang usaha serta tanggung jawab yang dimiliki terbatas hanya kepada
modal yang disetorkan.
Persyaratan dalam membuat PT adalah :
1. Mempersiapkan Data Pendirian PT
a. Nama PT : Nama PT minimal dari 3 suku kata, tidak boleh
menggunakan serapan asing dan tidak boleh menggunakan nama PT
yang sudah digunakan oleh orang lain.
b. Tempat & Kedudukan PT : PT harus beralamat dan berkedudukan
hukum. Berada di dalam wilayah Kotamadya/Kabupaten.
c. Maksud & Tujuan PT : Maksud & Tujuan PT akan di atur dalam Akta
Pendirian PT. Dimana ini menunjukkan maksud utama dari PT
tersebut didirikan untuk melakukan kegiatan apa saja.
d. Struktur Permodalan PT : Pada awalnya persyaratan untuk membuat
PT membutuhkan minimal Modal Dasar 50 juta rupiah. Namun sesuai

4
dengan Paket Kebijakan XII yang di keluarkan presiden berdasarkan
PP No. 29 tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan
Terbatas, maka ketentuan modal dasar tidak lagi minimum 50 juta,
tetapi tergantung kesepakatan para pendiri PT.
2. Membuat Akta di Notaris
Akta Pendirian PT tidak harus dibuat oleh Notaris yang bertempat
kedudukan sama dengan tempat kedudukan PT. Bisa menggunakan
Notaris mana saja asalkan telah memperoleh SK pengangkatan, disumpah
dan terdaftar di KEMENKUMHAM.
3. Pengesahan SK Menteri Pendirian PT
Setelah dibuat Akta Pendirian PT, Notaris akan mengajukan pengesahan
berbadan hukum atas PT kepada Menteri Hukum & HAM. Lalu Menteri
akan mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan berbadan hukum PT,
sehingga PT tersebut telah lahir sebagai badan hukum yang diakui oleh
negara.
4. Mengurus Domisili Kelurahan
5. Mengurus NPWP di kantor pajak
6. Mengurus Izin usaha
7. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan
2.3 Izin Pendirikan Industri
2.3.1 Tahapan Untuk Mendapatkan Izin Mendirikan Industri Makanan
Tahapan untuk mendapatkan izin mendirikan industri makanan
BerdasarkanPermenkes RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010, untuk
memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi diperlukan persetujuan prinsip.
Permohonan persetujuan prinsip diajukan secara tertulis kepada Direktur
Jenderal Badan POM. Persetujuan prinsip tersebut diberikan oleh Dirjend
BPOM setelah pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk
Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan POM. Dalam hal permohonan
persetujuan prinsip telah diberikan, pemohon dapat langsung melakukan
persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan,
termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Persetujuan prinsip ini berlaku selama 1 tahun dan

5
dapat diubah berdasarkan permohonan dari pemohon Izin Indusrti Farmasi
yang bersangkutan.
1. Permohonan Rencana Induk Pembangunan (RIP)
Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip pemohon wajib
mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk Pembangunan
(RIP) kepada Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Tata cara permohonan persetujuan prinsip
a. Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip, pemohon
wajib mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk
Pembangunan kepada BPOM.
b. Persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) diberikan oleh
kepala BPOM paling lama dalam jangka waktu 14 hari kerja sejak
permohonan.
2. Permohonan Persetujuan Prinsip
Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah
memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari
Kepala Badan, sebelum pelaku usaha melakukan persiapan,
pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan,
termasuk produksi percobaan.
Tata cara permohonan persetujuan prinsip
a. Pemohon presetujuan prinsip diajukan ke Dirjen dengan
tembusan kepada kepala BPOM dan dinas kesehatan profinsi.
b. Permohonan persetujuan prinsip di ajukan dengan kelengkapan
sebagai berikut:
1) Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Fotokopi KTP/identitas direksi dan komisariat perusahaan.
3) Susunan direksi dan komisaris.
4) Pernyataan direksi dan komisaris tidak pernah terlibat
pealanggaran peraturan perundang-undangan dai bidang
farmasi.
5) Fotokopi sertifikat tanah.

6
6) Fotokopi surat izin tempat usaha berdasarkan undang-undang
gangguan (HO).
7) Fotokopi surat tanda daftar perusahaan.
8) Fotokopi surat izin usaha perdagangan.
9) Fotokopi nomor induk wajib pajak (NPWP)
10) Persetujuan lokasi dari pemerintah daerah propinsi
11) Persetujuan rencana induk pembangunan RIP)
12) Rencan investasi dan kegianatan pembuatan obat.
13) Asli surat pernyataan ketersediaan bekerja penuh dari
masing-masing apoteker penanggung jawab produksi,
apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, apoteker
penanggung jawab pemastian mutu.
14) Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-maing apoteker
penangnggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, apoteker penanggung jawab pemastian
mutu.
c. Persetujuan prinsip diberikan oleh Dirjen paling lama dalam
waktu 14 hari kerja.
d. Pemohon izin industri farmasi dengan status peananaman modal
asing atau penanaman modal dalam negri yang telah mendapat
sutrat persetujuan penanaman modal dari instansi yang
menyelenggarakan urusan penanaman modal, wajib mengajukan
permohonan persetujuan prinsip sesuai dengan ketentuan sebagai
mana dimaksud dalam pasal ini.
3. Permohonan izin industri farmasi
Izin yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah selesai
melaksanakan tahap persetujuan prinsip, sebelum industri farmasi
melakukan kegiatan produksi.

Tahapan setelah selesai memiliki persetujuan prinsip, bisa sambil


membangun fisik, dan melanjutkan mengajukan permohonan izin industri
farmasi.

7
1. Surat permohonan izin industri farmasi ini harus ditandangani oleh
direktur utama dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu dengan
kelengkapan yang telah ditentukan. adapun kelengkapan yang telah
ditentukan, antara lain:
a) Fotokopi persetujuan prinsip industri farmasi
b) Surat persetujuan penamanan modal untuk industri farmasi dalam
rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri
c) Daftar peralatan dan mesin – mesin yang digunakan
d) Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya
e) Fotokopi sertifikat upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan
f) Rekomendasi kelengkapan adminsitratif izin industri farmasi dari
kepala dinas kesehatan provinsi
g) Rekomendasi pemenuhan persyaratan cpob dari kepala badan
h) Daftar pustaka wajib seperti farmakope indonesia edisi terakhir.
i) Asli surat pernyataan bekerja full time dari masing masing apoteker
produksi, pengawasan mutu, dan pemasitan mutu
j) Fotocopy surat pengangkatan masing masing apoteker
k) Foto kopi ijazah dan stra masing msing apoteker
l) Surat pernyatan komisaris dan direksi tidak terliebat pengalggaran
undang – udnang
2. BPOM akan mengadakan audit pemenuhan persyaratan CPOB (berarti
gedung kita harus udah sesuai degnan CPOB) paling lama 20 hari kerja
sejak diterima tembusan.
3. BPOM menyatakan pabrik kita memenuhi persyaratan CPOB, maka dia
akan mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB kepada
DIRJEN dengan tembusan kepada DINKES dan tentunya Kita sebagai
pemohon. BPOM mengeluarkan rekomendasi paling lama, dalam waktu
10 hari kerja setelah.
4. DINKES akan melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan
administratif, paling lama 20 hari kerja juga

8
5. Perusahan kita dinyatakan memnuhi kelengkapan persyaratan
administrasif, DINKES paling lama 10 hari kerja akan mengeluarkan
rekomendasi pemenuhan persyaratan administratif kepada DIRJEN
dengan tembusan BPOM dan kita sebagai pemohon.
6. Setelah menerima surat rekomendasi baik dari BPOM maupun
DINKES, maka DIRJEN menerbitkan izin industri farmasi paling lama
dalam waktu 10 hari kerja.
2.3.2 Masa Berlaku Perizinan Industri makanan
Izin industri farmasi berlaku seterusnya selama industri yang
bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan
perundang – undangan. Industri farmasi yang akan melakukan perubahan
bermakna terhadap pemenuhan persyaratan CPOB, baik untuk perubahan
kapasitas dan atau fasilitas produk wajib melapor dan mendapat
persetujuan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.
Setiap perubahan alamat lokasi yang sama atau perubahan alamat
dan pindah lokasi, perubahan penanggung jawab atau nama industri harus
dilakukan perubahan izin dengan mengajukan permohonan perubahan izin
kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI dengan tembusan kepada kelapa Badan POM
dan kepala Dinas Kesehatan provinsi.
Perubahan akte pendirian perseroan terbatas harus dilaporkan
kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI dengan tembusan kepada kelapa Badan POM
dan kepala Dinas Kesehatan provinsi.
Setiap orang yang bertanggung jawab atas tempat dilakukannya
pemerikasaan oleh tenaga pengawas mempunyai hak untuk menolak
pemeriksaan apabila tenaga pengawasyang bersangkutan tidak dilengkapi
dengan tanda pengenal dan surat perintah pemeriksaan.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan atau patut
diduga adanya pelanggaran pidana dibidang obat dan atau bahan obat,
segera dilakukan penyidikan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang – undangan.

9
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan telah ditetapkan
dapat dikenakan sanksi administratif berupa:
a. Peringatan secara tertulis: sanksi ini diberikan oleh Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu an atau perintah untuk
penarikan kembali pbat yang tidak memenihi standar dan persyaratan
keamanan, khasiat / kemanfaatan, atau mutu
c. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat, jika terbukti tidak
memenihi persyaratan keamanan, khasiat / kemanfaatan, atau mutu
d. Penghentian sementara kegiatan dapat dikenakan untuk seluruh
kegiatan atau sebagian kegiatan
e. Pembekuan izin industri farmasi : sanksi ini diberikan oleh Direktur
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas rekomendasi
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
f. Pencabutan izin industri farmasi
2.3.3 Persyaratan Untuk Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan
1. Persyaratan administratif meliputi :
a. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak
atas tanah (dalam bentuk perjanjian tertulis);
b. Surat bukti kepemilikan gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah;
c. Izin mendirikan bangunan;
Setiap orang dalam mengajukan permohonan izin mendirikan
bangunan gedung wajib melengkapi syarat berikut:
- Tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti
perjanjian pemanfaatan tanah
- Data pemilik bangunan gedung;
- Rencana teknis bangunan gedung;
Rencana teknis bangunan gedung ini dibuat berdasarkan surat
keterangan rencana kabupaten/kota untuk lokasi yang akan
dibangun gedung tersebut yang diberikan oleh Pemerintah Daerah

10
(“Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota”). Surat Keterangan
Rencana Kabupaten/Kota tersebut berisi :
1) Fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi yang
bersangkutan;
2) Ketinggian maksimum bangunan gedung yang diizinkan;
3) Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah permukaan tanah
dan Koefisien Tapak Basemen (“KTB”) yang diizinkan;
4) garis sempadan dan jarak bebas minimum bangunan gedung
yang diizinkan;
5) Koefisien Dasar Bangunan (“KDB”) maksimum yang diizinkan;
6) Koefisien Lantai Bangunan (“KLB”) maksimum yang diizinkan;
7) Koefisien Dasar Hijau (“KDH”) maksimum yang diizinkan;
8) KTB Maksimum yang diizinkan; dan
9) Jaringan utilitas kota.
- Hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung
yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
2. Persyaratan teknis meliputi :
a. Persyaratan tata bangunan yang meliputi :
1) Persyaratan peruntukan bangunan gedung sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota (“RTRW”)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (“RDTRKP”),
dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (“RTBL”);
2) Persyaratan intensitas bangunan gedung yang meliputi
persyaratan kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas bangunan
gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan;
b. Arsitektur bangunan gedung yang meliputi :
1) Persyaratan penampilan bangunan gedung yang dirancang
dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah estetika bentuk,
karakteristik arsitektur, dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
2) Tata ruang-dalam harus mempertimbangkan fungsi ruang,
arsitektur bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung;

11
3) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung
dalam lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan
antara nilai-nilai sosial dan budaya setempat terhadap berbagai
perkembangan arsitektur dan rekayasa; dan persyaratan
pengendalian dampak lingkungan.hanya berlaku (bagi gedung
yang dapat memberikan dampak penting terhadap lingkungan)
c. Persyaratan keandalan bangunan gedung yang meliputi :
1) Persyaratan keselamatan
2) Persyaratan kesehatan
3) Persyaratan kenyamanan
4) Persyaratan kemudahan.
Mekanisme perolehan izin mendirikan bangunan ini bersumber dari
UU No 28 Tahun 2002. PP No 36 Tahun 2005. Permohonan izin
mendirikan bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis disetujui dan disahkan oleh
bupati/walikota.

2.4 GMP/CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik)


Istilah GMP didunia industri makanan khususnya di indonesia
sesungguhnya telah diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun
1978 melalui surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang
Baik atau CPMB.
2.4.1 Pengertian GMP/CPMB
GMP/CPMB memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar
yaitu :
Suatu pedoman yang menjelaskan bagaiaman memproduksi makanan
agar aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsi. Berisi penjelasan-
penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang
harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai
pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir.

12
Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini
tidak ada standar internasional yang bersifat official seperti halnya standar
ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan standar GMP
tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di
terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai
dengan jenis produk yang di hasilkan. Sebagai contoh beberapa standar
GMP tersebut:
1. Standar GMP untuk industri obat-obatan di sebut dengan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik)
2. Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara
Pembuatan Makanan yang Baik)
3. Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB (Cara
Pembuatan Kosmetik yang Baik)
4. Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB
(Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik).
2.4.2 Tujuan GMP/CPMB
a. Menghasilkan produk akhir yang Aman, Bermutu, dan Sesuai selera
konsumen.
b. Menghasilkan pangan yang layak, bermutu, aman dikonsumsi, dan
sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domestic maupun
internasional.
2.4.3 Pedoman dan Dasar Hukum GMP/CPMB
a. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik.
b. Pasal 6 ayat 2 dan pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi pangan, perlu menetapkan pedoman
cara produksi pangan olahan yang baik (Good Manufacturing Practices)
c. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978
tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB).
d. UU pangan No.7 Tahun 1996, Bab II tentang Keamanan Pangan secara
tegas telah diatur bahwa produsen produk pangan harus mampu untuk
memenuhi berbagai persyaratan produksi sehingga dapat memberikan

13
jaminan dihasilkannya produk pangan yang aman dan bermutu bagi
konsumen.
2.4.4 Persyaratan GMP/CPMB
GMP mempersyaratkan agar dilakukan pembersihan dan sanitasi
dengan frekuensi yang memadai terhadap seluruh permukaan mesin
pengolah pangan baik yang berkontak langsung dengan makanan maupun
yang tidak. Mikroba membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu persyaratan GMP : mengharuskan setiap permukaan yang
bersinggungan dengan makanan dan berada dalam kondisi basah harus
dikeringkan dan disanitasi. Peraturan GMP juga mempersyaratkan
penggunaan zat kimia yang cukup dalam dosis yang dianggap aman.
2.4.5 Kegunaan GMP/CPMB Bagi Industri
CPMB bagi industri berguna sebagai dasar/acuan dalam menerapkan
praktek cara produksi makanan yang baik dalam rangka:
1. Memproduksi dan menyediakan makanan yang aman dan layak unyuk
dikonsumsi
2. Memberikan informasi kepada masyarakat, seperti pelabelan, dll.
3. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan dunia Internasioanl
terhadap makanan yang diproduksinya.
2.4.6 Prinsip Dasar
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat
dihasilkan hanya dengan pengujian (inspection/ testing), namun harus
menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Ruang lingkup GMP adalah :
a. Lingkungan dan Lokasi
Lingkungan sarana pengolahan harus terawat baik, bersih, dan bebas
sampah, memiliki sistem pembuangan dan penanganan limbah yang
cukup baik, serta memiliki sistem saluran pembuangan air yang lancar.
Lokasi, terletak di bagian pinggir kota, tidak padat penduduk, dan lebih
rendah dari pemukiman. Bebas banjir, polusi asap, debu, bau, dan
kontaminan lain, serta bebas dari sarang hama, seperti hewan pengerat
dan serangga. Tidak berada dekat industri logam dan kimia, serta
pembuangan sampah atau limbah.

14
b. Bangunan dan Fasilitas Unit Usaha
Desain bangunan, konstruksi, dan tata ruang harus sesuai dengan alur
proses. Bangunan cukup luas dan dapat dilakukan pembersihan secara
intensif. Adanya pemisahan antara ruang bersih dan ruang kotor, serta
lantai dan dinding dari bahan kedap air, kuat, dan mudah dibersihkan.
Fasilitas unit usaha, meliputi penerangan cukup yang sesuai spesifikasi
proses, ventilasi memungkinkan udara mengalir dari ruang bersih ke
ruang kotor, adanya sarana pencucian tangan dan kaki yang dilengkapi
sabun dan pengering atau desinfektan. Gudang mudah dibersihkan,
terjaga dari hama, pengaturan suhu dan kelembaban sesuai, serta
penyimpanan sistem FIFO yang dilengkapi catatan.
c. Peralatan Pengolahan
Alat yang kontak langsung dengan produk harus terbuat dari bahan
yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan mudah
didesinfeksi sehingga mudah dilakukan perawatan. Letak
penempatannya disusun sesuai dengan alur proses, dilengkapi dengan
petunjuk penggunaan dan program sanitasi.
d. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
Program sanitasi meliputi sarana penyediaan air, sarana pembuangan air
dan limbah, sarana pembersihan/ penyucian, sarana toilet/ jamban, serta
sarana hygiene karyawan.
e. Sistem Pengendalian Hama
Meliputi pengawasan atas barang/bahan yang masuk, penerapan/praktik
hygienis yang baik, menutup lubang dan saluran yang memungkinkan
menjadi tempat masuknya hama, memasang kawat kasa pada jendela
dan ventilasi, serta mencegah hewan peliharaan berkeliaran di lokasi
unit usaha.
f. Hygiene Karyawan
Meliputi persyaratan dan pemeriksaan rutin kesehatan karyawan,
persyaratan kebersihan karyawan yang meliputi menjaga kebersihan
badan, mengenakan pakaian kerja dan perlengkapannya, menutup luka,
selalu mencuci tangan dengan sabun, serta melatih kebiasaan karyawan.

15
g. Pengendalian Proses
Meliputi pengendalian preproduksi (persyaratan bahan baku, komposisi
bahan, cara pengolahan bahan baku, persyaratan distribusi/ transportasi,
penyiapan produk sebelum dikonsumsi), pengendalian proses produksi,
serta pengendalian pascaproduksi (jenis dan jumlah bahan yang
digunakan produksi, bagan alir proses pengolahan, keterangan produk,
penyimpanan produk, jenis kemasan, jenis produk pangan yang
dihasilkan).
h. Manajemen Pengawasan
Pengawasan terhadap jalannya proses produksi dan perbaikan bila
terjadi penyimpangan yang dapat menurunkan mutu dan keamanan
produk. Pengawasan rutin dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi proses produksi.
i. Pencatatan dan Dokumentasi
Berisi catatan tentang proses pengolahan, termasuk tanggal produksi
dan kadaluarsa, serta distribusi dan penarikan produk karena
kadaluarsa. Dokumen yang baik akan meningkatkan jaminan mutu dan
keamanan produk.
2.4.7 Ruang Lingkup GMP/CPMB
Ruang lingkup dalam penerapan CPMB/GMP adalah :
1. Bahan
2. Pengolahan bahan
3. Bahan pengemas
4. Mutu produk akhir
5. Keterangan produk
6. Disain dan fasilitas pabrik
7. Penyimpanan
8. Transportasi
9. Higien dan kesehatan karyawan
10. Pemeliharaan dan program sanitasi
11. Laboratorium dan pemeriksaan
12. Manajemen dan pengawasan

16
13. Dokumentasi/pencatatan
14. Penarikan produk Pelatihan dan pembin

17
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan


3.1.1 Nama Perusahaan dan Jenis Usaha
Nama perusahaan ini adalah PT. FOODYCHIP. Perusahaan ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan terutama
industri kue. PT. FOODYCHIP adalah perusahaan terbuka dimana sebesar
90% saham dilepas kepada investor dan 10% saham lainnya dimiliki oleh
pemilik. Perusahaan ini merupakan perusahaan pembuat kue UBISA
pertama yang dimiliki oleh swasta yang ada di Indonesia. Produksi
kuediproduksi untuk turut serta mendukung program gerakan masyarakat
hidup sehat nasional, dengan pemanfaatan bahan dasar ubi dalam rangka
mewujudkan masyarakat Indonesia dengan kualitas derajat kesehatan yang
lebih baik.
3.2 Lokasi Perusahaan
PT. FOODYCHIP berlokasi di Jalan Srengseng sawah No. 50,
Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakakarsa, Jakarta Selatan. PT.
FOODYCHIP memiliki luas tanah sekitar 6000 m2yang akan dibangun
dengan luas bangunan4000 m2
3.3 Perizinan industri farmasi

18
Izin Usaha Industri Farmasi memerlukan persetujuan prinsip
Persetujuan prinsip diajukan kepada Direktur Jendral dengan tembusan
kepada Kepala Badan POM dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, setelah
pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari
Kepala Badan POM. Setelah persetujuan perinsip diberikan, pemohon dapat
langsung melakukan persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan
instalasi peralatan, termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan prinsip ini berlaku
selama 1 tahun.
Pemohon yang telah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip
dapat mengajukan permohonan izin industri makanan. Surat permohonan izin
industri makanan harus ditandatangani oleh Direktur Utama dan Apoteker
penanggung jawab pemastian mutu diajukan ke Kementerian Kesehatan
beserta kelengkapannya kepada Kepala Badan dan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi setempat. Paling lama dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak
diterimanya tembusan permohonan, Kepala Badan melakukan audit
pemenuhan persyaratan CPMB. Selama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
diterimanya tembusan permohonan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administratif. Kemudian 10
(sepuluh) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi persyaratan CPMB,
Kepala Badan mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan
CPMB kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan pemohon.Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari
sejak dinyatakan memenuhi kelengkapan persyaratan administratif, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi mengeluarkan rekomendasi pemenuhan
persyaratan administratif kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Kepala Badan dan pemohon.Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja
setelah menerima rekomendasi serta persyaratan lainnya, Direktur Jenderal
menerbitkan izin industri makanan.

19
3.4 Visi dan Misi
3.4.1 Visi
Menjadi perusahaan pembuat makanan berabahan dasar ubi yang
mampu memproduksi varian kuebernutrisi dengan kualitas tinggi yang
berdaya saing global.
3.4.2 Misi
Menyediakan dan mengembangkan produk kue berbahan dasar ubi
yang berstandar internasional untuk mendapatkan kualitas produk
yang tinggi.

3.5 Bangunan
Lokasi yang akan dirikan untuk industri makanan ini mempunyai lahan
yang cukup untuk bangunan yang akan didirikan, lokasi yang dipilih di Jalan
Srengseng sawah No.50, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakakarsa,
Jakarta Selatan didasarkan atas pertimbangan efisiensi, keamanan karena jauh
dari pemukiman. Area tanah yang akan dibebaskan seluas 6000 meter2
dengan luas bangunan 4000 meter2, sehingga dapat mengatur penggunaannya
dengan leluasa, Luas area tanah ini juga digunakan untuk beberapa bangunan
pabrik seperti laboratorium, bangunan kantor, masjid, unit pengelolaan air,
kantin, mess serta pos keamanan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan
selama kurang dari 3 tahun.

3.6 Waktu Pendirian


PT. FOODYCHYP akan mulai mendirikan industri setelah proses pengajuan
izin telah resmi dikeluarkan dan disetujui Dinas Perdagangan dan
Perindustrian setempat serta BPOM

20
3.7 Aspek Finansial
Anggaran pembagunan industri makanan

Kebutuhan Biaya
Pembangunan Fisik:
 Pembelian tanah 6000 meter2 Rp. 800.000.000,-
 Biaya pembangunan (pabrik, Rp.1.000.000.000,-
kantor, mushola, mess karyawan,
gudang, kantin, garasi)
 Laboratorium Rp. 500.000.000,-
Alat-Alat Produksi Rp. 1.000.000.000,-
Pengadaan Bahan Baku Rp. 500.000.000,-
Sarana air dan instalasinya Rp. 100.000.000,-
Perizinan Rp. 60.000.000,-
Sarana transportasi dan Angkutan Rp. 170.000.000,-
barang
Instalasi Komunikasi dan listrik Rp. 400.000.000,-
Perlengkapan kantor dan gudang Rp. 100.000.000,-
Penanganan limbah Rp. 100.000.000,-
Biaya tak terduga Rp. 150.000.000,-
Gaji staf dan Karyawan Rp. 500.000.000,-
Total anggaran yang dibutuhkan Rp. 5.380.000.000,-
 Perhitungan Analisis Payback Periode (PP)
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊
PP = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉(𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏) 𝒙 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏

Diketahui:
Modal awal beserta investasi : Rp. 5.380.000.000,-
Harga per bungkus (sudah termasuk pajak dan keuntungan 15%) Rp 10.000
Target penjualan 100.000 bungkus per bulan
Pendapatan = 100.000 x Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000.000

21
Laba = 15% x 1.000.000.000 = Rp 150.000.000
Laba Bersih per tahun =150.000.000 x 12 = 1.800.000.000
Jadi Laba atau keuntungan dalam 1 tahun sebanyak 1,8 M
Maka:
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝟏.𝟖𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
ROI = x 100% = 𝟓.𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 x 100% = 33,4 %
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊
𝐑𝐩. 𝟓.𝟑𝟖𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,−
PBP = 𝐑𝐩. 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 2,9 tahun
𝟏.𝟖𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,−

Jadi, dana pendirian industry makanan sebesar Rp. 5.380.000.000,- dapat


diperoleh kembali seluruhnya pada tahun ke 3 produksi.
3.8 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dan sangat
menentukan bagi keberhasilan dan kesinambungan perusahaan. Sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan perusahaan kami
membutuhkan SDM yang professional. Industri makanan ini membutuhkan
karyawan dengan spesifikasi pendidikan diantaranya beberapa ahli gizi
diantaranya 3 yang memiliki keahlian di bidang makanan; beberapa orang
Master yang memiliki pendidikan dalam bidang yang sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya; ratusan orang Sarjana dan apoteker dalam bidang farmasi, yang
menjadi tulang punggung dalam proses produksi, quality control, R&D, dan
lain sebagainya. Selain itu dibutuhkan beberapa orang lulusan D3 dan sisanya
adalah lulusan SMA (analis) dan manajemen

No Bagian Jumlah
1 Direktur/manager/manager produksi 3
2 Apoteker 3
3 Ahli gizi 3
4 Kepala bagian 4
5 Bagian produksi 100
6 Quality control/Chemical mixer 8
7 Bagian umum 5
8 Teknik 10

22
9 Kebersihan produksi 5
10 Transportasi/logistic/kebersihan/kesehatan 8
11 Packing 10
12 Satpam 7
Jumlah 166

3.9 Struktur Organisasi

Ada struktur organisasi terkandung alur perintah yang


mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh
masing-masing karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya dengan
unit yang lainnya.

DIREKTUR

GENERAL APOTEKER
MANAGER

MANAGER MANAGER MANAGER


HRD MARKETING MANUFAKTUR

KARYAWAN

23
Strategi Pemasaran
1. Jenis-jenis produk yang ditawarkan
Kami menawarkan berbagai jenis olahan umbi. Keunikan yang kami
miliki adalah variasi yang bermacam-macam dengan nama-nama yang
unik. Dalam melakukan pengolahan kami cukup selektif terhadap
kualitas umbi. Pengolahan yang dilakukan juga terjamin baik dari segi
kualitas maupun kuantitas diharapkan para konsumen tertarik untuk
mencoba.
2. Promosi
Target utama konsumen kami adalah semua kalangan karena makanan
dijual dengan harga terjangkau dan dengan konsep yang menarik.
promosi perusahaan kami menggunakan Word of mouth yang berarti
Mempromosikan secara personal kepada kerabat terdekat, dengan
menunjukkan berbagai keunggulan produk, seperti kualitas makanan,
kualitas pelayanan. Packaging menggunakan pengemasan yang menarik
dengan desain khusus dan detail sehingga lebih menarik pembeli.
Kemasan akan menggunakan bahan dasar kertas.Branding Image
mengajak mahasiswa yang menjadi salah satu tokoh di dunia kampus,
seperti mahasiswa berprestasi, band terkemuka dikampus dan pemimpin
organisasi kampus untuk menggunakan kaos promosi yang berlogo
produk kami.
3.10 Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatatan)
PT. FOODYCHIP memiliki karyawan yang berkompeten dalam
bidangnya, dalam proses rekrutmen PT. FOODYCHIP sangat selektif
pada perekrutan karyawannya dikarenakan perusahaan membutuhkan
seorang yang ahli agar dapat menunjang keberlangsungan dari
perusahaan ini. Sebagian besar karyawannya berasal dari latar belakang
pendidikan yang memang sesuai dengan bidang pekerjaannya saat ini.
Selain itu dengan adanya program pelatihan dan bimbingan secara terus

24
menerus membuat PT. FOODYCHIP senantiasa dapat berkembang dan
berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Suasana PT. FOODYCHIP yang dibuat senyaman mungkin
serta sarana dan prasarana yang lengkap dapat membuat karyawan
merasa nyaman dan senang dalam bekerja sehingga karyawan dapat
mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
2. Weakness (Kelemahan)
PT. FOODYCHIP merupakan perusahaan baru. Kerja sama
dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun di luar negeri masih
belum banyak. Dengan kekurangan ini kami bertekad untuk memperluas
kerja sama kami dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, perusahaan
obat atau perusahaan makanan lain agar perusahaan dapat terus
mengembangkan inovasinya dalam pembuatan varian kue UBISA.
3. Opportunity (Kesempatan)
Mudah dalam pemasaran, karena banyak orang yang
tertarik kepada makanan sehat yang berbasis umbi-umbian. Alat
dan bahan mudah ditemukan, sehingga kami tidak merasa
kesulitan dalam pembuatan produk ini. Modal yang dibutuhkan
tidak besar, sehingga kami mampu memproduksinya terus -
menerus. Harga terjangkau.
4. Threat (Ancaman)
Jika ada produsen baru yang membuat produk sama seperti
kami. Pesaing menambah varian rasa dari kue yang sulit kami
olah, sehingga kami sulit memproduksi. Melakukan strategi
pemasaran yang lebih kompetitif.

Berdasarkan analisis SWOT terhadap PT. FOODYCHIP, maka


produk kami layak diproduksi dan dipasarkan.

25
BAB IV
RANGKUMAN

Perusahaan yang akan kami bentuk adalah PT. FOODYCHIPPerusahaan


ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan. PT.
FOODYCHIP adalah perusahaan terbuka dimana sebesar 90% saham dilepas
kepada investor dan 10% saham lainnya dimiliki oleh pemilik perusahaan.
Produksi makanan diproduksi untuk turut serta mendukung program gerakan
masyarakat hidup sehat nasional, dengan pemanfaatan bahan dasar ubi dalam
rangka mewujudkan masyarakat Indonesia dengan kualitas derajat kesehatan yang
lebih baik. Izin Persetujuan prinsip diajukan kepada Direktur Jendral dengan
tembusan kepada Kepala Badan dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
persetujuan paling lama dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah
permohonan.Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip, pemohon wajib
mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) kepada
Kepala badan.Persetujuan berlaku selama 3 (tiga) tahun dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian pembangunan fisik, atas permohonan
pemohon dapat diperpanjang oleh Direktur Jenderal untuk paling lama 1 (Satu)
tahun.Setelah selesai Permohonan izin industry farmasi diajukan kepada Direktur
Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan Kepala dinas Kesehatan
Provinsi setempat setelah paling lama waktu 20 (Dua puluh) hari kerja sejak
diterimanya tembusan kepala badan melakukan audit pemenuhan persyaratan
CPOB dan kepala dinas provinsi melakukan verivikasi kelelngkapan persyaratan
administrative.Setelah 10 (Sepuluh) hari dinyatakan memenuhi kelengkapan
persyaratan, Direktur Jenderal menerbitkan Izin Industri Farmasi. Untuk semua
perizinan dikenai biaya sebagai penerimaan Negara bukan pajak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Lokasi perusahaan yang akan dipilih di Jalan Srengseng sawah No.50,
Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakakarsa, Jakarta Selatan. Luas area tanah
digunakan untuk beberapa bangunan pabrik. Pelaksaan pembangunan dilakukan
selama kurang dari 3 tahun sesuai persetujuan.

26
Pada tahapan proses produksi yang kami rencanakan, perusahaan ini di
mulai tanggal 1 januari 2019. Produk yang akan kami hasilkan terdiri dari kue ubi
bervarian rasa. Makanan disimpan pada suhu ruang 15-20 derajat celcius,
terlindung dari panas. Sasaran Pemasaran Produk kami semua kalangan dan di
kirim ke distributor dalam negeri kemudian ke toko maupun swalayan swalayan.
Total anggaran yang di perlukan untuk membangun Industri Makanan
kami adalah 6 M dan dapat diperoleh kembali seluruhnya pada tahun ke 3
produksi (Pay back Periode).

27
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Nama perusahaan ini adalah PT. FOODYCHIP. Perusahaan ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan terutama
yang berbahan dasar ubi. PT. FOODYCHIP adalah perusahaan terbuka
dimana sebesar 90% saham dilepas kepada investor dan 10% saham lainnya
dimiliki oleh pemilik.
Pendirian dan perizinan industri makanan PT. FOODYCHIP harus
melalui beberapa proses dan tahapan permohonan izin ditanda tangani oleh
Direktur utama dan apoteker penanggug jawab; mengajukan surat
permohanan ke Menteri Kesehatan RI; Badan POM
PT. FOODYCHIP merupakan sebuah perusahaan yang menawarkan
keuntungan jangka panjang yang menjanjikan, dengan perhitungan yang rinci
perusahaan ini ditargetkan mampu menghasilkan laba bersih sebesar
150.000.000/bulan atau sebesar 1,8 M/tahun dengan nilai Return of
Investment sebesar 33,4% dan Pay Back Periode selama 2,9 tahun.
Target Pemasaran adalah semua kalangan karena varian UBISA
menawarkan keunikan yang kami miliki adalah variasi yang bermacam-
macam rasa dengan nama yang unik. Dalam melakukan pengolahan kami
cukup selektif terhadap kualitas ubi. Dengan nama yang unik, diharapkan
para konsumen tertarik untuk mencoba.
Estimasi biaya yang dibutuhkan mulai tahap awal hingga akhir proses
pendirian industry ini adalah sebesar 6 M dengan rincian pada bab
sebelumnya. Sehingga dalam proposal ini dengan rendah hati kami
mengajukan permohonan bantuan dana dari bapak/ibu pimpinan BANK
BUKOPIN, agar dengan mempertimbangkan tujuan, visi dan misi pendirian
PT FOODYCHIP, bapak/ibu pimpinan dapat memenuhi permintaan dana
bantuan demi terlaksananya pendirian industry ini.

28

Anda mungkin juga menyukai