Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

Nomor : 27/DIR-RSBA/SK/X/2017
Tentang
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

Menimbang : a. Bahwa perlu upaya memberikan perlindungan hak pasien


dan keluarga dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.
b. Bahwa agar pemberian perlindungan hak pasien dan
keluarga di Rumah Sakit Budi Agung Palu dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Rumah Sakit Budi
Agung Palu sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan pasien di Rumah Sakit Budi Agung Palu.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
HK.00.06.3.5.1866 tentang )Persetujuan Tindakan Medik
(Informed Consent).
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU
TENTANG KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN
KELUARGA DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU
SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN
KEPUTUSAN INI.
Kedua : Kebijakan/Pedoman/Prosedur yang terkait dengan Hak
Pasien dan Keluarga di Lingkungan Rumah Sakit Budi Agung
Palu sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
perlindungan hak pasien dan keluarga di Rumah Sakit Budi
Agung Palu dilaksanakan oleh Pimpinan seluruh staf yang
meberikan pelayanan kepada pasien Rumah Sakit Budi
Agung Palu.
Keempat : Seluruh pimpinan dan staff menghormati, memahami dan
mendukung penyelenggaraan pelayanan hak pasien dan
keluarga sesuai dengan tanggung jawab/undang-undang dan
peraturan yang berlaku.
Kelima : Keputusan ini dibuat dan berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diperbaiki seperlunya.

Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 09 Oktober 2017
Rumah Sakit Budi Agung PALU,

dr. Ida Bagus Yadnya Putra


Direktur

Tembusan :
1. Direktur Rumah Sakit Palu
2. Wadir
3. Ka.SPI
4. Kabag Keperawatan
5. Arsip
Lampiran 1 :
Keputusan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu
Nomor : 27/DIR-RSBA/SK/X/2017
Tentang : KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

1. Rumah Sakit Budi Agung Palu bertanggung jawab untuk memberikan proses
yang mendukung terlaksananya hak pasien dan keluarga selama dalam
proses pelayanan dan pengobatannya, sebagaimana yang dimaksud di
dalam Undang Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasal 32. Dalam
hal ini yang dimaksud HAK PASIEN adalah :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2) Memperoleh informasi mengenai hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas pelayanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) di dalam maupun di luar
rumah sakit.
9) Mendapatkan prifasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya
termauk data medisnya.
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan medis, alternative
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta prakiraan biaya pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai standar, baik secara perdata
ataupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
2. Terkait hak pasien tersebut, direksi Rumah Sakit wajib untuk :
1) Bekerjasama dengan seluruh jajaran rumah sakit untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga.
2) Memahami hak pasien dan keluarga dalam hubungan komunitas yang
dilayaninya.
3) Menghormati hak pasien terkait privasi dan kerahasian informasi
medis.
4) Memberikan pendidikan kepada seluruh staf rumah sakit tentang hak
pasien, sehingga :
a. Staf mengerti dan dapat memberikan edukasi dan informasi dengan
baik.
b. Mampu mengajak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam
proses pelayanan.
c. Mengimplementasikan secara utuh hak pasien dalam pelayanan
rumah sakit.
3. Pelayanan di Rumah Sakit Budi Agung Palu dilaksanakan dengan penuh
perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien,
menjamin pasien dapat menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
yang dianutnya, ataupun dapat menolak pelayanan kerohanian yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Terkait hal ini staf
melaksanakan asesmen nilai–nilai kepercayaan pasien beserta solusinya,
termasuk pelayanan kerohanian yang bersifat rutin maupun yang kompleks.
4. Rumah Sakit Budi Agung Palu merespon terhadap permintaan pasien dan
keluarganya terkait pelayanan rohaniawan atau sejenisnya berkenaan
dengan agama dan kepercayaan pasien. Terkait hal tersebut, perlu adanya
proses asesmen kebutuhan pelayanan kerohanian lengkap dengan solusinya
dan staf melaksanakan secara utuh hasil asesmen dan solusinya.
5. Rumah Sakit Budi Agung Palu menghormati kebutuhan privasi pasien,
kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data medisnya.
Implementasi dari hal tersebut perlu dilaksanakan asesmen harapan dan
kebutuhan privasi maupun kerahasiaan informasi medis selama pelayanan
dan pengobatan, antara lain pada waktu pelaksanaan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemberian terapi, dan transportasi yang memperhatikan
privasi pasien. Tidak menampilkan data pasein pada pintu/dinding
kamar/nurse station. Staf tidak membicarakan di tempat umum dan tidak
membuka data medis pasien. Jika diperlukan akses terhadap data pasien
harus ada ijin tertulis dan staf melaksanakan secara utuh hasil asesmen dan
solusinya.
6. Rumah Sakit Budi Agung Palu mengambil langkah untuk melindungi barang
milik pasien terhadap pencurian sehingga pasien memperoleh keamanan
dan keselamatan dirinya selama pelayanan dan pengobatan. Terkait hal
tersebut staf harus mencatat dan mengidentifikasi barang pasien, ada serah
terima barang sesuai identifikasi, barang disimpan sedemikian rupa hingga
terlindung dari kehilangan. Prosedur identifikasi dan perlindungan barang
ini berlaku untuk pasien emergensi, pasien bedah, rawat inap dan pasien
yang tidak mampu mengamankan barang serta tidak mampu mengambil
keputusan terhadap barang pribadinya.
7. Rumah Sakit Budi Agung Palu melindungi pasien dari kekerasan fisik
sehingga pasien memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam pelayanan dan pengobatan. Terkait hal terebut staf harus
melaksanakan pemantauan yang sistematis pada area pelayanan terpencil,
terisolasi, ruang perawatan : bayi, anak–anak, manula, individu yang cacat,
pasien dalam kondisi koma dan tidak mampu melindungi dirinya atau tidak
mampu meminta pertolongan. Secara cepat merespon jika pasien dalam
bahaya tindak kekerasan/penculikan, atau dalam keadaan bahaya darurat
bencana/musibah. Perlu ditetapkan batasan jam berkunjung sehingga
pengunjung yang masuk di luar jam berkunjung harus menunjukkan
identitas yang sah dan berlaku, dilakukan identifikasi/skrining. Seluruh staf
rumah sakit harus berpartisipasi dalam upaya menjaga keamanan dan
keselamatan pasien.
8. Rumah Sakit Budi Agung Palu mendukung hak pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses pelayanan dan pengobatan. Partisipasi pasien
yang dimaksud yaitu : memberikan keputusan tentang pelayanan, bertanya
tentang pelayanan, ataupun menolak prosedur diagnostic dan pengobatan
terhadap dirinya.
Rumah sakit menghormati pasien yang memutuskan untuk :
a. Menolak/tidak melanjutkan pengobatan.
b. Menolak tindakan resusitasi.
c. Pemberhentian pengobatan bantuan hidup dasar.
d. Pulang karena menolak nasihat medis.
e. Meminta second opinion dari dokter lain di dalam maupun di luar
rumah sakit.
Partisipasi pasien dan keluarga diimplementasikan dalam hal :
a. Umpan balik pasien terkait pelayanan berkesinambungan.
b. Pasien dan keluraga terlibat dalam mengambil keputusan terhadap
asuhan pasien dalam proses pelayanan akhir kehidupan.
c. Proses merujuk dan memulangkan pasien mengikut sertakan keluarga.
Rumah sakit melatih staf agar mampu melaksanakan edukasi kepada pasien
dan keluarga dalam proses asuhan sehingga pasien dan keluarga
memahami tentang :
a. Bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait
pelayanannya.
b. Mengajukan pertanyaan dan memberi pendapat sebagai peserta aktif.
9. Rumah Sakit Budi Agung Palu menjamin hak pasien untuk mendapatkan
informasi meliputi :
1) Diagnosis dan tatalaksana tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternative tindakan lainnya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
serta prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, maupun prakiraan
biaya pengobatan. Informasi mengenai hal ini diberikan oleh dokter/staf
yang berkompeten.
2) Hasil asesmen diurut berdasarkan prioritas kepentingan/kegawatannya
untuk diinformasikan kepada pasien dan keluarganya, dan
didokumentasikan di dalam berkas rekam medis pasien. Terkait hal ini,
staf melaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang :
a. Kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti.
b. Bagaimana berpartisipasi dalam mengambil keputusan terkait
pelayanan terhadapnya dan mampu memberikan keputusan setelah
diberikan informasi.
c. Hasil asuhan dan pengobatan, baik yang diharapkan maupun yang
tidak diharapkan.
3) Staf menjelaskan tentang usulan pengobatan ataupun tindakan yang
akan diberikan kepada pasien meliputi : kondisi pasien, rencana
pengobatan, individu yang memberikan pengobatan, potensi manfaat
maupun kekurangannya, kemungkinan alternatifnya, kemungkinan
keberhasilan, kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan,
kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati.
4) Pemberian informasi mencakup juga pengenalan pasien terhadap
identitas dokter dan praktisi medis lain yang bertangung jawab melayani
mereka.
10. RS Budi Agung Palu memberitahukan pasien dan keluarga tentang
prosedur informed consent :
a. Hak mereka untuk menolak dan tidak melanjutkan pengobatan.
b. Konsekuensi dari keputusan mereka.
c. Tanggung jawab mereka terkait keputusan tersebut.
d. Alternatif pelayanan dan pengobatan yang lain.
Informasi ini juga harus disampaikan kepada dokter keluarga, jika pasien
bersangkutan memiliki dokter keluarga.
11. RS Budi Agung Palu memperhatikan norma agama, budaya masyarakat,
persyaratan hukum dan peraturan terkait hak pasien dan keluarga yang
menolak pelayanan resusitasi atau menghentikan pengobatan bantuan
hidup dasar.
12. RS Budi Agung Palu melaksanakan manajemen nyeri yang baik sesuai hasil
asesmen sebagai implementasi dari pelayanan yang manusiawi, adil, jujur
dan tanpa diskriminasi, karena :
a. Nyeri merupakan bagian yang umum dari pengalaman pasien.
b. Nyeri yang tidak berkurang menimbulkan dampak yang tidak
diharapkan terhadap pasien secara fisik dan psikologis.
c. Respon pasien terhadap nyeri seringkali berada dalam konteks norma
social dan tradisi keagamaan.
13. RS Budi Agung Palu menghormati hak pasien untuk didampingi
keluarganya dalam keadaan kritis sebagai bagian dari hak pasien untuk
mendapat pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
Memahami bahwa pasien yang menghadapi kematian memiliki kebutuhan
yang unik dengan melakukan asesmen pasien tahap terminal.
14. RS Budi Agung Palu menjamin hak pasien untuk mengajukan keluhan atas
kualitas pelayanan yang didapatnya, mengajukan usul dan saran perbaikan
atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya. Pasien dan keluarga
diinformasikan tentang :
a. proses penyampaian keluhan, konflik, atau perbedaan pendapat.
b. Keluhan yang disampaikan ditelaah rumah sakit.
c. Pasien dan keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian.
15. RS Budi Agung Palu memberikan informasi kepada pasien mengenai Hak
dan kewajiban pasien. Dalam hal ini informasi yang dimaksud dapat
diterima pasien melalui penjelasan lisan maupun tertulis, melalui
brosur/leaflet, poster dan baliho; menjelaskan kepada pasien mengenai
hak dan tangung jawab pasien bila komunikasi secara tertulis tidak efektif.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui staf rumah sakit setiap saat.
16. RS Budi Agung Palu menetapkan suatu proses, dalam konteks Undang-
Undang dan budaya yang ada :
1) Tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan apabila pasien
secara indifidu tidak memungkinkan untuk memberikan
persetujuan/informed consent terkait kondisi maupun usia pasien,
misalnya : anak, pasien yang tergangu kesadaran fisiknya, tidak mampu
berkomunikasi secara wajar, mengalami kemunduran perkembangan
mental/mengalami penyakit mental, sehingga tidak mampu membuat
keputusan secara bebas, maka yang boleh mengikuti prosedur dan
menandatangani adalah keluarga terdekat.
2) Persetujuan umum memuat cakupan dan batasan yang jelas mengenai
tindakan yang mendapat persetujuan saat pasien didaftar pertama kali
sebagai pasien rawat inap atau pasien rawat jalan.
3) Rumah sakit menetapkan daftar katagori dan jenis pengobatan ataupun
prosedur yang memerlukan informed consent khusus.
4) Informed consent khusus dilaksanakan sebelum tindakan operasi,
anestesi, penggunaan produk darah, maupun tindakan dan pengobatan
lainnya yang beresiko tinggi.
17. RS Budi Agung Palu tidak melakukan penelitian, pemeriksaan atau
percobaan klinik yang melibatkan manusia/pasien sebagai subyek, yang
relevan terhadap pengobatan pasien yang bersangkutan.
18. RS Budi Agung Palu tidak memfasilitasi/melakukan/melayani donasi organ.

Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : 09 Oktober 2017
Rumah Sakit Budi Agung Palu,

dr. Ida Bagus Yadnya Putra


Direktur

Anda mungkin juga menyukai