PENDAHULUAN
Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuksemakin peduli akan
energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang
hemat energi.
Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global
warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam
ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Satu penyumbang
terbesar bagi pemanasan globaldan bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri
konstruksi bangunan. Sebuah wacana tentang perlawanan terhadap Global warming pun
segera menjadi sorotan dunia saat ini, tidak terkecuali negara Indonesia yang
tercatat memiliki nilai respon tertinggi 12,6% dari 9 negara lainnya (China,
Australia dan Negara Asia Tenggara) dalam green building survey awal tahun lalu.
Meskipun demikian, Indonesia menempati posisi ke-8 dengan nilai Green Building
Involvement yang hanya bernilai 38% (konferensi BCI Asia FuturArc Forum 2008). Itu
berarti bahwa penerapan konsep desain yang berwawasan lingkungan di Indonesia masih
sangat perlu ditingkatkan.
Arsitektur yang ekologis akan tercipta apabila dalam proses berarsitektur menggunak
an pendekatan desain yang ekologis (alam sebagai basis desain). Proses pendekatan desain
arsitektur yang menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis
design,strategikonservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan d
anskala untuk menghasilkan suatubentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang
revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya.
Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan
lingkungan yang seringdisebut dengan green building. Hal ini erat kaitannya dengan konsep
arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture
Sustainable Architecture | 1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah definisi, konsep dan Prinsip Ekologi tersebut ?
2. Bagaimanakah pendekatan Ekologi pada perancangan arsitektur?
1.4 MANFAAT
1. Bagi Penulis
Manfaat penulisan bagi penulis yaitu dapat menambah pengetahuan penulis
tentang pemahaman Arsitektur Sustainable yang bersumber dari internet dan
literatur buku
2. Bagi Lembaga Universitas
Manfaat penelitian bagi Lembaga Universitas adalah dapat mengamalkan nilai –
nilai dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu, Pembelajaran, Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah sebagai bahan pengetahuan dalam pemahaman
dan pengimplementasian Arsitektur Sustainable dalam pembangunan
Sustainable Architecture | 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti dapat
dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena itu, warna adalah salah
satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Masing-masing warna
memiliki tiga ciri khusus, yaitu sifat warna, sifat cahaya (intensitas cahaya yang
direfleksi), dan kejenuhan warna (intensitas sifat warna). Makin jenuh dan kurang
bercahayanya suatu warna, akan makin bergairah. Sebaliknya, hawa nafsu dapat
diingatkan dengan penambahan cahaya.
Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah
atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan.
Misalnya :
(Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992. Hlm.23)
Langit-langit yang terlalu tinggi dapat „diturunkan‟ dengan warna yang hangat dan
agak gelap
Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih atau cerah, yang diikuti oleh 20 cm
dari dinding bagian paling atas juga diberi warna putih, yang memberi kesan langit-
langit seakan melayang dengan suasana yang sejuk.
Sustainable Architecture | 5
Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang yang luas memberi
kesan memperkecil ruang.
Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi kesan
memperkecil ruang.
Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna
hangat pada dinding bagian muka, sedangkan dapat berkesan panjang dengan
menggunakan warna dingin.
Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut.
Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit diberi warna yang sama.
Jikalau dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedangkan yang
bergaris vertical berkesan lebih tinggi.
Sustainable Architecture | 6
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara lintasan
matahari dan angin, serta bentuk denah yang terlindung adalah titik utama dalam
peningkatan mutu iklim-mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya perlu
diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin
yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling
cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari
timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.
Sustainable Architecture | 7
2.2 Prinsip Desain
2.1.1 Setting
2.1.2. Konteks
Konteks merupakan batasan yang berkaitan erat dengan lokasi sebuah obyekarsitektur
al, karena arsitektur bisa didesain sesuai atau tidak dengan konteks. Kontekspenting karena
pengguna rancangan adalah mereka yang terelasikan oleh konteks ar-sitektural. Konteks
arsitektural bisa berarti sejarah, lokasi, arkeologi maupun ekologidisekitar lokasi arsitektur.
Konteks mendefinisikan hubungan antara arsitektur danlokasi serta waktu. Baik disadari
ataupun tidak, arsitektur memiliki hubungan dengankeseluruhan lingkungannya serta selalu
memberikan dampak. Arsitektur menjadipenting menyangkut seberapa jauh perancang
mengerti tentang hubungan arsitekturdan lingkungannya, untuk mengerti konteks
adalah langkah awal dari sebuah desain.
Sustainable Architecture | 8
Menurut Anthony C. Antoniades dalam buku Poetics of Architecture: “Kontekstual
merupakan suatu hubungan antara arsitektur dan sitenya, berkaitandengan lingkungan
sekitarnya dengan memperhatikan kondisi bangunan sekitar, di-mana masyarakat, budaya,
area, dan materialnya berasal dari tempat arsitektur itu akan dibangun.
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/52680425/Arsitektur-kontekstual-merupa-kan-salah-
satu-prinsip-perancangan-dalam-arsitektur-yang-mempertimbangkan-permasalahan-desain-
dalam-beberapa-atau-kesatua#download )
Mendapatkan inspirasi dari arsitektur lokal bisa membawa kita kepada arsitektur
yang „berkarakter lokal‟, mungkin sebuah pilihan yang bisa diambil bila dibandingkan jenis
arsitektur non kontekstual yang sifatnya „internasional‟ dan „bisa ditempatkan dimana saja‟.
Karakter lokal bisa didapatkan dari tradisi, nilai lokal, kon-templasi tempat ataupun material
lokal, yang pada akhirnya mendapatkan karakter yang bisa dihubungkan dengan lingkungan.
Saat ini metode perancangan yang di-ajarkan melalui dunia akademis masuk melalui tunnel
„modern‟ yang minim nilai-nilai lokal, namun disaat yang sama arsitek dapat mengadaptasi
konteks „lokal‟ dalam karakter arsitektural.
Sustainable Architecture | 9
c. Memperhatikan potensi dalam site
Dengan mengenal konteks lahan, maka arsitek dapat menggali potensi dalamlahan
yang berupa topografi, view, drainase, energi matahari dan angin, air, dan sebagainya untuk
memperoleh arsitektur yang berkelanjutan.
Sustainable Architecture | 10
BAB III
PEMBAHASAN
Sustainable design adalah desain yang selama prosesnya, mulai dari pengambilan
sumber daya yang ada di alam sampai pengolahan kembali menggunakan metode yang
tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, sehingga kehidupan
manusia dan alam di bumi dapat terus bertahan (Febriany dkk, 2013).
Secara sederhana, sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan dapat
didefinisikan sebagai desain Arsitektur yang berwawasan lingkungan. Tentu saja
pendekatan ini terkait dengan pendekatan Sustainable Development atau Pembangunan
Berkelanjutan yang diungkapkan dalam Report of the World Commission on
Environment and Development tahun 1987.
Konsep Sustainable Development dapat didefinisikan secara sederhana, yakni
pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya di masa mendatang (Prayoga, 2013).
Sehingga dengan demikian, maka desain berkelanjutan (sustainable design)
merupakan desain yang mampu untuk mengatasi kondisi-kondisi yang terjadi dewasa ini
terkait dengan krisis lingkungan global, pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan
populasi manusia, depresi sumber daya alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya
keanekaragaman hayati manusia.
Desain berkelanjutan (sustainable design ) berusaha mengurangi dampak
negative pada lingkungan, kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan, sehingga
meningkatkan kinerja bangunan. Pada dasarnya pelaksanaan desain berkelanjutan
(sustainable design) ini dapat diaplikasikan bentuk (Prayoga, 2013):
A. Mikrokosmos, yang diwujudkan dalam bentuk benda untuk penggunaan
sehari-hari.
B. Makrokosmos, yang diwujudkan dalam bentuk bangunan, kota dan fisik
permukaan bumi.
Bentuk inilah yang dapat diterapkan dibidang arsitektur, arsitektur lansekap,
desain urban, perencanaan kota, teknik, desain grafis, desain industri, desain interior dan
fashion design.
Sustainable Architecture | 11
3.2 Konsep Arsitektur Sustainable
Sustainable Architecture | 12
d) Memaksimalkan pelepasan panas bangunan kemudian menghindari
radiasi matahari masuk ke dalam bangunan.
e) Memanfaatkan radiasi matahari secara tidak langsung untuk menerangi
ruang dalam bangunan.
f) Mengoptimalkan ventilasi silang untuk bangunan non-AC.
g) Hindari pemanasan permukaan tanah sekitar bangunan.
a) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan
bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang
ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara
efisien, kompak dan terpadu.
Sustainable Architecture | 13
C. Efisiensi Penggunaan Material
D. Manajemen Limbah
Pengelolahan sistem linmbah seperti air bekas, air kotor, serta sampah diarea
site bangunan, baik limbah organik maupun anorganik.
a) Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water,
grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
b) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi
limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan [ref buku rumah],
membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari
bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah
terdekomposisi secara alami.
E. Penggunaan Teknologi dan Material Baru
Sustainable Architecture | 14
3.3 Indikator Perngaruh
Ada 3 indikator utama yang diangkat menjadi isu utama alat bantu ini. Tiap indikator utama
tersebut membawahi beberapa sub-point kriteria yang harus diberi penilaian secara
kuantitatif.
o Efisiensi bangunan
o Penggunaan air
o Penggunaan energi
o Pengolahan limbah
o Situasi site
Sustainable Architecture | 15
Aspek – aspek sustainable :
A. Sosial
B. Ekonomi
d. Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi lebih
dari 3 m, dan tiap lantainya tidak menggunakan partisi permanen sehingga
dapat dibongkar dan dengan mudah dialihfungsikan untuk kebutuhan yang
lain.
C. Lingkungan
a. Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
Sustainable Architecture | 16
d. Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost bias
ditekan sampai 40% jika dibandingkan bangunan – bangunan lain yang
berskala hampir sama.
Sustainable Architecture | 17
A. Sharon’s House
Sharon‟s House merupakan salah satu bangunan rumah tinggal yang teretak di daerah
Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan penilaian dari SCAT bangunan ini masuk kedalam kategori
bangunan berkelanjutan.
a) Nilai sosial, bangunan ini telah memenuhi standar kenyamanan dari penghuni,
penggunaan pencahayaan alami secara optimal, ventilasi yang baik serta memenuhi
kenyamanan termal. Bangunan ini jauh dari kebisingan serta lokasi bangunan yang
mudah diakses angkutan umum.
b) Nilai ekonomi, nilai keberlanjutan bangunan ini bisa dilihat dengan pemanfaatan
material bangunannya yaitu dengan memanfaatkan material yang serba lokal. Misalnya
pemakaian kayu kelapa untuk strukturnya, tegel lantai dan penggunaan genteng lokal.
c) Nilai lingkungan, lahan yang digunakan dalam pembuatan rumah ini merupakan rumah
lama yang kondisinya sudah tidak layak. Namun beberapa dinding masih tetap
dipergunakan kembali. Adanya kondisi ruang luar yang tetap alami, pohon-pohon yang
ada tetap dibiarkan tumbuh dan sekaligus sebagai filter cahaya.
Sustainable Architecture | 18
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sustainable design adalah desain yang selama prosesnya, mulai dari pengambilan sumber
daya yang ada di alam sampai pengolahan kembali menggunakan metode yang tidak
berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, sehingga kehidupan manusia dan
alam di bumi dapat terus bertahan dan memiliki prinsip Efisiensi Energi, Efisiensi Material,
Efisiensi Penggunaan Lahan, Manajemen Limbah, dan memiliki 3 indikator yaitu sosial,
ekonomi dan lingkungan. Jadi sustainable architecture merupakan sebuah konsep dimana
penggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang untung menanggulangi kerusakan
lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
3.2 Saran
a. Untuk Mahasiswa
Sebaiknya Mahasiswa atau calon Arsitek sebaiknya lebih memperhatika lingkungan
dan dapat menerapkan konsep yang mendaur ulang atau menggunakan bahan-bahan
yang dapat didaur ulang sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
b. Untuk Pemerintah
Sebaiknya pemerintah memperkuat atau membuah peraturan yang mampu mengikat
masyarakat agar lebih peduli akan pentingnya lingkungan dari hal kecil seperti
pengolahan limbah untuk menjadi barang baru atau yang berguna dan tentang bahan-
bahan bangunan yang dapat didaur ulang.
Sustainable Architecture | 19
DAFTAR PUSTAKA
Internet:
en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture
astudioarchitect team, Senin, 08 September 2008,Sustainable Architecture
astudioarchitect.com/2008/09/sustainable-architecture-arsitektur.html
scribd.com/doc/52680425/Arsitektur-kontekstual-merupakan-salah-satu-prinsip-
perancangan-dalam-arsitektur-yang-mempertimbangkan-permasala-han-desain-dalam-
beberapa-atau-kesatua#download )
scribd.com/doc/243441812/Setting-Dan-Konteks- www.royalpitamaha.com
Buku:
Sustainable Architecture | 20