Oleh:
OLEH :
P07120216003
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
b. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong
kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002)
3. POHON MASALAH
4. KLASIFIKASI
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti resonance imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik
dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah
otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET )
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu
menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam
otak.
5. Uji laboratorium
a. Fungsi lumbal
b. Hitung darah lengkap
c. Panel elektrolit
d. Skrining toksik dari serum dan urin
e. AGD
f. Kadar kalsium darah
g. Kadar natrium darah
h. Kadar magnesium darah
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
8. KOMPLIKASI
1. PEENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan
meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register , dan diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi,
DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang
keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda
persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1) pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan
cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga
kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan
dirinya
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas
karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema
dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering
terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
5) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga
dan orang lain.
7) Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan
konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
10) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi
areola mamae dan papila mamae
7) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam
kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. DIAGNOSA
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
N
KEPERAWA TUJUAN INTERVENSI (NIC)
TAN DAN
O
KOLABORA
SI
(NOC)
1. Menyusui tidak Setelah diberikan Health Education:
efektif tindakan keperawatan Berikan informasi mengenai :
berhubungan selama 3x24 jam klien
Fisiologi menyusui
dengan kuran menunjukkan respon
gnya breast feeding adekuat
Keuntungan menyusui
pengetahuan dengan indikator:
ibu tentang klien mengungkapkan Perawatan payudara
cara menyusui puas dengan
Kebutuhan diit khusus
yang benar kebutuhan untuk
menyusui
Faktor-faktor yang menghambat
klien mampu
proses menyusui
mendemonstrasikan
Demonstrasikan breast care dan
perawatan payudara
pantau kemampuan klien untuk
melakukan secara teratur
Ajarkan cara mengeluarkan ASI
dengan benar, cara menyimpan, cara
transportasi sehingga bisa diterima
oleh bayi
Berikan dukungan dan semangat pada
ibu untuk melaksanakan pemberian
Asi eksklusif
Berikan penjelasan tentang tanda dan
gejala bendungan payudara, infeksi
payudara
Anjurkan keluarga untuk
memfasilitasi dan mendukung klien
dalam pemberian ASI
Diskusikan tentang sumber-sumber
yang dapat
memberikan informasi/memberikan
pelayanan KIA
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Pain Management
agen injuri asuhan keperawatan Lakukan pengkajian nyeri secara
fisik (luka selama 3x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
insisi operasi) diharapkan nteri karakteristik, durasi, frekuensi,
berkurang dengan kualitas dan faktor presipitasi
indicator: Observasi reaksi nonverbal dari
Pain Level, ketidaknyamanan
Pain control, Gunakan teknik komunikasi
Comfort level terapeutik untuk mengetahui
Mampu pengalaman nyeri pasien
mengontrol nyeri Kaji kultur yang mempengaruhi
(tahu penyebab respon nyeri
nyeri, mampu Evaluasi pengalaman nyeri masa
menggunakan lampau
tehnik Evaluasi bersama pasien dan tim
nonfarmakologi kesehatan lain tentang
untuk mengurangi ketidakefektifan kontrol nyeri masa
nyeri, mencari lampau
bantuan) Bantu pasien dan keluarga untuk
Melaporkan bahwa mencari dan menemukan dukungan
nyeri berkurang Kontrol lingkungan yang dapat
dengan mempengaruhi nyeri seperti suhu
menggunakan ruangan, pencahayaan dan
manajemen nyeri kebisingan
Mampu mengenali Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri (skala, Pilih dan lakukan penanganan nyeri
intensitas, (farmakologi, non farmakologi dan
frekuensi dan inter personal)
tanda nyeri) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Menyatakan rasa menentukan intervensi
nyaman setelah Ajarkan tentang teknik non
nyeri berkurang farmakologi
Tanda vital dalam Berikan analgetik untuk mengurangi
rentang normal nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
-
3. Kurang Setelah dilakukan asuhan Teaching : Disease Process
pengetahuan keperawatan selama Berikan penilaian tentang tingkat
tentang 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien tentang proses
perawatan ibu pengetahuan klien penyakit yang spesifik
nifas dan meningkat dengan Jelaskan patofisiologi dari penyakit
perawatan post indicator: dan bagaimana hal ini berhubungan
operasi b/d Kowlwdge : disease dengan anatomi dan fisiologi,
kurangnya process dengan cara yang tepat.
sumber Kowledge : health Gambarkan tanda dan gejala yang
informasi Behavior biasa muncul pada penyakit, dengan
Pasien dan cara yang tepat
keluarga Gambarkan proses penyakit, dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahaman Identifikasi kemungkinan penyebab,
tentang penyakit, dengna cara yang tepat
kondisi, prognosis Sediakan informasi pada pasien
dan program tentang kondisi, dengan cara yang
pengobatan tepat
Pasien dan Hindari jaminan yang kosong
keluarga mampu Sediakan bagi keluarga atau SO
melaksanakan informasi tentang kemajuan pasien
prosedur yang dengan cara yang tepat
dijelaskan secara Diskusikan perubahan gaya hidup
benar yang mungkin diperlukan untuk
Pasien dan mencegah komplikasi di masa yang
keluarga mampu akan datang dan atau proses
menjelaskan pengontrolan penyakit
kembali apa yang Diskusikan pilihan terapi atau
dijelaskan penanganan
perawat/tim Dukung pasien untuk mengeksplorasi
kesehatan lainnya. atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
4. Defisit Setelah dilakukan asuhan Self Care assistane : ADLs
perawatan diri keperawatan selama Monitor kemempuan klien untuk
b.d. Kelelahan. 3x24 jam ADLs klien perawatan diri yang mandiri.
meningkat dengan Monitor kebutuhan klien untuk
indicator: alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
Self care : Activity of berpakaian, berhias, toileting dan
Daily Living (ADLs) makan.
Klien terbebas dari Sediakan bantuan sampai klien
bau badan mampu secara utuh untuk
Menyatakan melakukan self-care.
kenyamanan Dorong klien untuk melakukan
terhadap aktivitas sehari-hari yang normal
kemampuan untuk sesuai kemampuan yang dimiliki.
melakukan ADLs Dorong untuk melakukan secara
Dapat melakukan mandiri, tapi beri bantuan ketika
ADLS dengan klien tidak mampu melakukannya.
bantuan Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
5. Risiko infeksi Setelah dilakuakan Infection Control (Kontrol infeksi)
b.d tindakan asuhan keperawatan Bersihkan lingkungan setelah dipakai
invasif, selama 3x24 jam pasien lain
paparan diharapkan resiko infeksi Pertahankan teknik isolasi
lingkungan terkontrol dengan Batasi pengunjung bila perlu
patogen indicator: Instruksikan pada pengunjung untuk
Immune Status mencuci tangan saat berkunjung dan
Knowledge : setelah berkunjung meninggalkan
Infection control pasien
Risk control Gunakan sabun antimikrobia untuk
Klien bebas dari cuci tangan
tanda dan gejala Cuci tangan setiap sebelum dan
infeksi sesudah tindakan kperawtan
Mendeskripsikan Gunakan baju, sarung tangan sebagai
proses penularan alat pelindung
penyakit, factor Pertahankan lingkungan aseptik
yang selama pemasangan alat
mempengaruhi Ganti letak IV perifer dan line central
penularan serta dan dressing sesuai dengan petunjuk
penatalaksanaanny umum
a, Gunakan kateter intermiten untuk
Menunjukkan menurunkan infeksi kandung
kemampuan untuk kencing
mencegah Tingktkan intake nutrisi
timbulnya infeksi Berikan terapi antibiotik bila perlu
Jumlah leukosit Infection Protection (Proteksi
dalam batas Terhadap Infeksi)
normal Monitor tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan sistemik dan lokal
perilaku hidup Monitor hitung granulosit, WBC
sehat Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
C. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA