Tugas Akl Tabel Air Bersih 1990
Tugas Akl Tabel Air Bersih 1990
Tugas Akl Tabel Air Bersih 1990
ALFI .F
DENA
DIFA
TIARA DWI
ARLIN MAIDA
NO Parameter Aspek Jenis Pemeriksaan Nama dan tipe Cara NAB/ Sumber Gambar
Pemeriksaan Pemeriksaan alat pemeriksaan penggunaa Baku referensi
n alat mutu NAB / Baku
mutu
1 Air bersih fisik Warna Kolorimeter 50 TCU 416/menkes/
per/IX/1990
LAMPIRAN:
TDS meter (alumunium,besi,mangan,seng,dll) Untuk mengetahui partikel terlarut dalam suatu air, langkah yang harus dilakukan menggunakan TDS
Meter cukup mudah. Terlebih dahulu sediakan air yang akan diuji pada sebuah tempat atau gelas.
Selanjutnya celupkan TDS meter kedalam air tersebut. Selanjutnya akan terbaca angka yang berubah
ubah pada layar displaynya. Pada saat seperti itu sebaiknya ditunggu terlebih dahulu sekitar 2 hingga 3
menit sampai angka digital menjadi stabil. Terdapat beberapa fitur yang dimiliki diantaranya adalah:
sangat akurat dan tepat dikarenakan menggunakan mikroprosesor; memiliki fungsi hold yang digunakan
untuk menyimpan pengukuran, membaca dan merekam; memiliki fungsi auto-off yang secara otomatis
dapat menutup setelah 10 menit tidak digunakan, dengan demikian mampu menghemat baterai; tampilan
besar dan mudah dibaca layar LCD.
Namun dalam penggunaan TDS Meter terdapat beberapa hal yang perlu diketahui, pasalnya terdapat
larangan. Dimana terdapat beberapa cairan yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ini. Yang
pertama adalah air panas dengan suhu melebihi suhu kamar. Hal tersebut dikarenakan hasil yang
ditampilkan tidak akan tepat. Sama halnya dengan air es atau air dingin, yang nantinya jika diukur
dengan alat ini tidak dapat menunjukkan angka yang tepat atau presisi. Cairan selanjutnya yang
sebaiknya tidak diukur dengan alat ini adalah air accu, alkohol, spritus, air payau dan air laut. Hasil
pengukuran yang ditampilkan nantinya akan menunjukkan pembacaan yang eror. Hal itu dikarenakan
untuk mengukur cairan-cairan tersebut terdapat alat tersendiri. Tidak hanya itu, cairan-cairan tersebut
memang tidak masuk dalam range pengukuran dari spesifikasi alat ini.
Turbidimeter (kekeruhan) Memasangkan/menyambungkan turbidimeter dengan sumber listrik, diamkan selama 15 menit
Sebelum digunakan alat harus diset terlebih dahulu (dikalibrasi), dimana angka yang tertera
pada layar harus 0 atau dalam keadaan netral
Sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter
Melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol
pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standar
Membaca skala pengukuran kekeruhan
Pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol pengulangan
pengukuran untuk setiap pengulangan agar data yang diperoleh pengukuran tepat atau valid,
dan hasilnya langsung dirata-ratakan.
Kolorimeter (warna) kolorimeter disambungkan dengan sumber listrik dan dibiarkan selama 15 menit, hal ini
dilakukan untuk membuat alat bekerja secara optimal dengan pasokan tenaga listrik yang
cukup. Setelah alat hidup dan dibiarkan 15 menit, dilakukan penentuan panjang gelombang
pengukuran. Besarnya panjang gelombang dapat ditentukan dengan mengatur tombol pada
kolorimeter untuk panjang gelombang. Panjang gelombang yang dipergunakan untuk
pengujian sample air adalah 520 nm.
Iron tes kit (besi) pertama semua ion besi direduksi oleh smua antrium sulfit utk ion besi, lalu phenanthcoline kompleks
dengan ion besi membentuk larutan orange,warna ini menunjukan kadar besi
Kolorimeter (warna) Larutkan 1 ml sampel dengan 2 ml reagent A,Tambahakan 2ml reagent B,Taambahkan HCl teknis tetes
demi tetes sampai padatan terlarut, Warna BIRU menunjuksn ksndungan SIANIDA.
Spektofotometer (SULFAT) Metode yang digunakan untuk untuk menentukan kadar sulfat adalah metode turbidimetri dengan alat
spektrofotometri. Metode tersebut berdasarkan kenyataan bahwa BaSO4 cenderung membentuk endapan
koloid yang dibentuk dengan penambahan BaCl2,bentuk koloid ini distabilkan oleh lar. NaCl dan HCl
yang mengandung gliserol dan senyawa organik. BaSO4 mempunyai kelarutan 3ppm pada temperatur
biasa. Kelarutan ini bertambah dengan adanya asam-asam mineral karena terbentuk ion hidrogen sulfat.
Pada pH >8 sulfida membentuk ion sulfida namun pada pH <8 sulfida cenderung dalam bentuk H2S
yang akan melpas gas yang berbau busuk.
Survey Ludlum Meter(gama) 1. Prinsip Analisis
3. Prosedur
3.1 Ubah tombol range ke BAT. Jarum penunjuk skala akan bergerak ke posisi
pengecekan baterai "BAT TEST" pada skala. Jika Jarum penunjuk tidak bereaksi,
cek ulang apakah baterai memiliki polaritas yang sesuai.
3.2 Set range instrument ke x100. Putar saklar alarm bunyi "AUD" ke posisi
"ON". Putar saklar "F atau S" beralih ke "F".
3.3 Buka penutup wadah sampel. Tempatkan detektor dalam jarak 6 mm dari
permukaan sampel sedikitnya selama 5 detik. Alarm akan berbunyi dan jarum
penunjuk akan bergerak sesuai kadar radioaktif yang terdeteksi.
3.4 Gerakkan tombol range ke skala yang lebih rendah sesuai yang dibutuhkan
untuk pembacaan.
3.6 Catat hasilnya sebagai “di bawah ambang batas” atau “di atas ambang batas”.
Spektofotometer sianida
Cara Uji Cyanide (Sianida)
Posted by abu wildan Labels: Analisis Air
PRINSIP
INTERFERENSI
1. Zat-zat oksidator
2. Sulfur dan senyawa-senyawa sulfide
3. Aldehid, glukosa dan gula-gula lainnya
4. Karbonat
5. Asam-asam lemak
6. Warna
7. Kekeruhan
PERALATAN
1. Alat destilasi
2. Spektrofotometer
3. Pemanas
4. Pompa penghisap
5. Alat-alat gelas
PEREAKSI
1. Air Milli-Q
6. Kloramin-T
Larutkan 1 gram Kloramin T (CH3C6H4.N(Na)Cl.3H2O) dalam 100 mL air
Milli-Q. Larutan ini
harus dibuat setiap melakukan analisa dan disimpan pada suhu ruang.
1. Prinsip Analisis
Prinsip Analisis
Reaksi kimia
1. Prinsip Analisis
3. Peralatan
a) spektrofotometer;
b) neraca analitik;
b) pipet 100 mL larutan induk fluorida 1000 mg F-/L yang tertelusur ke Standard
Reference Material, masukkan ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian
tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan.
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan (1,0
mL larutan = 0,01 mg F-).
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera kemudian dihomogenkan
sehingga diperoleh kadar fluorida 0,0 mg F-/L; 0,2 mg F-/L; 0,5 mg F-/L; 1,0 mg
F-/L dan 1,5 mg F-/L.
4.4 Larutan SPADNS
Larutkan 958 mg SPADNS, natrium 2-(para sulfofenilazo) 1,8-dihidroksi-3,6-
naftalen disulfonat atau disebut juga 4,5-dihydroxy-3-(parasulfophenylazo)-2,7-
naphtalenedisulfonic acid trinatrium salt, dalam air suling dan encerkan larutan
diatas dengan air suling menjadi 500 mL. Larutan ini stabil selama 1 tahun
apabila terhindar dari sinar matahari langsung.
b) tambahkan 350 mL HCl pekat dan diencerkan menjadi 500 mL dengan air
suling.
b) Contoh uji tidak boleh mengandung ion klorida lebih besar atau sama dengan
7000 mg Cl-/L, karena dapat mengganggu analisis dan memberikan kesalahan
positif.
c) Contoh uji tidak boleh mengandung besi lebih besar atau sama dengan 10 mg
Fe/L, karena dapat mengganggu analisis dan memberikan kesalahan negatif.
d) Contoh uji tidak boleh mengandung ion sulfat lebih besar atau sama dengan
200 mg SO42-/L, karena dapat mengganggu analisis dan memberikan kesalahan
negatif.
e) Contoh uji tidak boleh mengandung ion fosfat lebih besar atau sama dengan
16 mg PO43-/L, karena dapat mengganggu analisis dan memberikan kesalahan
positif.
f) Apabila contoh uji mengandung ion-ion pengganggu pada 5 butir c) sampai g),
hilangkan gangguan tersebut dengan cara destilasi.
8. Perhitungan
Kadar flourida (mg/L) = C x fp
dengan pengertian:
C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L);
fp adalah faktor pengenceran.
Referensi
SNI 06-6989.29-2005
Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation
logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Pada pH 10,0 ±
0,1, ion-ion kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan
indikator Eriochrome Black T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah
keunguan. Jika Na2EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan
magnesium akan membentuk senyawa kompleks, molekul indikator terlepas
kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah
keunguan menjadi biru. Dari cara ini akan didapat kesadahan total (Ca + Mg).
Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA bila pH contoh uji
dibuat cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap sebagai
magnesium hidroksida dan pada titik akhir titrasi indikator Eriochrome Black T
(EBT) hanya akan bereaksi dengan kalsium saja membentuk larutan berwarna
biru. Dari cara ini akan didapat kadar kalsium dalam air (Ca).
Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium dengan cara
mengurangkan hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang diperoleh, yang
dihitung sebagai CaCO3.
Bahan
a) Indikator mureksid
1) Timbang 200 mg mureksid dan 100 g kristal natrium klorida (NaCl), kemudian
dicampur.
1) Cara I
(c) Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
2) Cara II
(a) Larutkan 1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat penta
hidrat (MgSO4.7H2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa hidrat (MgCl2.6H2O)
dalam 50 mL air suling.
(b) Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OH
pekat, sambil dilakukan pengadukan.
(c) Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
e) Bahan pengomplek
Untuk contoh uji air yang mengandung ion-ion pengganggu memerlukan bahan
pengkompleks untuk menghasilkan perubahan warna yang jelas dan tajam pada
titik akhir titrasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu
dari bahan pengomplek pada nomor e.1), e.2) atau e.3), seperti di bawah ini.
1) Inhibitor I
(a) Atur keasaman contoh uji menjadi pH 6 atau lebih tinggi, dengan
menggunakan larutan penyangga atau NaOH 0,1 N.
(a) Larutkan 5,0 g natrium sulfida nonahidrat (Na2S.9H2O) atau 3,7 g Na2S.5H2O
dalam 100 mL air suling.
(b) Simpan dalam botol yang tertutup rapat dengan karet. Hindarkan agar tidak
kontak dengan udara.
Tambahkan 250 mg MgCDTA untuk setiap 100 mL contoh uji, dan kocok hingga
larut sempurna sebelum penambahan larutan penyangga.
1) Timbang 1,0 g CaCO3 anhidrat, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 mL.
2) Larutkan dengan sedikit asam klorida (HCl) 1 : 1, tambah dengan 200 mL air
suling.
Larutkan 3,723 g Na2EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000
mL, tepatkan sampai tanda tera.
4) Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru.
M CaCO3 x V CaCO3
M EDTA = ---------------------- (mmol/mL)
V EDTA
dengan pengertian :
j) Air suling atau air bebas mineral yang mempunyai daya hantar listrik (DHL)
0,5 µS/cm sampai dengan 2 µS/cm.
Peralatan
h) sendok sungu;
j) pengaduk gelas;
k) pemanas listrik;
l) timbangan analitik;
m) gelas arloji;
o) botol semprot;
a) Gunakan 50,0 mL contoh uji air atau air limbah atau jumlah yang sesuai dan
diencerkan dengan air suling hingga volume 50,0 mL, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL.
c) Penghilangan gangguan:
3) Dengan adanya logam berat atau polifosfat yang konsentrasinya lebih rendah
dari yang tercantum pada table I di bawah ini dapat digunakan inhibitor I dan II.
4) Bila terdapat logam-logam berat yang konsentrasinya lebih tinggi dari yang
tercantum pada tabel 1, tentukan kadar kalsium dan magnesium dengan
metode non-EDTA (Pengujian dilakukan 2 kali yaitu pengujian Ca dan Mg total
dan pengujian Ca saja dengan metode titrimetri EDTA) dan kadar kesadahan
ditentukan dengan perhitungan.
Pernyataan pada Tabel 1 hanya diperuntukan sebagai petunjuk kasar dan
didasarkan pada penggunaan 25 mL contoh uji yang diencerkan hingga 50 mL.
Tabel 1 Konsentrasi maksimum zat pengganggu yang diperbolehkan pada penggunaan jenis inhibitor
5) Bahan organik yang tersuspensi atau berbentuk koloid juga dapat
mengganggu titik akhir titrasi.
Gangguan ini dapat dihilangkan/diperkecil dengan menguapkan contoh uji
sampai kering pada steam bath (penangas uap) dan pemanas muffle furnace
pada suhu 550oC hingga bahan-bahan organik teroksidasi sempurna.
Larutkan residu yang diperoleh dalam 20 mL 1 HCl 1N, netralkan hingga pH 7
dengan NaOH 1N, dan tepatkan dengan air suling hingga 50 mL. Dinginkan pada
suhu kamar dan tentukan kadar kesadahannya.
d) Untuk contoh uji yang tercemar atau limbah cair, dilakukan destruksi lebih
dahulu menggunakan metode digesti asam nitrat-asam sulfat (HNO3 – H2SO4)
atau asam nitrat - asam perklorat (HNO3 – HClO4), dengan cara seperti di bawah
ini:
(a) Campur contoh uji dan pipet sejumlah volume yang sesuai ke dalam labu
erlenmeyer 125 mL atau beaker 150 mL.
(b) Bila contoh uji belum diasamkan, tambahkan H2SO4 65%, metal orange dan 5
mL HNO3 65% sampai berubah warna menjadi merah jingga.
(e) Uapkan pada hot plate hingga tepat tampak uap putih pekat SO3.
(f) Jika larutan tidak jernih, tambahkan 10 mL HNO3 65% dan ulangi penguapan
untuk mengasapkan SO3.
(j) Bila perlu disaring, kemudian pindahkan filtrat ke dalam labu ukur 100 mL
bilas beaker dengan bantuan 5 mL air suling (sebanyak 2 kali), tambahkan hasil
bilasan ini ke dalam labu ukur.
(k) Dinginkan, encerkan dengan air suling hingga tanda tera dan campurkan
sampai homogen.
(l) Ambil sebagian dari larutan ini untuk keperluan penentuan kesadahan.
(a) Ambil sejumlah volume contoh uji yang sesuai, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer 125 mL atau 150 mL.
(b) Bila contoh uji belum diasamkan, lakukan pengasaman dengan menambah
HNO365% dan indikator metil orange.
(c) Tambahkan lagi 5 mL HNO3 65% dan beberapa butir batu didih.
(f) Uapkan dengan menggunakan hot plate sampai timbul uap putih tebal dari
HClO4.
(g) Jika larutan tidak jernih, tutuplah wadah dengan gelas arloji dan biarkan
larutan tepat mendidih hingga menjadi jernih.
(i) Dinginkan, encerkan dengan air suling sampai kira-kira 50 mL dan didihkan
untuk menghilangkan Cl2 dan oksida nitrogen.
(j) Bila perlu disaring, kemudian pindahkan filtrat ke dalam labu ukur 100
mL,bilas beaker dengan bantuan 5 mL air suling (sebanyak 2 kali), tambahkan
hasil cucian ini ke dalam labu ukur.
(k) Dinginkan, encerkan dengan air suling hingga tanda tera dan campurkan
sampai homogen.
(l) Ambil sebagian dari larutan ini untuk keperluan penentuan kesadahan.
Kesadahan total (total hardness)
d) Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan sampai
terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
f) Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL,
encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah 1.a). s/d 1.e).
h) Jika spike matrix digunakan sebagai kontrol mutu, maka lakukan dengan cara
sebagai berikut :