Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Varicella merupakan salah satu penyakit dengan manifestasi pada kulit yang disebabkan
oleh virus Varizela Zoster. Varizela Zoster Virus (VZV) merupakan famili human herpes
virus yang dapat menyebabkan 2 jenis penyakit yaitu pada infeksi pertama akan
menyebabkan varicella dan pada infeksi sekunder kan menyebabkan herpes zoster.1
Varicella terdapat di seluruh dunia dan tidak ada perbedaan infeksi pada ras
tertentu. Varicella terutama mengenai anak usia 3-6 tahun hingga di bawah 20 tahun. VZV
masuk ke dalam tubuh menusia melalui mukosa saluran pernafasan bagian atas, orofaring
maupun konjungtiva, siklus replikasi virus pertana terjadi pada hari ke 2-4 yang berlokasi
pada limph node regional kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui
darah dan kelenjar limfe, yang mengakibatkan viremia primer. Kemudian diikuti dengan
perkembangan virus selanjutnya dan terjadilah viremia sekunder dan akan menimbulkan
lesi yang khas pada kulit.1,2
Gambaran klinis varicela akan menyebabkan gejala prodormal berupa demam,
mlaise, nyeri kepala, mual dan anoreksia yang terjadi 1-2 hari sebelum timbulnya lesi di
kulit. Lesi pada variceladiawali di daerah wajah dan kulit kepala, kemudian meluas pada
daerah dada (centripetal) dan meluas ke ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mulut
dan genital. Lesi pada varicela sangat khas yaitu sangat gatal dan terdapat semua stadium
lesi secara bersamaan pada suatu saat dan diawali berupa makula eritema dan pada waktu
cepat menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang mengandung cairan
jernih dengan dasar eritema.2
Penatalaksanaan pasien dengan varicella adalah dengan pemberian antivirus yang
akan efektif apabila diberikan 48-72 jam setelah lesi pertama muncul. Golongan antivirus
yang dapat diberikan adalah asiklovir, valasiklovir dan farmsiklovir. Untuk melakukan
pencegahan agar tidak timbul komplikasi yang berat maka pada pasien yang
imunokompeten ataupun pada kelompok-kelompok berisiko dapat diberikan imunisasi
pasif menggunakan VZIG (Varicella Zoster Imuno Globulini) yang dapat diberikan kurang
dari 967 jam setelah terpajan. Prognosis dari pasien yang mengalami varizella mengarah
ke baik apabila dilakukan penannganan yang cepat dan tepat, namun apabila kondisi imun
tubuh seseorang sedang tidak baik dan penanganan tidak adekuat maka akan
menimbukkan komplikasi dan prognosis mengarah ke buruk.2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Varicella


Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh Varicella
Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai dengan adanya
vesikel. Virus ini dapat menyebabkan dua jenis infeksi. Pada infeksi virus pertama akan
menimbulkan manifestasi klinis berupa varicella dan pada reaktivasi virus akan
menimbulkan manifestasi berupa herpes zoster yang mengenai ganglion saraf tertentu.1,2

2.2 Etiologi dan Faktor Risiko


Etiologi dari varicella ini adalah famili human herpes virus yang termasuk ke dalam
genom DNA double-stranded, tertutup inti yang mengandung protein dan dibungkus oleh
glikoprotein.2
Faktor risiko yang meningkatkan mudahnya penularan infeksi ini adalah apabila
terpapar droplet dari penderita yang menular melalui saluran pernapasan, percikan ludah,
terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental. Individu
dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi
sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta
biasanya sekitar 5 hari.Kontak tersebut memudahkan seseorang terinfeksi oleh VZV pada
paparan pertama dan apabila status imun sedang menurun atau belum pernah mendapatkan
vaksinasi VZV akan meningkatkan risiko infeksi.2,3

2.3 Epidemiologi
Penyebabran virus ini di Indonesia lebih banyak terjadi pada musim peralihan antara
musim panas ke musim hujan atau sebaliknya Namun varisela dapat menjadi penyakit
musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat,
ataupun menyebar di dalam satu sekolah.2
Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9
tahun, namun tidak menuutp kemungkinan orang dewasa yang belum pernah terinfeksi
juga dapat terjangkit virus ini. Apabila seorang ibu hamil terjangkit varicela maka janin
akan berisiko tertular varicella. Dari hasil penelitian yang dilalukan sebelumnya ditemukan

2
sekitar 3% herpes zoster pada anak ataupun dewasa biasanya ditemukan pada anak-anak
yang menderita penyakit keganasan atau imunokompromis.3,4

2.4 Patogenesis
Masa inkubasi varicella antara 10-21 hari dengan durasi rata-rata 14-17 hari. VZV masuk
ke dalam tubuh manusia melalui inhalasi dari sekresi pernafasan (droplet) ataupun kontak
langsung dengan lesi kulit. Infeksi melalui droplet dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5
hari setelah timbul lesi pada kulit.2,3
VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran pernafasan bagian
atas, orofaring ataupun konjungtiva. Siklus replikasi virus pertama terjadi pada hari ke 2-4
yang berlokasi pada kelenjar limpe regional kemudian diikuti penyebaran virus dalam
jumlah sedikit melalui darah dan kelenjar limfe, yang mengakibatkan terjadinya viremia
primer yang terjadi pada hari ke 4-6 setelah infeksi pertama. Setelah infeksi pertama akan
dilanjutkan dengan infeksi virus kedua yang terjadi pada hepar dan limpa, yang
mengakibatkan terjadinya viremia sekunder. Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14-16 yang mengakibatkan munculnya
lesi pada kulit yang khas. Masa infeksius dari infeksi ini adalah 2 hari sebelum sampai
dengan 5 hari setelah munculnya lesi pada kulit. Setelah smebuh dari infeksi ini virus akan
berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensoris dan
ditarnsportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke genglion sensoris.
Pada ganglion tersebut terjadi infeksi laten (dorman), dimana virus tersebut tidak lagi
menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk merubah
menjadi infeksius apabila terjadu reaktivasi virus yang akan menimbulkan manifestasi
berupa herpes zoster.3,4

Gambar 1. Patogenesis Varicella

3
2.5 Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Gejala klinis dari varicella dapat digambarkan dalam 2 stadium antara lain :
1. Stadium Prodromal
Gejala prodromal timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi, dengan timbulnya ruam kulit
disertai demam yang tidak begitu tinggi serta malaise. Pada anak lebih besar besar dan
dewasa ruam didahului oleh demam selama 2-3 hari sebelumnya, menggigil, malaise,
nyeri kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa kasus nyeri tenggorok.3,4
2. Stadium Erupsi
Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala, dengan cepat menyebar ke badan dan
ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup dan jarang ditemukan pada
telapak kaki dan tangan. Penyebaran lesi varisela bersifat sentripetal. Gambaran yang
menonjol adalah perubahan yang cepat dari makula kemerahan ke papula, vesikula,
pustula dan akhirnya menjadi krusta. Perubahan ini hanya terjadi dalam waktu 8-12 jam.
Gambaran vesikel khas, superfisial, dinding tipis dan terlihat seperti tetesan air.
Penampang 2-3 mm berbentuk elips dengan sumbu sejajar garis lipatan kulit. Cairan
vesikel pada permulaan jernih, dan dengan cepat menjadi keruh akibat serbukan sel radang
dan menjadi pustula. Lesi kemudian mengering yang dimulai dari bagian tengah dan
akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu bergantung kepada
dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah
muda dan kemudian berangsur-angsur hilang. Apabila terdapat penyulit berupa infeksi
sekunder dapat terjadi jaringan parut.2,4
Varicella yang terjadi pada masa kehamilan, dapat menyebabkan terjadinya
varisela intrauterin yang terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan ataupaun varicella
neonatal. Apabila terjadi varicella intrauterin maka manifestasi yang akan ditemukan pada
janin antara lain berupa atropi kedua lengan dan tungkai, kelainan neurologik maupun
ocular dan mental retardation. Varicela neonatal terjadi apabila ibu mengalami varicela 5
hari sebelum atau 2 hari setelah melahirkan. Bayi akan terpapar dengan viremia sekunder
dari ibunya yang didapat dengan cara transplasental tetapi bayi tersebut belum mendapat
perlindungan antibodi disebabkan tidak cukupnya waktu untuk terbentuknya antibodi pada
tubuh ibu yang disebut transplasental antibodi.2,3
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang apabila diperlukan. Dari anamnesis akan ditemukan gejala-gejala prodormal
yang mengarah ke varicela, dan dari pemeriksaan fisik akan detemukan lesi khas varicela.

4
Untuk pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan Tzank
smear dengan pewarnaan giemsa yang akan ditemukan multinucleat giant cell. Selain itu
dapat dilakukan pemeriksaan Direct Fluorescent Assay (DFA) yang digunkan untuk
menemukan antigen virus varicella zoster.1,3

2.6 Tatalaksana
Pada infeksi varicela pemberian antuvirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan
waktu penyembuhan yang akan lebih singkat. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka
waktu kurang dari 48-72 jam setelah erupsi di kulit muncul. Golongan antivirus yang dapat
diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir dan farmsiklovir.1,2
Dosis asiklovir pada neonatus sebanyak 500 mg/m2 secara IV setiap 8 jam selama
10 hari, sedangkan pada anak 2-12 tahun dengan dosis 4x20 mg/kgBB/hari/oral selama 5
hari. Untuk pubertas dan dewasa diberikan asiklovir 5x800 mg / oral selama 7 harai atau
valasiklovir 3x1 gram /oral selama 7 hari atau farmsiklovir dengan dosis 3x500 mg/oral
selama 7 hari.3,4
Lesi yang masih berbentuk vesikel dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah.
Sedangkan vesikal yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta dapat diberikan salep
antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Apabila ditemukan demam dapat
berikan antipiretik/analgetik seperti paracetamil dengan dosis 3x 10mg/kgBB/kali.1,2

2.7 Prognosis dan Komplikasi


Pada pasien yang imunokompeten, biasanya dijumpai varicela ringan sehingga jarang
menimbulkan komplikasi, sehingga prognosis akan mengarah ke baik. Namun dapat
ditemukan beberapa komplikasi antara lain :1,2
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri.
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang berkisar antara
5-10%. Lesi pada kulit tersebut menjadi tempat masuk organisme yang virulen dan
apabila infeksi meluas dapat menimbulkan impetigo, furunkel, cellulitis dan
erisipelas.
2. Scar Hipertrofi
Timbulnya scar berhubungan dengan infeksi staphylococus atau streptococus yang
berasal dari garukan.

5
3. Pneumonia
Dapat timbul pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa, yang dapat
menimbulkan keadaan fatal.
4. Komplikasi neurologik
Komplikasi neurologis yang dapat ditimbuljan berupa akut postinfeksius serebral
ataksia yang muncul secara tiba-tiba dan selalu terjadi 2-3 minggu setelah
timbulnya varicela. Manifestasi yang dapat ditimbulkan berupa tidak dapat
mempertahankan posisi berdiri hingga tidak mampu untuk berdiri serta disertai
dengan disartria.
5. Herpes zoster
Herpes zoster merupakan bentuk komplikasi yang lambat dari varicela yang timbul
beberapa bulan hingga tahun setelah terjadinya infeksi primer.
6. Reye Syndrome
Reye sindrome ditandai dengan adanya fatty liver dan encepalopati.3,4

6
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 IDENTITAS PASIEN


Inisial : IWS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Asal : Gumbrih
Status : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2017

3.2 ANAMNESIS
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Demam dan Muncul bintik-bintik berair
Pasien datang dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 4 hari SMRS.
Pasien mengatakan demam muncul secara mendadak dan dirasakan di seluruh
tubuh. Kemudian setelah demam muncul 2 hari SMRS mulai muncul bintik
berair yang dirasakan nyeri dan gatal. Bintik berair tersebut awalnya muncul d
wajah pasien kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bintik berair tersebut
dirasakan nyeri dan disertai sedikit gatal. Kemudian pecah mengeluarkan cairan
putih. Bintik-bintik berair tersebut dirasakan di seluruh tubuh hingga
menganggu aktivitas pasien sehari-hari. Untuk mengurangi keluhannya pasien
hanya mengkonsumsi obat penurun panas dan memberikan bedak salicyl pada
bintik berair tersebut. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah adanya nyeri
saat menelan dan disertai batuk dan pilek. Makan dan minum dikatakan
normal.

7
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Dahulu pasien dikatakan pernah mengalami cacar air pada saat di bangku
sekolah dasar, namun tidak sebesar keluhan yang terjadi saat ini. Pasien
dikatakan dahulu hanya muncul 2 buah bintik berair di sekitar wajah yang mirip
dengan jerawat namun tidak disertai demam. Penyakit kronis lain seperti
Diabetes Melitus ataupun stroke disangkal oleh pasien.

c. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien dikatakan anak dan ibu pasien mengalami keluhan yang
sama sebelum keluhan yang dirasakan pasien muncul. Kemudian pasien
menglami keluhan yang sama beberapa hari setelahnya. Riwayat penyakit lain
di keluarga disangkal oleh pasien.

d. Riwayat Sosial
Pasien sehari-hari merupkan pekerja swasta. Di lingkungan kerja pasien
dikatakan tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien
dikatakan memiliki kebiasaan merokok, namun tidak minum-minuman
beralkohol.

3.3. PEMERIKSAAN FISIK


Status Present :
Kesan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
TD : 110/70
N : 102 x/menit
RR : 22 x/menit
Temp. Axila : 39,2 0 C

Status General
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-,RP +/+ isokor
THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax : Cor : S1S2 Tunggal reguler, murmur (-)

8
Pulmo : vesikuler +/+, Rhonkhi -/-, Wheezing +/+

Ekstremitas
Hangat Edema

+ + - -
+ + - -

Status Dermatologis

Status Dermatologis :
Pada regio Facialis, Abdomen dan
Ekstremitas atas :
Tampak pustul dan vesikel di atas makula
eritema, bentuk bulat dinding tegang
mengandung cairan jernih hingga keputihan
diskret generalisata.

Asessment : Varicella

9
3.4 TATALAKSANA
Pasien kemudian deberikan tatalaksana berupa :
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Acyclovir tab 5 x 800 mg
 Paracetamol 500 mg @6 jam
 Antacida Syr 3 x CI
 Ranitidine tab 2 x 150 mg
 Observasi keluhan dan vital sign.

Perkembangan selama perawataan


1. 21 november 2017
S : pusing (+), demam (-), perih dan gatal pada tubuh (+) berkurang, bintik berair
(+), diare (-), BAK normal, mual (-), muntah (-), makan dan minum baik.
O : St. Present
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Tax : 36,4 0C
RR : 18 x/menit
Status general:
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-,RP +/+ isokor
THT : sesuai status lokalis
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax : Cor : S1S2 Tunggal reguler, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Rhonkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : hangat di keempat ekstremitas
Hangat Edema
Status dermatologis :
Tampak pustul dan vesikel di atas makula eritema, bentuk bulat dinding
tegang mengandung cairan jernih hingga keputihan diskret generalisata.
A : Varicella
P : IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Acyclovir tab 5 x 800 mg
Paracetamol 500 mg @6 jam

10
Antacida Syr 3 x CI
Ranitidine tab 2 x 150 mg
Observasi keluhan dan vital sign.
2. 22 November 2017
S : pusing (+), demam (-), perih dan gatal pada tubuh (+) berkurang, bintik berair
(+), diare (-), BAK normal, mual (-), muntah (-), makan dan minum baik.
O : St. Present
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Tax : 36,4 0C
RR : 18 x/menit
Status general:
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-,RP +/+ isokor
THT : sesuai status lokalis
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax : Cor : S1S2 Tunggal reguler, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Rhonkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : hangat di keempat ekstremitas
Hangat Edema
Status dermatologis :
Tampak pustul dan vesikel di atas makula eritema, bentuk bulat dinding
tegang mengandung cairan jernih hingga keputihan diskret generalisata.
A : Varicella
P : IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Acyclovir tab 5 x 800 mg
Paracetamol 500 mg @6 jam
Antacida Syr 3 x CI
Ranitidine tab 2 x 150 mg
Observasi keluhan dan vital sign.
3. 23 november 2017
S : pusing (+), demam (-), perih dan gatal pada tubuh (-) berkurang, bintik berair
(+), krusta (+) diare (-), BAK normal, mual (-), muntah (-), makan dan minum
baik.

11
O : St. Present
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Tax : 36,2 0C
RR : 18 x/menit
Status general:
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-,RP +/+ isokor
THT : sesuai status lokalis
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax : Cor : S1S2 Tunggal reguler, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Rhonkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : hangat di keempat ekstremitas
Hangat Edema
Status dermatologis :
Tampak krusta dan papul sebaran diskret generalisata.
A : Varicella
P : BPL
Acyclovir tab 5 x 800 mg  lanjut sampai dengan 5 hari
Paracetamol 500 mg @6 jam  jika demam
KIE : jangan menggaruk daerah bekas muncul bintik berair untuk mencegah
infeksi sekunder.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus pasien datang dengan keluhan demam dan muncul bintik berair yang
sudah dirasakan pasien sejak 4 hari SMRS, demam dirasakan di seluruh tubuh sebelum
keluhan bintik berair muncul kemudian 2 hari setelah demam mulai muncul bintik berair
yang diawali di daerah wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bintik beriar
mengandung cairan putih berdinding tegang tegang dan terasa nyeri. Bintik berair
dikatakan terasa nyeri dan terasa gatal. Pasien hanya menggunakan bedak salicyl untuk
mengurangi keluhannya dan meminum paracetamol untuk mengurangi demam.
Dari Keluhan pasien di atas sudah sesuai dengan teori varicela dimana sebelum
muncul vesikel di seluruh tubuh akan diawali dengan gejala prodormal seperti febris, nyeri
menelan dan gejala lain kemudian dalam jangka waktu beberapa jam akan mulai muncul
vesikel yang menyebar secara sentripetal. Vesikel akan berdinding tegang dan
mengandung cairan putih yang sangat infeksius.2,3
Dari pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan peningkatan suhu tubuh yaitu
39,40C, dari pemeriksaan status general ditemukan dalam batas normal, dan dari
pemeriksaan status deramtologis ditemukan pada regio fasialis, abdomen dan ekstremitas
atas ditemukan vesikel dan papul di atas makula eritema bentuk bulat berdinding tegang
mengandung cairan putih. Vesikel tersebut dikatakan gatal dan terasa perih.
Dari hasil pemeriksaan fisik tersebut telah sesuai dengan teori dimana akan
ditemukan temuan berupa ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala, dengan cepat
menyebar ke badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup dan
jarang ditemukan pada telapak kaki dan tangan. Penyebaran lesi varisela bersifat
sentripetal. Gambaran yang menonjol adalah perubahan yang cepat dari makula kemerahan
ke papula, vesikula, pustula dan akhirnya menjadi krusta. Perubahan ini hanya terjadi
dalam waktu 8-12 jam. Gambaran vesikel khas, superfisial, dinding tipis dan terlihat
seperti tetesan air. Penampang 2-3 mm berbentuk elips dengan sumbu sejajar garis lipatan
kulit. Cairan vesikel pada permulaan jernih, dan dengan cepat menjadi keruh akibat
serbukan sel radang dan menjadi pustula. Lesi kemudian mengering yang dimulai dari
bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu
bergantung kepada dalamnya kelainan kulit.3,4

13
Pasien kemudian ditatalaksana dengan memberikan IVFD NaCl 0,9% 20 tpm ,
Acyclovir tab 5 x 800 mg, paracetamol 500 mg @6 jam, Antacida Syr 3 x CI, Ranitidine
tab 2 x 150 mg, dengan mengobservasi keluhan dan vital sign. Pasien dilakukan perawatan
selama 3 hari dan obat oral selama di rumah dilanjutkan dengan pemberian acyclovir
5x800 mg selama 5 hari. Prognosis pasien ini mengarah ke baik.
Sesuai dengan teori, penatalaksanaan pasien dengan varicella diberikan antiviral
salah satunya adalah acyclovir. Dosis asiklovir pada neonatus sebanyak 500 mg/m2 secara
IV setiap 8 jam selama 10 hari, sedangkan pada anak 2-12 tahun dengan dosis 4x20
mg/kgBB/hari/oral selama 5 hari. Untuk pubertas dan dewasa diberikan asiklovir 5x800
mg / oral selama 7 harai atau valasiklovir 3x1 gram /oral selama 7 hari atau farmsiklovir
dengan dosis 3x500 mg/oral selama 7 hari. Terapi suportif dapat diberikan dengan
pemberian cairan, dan terapi simtomatis berupa antipiretik dan analgetik serta bedak yang
mengandung mentol untuk mengurangi keluhan gatal dan nyeri pada daerah vesikel.3,4

14
BAB V
SIMPULAN

Dari penjabaran kasus di atas hal yang dapat disimpulkan berupa :


1. Varicella merupakan salah satu infeksi kulit yang disebabkan oleh varicela zoster
virus dengan manifestasi klinis berupa kelainan kulit berbentuk vesikel dengan
dinding tegang mengandung cairan jernih yang dalam beberapa jam akan berubah
menjadi pustul.
2. Penatalaksanaan pasien dewasa dapat diberikan dengan pemberian antiviral berupa
Acyclovir dengan dosis 5x800 mg / oral selama 7 harai. Dan dapat diberikan terapi
suportif dan simtomatis.
3. Pada pasien antara gejala klinis dan temuan kelainan kulit dari hasil pemeriksaan fisik
sesuai dengan teori yang menunjukkan adanya gejala prodormal kemudian diikuti
dengan adanya lesi pada kulit berupa vesikel. Kemdian pasien ditatalaksana sesuai
dengan varicela.
4. Prognosis dari pasien mengarah ke baik karena telah ditatalaksana dengan tepat dan
cepat.

15

Anda mungkin juga menyukai