Anda di halaman 1dari 10

()tRf}JITlf Vol.6 No.

2 Juli 2010: 219 - 228

UNJUK KERJA KARAKTERISTIK EVAPORATOR TERHADAP

NERACA MASSA DAN NERACA PANAS

Oleh : Yusuf Dewantoro Herlambang

StafPengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

JL. Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang 50275

Abstrak

Evaporator adalah alat untuk memisahkan fralesi ringan dengan fraksi berat yang tercampur di
dalam minyak mentah dengan cara penguapan yang sebelumnya telah mendapat pemanasan di
dalam dapur pembakaran (furnace). Fraksi ringan di sini berbentuk uap yang keluar melalui bagian
puncak evaporator dan fralesi berat berbentuk cairan sebagai residu yang keluar melalui bagian
dasar evaporator. Nilai efisiensi pada evaporator sebesar 75.62 %. Menurunnya nilai efisiensi
disebabkan karena adanya korosi dan deposit dalam evaporator.

Kata Kunci : Evaporator, Neraca Massa, Neraca Panas

1. Pendahuluan kebutuhan pembangunan dan


1.1. Latar Belakang pengembangan IPTEK sehingga dapat
dijadikan bekal pengabdian masyarakat.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan Pengembangan sumber daya manusia di
teknologi mempunyai peranan yang perguruan tinggi dilaksanakan melalui
penting dalam kemajuan bangsa sekaligus kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan
mempengaruhi keberhasilan pembangunan pengabdian masyarakat.
masyarakat yang mandiri. Pengembangan Untuk mencapai hasil yang optimal dalam
IPTEK berfungsi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan
percepatan peningkatan sumber daya teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur
manusia, perluasan kesempatan kerja, komunikasi yang baik antara perguruan
peningkatan harkat dan martabat bangsa tinggi, industri, instansi pemerintah dan
sekaligus peningkatan kesejahteraan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan
rakyat, pengarah proses pembaharuan, dengan penukaran infonnasi antara
serta peningkatan produktivitas. Konsep masing-masing pihak tentang korelasi
pengembangan IPTEK dibangun oleh dua antara ilmu di perguruan tinggi dan
pihak yang saling berkaitan, yakni praktisi penggunaan di dunia industri. Jurusan
di dunia industri dan akademisi di Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
kalangan pendidikan. Pembangunan di Industri, Institut Teknologi Sepuluh
bidang pendidikan dilaksanakan seiring Nopember Surabaya adalah salah satu
deogan pengembangan ilmu pengetahuan perguruan tinggi negeri dengan sasaran
dan teknologi, dengan mengaplikasikan pengembangan dan penggunaan proses
suatu sistem pendidikan nasional. industri, unit operasi, dan perancangan
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam skala besar dimana bahan
sumber daya manusia (SDM) nasional mengalami perubahan fisik dan kimia
dalam berbagai bidang. Pendidikan tinggi tertentu. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
sebagai bagian dari pendidikan nasional Politeknik Negeri Semarang sebagai
dibina dan dikembangkan guna bagian dari sumber daya manusia
mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM Indonesia secara khusus disiapkan untuk
yang memiliki kemampuan akademis dan menjadi process engineer.
profesi sekaligus tanggap terhadap
219
Unjuk Kerja Karakteristik Evaporator terhadap Neraca .............................. Yusuf Dewantoro Herlambang

1.1. Evaporator dari pertasol, nafta, kerosin, solar, dan PH


solar, sedangkan fase caimya akan keluar
Evaporator berfungsi untuk memisahkan melalui bagian dasar evaporator berupa
fraksi ringan dengan fraksi berat yang residue.
tercampur di dalam minyak mentah dengan Spesifikasi alat evaporator:
cara penguapan yang sebelumnya telah Tipe :Silinder Tegak
mendapat pemanasan di dalam dapur Jumlah : 1 booh
pembakaran (furnace). Fraksi ringan di sini Volume :184.756 m3
berbentuk uap yang keluar melalui bagian 00 (Outlet Oiameter):2027 mm
puncak evaporator dan fraksi berat ID (Inlet Diameter): 2010 mm
berbentuk cairan sebagai residu yang Material :Carbon steel
keluar melalui bagian dasar evaporator. Tinggi :6 m
evaporator di PUSDIKLAT MIGAS Cepu Tebal steel :% inchi
2
terdapat satu buah yang terpasang secara Tekanan atas operasi:l,2 kglcm
vertikal. untuk memudahkan pemisahan Temperatur design:380 °c
dengan cara penguapan maka dapat Jenis Head :ellips
disuntikkan steam dari bagian bawah Tebal Head :% inchi
evaporator. Penyuntikan steam 101 Temperatur atas operasi:(280 °C-310
berfungsi untuk menurunkan tekanan °C)
parsial komponen-komponen hidrokarbon Tekanan bawah operasi:sedikit diatas
sehingga penguapan lebih mudah. Setelah 1,2 kglcm2
terpisah fase uap akan keluar melalui Temperatur bawah operasi:(265 °C-295
bagian puncak dari evaporator yang terdiri °C)

Gambar 1. Evaporator Plant

220
OlR!JjITJ( Vol.6 No.2 Juli 2010 : 219 - 228

y •

@
@

Gambar 2. Desain Evaporator

Keterangan :
A. Lempeng penahan pipa
B. Saluran turun
C. Kondensat uap air keluar
D. Udara dan gas keluar
E. Larutan umpan masuk
F. Larutan .pekat keluar
G. Uat> airmasuk
H. Uap (dari larutan) keluar

1.1. Landasan Teori evaporator ftaksi residti sudah


dipisahkan.
Adapun fungsi dari evaporator adalah
(Nelson, 19S8): 1.2. Proses Pada Evaporator
1. Untuk memisahkan antara fase uap dan
fase cair crude oil setelah mengalami Proses yang trerjadi adalah secara fisis.
pemanasan di furnace dan untuk Crude oil yang telah dipanaskan pada
menguapkan fraksi ringan yang furnace masuk evaporator pada suhu
terdapat pada fase cair. Fase uap sekitar 330°C untuk dipisahkan antara fase
keluar lewat puncak menara uap dan fase cairnya. Fase uap akan keluar
evaporator (top produk) yang berupa lewat puncak menara evaporator(top
pertasol, kerosin, solar, dan PH solar produk), sedangkan fase cair keluar lewat
fase uap. Sedangkan fase cair keluar dasar menara(bottom produk). Untu_k
dari dasar menara evaporator (bottom membantu penguapan fraksi-fraksi ringan
produk) yang berupa residu dan PH yang masih terbawa oleh residu digunakan
solar fase cair. steam stripping. Steam diinjeksikan dari
2. Membantu beban kolom fraksinasi bagian bawah evaporator dengan tekanan 1
menjadi lebih ringan karena di dalam atm hingga 1,5 atm. Dengan injeksi steam

221
Unjuk Kerja Karakteristik Evaporator terhadap Neraca .............................. Yusuf Dewantoro Herlambang

maka tekanan parsial akan tuntn, sehingga fungsi steam stripping kurang efektif
titik didih akan turun dan fraksi ringan sedangkan j ika terlalu rendah maka waktu
yang masih terikut residu akan naik dan penguapan minyak lebih singkat dan
keluar dari puncak menara evaporator. menyebabkan banyak fraksi ringan terikat
Keuntungan penggunaan steam sebagai residu.
stripping: Peralatan
~ Mudah mendapatkannya Evaporator yang terdapat pada unit
~ Mudah dipisahkan kembali pengolahan PUSDIKLAT MIGAS Cepu
» Mempunyai titik didih lebih rendah terdiri atas bagian-bagian :
sehingga tidak tefjadi pefigembunafi a. Dindihg (shell) dan head

selama proses berlangsung. Shell dan head terbuat dari Carbon steel.

» Biaya pembuatan steam relative murah. Tebal shell 10 mm dan 10mm

b. Nozzle

1.1. Kondisi Operasi Evaporator Berfungsi untuk menyambung pipa antara

lain inlet umpan , inlet steam, outlet vapor,

Agar proses pemisahan pada evaporator dan outlet residu.

berjalan dengan baik maka perlu c. Screener

diperhatikan (Edminister, 1961) : Berfungsi untuk menahan partikel-partikel

1. Tekanan evaporator liquid agar tidak terikut ke fase uap.

Tekanan pada evaporator dijaga tidak d. Manhole

terlalu tinggi yaitu berkisar pada tekanan Berfungsi untuk lubang masuk orang pada

atmosferis sekitar 0,3 kg/cm2 absolut. saat membersihkan atau perbaikan.

Tekanan yang terlalu tinggi menghambat e. Drain

proses penguapan. Akibatnya fraksi residu Berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa

banyak mengandung fraksi ringan minyak pada saat stop produksi.

sedangkan tekanan terlalu rendah f. Isolasi

menyebabkan terikutnya fraksi residu naik Isolasi yang digunakan adalah Calsium

ke atas, dan merusak produk PH solar. Sliikat yang dnapisi dengan Alumunium

2. Temperatur evaporator sheet. Tujuan penggunaan isolasi :

Temperatur crude oil di evaporator 1. Untuk mempertahankan temperatur


dikendalikan oleh pemanas dari furnace. yang dikehendaki.
Diharapkan temperature tidak terlalu tinggi 2. Menjamin bekerja dengan aman pada
D
atau terlalu rendah (330 C). Temperatur kondisi permukaan uap panas ..
yang terlalu rendah menyebabkan proses Alat Instrumentasi
pemisahan tidak sempuma karena fraksi Antara lain Temperature Indicator,
yang seharusnya berupa uap masih berupa Pressure Indicator, Level Indikator,
cairan, akibatnya residu masih Controller, Level Control Valve yang
mengandung fraksi ringan. Temperatur semuanya untuk mengetahui dan mengatur
yang terlalu tinggi menyebabkan kondisi operasi (Nelson, 1958).
pemisahan tidak sempuma karena
terikutnya residu dan merusak mutu 2. Metode Penelitian
produk.
3. Level (Tinggi Permukaan Cairan) Crude oil yang keluar dari furnace
Tinggi permukaan cairan pada evaporator dimasukkan ke dalam evaporator V -1. Di
dijaga jangan sampai terlalu tinggi karena dalam evaporator terjadi pemisahan antara
akan mengurangi ruang penguapan Hnier fraksi berat dan fraksi ringannya. Proses
yang telah mengalami pemanasan pada pengolahan secara distilasi atmospherik di
furnace, sehingga proses tidak sempurna. PUSDIKLAT MIGAS menghasilkan
Pengaturan tinggi permukaan cairan juga pertasol 2, LAWS 3, LAWS 4, kerosine,
dimaksudkan untuk mengoptimalkan solar, PH solar dan residu. PH solar

222
()q(fJ3ITJf Vol.6 No.2 Juli 2010: 219 - 228

digunakan sebagai bahan baku pada unit IBP 84 I


183.2
Wax plant untuk menghasilkan batik wax 10 149 300.2
dari hasil samping berupa A Filter Oil 20 192 377.6
(Geankoplis, 1983). 30 242 467.6
I

40 270 518
1. Hasil dan Pembahasan 50 295 I
563
3.1. Neraca inassa pads evaporator 60 I
\ 608
70 653
a.) Data distilasi ASTM Crude Oil 80 698
Dan Log Sheet Distilling Unit dipetoleh I

90 743
data sebagai berikut :
T inlet = 340°C = 644 of
b.) Data distilasi suhu EFV
Ttop = 330°C = 626 OP Membuat data suhu ASTM nenjadi suhu
Tbottom = 280°C = 536 of EFV dari grafik 12.8 dan 12.9 Edmister.
Pinlet = 0.258 kglcm2 = 0.250 atm Suhu ASTM 50% = 563 OP
Ptop = 0.238 kglcm2 = 0.231 atm Suhu ASTM 30%-10% = 167.4 ~
Ptotal = 1 atm + P inlet = I + 0.258 kglcm2 Suhu EFV 50% = 563 of + T
= 1.250 atm = 18.379 psia
Dari Grafik 12.8 Edmister diperoleh T= -2,
Tabell. Data distilasi ASTM Crude Oil Sehingga suhu EFV 50% = 5610P
! o/odistilasi 1 °C I of t
Tabel 2. Data distilasi suhu EFV

% !

distilasi ASTM J
EFV (1 atm 1
T T
Jop) delta 11~} Interval _(OPJ delta Ti'tt
mp 183.2 : 304
I
I 117 0-10 65
10 300.2 369
I
167.4 10-30 129
I

30 467.6 I 498
95.4 30-50 63
50 563 I I
561
I, 90 50-70 57
70 1
653 I I 618
1I 90 70-90 54
90 743 I 672

223
Unjuk Kerja Karakteristik Evaporator terhadap Neraca .............................. Yusu! Dewantoro Herlambang

c.) Neraca massa evaporator

Top Product
Steam
Pertasol CA

Pertasol CB

,P ertasol' CC
Crude oil KerosID
Solar
T F=645.8°F
T=626<>P
m= 21302.49121 Ibliam

Steam
V-l

Bottom Product
PH Solar
Residue
T=536°F

Tabel 3. Data Flowrate dan spesefik gravity produk

Rate I
NO PRODUK (L/hari) s.g. (kg/L)
1 Crude Oil 275390 0.8426 I 0.8421 I

2 etrasol CA 23105 0.7033 0.7031


3 I Pertasol CB 2660 0.7326 0.7324
4 Pertasol CC 15539 0.1854 0.;849 I

5 Kerosene 61204 0.8124 ' 0.8119


6 Solar 114144 0.8599 0.8594
7 PH Solar 24885 0.8716 0.8712
8 Residue 32963 0.9170 0.9165
9 Total_produk 274500 I

10 Total 549890
11 Losses 890 I

224
aR!J3ITJ( Vol.6 No.2 Juli 2010 : 219 - 228

Tabel 4. Neraca massa evaporator

Massa Inlet
I NO I PRODUK (kglhari) I (lb/jam)

1
Crude Oil
231905.919 21302.4912 1
I

2
I Petrasol CA
I
I

3
Pertasol CB I

4
Pertasol CC

5 I

Kerosene

6 I Solar

7
PH Solar

8
Residue I

9
Total 231905.919 I
21302.49121
10
Losses 169.0392868

NO PRODUK Massa outlet


I Top Product Bottom Product
(kg/haril (lb/jam) (kglhari) I (lb/jam)
1 Crude Oil
I
Petrasol
2 CA 16245.1255 1492.25
Pertasol I

I
3 CB 1948.051 178.9447
Pertasol
I
4 I
CC 12196.5611 1120.356
5 Kerosene I 49691.5276 I 4564.581
6 Solar 98095.3536 I 9010.876
7 PH Solar 21679.81 1991.471
8 Residue ! 30209.27 2774.973
9 Total 178176.6188 I 16367.01 51889.08 4766.445
10 Losses

Berdasarkan grafik (Neilson, 1958), pada P


= 1 atm (14.7) dan T = 309.2 OP diperoleh sarna dicari T EFV pada 1.2 atm dan
T boiling = 305 of. Pada T boiling yang diperoleh = 325 OP. Diperoleh kurva :

225
Unjuk Kerja Karakteristik Evaporator terhadap Neraca .............................. Yusu! Dewantoro Herlambang

800 ~------~--------~------~--------~------~

700

cu
';i
~400 ~~~~-~~,~--~~-~~--~~--~~~~ -~~-+-+~
'x
<[
300 ¥~~~~=+==~~~t=~~===t~~~~=~~=t~~

200 ..:.#--- ' - - - - ' ' - - - - - - ' - - - l - - - - - - - - - I - - - - " - - - - ' - - _ + _ _ _ _

Axis Tit'e
Dengan menggunakan interpolasi data % Kebutuhan steam = 1.2 Ib/gal x 0.2641
distilasi ASTM dan suhu EFV operasi gallL x 4899.57 lib/jam x 110.8426
1.250 atm.Pada suhu 645 diperoleh = 1842.83 Ib/jam
o/oerude oil yang teruapkan = 73 %. Untuk kebutuhan steam t .2 Ib/gal
Sehingga: diperoleh crude oil yang menguap 3.8 %.
Crude oil masuk evaporator=21302.49121 Uap crude oil karena steam= 0.038 x
Ih/jam (1991.471 +2774.973)
Crude oil dalam fasa uap = 0.77 x = 181.124872 Ib/jam
21302.49121 = 16402.92 Ih/jam Uap crude oil total = crude oil fase
Crude oil dalam fasa cair = (1- 0.77) x uap+uap crude oil, karena steam=
21302.49121= 4899.57Ib/jam (16402.92 + 181.124872)= 16584.04
Dari Nelson hal.232 kebutuhan steam Ib/jam
untuk crude oil 0.4 -1.2 Ib/gal, diambil 1.2 Crude oil yang tidak teruapkan PH
Ib/gal. Sehingga : solar + residue = 1991.471 + 2774.973 =
4766.445 Ib/jam

TDRV = Titik Didih Rata-rata Volumetrik Faktor koreksi diperoleh dari Fig 5-4
TDRV = I;BP + I;00A. + T.,oolo + TFBP
+T If,.".
Nelson
5
K = Characterization Factor
· t'l . T(90%)-T(l0%)
SI ope D IS I asl = --9--'-0---1-0-'--'-';'"
VTDRMe R )
sg
TDRM = Titik Didih Rata-rata Molar
TDRM = TDRV - fakt6r koreksi

226
O<Rg3I'1J{ Vot6 No.2 Juli 2010 : 219 - 228

Heat Content diperoleh dari Fig 5-3 Nelson

Heat Content terkoreksi = Heat Content - Koreksi fase uap/cair - Koreksi tekanan

TabellO. Penentuan Heat Balance tiap komponen

I Mass Heat
II
Komponen Flow Content
Rate (BtU/Ib) Heat (Btu/jam)
Bottom
I (Ib/jam) Inlet Top Outlet outlet
I

Crude Oil
Uap 16402.92 446 73]5702.32
Crude Oil
Cair
Pertasol CA
4899.57
1492.25
373
499.7
1827539.61
745677.325
I I
1

Pertasol CB 178.9447 483 86430.290 I

Pertasol CC 1120.356 I 467 523206.252


Kerosene 4564.581 459
I
2095142.679 .
I
Solar 9010.876 447 4027861.572
I
PH Solar
Cair 1991.471 307 611381.597
Steam I

Saturated 2163.327 1216.957 2632675.936 1

Residue 2774.973 294 ! 815842.062 I,

_Total , '~ .~.J-


" 11775917.87 7478318.11 1427223.659

Steam masuk pada tekanan 1.8 psia dari App Pembabasan


A-2-9 Geankoplis diperoleh Psteam =
182.385 kPa Crude oil dari furnace dialirkan menuju
evaporator dengan suhu inlet 340°C (644
Heat Loss = Heat Inlet - Heat Outlet OP) untuk dipisahkan menjadi fraksi berat
(residu) yang merupakan produk bawah
= 11775917.87­ kolom (bottom product) dengan suhu bottom
(7478318.11+1427223.659) 280°C (536 OF) dan fraksi ringan berupa uap
hidrokarbon yang merupakan produk atas
= 2870376.101 Btu/jam
kolom (top product) dengan suhu top 280°C
% Heat Loss = ( 536 OF).
2870376.101 xl 00% = 24.38%
Untuk meningkatkan efisiensi penguapan
11775917.87
aliran feed masuk dibuat tidak langsung ke
Efisiensi Evaporator = (I-Heat Loss) x
tengah kolom tetapi dibuat serong
100% = (1 - 0.2438) x 100% = 75.62 %
mendekati bagian dalam kolom, sehingga
luas permukaan penguapan semakin besar
dan juga aliran menjadi turbulen. Evaporator

227
Unjuk Kerja Karakteristik Evaporator terhadap Neraca .............................. Yusu/ Dewantoro Herlambang

juga berfungsi meringankan kerja kolom Hardjono, Ir., 1987, Diktat Teknologi
fraksinasi dalam melaksanakan proses Minyak Bumi I, Edisi 2, Jurusan
pemisahan selanjutnya. Teknik Kimia, Fakultas Teknik
UGM.
Pada bagian bawah evaporator diinjeksikan
steam (steam stripping) pada tekanan 1.8 Nelson, W.L, 1958, Petroleum Refinery
kglcm~ yang bertujuan untuk memperkecil Engineering, Fourth edition,
tekanan parsial hidrokarbon. Jika tekanan International Student Edition,
parsial hidrokarbon turun maka penguapan Tokyo, Tokyo. Mc Graw Hill,
hidrokarbon menjadi lebih besar sehingga Kogakusha Ltd.
pemisahan uap hidrokarbon dan liquid
menjadi lebih sempurna. Top product
evaporator berupa pertasol CA, pertasol CB,
pertasol CC, kerosen, solar sedang bottom
product evaporator berupa PH Solar dan
residue.

Dari hasil perhitungan neraca panas


diperoleh nilai efisiensi untuk evaporator V­
1 di PUSDIKLAT MIGAS Cepu sebesar
75.62 %. Nilai efisiensi tersebut
menunjukkan bahwa evaporator masih dapat
beroperasi dengan layak tetapi hasilnya
kurang optimal. Hal ini dapat terjadi karena
adanya korosi dan deposit dalam evaporator
sehingga perpindahan panasnya tidak
berjalan sempurna.

3. Kesimpulan

a. Nilai efisiensi pada evaporator sebesar


75.62 %.
b. Menurunnya nilai efisiensi disebabkan
karena adanya korosi dan deposit dalam
evaporator.

DAFTARPUSTAKA

Edminister W.C., 1961, Applied


Hydrocarbon Thermodynamyc,
Vol. 1, Guff Publishing, Houston,
New York

Geankoplis, J.C, 1983, Transport Processes


and Unit Operation, Second
Editon, Allyn and Bacon, inc.
Massachussett.

228

Anda mungkin juga menyukai