TINJAUAN PUSTAKA
Bila jarak antara dua titik A dan B, dari titik-titik mana harus ditentukan beda
tingginya, menjadi besar, hingga alat ukur seperti mistar tidak dapat dilihat
dengan terang dan pembacaan menjadi kurang teliti, ataupun jika keadaan
lapangan sedemikian rupa ketika diukur hingga garis bidik tidak memotong
rambu-rambu ukur karena jatuh di atas atau dibawah rambu ukur, maka haruslah
jarak antara dua titik A dan B itu haruslah dibagi kedalam jarak-jarak yang lebih
kecil sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah dan baik. Jarak-jarak
pengukuran diambil diantara 30 a 60 m yang disesuaikan dengan keadaan
lapangan, tetapi ambilah jarak maksimal sebesar 60 m.
Untuk menentukan beda tinggi t misalnya antara titik A dan titik B yang
jaraknya besar maka cara pengukuran akan dijelaskan dengan berbagai poin-poin
penting.
1. Satu rambu ukur p ditempatkan di atas titik A dan pilihlah tempat untuk
alat ukur penyipat datar M1 sedemikian rupa, hingga garis bidik jangan
sampai jatuh pada titik A yang letak di atas atau dibawah rambu ukur.
Rambu ukur kedua q diletakkan di atas titik 1 yang dipilih sedemikian
rupa. Lakukan sekarang pembacaan-pembacaan pada rambu ukur p
terhadap q.
2. Setelah pembacaan-pembacaan bidikan ini ditulis dalam buku ukur, maka
alat pengukur penyipat datar dipindahkan ke titik M2, rambu ukur p
dipindahkan ke titik 2 dan semua tempat dipilih sedemikian rupa, hingga
garis bidik memotong mistar p dan jarak-jarak dari alat ukur penyipat
datar ke dua rambu ukur sama panjangnya. Rambu q hanya diputar dengan
pelan-pelan, hingga angka-angka rambu ukur ke arah alat ukur penyipat
datar yang letaknya di atas titik M2.
Profil memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan
raya, saluran air, pipa air minum, dan lainya. Dengan jarak dan beda tinggi titik-
titik diatas permukaan bumi didapatlah irisan tegak lapangan yang dinamakan
profil memanjang pada sumbu proyek. Di lapangan dipasang pancang-pancang
dari kayu yang menyatakan sumbu proyek, dan pancang-pancang itu digunakan
pada pengukuran penyipat datar yang memanjang untuk mendapat profil
memanjang. Penggambaran profil memanjang dengan menggunakan hasil ukuran
dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Tentukan terlebih dahulu skala untuk jarak dan tinggi.
2. Tariklah empat garis yang mendatar.
3. Bila suatu garis mempunyai tinggi sama dengan nol harus ada pada
gambar untuk dapat melukiskan titik-titik yang diukur.
4. Bila sekarang titik-titik yang telah dilukiskan dengan tingginya itu
dihubungkan berturut-turut, maka didapatlah profil lapangan memanjang
pada sumbu proyek.
Beda tinggi antara dua titik adalah jarak vertikal antara dua titik atau jarak
antara 2 bidang datar yang dilihat dari segi nivo. Bila jaraknya dekat dan beda
tingginya terbatas, beda tinggi antara 2 titik ini dapat ditunjukkan oleh perbedaan
bacaan alat ukur waterpass terhadap rambu ukur yang dipasang di kedua titik
yang bersangkutan atau tinggi alat yang dipasang di salah satu titik dengan bacaan
rambu ukur yang dipasang di titik lainnya. Penempatan alat ukur dapat dilihat
pada gambar 1.
Singh, Ron dkk. 2000. Basic Surveying – Theory and Practice. Oregon :Oregon
Departmen of Transportation Geometronics Unit.
4.1 Kesimpulan
1. Nilai eror atau nilai koreksi yang diukur oleh praktikan sebesar 2,5595
meter.
2. Nilai pengurangan elevasi akhir dengan nilai elevasi awal sama dengan
nilai beda tinggi itu sendiri.
3. Sudut pengukuran sipat datar profil memanjang haruslah 180 derajat.
4. Faktor koreksi pada tiap titik memiliki interval jarak sebesar 0,06 – 0,36
meter.
5. Beda tinggi sebelum terkoreksi memiliki nilai sebesar 4,7295 meter dan
setelah terkoreksi memiliki nilai 7,289 meter.
6. Pengukuran dilakukan hanya satu kali pengukuran.
4.2 Saran
Untuk pengukuran sipat datar profil memanjang diperlukan pengukuran
berulang kali. Karena hal tersebut mempengaruhi nilai akurasi pada data
pengukuran dan jika pengukuran dilakukan berkali-kali akan didapat nilai presisi
yang baik. Karena nilai presisi ini membanu untuk mengetahui nilai akurasi pada
pengukuran sipat datar profil memanjang.