Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah dalam artian umum merupakan suatu bangunan yang dijadikan tempat tinggal
manusia selama jangka waktu tertentu, yang berfungsi untuk melindungi dari panasnya matahari,
hujan dan angin. Rumah juga salah satu tempat di mana menjalankan segala aktivitas seperti makan,
tidur, belajar, berkumpul dengan keluarga dan lain-lain.

Aceh merupakan suatu daerah di Indonesia yang terletak pada bagian barat. Aceh terletak
di daerah yang berdekatan dengan laut sehingga mempunyai rumah adat panggung yaitu Rumoh
Aceh. Bangunan Tradisional Aceh Gayo merupakan suatu karya arsitektur yang memiliki estetika
dan ciri khas tersendiri. Keunikan tersebut berupa seni yang digunakan pada bangunan tersebut.
Bangunan Rumoh Aceh merupakan Rumah Adat Aceh yang memiliki banyak filosofi dan ciri khas
daerah tersebut. Rumoh Aceh. Berdasarkan uraian tersebut untuk menjelaskan lebih jauh mengenai
arsitektur yunani maka dalam makalah ini akan dibahas pada bab selanjutnya.

Lowie menjelaskan bahwa, pola kekerabatan adalah hubungan sosial yang terjadi antara
seseorang dengan saudara-saudaranya atau keluarganya, baik dari jalur ayahnya maupun ibunya,
berdasarkan padapertalian darah maupun akibat pernikahan. Sistem keturunan atau kekerabatan
dapat dibagi menjadi tiga hubungan, yaitu patrilineal (keturunan dari garis bapak),matrilineal
(garis terurunan ibu) dan bilateral (dari keduanya (ayah-ibu)). Masyarakat Aceh seperti halnya
kaum muslim Indonesia pada umumnya, mengikuti dimana system kekerabatan dititik beratkan
pada garis bapak (patrilineal) misalnya dalam hal pembagian harga warisan.

Menurut M. Yahya Mansur dalam Budhisantoso, disebutkan dalam adat masyarakat Aceh
bahwa sesudah upacara perkawinan selesai, maka tempat tinggal pertama untuk pasangan baru
adalah di rumah orang tua istri.Pada umumnya mereka menempatinya sampai mempunyai anak
(pertama), selanjutnya pindah ke tumah baru disekitar rumah orang tua istri atau bila terpaksa
sedikit agak jauh, namun diusahakan masih berada dalam saboeh gampong (satu kampong). Adat
menetap ini disebut matrilocal, sedangkan suami yang menetap pada rumah pihak istri disebut
uxorilocal.
Menurut koentjaraningrat, bahwa adat menetap setelah menikah antara lain akan
mempengaruhi kekerabatan dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang masih menganut adat
uxorilocal pada keluarga luas akan menempati suatu tempat tinggal yang besar, ataupun dapat
terpecah dalam keluarga inti yang masing-masing tinggal pada satu rumah yang saling berdekatan

1.2 Rumusan Masalah


1. Pada bagian apa saja perubahan yang terjadi pada Rumah Gayo Aceh ?
2. Apa Saja Faktor yang mengakibatkan Perubahan-Perubahan Tersebut ?
3. Bagaimana Proses Perubahan Pola Ruangan pada jaman dahulu hingga sekarang pada
rumah Gayo Aceh ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja perubahan pada Rumah Gayo Aceh seiring dengan
perkembangan dan apa saja factor yang mengakibatkan perubahan-perubahan tersebut.

1.4 Manfaat

Untuk Mahasiswa Arsitektur

1. Mengetahui perubahan yang terjadi pada Rumah Gayo


2. Mengetahui Faktor yang mengakibatkan Perubahan-Perubahan Tersebut
3. Mengetahui Perubahan Pola Ruangan pada jaman dahulu hingga sekarang pada rumah
Gayo Aceh

Untuk Dosen

1. Memberi informasi tambahan mengenai Arsitektur Nusantara Khususnya pada Rumah


Adat Gayo Aceh

1.5 Metode Penulisan


Metode yang digunakan pada penulisan makalah ini antara lain :

1. Metode kajian pustaka yaitu dengan mengambil beberapa artikel dari internet serta dan
beberapa referensi dari buku.
2. Metode Pembahasan dengan membandingkan Rumah Adat Gayo Aceh yang didapatkan
melalui Kajian teori pada bangunan Rumah Adat Gayo Aceh yang dulu dengan Bentuk
bangunan Rumah Adat Gayo Aceh yang sekarang.

Anda mungkin juga menyukai